Share

Bab 80 Sangat Marah

Saat siang hari, Adnan membujuk Risa agar menghentikan sikapnya yang sudah mirip ulat kepompong.

Selama dia menemani Risa Abdullah yang ngambek karena matanya bengkak, entah kenapa segala amarahnya sebelum dia datang ke tempat ini perlahan runtuh.

“Ingin makan apa lagi? Aku akan memesankan apa pun yang kamu inginkan. Bagaimana kalau kentang goreng? Enak dimakan sebagai cemilan untuk nonton film,” jelas Adnan yang kini duduk di dekat Risa sambil memeluknya dengan satu lengan.

Di sisinya, Risa masih membungkus dirinya dengan selimut, tidak berminat sama sekali menonton tayangan film aksi di TV.

Kentang goreng....

Risa termenung memikirkan banyak hal, wajahnya datar sudah seperti tidak punya jiwa sama sekali.

Kentang goreng adalah hal yang akan memicu otaknya untuk memikirkan pria kejam itu.

Kenapa dia sangat sial dan beruntung di saat yang sama bertemu dengan Shouhei?

Hati Risa berdarah, tapi dia tidak bisa menangis tanpa ada alasan yang jelas di depan Adnan.

Sayangnya, air mata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status