Share

Bab 9. Kuda Jantan

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2024-11-12 23:15:02

"Cukup," ucap Kirana terbata.

Wanita itu terbatuk saat benda tumpul nan besar itu memenuhi rongga mulutnya. Namun, bukan Ardan namanya jika pria itu mau mendengarkan ucapan Kirana. Pria itu justru semakin menekan kepala Kirana dan menggerakkannya dengan lebih cepat.

"Tak ku sangka mulutmu bisa senikmat ini selain dipakai untuk berciuman, Kirana. Kamu memang berbakat," ucap Ardan sambil menikmati permainannya sendiri.

Bahkan pria itu semakin menggila dan mengeluarkan cairan kental di mulut istrinya hingga wanita itu tersedak.

Kirana ingin segera ke kamar mandi dan memuntahkannya, tapi Ardan segera menahannya agar tak pergi ke mana pun. "Mau ke mana? Telan itu! Aku tidak akan melepaskan mu, Kirana. Jadi cepat telan yang ada di mulutmu itu!"

Dengan penuh keterpaksaan, Kirana mengikuti perintah Ardan sebelum kemudian terbaring lemas di kasur.

"Anak pintar. Seharusnya kau menurut seperti ini padaku, Kirana. Jadi aku tidak akan melakukan hal yang menjijikkan seperti sekarang. Apalagi kau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Diajak pulang

    Hening yang menyelimuti kamar itu terasa begitu rapuh, siap pecah kapan saja. Kirana menahan napas, mencoba membedakan suara di sekelilingnya. Hanya ada dua, deburan ombak yang ritmis di kejauhan, dan gemuruh detak jantungnya sendiri yang memukul-mukul gendang telinga. Ia menajamkan pendengarannya ke arah sofa, menangkap irama napas Ardan yang dalam dan teratur. Yakin suaminya telah terlelap, ia menarik ponsel dari balik selimut dengan gerakan sepelan mungkin.Tubuhnya masih bergetar hebat, tetapi tekadnya membara lebih panas dari rasa takutnya. Jari-jarinya yang sedingin es nyaris tak mampu menekan tombol daya. Sedetik kemudian, layar ponsel menyala, memancarkan cahaya kebiruan yang terasa membutakan di dalam kegelapan pekat. Kirana buru-buru meredupkan tingkat kecerahan, lalu menyembunyikan diri lebih dalam di bawah selimut, menciptakan tenda kecil yang remang-remang sebagai benteng pertahanannya.Ia bahkan tidak tahu siapa yang harus dihubungi. Polisi? Teman? Siapa pun. Siapa pun y

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Semakin posesif

    Rasa dingin menjalar di punggung Kirana, bukan karena angin laut, melainkan karena tatapan Ardan yang menguncinya. Genggaman pria itu di pergelangan tangannya terasa seperti borgol yang mustahil dilepaskan. Keputusasaan yang tadinya sempat mereda, kini kembali mencengkeramnya dengan lebih erat.“Ini bukan cinta, Dan,” desis Kirana, berusaha menarik tangannya meski sia-sia. Air matanya mulai menggenang, campuran antara amarah dan ketakutan. “Ini obsesi. Kamu tidak mencintaiku, kamu hanya ingin memilikiku.”“Apa bedanya?” balas Ardan, suaranya rendah dan berbahaya. Ia menarik Kirana lebih dekat, memaksa wanita itu menatap matanya. “Aku melihat foto pernikahan kita di meja. Kamu tidak membuangnya. Itu artinya kamu masih merasakan hal yang sama, Kirana. Kamu hanya sedang bingung dan terluka.”“Aku menyimpannya sebagai pengingat,” sahut Kirana dengan suara bergetar. “Pengingat betapa bodohnya aku pernah percaya pada ilusi kebahagiaan bersamamu.”Penolakan Kirana yang begitu tajam membuat r

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Penolakan Kirana

    “Boleh aku tetap menjagamu sampai kamu benar-benar pulih? Bukan sebagai suami, tapi sebagai seseorang yang pernah kamu cintai.”“Tidak,” jawab Kirana dengan suara pelan tapi tetap tegas. “Aku tidak butuh itu, Dan. Aku butuh ruang. Aku ingin menjauh dari kamu.”Ardan terdiam. Permintaannya ditolak mentah-mentah. Ia hanya bisa mengangguk perlahan, seolah menerima kekalahan yang sudah ia ketahui. Hatinya terasa hancur. Ia ingin terus berada di dekat Kirana, memastikan wanita itu baik-baik saja, tetapi ia tak punya hak lagi.“Baiklah,” ucapnya sambil menghela napas panjang. “Aku akan urus semuanya. Nanti kamu bisa tandatangani berkasnya.”Ardan pun bangkit dan keluar dari kamar. Kirana hanya bisa melihat punggungnya yang menjauh. Ada rasa lega, tetapi juga perih yang tak bisa ia jelaskan. Ia memejamkan mata, membiarkan air mata mengalir perlahan di pipinya. Perpisahan ini adalah jalan satu-satunya untuk bisa bernapas kembali.Beberapa hari berlalu. Luka di pergelangan tangan Kirana sudah

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    49. Mengurus perceraian

    Setelah keluar dari kamar, Ardan melangkah cepat ke arah ruang tengah. Wajahnya tegang, matanya penuh amarah yang ditahan. Ia langsung memanggil Bagas, asistennya yang sudah lama bekerja dengannya. “Bagas,” ucap Ardan dengan nada dingin, “Mulai sekarang, jaga semua pintu dan gerbang. Jangan biarkan Kirana keluar dari rumah ini tanpa izin dariku.” “Bos… apakah ini tidak berlebihan?” tanya Bagas tampak ragu. Ardan menatapnya tajam. “Lakukan saja. Aku tidak mau dia pergi. Dia pikir bisa lepas begitu saja? Tidak semudah itu.” Bagas mengangguk pelan, meski hatinya tidak tenang. Ia tahu hubungan antara bos dan Nonanya sedang buruk, dan tindakan ini bisa memperburuk keadaan. Sementara itu, di dalam kamar, Kirana duduk diam. Ia tahu Ardan tidak akan membiarkannya pergi. Ia merasa terjebak, seperti dikurung di dalam rumah yang dulu ia anggap tempat berlindung. Matanya menatap kosong ke arah jendela, lalu beralih ke meja kecil di sudut ruangan. Tangannya gemetar saat membuka laci dan menemu

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    48. Ayo cerai

    Dengan satu hentakan kuat, Ardan mendobrak pintu kamar tamu yang terkunci. Pintu itu terbuka dengan suara keras, menggemakan kekhawatiran yang telah lama ia pendam. Di dalam kamar, suasana begitu sunyi dan suram. Tirai tertutup rapat, cahaya redup menyelimuti ruangan. Di atas ranjang, Kirana terbaring lemas, wajahnya pucat, bibirnya kering, dan napasnya tersengal. Botol air kosong tergeletak di lantai, dan nampak jelas bahwa tubuhnya kekurangan cairan. "Kirana!" Ardan berlari mendekat, mengguncang tubuh istrinya dengan panik. "Kirana, bangun! Apa yang terjadi padamu?" Tak ada jawaban. Hanya suara napas yang berat dan tubuh yang nyaris tak bergerak. Tanpa pikir panjang, Ardan segera berteriak ke arah luar kamar, "Bagas! Panggil dokter sekarang! Cepat!" Bagas yang mendengar teriakan itu langsung berlari, sementara Ardan mencoba menyeka keringat dingin di dahi Kirana dan memeluk tubuhnya yang terasa dingin. "Kenapa kau menyiksa dirimu seperti ini? Aku tahu aku salah, tapi kau tak b

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    47. Mengurung diri

    'Tidak, aku tidak boleh jatuh di sini. Ardan tidak boleh tahu kalau aku sedang menguping pembicaraan mereka,' batinnya terluka. Baru saja ia hendak memutar arah untuk pergi dari sana, sebuah pot tersenggol hingga jatuh dan menimbulkan suara keras."Siapa di luar?" Tanya Ardan dari dalam sana. Bahkan terdengar suara langkah kaki, yang menandakan bahwa pria itu mulai mendekat.Brak!Suara pintu terbuka, hingga menampilkan sosok pria tampan dengan wajah yang dipenuhi oleh rasa penasaran."Sayang, siapa?" Tanya Zara dari dalam sana."Bukan apa-apa, hanya pot yang jatuh." Ardan pun kembali masuk ke dalam ruangannya."Zara, sebaiknya kau pulang dulu. Hari ini aku benar-benar sibuk dan tak bisa menemani mu. Kau tau kan, aku baru kembali dan kerjaan ku menumpuk?" Tanya Ardan meminta pengertian pada Zara.Sesaat kemudian, wanita itu mengerucutkan bibirnya tanda tak suka. Namun, pada akhirnya ia memilih pergi daripada menerima kemarahan dari kekasihnya itu."Kamu janji akan menghubungi ku kan?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status