Share

Kegembiraan Caca Kesedihan Rani

[Ca, Insyaallah, Rei bakalan datang ke Jakarta, ke rumah Caca, mau ngomong sama papa kamu. Lusa.]

Satu pesan singkat dari Revan berhasil membuat semangat Caca bangkit. Dia sedang rebahan ketika pesan itu hadir di ponselnya. Lantas saja, dia menegakkan badan, tersenyum sambil mengigit bibirnya, melukiskan buncahan rasa yang ada dalam hatinya. 

Tak kuasa, suaranya saja gagal keluar dari mulutnya. Napasnya seperti terhenti begitu saja. Matanya berkaca-kaca, terharu dan juga tidak tahu harus berbuat apa. 

Dalam hatinya tentu saja, harus memberi kabar ke Ibu dan Ayah. Perihal kedatangan pujaan hati—yang akhirnya datang. 

Buncahan dalam hatinya terlalu berlebihan hingga dia tak mampu berkata. Ibu dan Kak Rani yang malam itu ada di ruangan televisi, menatap aneh kepada Caca. 

“Bu,” sapanya, dadanya naik turun. Dia mengambil duduk, di samping kakaknya. 

“Hm?” balas Ibu. Matanya beralih ke Caca ketika melihat gelagat anak itu yang senyum-senyum send
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status