Share

Kebimbangan Caca II

Tara kalut dan juga marah masih membara di dada.

"Bokap lo ngancem, supaya gue sayang sama lo." 

Venca tersenyum miris. Rasanya dia baru tahu sosok Bapaknya selama ini. 

"Bisanya ngancem doang," cibir Venca.

"Halah, kayak berani aja," ledek Tara balik.

"Berani. Gue akan bilang sekarang juga, status kita. Sekarang, beneran, gue tunggu bokap di rumah." 

Tara mendengkus, melempar pandangan ke luar. Mana mungkin dia biarkan Venca mengatakan yang sebenarnya? Bisa-bisa uang bulanan kurang. 

"Paling enggak tunggu Rani lahiran, kita pisah. Gue janji!"

Venca menengok Tara sekilas. Dia menengadah. "Uang belanja jangan lupa!" peringatnya.

Tara menghela napas, enggak ada salahnya. Venca biar bagaimana pun, istrinya juga. "Gue transfer aja, bulan depan juga transfer aja." 

"Boleh. Jangan lupa uang listrik, kemaren gue yang terpaksa bayar, supaya enggak diputus." Venca membuka ponselnya, mencari nomor rekeningnya lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status