ホーム / Romansa / Terjebak Gairah Liar Kakak Ipar / 3. Aku Tak Akan Pernah Melepaskanmu!

共有

3. Aku Tak Akan Pernah Melepaskanmu!

作者: Autumn
last update 最終更新日: 2025-11-04 10:23:16

Valeria beranjak dari tempat tidur, sembari memegangi dadanya, ia sadar seseorang meninggalkan jejak kemerahan di sana. Dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya setelah mendapatkan perlakuan yang menjijikkan dari Teo. Pria yang hampir menodainya, dan menghinanya secara menjijikkan. Pantaskah seorang ipar memperlakukan dirinya seperti itu. Dadanya terasa sesak mengingat kejadian sebelumnya.

“Bagaimana ini, bagaimana jika Jason mengetahui perbuatannya? Aku pasti akan dianggap perempuan paling buruk di muka bumi ini. Begitulah yang terjadi, korban selalu yang akan menempati tempat yang salah.” Valeria membetulkan pakaiannya lalu berjalan tanpa alas kaki menuju pintu. Padahal dia berharap jika kejadian ini adalah sebuah mimpi buruk. Namun kenyataan mengatakan berbeda. Dia benar-benar berada di kamar Teo, yang membuatnya merutuki kebodohannya kali ini.

Dia membuka pintu perlahan mengintip di luar, takut jika ada seorang yang memergokinya keluar dari kamar Teo. Setelah memastikan aman, dia memberanikan diri untuk keluar. Dia berjalan dengan sedikit berlari menuju kamarnya, lebih tepatnya kamar Jason. Benar saja dia salah memasuki kamar. Dia buru-buru menutup pintu kamar dan menyandarkan diri pada pintu, dengan sisa debaran di jantungnya yang tak kunjung hilang. Napasnya tersengal tak karuan.

“Gila, ini benar-benar gila. Aku nggak seharusnya berada di sini," gumam Valeria yang lagi-lagi merutuki kebodohannya. Dia berjalan menuju ke ranjang yang penuh dengan taburan kelopak mawar merah dia atas seprei berwarna putih.

Valeria berjalan menyusuri ranjang sembari menyentuh seprei menggunakan ujung jarinya. Dia duduk menatap sebuah figura berukuran besar yang menampilkan gambar Jason tengah tersenyum menunggangi kuda berwarna coklat. Valeria hanya tersenyum getir menyadari betapa balang nasibnya kali ini.

Valeria menatap gambar suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan, dia bahkan tak tahu di mana pria itu saat ini.

Hatinya kembali berdenyut nyeri, tatkala mengingat bagaimana perlakuan Jason sebelumnya. Jika dirinya bisa, lebih baik pergi dan menghindari pernikahan tanpa cinta ini. Sekeras apapun dirinya, tak akan pernah bisa mendapatkan apapun di keluarga ini. ”Untuk apa kau menikahiku, jika hanya akan menyakitimu,” gumamnya.

Pernikahan yang dia jalani hanyalah karena sebuah paksaan. Seharusnya adiknyalah yang menikah dengan Jason. Entah bagaimana mulanya, dialah yang harus terjebak dengan pernikahan ini.

Valeria membuang dirinya ke atas ranjang dengan tatapan kosong ke atas, perlahan matanya mulai terpejam dan hanyut dalam mimpinya.

“Aku tidak akan pernah melepaskanmu, kau adalah milikku. Selamanya akan menjadi milikku,” bisik Teo sembari mengusap wajah Valeria menggunakan jemarinya. Teo menutupi tubuh Valeria menggunakan selimut tebal.

Lalu pria itu pergi begitu saja meninggalkan Valeria. Entah sejak kapan dia berada di kamar itu. Bahkan Valeria tak menyadari kehadirannya. Dia tahu jika Jason tak akan pernah tidur di kamarnya, selama ada Valeria di sana.

“Dasar gadis bodoh, bagaimana bisa dia tak mengunci kamar setelah kejadian sebelumnya," gumam Teo dengan seringai di sudut bibirnya. Dia kembali menutup pintu kamar Valeria. Berjalan menyusuri lorong seakan tak pernah terjadi apapun.

Tok tok!

Suara ketukan pintu membawa Valeria kembali dari mimpi indahnya menghadapi dunia nyata. Dia segera duduk mengamati sekitar. Mata coklat itu mengedarkan pandangan mencari asal sumber suara yang telah mengusiknya di pagi hari. Tenggorokannya terasa kering, keringat membasahi dahi, namun dirinya harus tetap menjalani hari-harinya dengan tegar. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, Valeria harus tetap bertahan. Setidaknya dalam setahun ini.

Dia kembali tersadar jika saat ini dirinya adalah nyonya Jason di rumah ini.

”Masuk!” kata Valeria mempersilahkan.

Pintu kamar terbuka lebar, seorang wanita mengenakan pakaian maid berjalan ke arahnya.

“Perkenalkan, saya Florensia. Anda bisa memanggil saya Flo. Saya adalah pelayan yang akan mengurus kebutuhan anda di sini,” kata Florensia memperkenalkan dirinya kepada Valeria dengan ramah.

“Hai, Flo Salam kenal, Sepertinya kau sudah mengenalku, tanpa aku memperkenalkan diri. Semoga kita akur kedepannya," jawab Valeria yang hanya dijawab dengan anggukan dan senyum oleh Florensia. Senyum yang banyak menyimpan misteri, bagi Valeria. Dia berharap Florensia adalah orang yang bisa dia percaya di rumah yang tak nyaman ini.

“Nyonya, saatnya mandi. Ini adalah pakaian yang harus anda kenakan pagi ini. Tuan Jason akan menunggu anda di ruanh makan untuk sarapan,” jelas wanita itu.

“Jason? Apakah dia ada di rumah ini?” tanya Valeria mulai penasaran. Dia beranjak hendak menemui Jason, sayangnya, Florensia segera mencegah Valeria agar tak membuat kesalahan di pagi ini.

“Tolong dengarkan apa kata saya, nyonya. Nyonya Vivian tidak menyukai perempuan yang jorok. Sebaiknya anda mandi, saya akan membatu anda,” kata Florensia dengan ucapan yang cukup monohok.

Valeria mendengus kesal mendengar ucapan Florensia yang memang ada benarnya. Dia belum mandi sejak kemarin, setelah acara selesai. Dia segera pergi menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.

“Baiklah, kau tunggu di sini saja. Aku akan segera selesai,” jawab Valeria melenggang menuju kamar mandi. Dia sadar jika Florensia akan mengikutinya menuju kamar mandi, dia buru-buru menutup pintu kamar mandi. Tak ingin Florensia curiga dengan jejak yang ditinggalkan oleh Teo.

Florensia hanya menatap kepergian Valeria yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Wanita muda yang mengenakan pakaian maid itu segera menyiapkan keperluan Valeria.

Valeria menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Menatap kesal bekas menjijikan peninggalan Teo. Dia segera menggosok dengan sabun berharap jejak itu bisa menghilang.

“Nona, apakah anda baik-baik saja?” teriak Florensia dari balik pintu. Dia sedikit curiga kepada Valeria yang tak kunjung keluar.

“Ah ... Aku baik-baik saja, sebentar lagi aku keluar,” teriak Valeria.

Florensia sedikit lega mendengar jawaban Valeria dari dalam kamar mandi. Tak lama kemudian, Valeria benar-benar keluar dari kamar mandi. Dia sedikit terkejut melihat Florensia yang masih setia berdiri menunggunya mandi.

“Kau tak perlu menungguku, Flo. Sebaiknya kau keluar saja. Mungkin pekerjaanmu akan menunggu, aku akan segera selesai,” ujar Valeria meyakinkan Florensia.

“Ini adalah bagian dari pekerjaan saya, Nona. Jadi mohon kerjasamanya. Saya akan merasa senang jika anda tak mempersulitnya,” kata Florensia.

“Maaf jika aku mengacaukan pekerjaanmu, aku tidak tau.”

Florensia menatap arloji melingkar di tangannya. “Ayo saya bantu, sebentar lagi semua akan berkumpul,” jelas Florensia.

Valeria kali ini tampak pasrah, meskipun ada rasa takut akan rahasia yang dia sembunyikan terbongkar, dia juga harus tampak tenang menjalani semuanya. Dia hanya berharap semua akan berjalan baik-baik saja.

~~

Valeria berjalan menuju meja makan, di sana ternyata sudah ada beberapa orang yang duduk. Tampak wajah Vivian terlihat sinis menatap ke arahnya. Ibu mertuanya tamak tak menyukainya sejak awal.

Tatapan memindai dari bawah hingga atas membuat Valeria merasa risih. Valeria sengaja memilih gaun yang menutupi bagian dadanya. Dia tetap berusaha tetap tenang meskipun detak jantungnya tak baik-baik saja.

“Selamat pagi, Ma,” sapa Valeria dengan senyum kikuk. Dia melihat Jason sudah duduk di sebelah sang mama nenikmati sarapan tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun. Dadanya semakin nyeri menyadari jika kehadirannya tak diharapkan di rumah ini.

Miris.

Lagi-lagi Valeria tetap berusaha terlihat tetap tenang.

“Aku tak suka jika ada yang terlambat,” ucapnya sinis.

“Tidak ada yang terlambat di rumah ini.”

Deg

Suara bariton itu terdengar menggelegar dari belakang Valeria. Teo menarik kursi untuk Valeria. Seakan dia dewa penyelamatnya di rumah ini.

“Why? Bukankah tak masalah membantu adik ipar untuk duduk dengan nyaman?” ucap Teo dengan santai.

Valeria semakin merasa tak nyaman, apalagi tatapan Viviane semakin sinis kepadanya. Namun Valeria tetap duduk di samping Teo, tak ada pilihan lain, karna tak ada lagi kursi di sebelah Jason.

Teo sedikit mengangkat sudut bibirnya setelah Valeria duduk di sebelahnya. Dia segera memulai sarapannya seolah tak terjadi apapun diantara mereka sebelumnya.

Kali ini rasanya Valeria seperti menerima buah simalakama. Dia menatap Jason dengan dipenuhi rasa bersalah dan takut.

Jason tetap tak acuh dengan adegan di hadapannya. Bahkan dia seakan tak sudi menatap ke arah sang istri.

“Aku sudah selesai,” pamit Jason meninggalkan meja.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Terjebak Gairah Liar Kakak Ipar   5. Tak Akan Kubiarkan Kau Hidup Tenang

    “Di mana wanita itu?” gumam Viviane, sejak siang dia tak mendapati Valeria dimanapun. Sejak awal dia tak menyukai Valeria menjadi menantunya. Jika bukan karena syarat dari suaminya, dia tak akan membiarkan Jason menikah dengan Valeria. Entah hubungan apa yang membuat Gerald menjodohkan putra keduanya dengan putri dari keluarga Aaroon. Gerald mengatakan, jika anaknya ingin segera menjadi penerus di salah satu perusahaannya, maka syarat pertama harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat pertama menikahkan Jason dengan seorang wanita. Apabila dalam satu tahun hubungan pernikahan berjalan dengan baik dan sang wanita bisa mengandung, maka Jason dinyatakan layak menjadi penerus selanjutnya. Syarat itu tak berlaku pada Jason saja, tetapi juga untuk Teo. Sayangnya, Teo bukanlah lelaki yang gila harta dan tahta, dia merasa jika dirinya tak membutuhkan apapun dari sang Ayah. Teo bahkan sudah mampu mendirikan perusahaan sendiri diam-diam tanpa harus berharap dari sang Ayah. Berbanding terbalik de

  • Terjebak Gairah Liar Kakak Ipar   4. Jauhi Dia!

    ‘Sial, kenapa makanan ini terasa bagai duri ketika kutelan,’ gumam Valeria dalam hati. Padahal dia sudah mengunyah berkali-kali, namun rasanya tetap sulit untuk di telan.Jika menikah dengan Jason ternyata begitu menyiksa batinnya, mungkin dia akan berusaha menolak lebih keras lagi saat dipaksa menggantikan sang adik. Sialnya ancaman ibu tirinya membuatnya tak mampu melakukan apapun lagi. Valeria berusaha tetap tenang dan melanjutkan sarapan dengan anggun. Dia harus terlihat tetap tenang dan berani, itulah yang dikatakan oleh Florensia sebelumnya. “Jangan memotong ucapan Nyonya, Nyonya tak suka jika ada yang terlambat di meja makan. Jadi tolong jaga sikap jika berhadapan dengan Nyonya. Dia adalah orang yang perfecsionis di rumah ini. Selebihnya anda nilai sendiri saja,” jelas Florensia. Mengingat ucapan Flo membuat Valeria lebih berhati-hati. Valeria mengerjapkan mata berusaha tetap sadar. Dia tak sadar jika pria di sampingnya sejak tadi mengamati setiap gerak geriknya. “Aku tidak

  • Terjebak Gairah Liar Kakak Ipar   3. Aku Tak Akan Pernah Melepaskanmu!

    Valeria beranjak dari tempat tidur, sembari memegangi dadanya, ia sadar seseorang meninggalkan jejak kemerahan di sana. Dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya setelah mendapatkan perlakuan yang menjijikkan dari Teo. Pria yang hampir menodainya, dan menghinanya secara menjijikkan. Pantaskah seorang ipar memperlakukan dirinya seperti itu. Dadanya terasa sesak mengingat kejadian sebelumnya.“Bagaimana ini, bagaimana jika Jason mengetahui perbuatannya? Aku pasti akan dianggap perempuan paling buruk di muka bumi ini. Begitulah yang terjadi, korban selalu yang akan menempati tempat yang salah.” Valeria membetulkan pakaiannya lalu berjalan tanpa alas kaki menuju pintu. Padahal dia berharap jika kejadian ini adalah sebuah mimpi buruk. Namun kenyataan mengatakan berbeda. Dia benar-benar berada di kamar Teo, yang membuatnya merutuki kebodohannya kali ini.Dia membuka pintu perlahan mengintip di luar, takut jika ada seorang yang memergokinya keluar dari kamar Teo. Setelah memastikan aman,

  • Terjebak Gairah Liar Kakak Ipar   2. Kau Adalah Milikku!

    Valeria tak tau harus berbuat apa saat ini, tubuhnya sudah terkurung di bawah kungkungan Teo. Namun pria itu tak bergeming menatap wajah Valeria di bawah sinar cahaya lampu temaram yang ada di kamarnya. Entah mengapa Teo melihat wajah Valeria begitu cantik dan menawan, bahkan pria itu tak kuasa mengagumi keindahan wajah Valeria saat ini. Entah apa yang ada di dalam Pikiran Jason, sehingga pria bodoh itu malah meninggalkan pengantin cantik nan sexy di malam pertamanya sendirian. Catat ya, sendirian!“Ini nggak benar, lepasin aku! Jangan macam-macam sama aku ya!” jerit Valeria, sembari menggeliat berusaha melepaskan dirinya. Bahkan saat ini tubuh Teo sama sekali tak berjarak darinya. Valeria merasa jika dirinya juga salah, telah memasuki kamar kakak iparnya itu tanpa sengaja. Namun siapa sangka jika Teo akan mengurungnya seperti sekarang ini. Tentu semua itu tak akan pernah terpikir di dalam benak Valeria.Oh sial, dirinya bahkan tak tau jika pemilik kamar itu adalah Teo. Sebelum menik

  • Terjebak Gairah Liar Kakak Ipar   1. Butuh Kehangatanku Nona?

    “Bukankah kamu seharusnya menghabiskan malam panas di atas ranjang bersama wanita itu?” Tanya Ilona yang kini hanya menutupi dirinya dengan selimut setengah tubuhnya, sembari memainkan jemarinya berjalan di atas dada bidang Jason. Ada rasa sesak ketika Ilona menanyakan hal itu. Cemburu? Tentu saja wanita itu merasakan hal itu, namun statusnya yang tak begitu jelas membuatnya merasa kurang pantas jika dirinya memperlihatkan dengan jelas sikap itu. Namun, bohong jika dirinya mengelak dan mengatakan tidak. “Bukan malah bermain denganku di sini, ini pasti sangat membuatnya kecewa, Babe.” Gadis itu semakin liar memainkan jemarinya menari-nari di atas perut bahkan sesekali memegang kejantanan pria yang sudah beristri itu, yang kini hanya tertutup selembar kain selimut putih polos, untuk membangkitkan gairahnya. Bukan Ilona jika dirinya tak mampu menggoda Jason. Padahal mereka baru saja usai menyelesaikan satu ronde permainan panas mereka. Belum ada tiga jam setelah acara pesta pernikahan

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status