Share

Curiga

“Ini minumlah.” Kalandra memberikan segelas air putih untuk Naraya.

“Terima ka … sih.” Naraya menerima air putih itu dengan sedikit perasaan heran, hidungnya mencium aroma wangi dan manis dari tangan suaminya. Sedangkan Naraya tahu jika Kalandra tidak pernah memakai parfum seperti itu.

“Ada apa?” tanya Kalandra karena Naraya tidak langsung minum.

“Oh … tidak ada.” Naraya tersadar dari lamunan, kemudian memilih segera minum.

Kalandra dengan setia menunggu, lantas mengambil kembali gelas kosong dari tanan Naraya.

Naraya masih memikirkan bau parfum siapa hingga menempel di tangan suaminya, sampai dia tidak tahu jika Kalandra ternyata mengamati Naraya yang hanya diam.

“Mau tidur lagi, hm ….” Kalandra berjongkok di depan Naraya sambil memegang kedua telapak tangan istrinya itu.

Naraya mengangguk-angguk, kemudian melepas tangan dari Kalandra untuk naik ke tempat tidur. Kalandra sendiri membantu Naraya dan menaikkan selimut untuk menutupi kaki sang istri, sebelum dia juga ikut naik ke ranjan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status