Share

Bab 4

Author: Lusia Sudarti
last update Last Updated: 2024-10-28 11:41:04

4. Terjebak Cinta Terlarang

Insiden Paman Dengan Fotografer

Penulis: Lusia Sudarti

Part 4

*****

Lagi!

Lagi!

Lagi!

MC pun bertanya.

"Bagaimana Mbak? Mereka suka sekali sama suara merdu Mbak Maya," tanyanya, ia mengumbar senyuman dan mengedipkan mata genitnya.

Hufft! Apa ini?" aku memutar bola mata dengan perasaan sebal.

❣❣❣❣❣❣

"Baiklah! Saya akan coba membawakan sebuah lagu kesayangan saya.

Dan lagu kali ini sebuah lagu dari Sony Josh. Orang Desa ..."

Plok!

Plok!

Plok!

Tepuk tangan meriah kembali terdengar riuh dan membahana, dari ratusan tamu undangan.

Dan seketika hening dan senyap dikala musik mulai mengalun.

'Hitam kulitku, putih kulitmu,

Rombeng bajuku, dari toko bajumuu ...

Pikirlah duluu, kalo cinta padaku,

Yang lebih baik, jangan buru-buru ...

Aku orang desa, engkau orang kota ...

Ku orang miskiiinn ...

Hidupmu terjamin ...

Jangankan mobiiill ...

Jangankan motoorr ...

Sepeda sajaa, aku tak punyaa ...

Aku ini Maaas ...

Anak orang miskiiin, Bapakku sopiir,

Si Mbok buruh tanduurrr ...

Sedang dirimu Maass ...

Anaknya Direktuurr ...

Yang penuh harta dan juga maaakmuurr

Apakah senaaang ...

Nanti orang tuaamu ...

Punya menantu, yang miskin seperti aku ...

Tugasku menyanyikan lagu pun berakhir.

"Makasih," ucapku seraya membungkukkan tubuh kembali.

Hampir semua tamu undangan memberi saweran yang cukup besar.

Dan pihak panitia menyediakan tempat berupa kotak plastik yang sedikit besar.

❣❣❣❣❣

Disaat lagu telah berakhir, terdengar

tepukan meriah sekali lagi

Dan aku pun seolah menjadi artis dadakan.

Berbagai pasang mata menatap takjub.

Aku melangkah perlahan dengan lemah gemulai menuruni undakan tangga.

Aku menebar senyum dan bersikap sangat sopan.

Aku kembali ketempat duduk semula, begitupun dengan keluarga Mbah Herman, melepas lelah setelah menari.

"Mama ...!" teriak Anjani yang muncul dari arah pelaminan bersama teman barunya, mereka seusia dan terlihat begitu akrab.

"Apa sih Sayang," jawabku ketika ia telah sampai di dekatku.

"Minta uang lagi donk!" ucapnya sembari menengadahkan tangan kanan-nya.

"Heem, emang yang tadi udah habis ...!" jawabku menautkan kedua alisku sembil menatap tajam kepadanya. Pura-pura marah, sedang teman barunya terlihat ketakutan, aku jadi tak tega melihatnya.

"Iya Ma, hehehe," ujarnya terkekeh, ia saling pandang dengan teman barunya, lalu mengedipkan sebelah netranya yang berbinar.

"Ini, tapi jangan dihabisin, itu teman kamu dijajanin ya!" ujarku kepadanya seraya mengulurkan uang kepadanya.

"Horee, iya Ma, makasih ya ..."

Seketika ia menarik tangan temannya untuk beli jajan.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah lakunya.

Dari kejauhan aku menangkap siluet tubuh seseorang yang tak kukenal, tubuhnya tinggi tegap, hidung mancung, rambut model ala korea. Tiba-tiba kurasakan debaran aneh di dadaku, darahku berdesir kala tatapan saling bertemu, aku mengalihkan pandangan kearah lain, ketika ia mengulas senyum manis yang membuat jantungku berdetak lebih kencang.

Aku menundukkan kepala menatap kedua kakiku yang beralaskan sepatu bertumit tinggi. Aku tersenyum sendiri mengingat sepatuku yang masuk dalam tanah ketika aku melangkah, iya tak sengaja aku berpijak dijalan tanah.

Aku beranjak dari tempat duduk untuk mencari keberadaan Anjani diluar.

Aku mengedarkan tatapanku kesemua arah mencari-cari keberadaan-nya.

"Anjani, udah nanti Mama kamu marah lho kalo uangnya habis," ujar Revalina, Anjani menoleh kepada Revalina.

Samar-samar aku mendengar perbincangan Anakku dengan teman barunya. Aku menajamkan pendengaranku.

"Gak kok, Mama gak akan marah.

Anjani membeli es cream dua bungkus untuknya satu dan untuk Revalina satu.

"Ini untukmu Reva," Anjani memberikan es cream kepadanya, tetapi ia takut menerima pemberian Anjani.

Aku melangkah keluar mencari keberadaan Anjani dari suara yang aku dengar. Kesatu arah aku menemukan keberadaan mereka berdua. Bergegas aku menghampiri keduanya.

"Anjanii ....!" teriakku sembari melangkah, sedangkan Revalina menunduk takut ketika melihatku. Sedang Anjani terbelalak menatapku, kedua bola matanya bertambah lebar seolah hendak melompat.

"Ma-amaa ..."

Teriak Anjani dengan kedua mata membola kala menyadari kehadiranku.

Aku yang mengerti akan ketakutan mereka berdua kemudian kuulas senyum.

"Ambilah, Mama Anjani gak marah kok," aku tersenyum kembali, kuusap lembut pucuk kepala mereka berdua.

"Siapa namamu Dek?" tanyaku sembari mensejajarkan tubuh dengan berjongkok.

"Revalina Tante," ia menatapku dan bibir melengkung membentuk senyum.

"Ambil aja buat Reva, jangan bermain terlalu jauh ya?" ucapku seraya bangkit berdiri.

"Mama mau kedalam dulu ya? Reva, Tante kedalam dulu, nanti kalo udah segera masuk!" titahku kepada mereka seraya melangkah perlahan kedalam ruangan ketempat duduk semula.

Ternyata Ibu sudah ada dikursi disampingku.

"Dari mana Maya?" tanya Ibu penuh selidik.

Aku menjatuhkan bobotku.

"Itu Bu, cari Anjani! Jajan terus dari tadi, udah habis lima puluh ribu," jawabku singkat.

"Ya Allah, bener-bener Anak itu ..."

Aku mengedarkan pandangan keseleruh ruangan, terlihat semua orang yang fokus pada acara yang berlangsung, ada sebagian yang menatapku kagum.

Itu membuatku menjadi salah tingkah dibuatnya.

Aduuuh ..."

Hatiku menjadi bergetar karena salah tingkah.

Dag, dig, dug hatiku, dan aku membalas dengan sopan senyuman mereka.

Diatas panggung pelaminan, MC dan pihak panitia terlihat sedang membicarakan sesuatu, entah apa yang mereka perbincangkan! Aku tak tau, tetapi mereka sesekali menatapku dan tersenyum.

Akupun membalas senyuman mereka.

Aku dan Ibu melangkah keruang khusus.

"Bu Maya mau ambil cemilan sama minum, Ibu mau gak?" tanyaku seraya berdiri di depan Ibu.

"Iya May, ambilin Ibu kripik sama wajik ya?" sahut Ibu.

Aku mengangguk lalu melangkah perlahan. Entah mengapa, setiap gerak-gerikku selalu menjadi pusat perhatian. Dengan santai aku mengambil makanan yang tersedia diatas meja dan kembali ketempat semula dan Ibu memperhatikanku dengan tersenyum.

"Senyum-senyum, emang ada yang lucu Bu?" tanyaku seraya menghempaskan bobotku perlahan dikursi.

"Kamu jadi pusat perhatian," bisiknya di telingaku.

"Hehehe ... Anak Ibu," ujarku membalas bisikan beliau.

"Hehehe, siapa dulu donk Ibunya," jawab Ibu terkekeh di telingaku.

"Bu Bapak masih menemani Mbah Herman, kok Ibu gak ikut lagi?" tanyaku sembari ngemil.

"Capek kaki Ibu berdiri terus, nanti kalo udah gak terlalu pegal kesana lagi," jawab beliau sambil meluruskan kedua kakinya di kursi yang ada di depan kami.

"Nanti kamu mau bernyanyi lagi May?" tanya Ibu, beliau menatapku sesaat.

"Enggak ah Bu, capek, sakit juga tenggorokan aku," ujarku.

"Tapi seandainya diminta untuk bernyanyi lagi, ya apa boleh baut, hehehe," sambungku dengan tertawa keras, aku menutup mulut ketika menyadari menjadi pusat perhatian karena suara tawaku. Mungkin mengganggu mereka.

Ibu tertawa melihatku yang salah tingkah.

"Heem, lambemu (heem, mulutmu)," ujar Ibu tertawa.

Dari arah pelaminan MC turun dan berjalan kearahku dan Ibu seraya tersenyum misterius.

Aku dan Ibu tak menyadari arti dari tawa itu.

"Eehh, permisi Mbak," ketika MC sampai di tempat khusus keluarga.

"Iya ada apa Pak?" tanyaku.

"Aaduh Mbak! Jangan panggil Pak donk, Memangnya saya terlihat tua," sungutnya.

"Hemm maaf Pak, eh ..."

"Mas ...!" sambungku cepat.

"Oh iya, Mas," kataku lagi.

"Disewa keluarga pengantin?" tanyanya sambil tersenyum genit.

"Bukan, saya keluarga mereka," jawabku ketus.

"Oh dari pihak laki-laki ya?" tanyanya.

"Iihh kok semua menyebalkan yaa?" lirihku dalam hati.

Dan dari jarak jauh aku melihat tatapan tidak suka dari Sunardi Pamanku.

Melihat kegenitan fotografer tersebut.

Sunardi pun menghampiri fotografer itu, lalu.

Menariknya kebelakang panggung yang sepi, aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 73

    73. Terjebak Cinta Terlarang Akhirnya Aku Resmi Menjadi Istri Mas Reno. Penulis : Lusia Sudarti Part 73(TAMAT) EXTRA PART "Saya terima nikah dan kawinnya, Maya binti Supriadi dengan Mas kawin tersebut di bayar tunai." Mas Reno mengucapkan sumpah pernikahan dengan suara lantang, dan fasih. "Saahh ...," suara lantang dari semua saksi yang hadir menyaksikan prosesi pernikahanku di depan penghulu. "Alhamdulillah," semua mengucap hamdalah dan bernafas dengan lega. Hatiku yang semula tegang kini telah berangsur lega. Aku mencium punggung tangan Mas Reno yang kini telah sah menjadi suamiku, kemudian Mas Reno mengecup keningku dengan lembut dan mesra di saksikan semua yang hadir, tak terasa air mataku meleleh membasahi kedua belah pipiku. Aku beringsut menuju kearah ibu, aku mencium punggung tangan beliau dan aku bersimpuh meminta restu. "Bu, restui Maya dan Mas Reno!" aku memeluk ibu, seperti halnya ibu, beliau menitikkan air mata sambil memelukku dengan erat. "Semog

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 72

    72. Terjebak Cinta TerlarangAkhirnya Aku Resmi Menikah.Penulis : Lusia SudartiPart 72Kini aku mendapatkan lelaki yang benar-benar aku cintai dalam hidupku. Semoga kebahagiaan ini nyata bersama Mas Reno.Aku melabuhkan bahtera cinta dan harapanku kepadanya.🌹🌹🌹🌹Suasana di rumahku sedikit ramai, sanak saudaraku berkumpul. Sella dan ibunya pun datang kerumahku.Sella mendampingiku, ia memang sahabat setia, sangat setia malahan."May, selamat ya! Akhirnya kamu menemukan jodohmu," ujarnya ketika baru saja tiba dan ia menghampiriku di dalam kamar saat aku sedang berhias di depan cermin."Terimakasih ya Sell, aku berdoa semoga kamu segera menyusul!" jawabku membalas pelukannya."Hei gak boleh menangis, nanti make upnya luntur, terus hilang cantiknya," ujarnya menggodaku.Ia mengusap jejak air embun di kedua mataku."Kamu cantik May, wajar saja kalo Pamanmu tergila-gila padamu," pujinya lagi kepadaku."Ah kamu ini Sell, membuka luka lama," sungutku."Ups, maaf," ia meringis seolah ta

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 71

    71. Terjebak Cinta TerlarangRencana Pernikahanku.Penulis : Lusia SudartiPart 71Bapak tak pernah marah-marah dengan berteriak, beliau selalu menasehati dengan kata-kata lembut."Terus gimana Pak?" tanya ibu kepada Bapak, tentang masalah Mas Reno.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹keesokan malamnya.Mas Reno benar-benar terpukul atas semua yang telah menimpanya! Bagaimana tidak, kabar dari Pak Mashudi yang membuatnya sakit hati.Menurut cerita Bapak, Pak Mashudi tak dapat membantu, soalnya hilangnya bukan di sekitar rumah.Aku tak habis fikir, seharusnya kalo emang bisa, tak terbatas entah di jalan entah di rumah, masih tetap bisa.Tapi ya sudahlah mungkin memang bukan rejeki. Mau di cari sampai ujung dunia pun jika bukan milik, tak akan ketemu.Malam ini kami duduk di luar, menikmati cahaya bulan yang bersinar terang, menerangi langit yang temaram.Bintang-bintang gemerlap bak kristal yang berkilau terbias cahaya.Dengan di temani kopi svsv hangat, kami bercengkrama, bersenda gurau. Sungguh aku meras

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 70

    70. Terjebak Cinta TerlarangDi hadang Banjir, Namun Tetap Kami Sebrangi.Penulis ; Lusia SudartiPart 70"Lho, kok gelap, jangan-jangan Pak Mashudi berada di desa Ren?" ujar Bapak sambil menggigil menahan dingin, begitupun aku dan Mas Reno.------'Ya Allah, terima kasih atas kebahagiaan yang Engkau berikan kepada kami, amiinn," aku mengucap syukur kepada Allah atas semua nikmatnya.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹"Waduh Ren, kita gak bisa bawa motor, lihat sungainya meluap hingga ke jembatan!" teriak Bapak, ketika motor yang dikemudikan Bapak berboncengan bertiga telah tiba di jembatan penghubun yang akan membawa kami ke kebun Pak Mashudi.Kami bertiga segera turun dari motor, untuk melihat debit air yang menggenangi badan jembatan. Tingginya setengah betis orang dewasa."Terus gimana Pak?" tanyaku kebingungan, pasti di depan sana lebih dari lutut atau bahkan mencapai pinggang!"Ya kita lanjut aja jalan kaki, motor kita titip kepada Mbah Marijan aja," jawab Bapak sambil menuntun motor untuk di titip

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 69

    69. Terjebak Cinta TerlarangTerima Kasih Ya Allah.Penulis :Lusia SudartiPart 69"Kabar apa Bu!" tanyaku, aku berhenti sejenak dari kesibukanku, aku menautkan kedua alisku karena penasaran."Kabar-kabarnya, kejadian kemarin itu, mantan Suamimu terlibat, namun ia cuci tangan," ungkapan ibu sudah bisa aku tebak. "Memang dasar licik dia itu Bu," jawabku geram.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Aku masih penasaran dengan kabar yang dibawa ibu, namun sepertinya beliau masih enggan untuk membuka suara, sebentar-sebentar beliau menatap Mas Reno dan Anjani yang masih bersenda gurau.Aku dengan sabar menanti ibu untuk menceritakan apa sesungguhnya yang ibu ingin sampaikan sambil menyelesaikan memasak.Dengan waktu yang singkat aku mrnyelesaikan semua! Setelah mencuci tangan dan hidangan telah tersaji dengan rapi di atas meja, lalu aku tutup dahulu menggunakan tudung saji, aku melangkah menuju ke tempat ibu yang sedang duduk.Terlihat dari raut wajah ada semacam kegelisahan yang ibu tutupi."Sebenarnya ada ka

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 68

    68. Terjebak Cinta TerlarangRencana BapakPenulis : Lusia Sudartipart 68"Selamat pagi dek, heem harum sekali, masak apa nih," Mas Reno telah berada di belakangku sambil memeluk hangat tubuhku kembali."Eh Mas, sudah bangun, jangan bikin kaget kenapa sih? Gimana coba kalo aku terserang penyakit jantung," aku berusaha menghilangkan debaran hatiku karena perlakuan manis dari calon suamiku.🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Aku memasak untuk sarapan, di bantu Mas Reno. Setelah semua selesai, Mas Reno mencuci piring bekas acara semalam, aku menyiapkan semua hidangan diatas meja makan. Dan setelah siap aku membangunkan Bapak dan Ibu, juga Anjani."Mas, jadi gimana kelanjutan perampokan kemarin? Apa akan diusut atau bagaimana?" tanyaku sembari menikmati segelas kopi bersama Mas Reno, sementara menunggu Bapak dan Ibu juga Anjani yang belum tiba untuk sarapan."Enggak tau ntar dek, oh iya karena Bapak dan Ibu belum kedapur, Mas mau mandi dulu deh, biar fikiran fress! Liatin dan deket-deket sama adek, membuat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status