Share

TCM 13

last update Huling Na-update: 2021-05-07 06:41:44

Ana baru saja selesai menyuapi ayah mertuanya, ia membersihkan kamar itu baru kemudian pergi untuk membersihkan dirinya. Meski Ana kesal dengan sikap Zidan, tapi ia masih berusaha bersabar dengan tetap mengurus ayah mertuanya.

Saat Ana baru keluar dari kamar mertuanya, Zidan juga baru saja masuk rumah. Ana tidak tersenyum atau menyapa, ia hanya mengeluarkan ekpresi datar.

Zidan menghampiri Ana, ia kemudian mengecup kening istrinya. Ana masih mengeluarkan ekspresi datar, ia tidak menyambut atau sekedar berbasa-basi mengucapkan sesuatu.

“Gimana kabar ayah?” tanya Zidan menatap Ana.

“Baik, kenapa tidak lihat saja sendiri?” Jawab dan tanya Ana.

Ana langsung berjalan meninggalkan Zidan, membuat pria itu sedikit merasa aneh. Zidan pun menyusul Ana yang ternyata masuk ke kamar. Istrinya itu langsung masuk ke kamar mandi sebelum Zidan menghampiri dirinya lagi.

Selama Ana mandi, Zidan tampak duduk di tepian ranjang. Ia menunggu Ana selesai untuk bisa berbincang dengannya. Meski Ana jarang bicara, tapi sikapnya hari ini membuat Zidan merasa berbeda.

Setengah jam berlalu, Ana keluar dengan rambut setengah basah. Ia tak menghampiri Zidan, Ana memilih langsung duduk di depan meja riasnya untuk mengeringkan rambut.

“Apa ada masalah? Apa Mikaila membuat masalah lagi?” tanya Zidan menebak.

Pria itu berdiri di samping dan menatap Ana yang terlihat cuek kepadanya.

“Mas, boleh aku minta sesuatu?” tanya Ana tanpa menjawab pertanyaan Zidan sebelumnya.

Ana sedikit mendongak agar bisa melihat wajah Zidan.

“Minta apa?”

“Aku ingin bekerja, aku bosan di rumah seperti ini setiap hari,” pintanya.

Zidan terkejut dengan permintaan Ana, ia memutar kursi Ana agar menghadap padanya, lantas Zidan berjongkok di hadapan istrinya itu, menatap seraya memegang kedua telapak tangan Ana.

“Kenapa? Kamu nggak usah kerja, An! Biar aku saja yang kerja,” jawab Zidan.

Ana kecewa mendengar jawaban suaminya, ia semakin merasa benar-benar hanya dimanfaatkan dengan sikap Zidan yang melarangnya bekerja. Ana melepas tangannya dari genggaman Zidan, ia kemudian berdiri membuat Zidan terkejut dan langsung ikut berdiri.

“Kenapa nggak boleh kerja? Biar kamu bisa terus memintaku mengurus ayah dan kedua adikmu? Aku juga punya dunia sendiri, aku tidak mau jika terus-menerus hanya mengurus mereka seperti pembantu!”

Ana terlihat benar-benar emosi sekarang, ini adalah pertama kalinya Ana meluapkan amarah yang biasanya terus ia tahan.

“Bukan gitu juga, An! kamu salah paham. Bekerja itu kewajiban seorang suami, jadi kamu juga harus melaksanakan kewajibanmu dengan cara tetap mengurus keluarga tanpa bekerja,” jelas Zidan yang tidak peka dengan kondisi yang dialami Ana.

Ana mendesau kasar, ia mengguyar rambutnya. Kini ia benar-benar frustrasi menghadapi sikap Zidan yang tidak mengerti dirinya.

“Kewajiban? Mas bilang kewajiban? Lalu bagaimana dengan hakku? Apa Mas Zidan pernah memikirkan itu?” Ana berteriak dengan keras saat melontarkan pertanyaan itu membuat Zidan terkesiap karena tidak menyangka jika Ana bisa semarah itu.

“Ah, sudahlah! Aku ingin sendiri!” Ana keluar dari kamar dan membanting pintu, meninggalkan Zidan yang termangu tidak bisa menjawab pertanyaannya.

-

Di sisi lain, Arga dan teman-temannya masih terus berjuang mempertahankan pekerjaan mereka. Namun, kini Arga dan band-nya tidak hanya mengisi acara di kafe-kafe, mereka beberapa kali mengisi acara di luar kota. Seperti hari ini, mereka baru saja mengisi acara di sebuah kafe, penampilan mereka begitu memukau dan mampu menghipnotis para pendengar yang menikmati live musik, mereka pun mengundang perhatian seorang produser sebuah perusahaan musik di kota itu.

Produser wanita itu sebenarnya baru saja menemui seseorang di sebuah kafe di mana Arga dan band-nya melakukan live musik. Wanita itu tampak menikmati pertunjukan Arga hingga merasa jika band pemuda itu layak masuk dapur rekaman.

Wanita itu berjalan menghampiri meja Arga dan teman-temannya beristirahat.

“Hai! Pertunjukan kalian sangat bagus dan menarik,” ucap wanita itu langsung.

Arga dan teman-temannya langsung menoleh pada wanita tadi, mereka lantas mengulas senyum merasa senang karena ada penikmat musik yang memuji penampilan mereka.

“Terima kasih,” ucap Arga sebagai pentolan band.

“Oh ya, perkenalkan! Saya Lanie, produser di sebuah label musik.” Wanita itu memperkenalkan diri, ia mengulurkan tangan ke arah Arga.

Arga dan teman-temannya terkejut tidak percaya jika mereka bisa bertemu dengan seorang produser. Mereka saling tatap dengan wajah penuh kebahagiaan, sedangkan Arga langsung menjabat tangan wanita benama Lanie itu dan memperkenalkan dirinya.

“Saya Arga,” balas Arga.

Pemuda itu lantas memperkenalkan teman-temannya satu persatu, hingga akhirnya Arga dan yang lainnya berbincang dengan Lanie sebelum mereka melakukan live musik lagi.

_

_

_

_

Satu tahun kemudian

Tak terasa Ana sudah menyandang status istri Zidan selama satu tahun lamanya. Meski begitu, Ana masih merasa hidupnya hampa, ruang kosong di hatinya belum juga terisi. Meski begitu, Ana masih melakukan kewajibannya sebagai seorang istri, mengurus ayah mertua, adik juga rumah.

Selama satu tahun ini, Ana juga selalu bersabar menghadapi Mikaila, gadis itu semakin semena-mena karena Ana terus diam dan enggan membalas.

Pagi itu wajah Ana terlihat pucat, begitu bangun dari tempat tidur Ana langsung berlari ke kamar mandi. Istri Zidan itu merasa mual dan muntah, suaranya terdengar sampai ke telinga Zidan yang masih terlelap.

Zidan langsung bangun dari tempat tidur, ia terkejut karena Ana terus muntah-muntah, hingga akhirnya pria itu menyusul ke kamar mandi dan mendapati Ana yang sedang memuntahkan isi perutnya.

“Kamu kenapa, An?” tanya Zidan seraya menekan tengkuk Ana, memijatnya perlahan agar Ana bisa cepat menumpahkan semua isi perutnya.

“Nggak tahu, kepalaku pusing,” jawab Ana, ia mengusap permukaan bibir dengan punggung tangan.

Ana membasuh wajahnya, ia kemudian terlihat memijat kepala karena merasa matanya berkunang dengan pandangan yang kabur.

“Ayo keluar!”

Zidan menuntun Ana karena wanita itu terlihat begitu lemas dengan wajah yang semakin pucat.

Begitu Ana duduk di tepian ranjang, Zidan mengusapkan minyak kayu putih ke leher Ana agar istrinya merasa sedikit hangat.

“Bagaimana perasaanmu?” tanya Zidan menatap Ana yang menundukkan kepala dengan tangan memegangi kepala.

“Rasanya pusing, Mas! Semalam tidak apa-apa, tapi pas bangun tadi langsung merasa mual dan pengen muntah terus,” jawab Ana dengan suara lemah.

Zidan sedikit terkejut, terlihat jelas air muka penuh kecemasan di wajah pria itu, seakan ada sesuatu yang membuatnya takut.

“Kita ke dokter, An!” ajak Zidan.

Pria itu langsung mengambil jaketnya dan milik Ana yang tergantung di kamar ganti, Zidan memakaikan jaket Ana dan langsung mengajaknya berdiri.

“Ke-kenapa, Mas?” tanya Ana tergagap karena bingung.

“Kita periksa ke dokter dulu untuk mengetahui kondisi tubuhmu,” jawab Zidan langsung menuntun paksa Ana.

Ana kebingungan, kenapa Zidan terlihat begitu cemas. Ana hanya merasa kalau dirinya tidak enak badan saja tapi kenapa Zidan bisa sepanik itu?

“Apa mas Zidan mencemaskan 'ku?” tanya Ana dalam hati.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM Ending

    Zidan dan Arga memakai pakaian khusus untuk bisa melihat Ana, mereka masuk bersama setelah terjadi perdebatan sengit, tidak ada yang mengalah untuk bergantian melihat kondisi Ana. Hingga akhirnya perawat mengizinkan keduanya masuk bersamaan. Kini keduanya sudah berdiri di samping kanan dan kiri, menatap wajah Ana yang penuh luka, alat bantu napas terpasang di hidung, jarum infus dan alat penunjang kehidupan lainnya terpasang di seluruh badan. Kedua pria itu sama-sama menggenggam tangan Ana, bahkan mengecup punggung tangan bersamaan, seakan melupakan perdebatan mereka saat di luar. "An, jika kamu bangun. Aku berjanji untuk membahagiakan dirimu, akan aku ikuti semua keinginanmu. Bahkan jika kamu meminta aku mundur dari dunia musik, maka akan aku lakukan," ucap Arga yang terdengar begitu pilu. "An, meski aku tidak berhak, tapi kamu tahu aku sangat mencintaimu. Aku akan merawatmu meski suamimu melarang," ucap Zidan yan

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 93

    "Kenapa? Kenapa melakukan ini padaku? Kenapa kamu menjadi orang yang membocorkan hubungan gelap kita? Kenapa kamu tega, Ga? Kenapa?" Ana melihat file berisi foto yang sama dengan foto yang dikirim ke Zidan, foto yang membuat hubungan mereka terbongkar. Bahkan Ana melihat foto bukti transfer kepada seseorang, menduga kalau Arga sengaja membayar untuk mengambil foto mereka secara diam-diam kemudian mengirimkan kepada Zidan. Zidan berjalan cepat menyusuri koridor, menuju ruang operasi sesaat setelah mendapat kabar Ana mengalami kecelakaan. Begitu melihat Arga yang tertunduk dengan tangan yang berlumuran darah, membuat Zidan murka. Mantan suami Ana langsung menarik kerah Arga, melayangkan bogem mentah hingga membuat Arga limbung dan terjatuh di lantai. "Apa yang kamu lakukan padanya, hah? Kenapa dia meminta maaf padaku berulang kali? Apa yang kamu lakukan, brengsek?!" Zidan kembali melayang

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 92

    Arga langsung menggendong Ana begitu sampai di rumah. Seakan enggan melepas sang istri, rasa takut dan tertekan kini benar-benar dirasakan Arga. Lanie, Samuel, dan Dio tidak berani mengganggu, mereka hanya menatap Arga yang langsung berjalan masuk ke rumah."Biarkan mereka berdua," ucap Lanie yang langsung mendapat anggukan dari Samuel dan Dio.Lanie menambah pengawal pribadi di area rumah Arga, jangan sampai mereka kecolongan lagi. Lanie juga sudah meminta beberapa hacker untuk menghapus postingan yang sudah terlanjur beredar di sosmed. - -Arga berjalan dengan menatap sendu sang istri, ingin rasanya menangis tapi takut Ana akan menjadi semakin sedih. Menurunkan Ana di atas tempat tidur, menyelimuti dan kemudian ikut berbaring di ranjang."Maaf sudah membuatmu cemas," ucap Ana yang tahu kalau Arga mencemaskan dirinya.Arga menggeleng menahan tangis, d

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 91

    Arga dan yang lainnya sudah sampai di lokasi yang diberikan Alisya, mereka tidak menemukan siapa pun di sana, membuat Arga semakin frustasi."Nomor Ana masih tidak bisa dihubungi!" Lanie tampak panik. Ia baru saja memaki pengawal yang disuruh mengawasi Ana, orang bayarannya itu ternyata tidak tahu kalau Ana pergi keluar.Arga mengguyar kasar rambut karena frustasi, pikirannya tidak tenang membayangkan apa yang terjadi dengan sang istri."Kita cari ke rumah Alisya," kata Dio yang membuat Arga, Lanie, dan Samuel menatap padanya."Rumah Alisya, rumah mantan suami Ana!" Arga memastikan.Dio mengangguk, bisa saja Ana di sana mengingat kalau Alisya yang pertama kali memberi kabar soal postingan hingga keberadaan Ana. Arga terlihat berpikir, hingga kemudian mengiyakan usul Dio. Mereka kembali masuk mobil, hendak pergi menuju rumah Zidan.Arga terlihat berpikir, mesk

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 90

    Ana ditarik paksa, bahkan gadis yang berjalan di belakang terlihat sesekali menarik rambut Ana dengan kasar, membuat istri Arga itu meringis menahan sakit. Mereka membawa Ana ke sebuah gang kecil yang terdapat di dekat minimarket, sepi orang berlalu lalang hingga membuat para gadis itu bebas menggila. Menyebut diri mereka Arga Angels, fans fanatik Arga yang tidak akan rela jika kekasih sedunia mereka dimiliki oleh satu wanita.Ana didorong hingga membentur tembok, lengannya terasa sakit dan kulit kepala begitu perih."Mau apa kalian?" tanya Ana menatap satu persatu para gadis yang membawa paksa dirinya. Matanya merah, entah menahan tangis atau amarah."Mau apa? Tentu saja memberimu pelajaran! Siapa yang mengizinkanmu menikahi Arga kami, hah!" bentak salah satu gadis yang sudah diliputi amarah.Gadis lainnya melempar sebutir telur tepat mengenai pelipis Ana, membuat terkejut tak percaya dengan yang te

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 89

    Sudah dua hari berlalu. Sejak hari di mana ibu pindah, Ana dan Arga masih tinggal di rumah ibu karena di sana lebih leluasa melakukan sesuatu dan juga pengawal yang berjaga akan lebih leluasa mengawasi. "Ah, semuanya habis." Ana mengecek persediaan dapur. Karena dua hari tidak ke mana-mana, membuat dirinya tidak berbelanja sama sekali. Arga pergi ke studio pada pagi buta, tidak ingin kalau ada paparazi yang melihatnya keluar dari rumah itu. Kini Ana kebingungan harus bagaimana, hingga akhirnya memilih untuk keluar berbelanja. Hari masih pagi, berpikir kalau paparazi tidak mungkin akan beraksi, terlebih sampai sekarang belum ada tanda-tanda kalau foto atau video tentang pernikahan mereka tersebar di jagat maya. - - - Zidan tengah sarapan bersama Mikayla dan Alisya. Sejak Zidan menghajar Rian, Mikayla terlihat lebih baik, seakan sudah melupakan tentang tekanan batin yang pernah

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 88

    Zidan terlihat mengemudikan mobil di jalanan, baru saja menghadiri rapat di luar perusahaan. Semenjak bertemu Ana tempo hari, Zidan terlihat lebih senang dan bahagia, bahkan tak jarang tiba-tiba tersenyum sendiri, seakan sedang jatuh cinta untuk kedua kalinya. Zidan melajukan mobil dengan kecepatan sedang, hingga menangkap sosok wanita yang dikenal. Zidan buru-buru menepikan mobil di sisi jalan serta memarkirkan serampangan sebelum akhirnya keluar dan berjalan dengan sedikit tergesa-gesa.Mikayla yang baru saja selesai berbelanja setelah beberapa hari istirahat, melihat Rian yang sedang berjalan dengan seorang wanita. Terlihat begitu mesra dan intim, membuat Mikayla tidak terima akan hal itu, bukan hanya karena Rian menolak bertanggung jawab, tapi juga karena Rian memecatnya.Mikayla berjalan cepat menghampiri Rian yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan wanita berpakaian seksi itu, menarik kasar tangan Rian hingga membuat genggaman

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 87

    Hari berikutnya, Lanie dan teman-teman Arga datang ke rumah ibu. Mereka panik ketika tahu hal yang menimpa ibu dan Ana akibat ulah paparazi."Bagaimana keadaan ibu?" tanya Lanie ketika Arga sudah mempersilahkan semuanya duduk."Ada di kamar, sedang bersama Ana," jawab Arga.Arga menatap satu persatu teman-temannya, kemudian menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Semua teman-teman Arga memperhatikan suami Ana, merasa kalau pria itu benar-benar sedang dalam keadaan bingung."Aku ingin mempublikasikan hubungan kami," ucap Arga yang membuat semuanya terkejut."Ar, apa kamu sudah memperkirakan konsekuensi yang akan terjadi jika melakukan hal itu?" tanya Samuel yang selalu membuka suara untuk mengemukakan pendapat."Benar, kamu tidak bisa begitu saja mengatakan pada publik tentang statusmu sekarang," timpal Lanie.Arga mengusap ka

  • Terjebak Cinta Mantan   TCM 86

    Ana terkejut dengan pertanyaan Arga, bagaimana bisa tahu kalau dirinya bertemu Zidan? Apa itu saat di rumah sakit? Atau di kafe? Pertanyaan itu malah berputar di kepala.Arga menanti kejujuran dari sang istri, sangat berharap Ana tidak membohongi dirinya. "An!"Ana menarik napas dalam-dalam, mengulas senyum dan mempererat genggaman tangan. "Iya," jawab Ana yang membuat Arga hendak melepas tangan dari genggaman Ana. "Tapi dengar dulu penjelasanku!" Ana tidak membiarkan Arga melepas tangannya, sadar kalau sang suami pasti cemburu."Kamu ingat waktu aku bilang baru saja mengantar teman ke rumah sakit?" tanya Ana dengan tatapan yang tidak teralihkan dari wajah Arga. Arga hanya mengangguk karena masih ingat.Ana melanjutkan cerita ketika Arga sudah menjawab dengan sebuah anggukan. "Dia adalah Mikayla, adiknya mas Zidan. Dia hamil dan pria yang seharusnya bertanggung jawab malah kabur, aku menyelamat

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status