Share

Mulai Meneror Evi

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-01 16:00:00

“Aaaaaaa!!!”

Nala menjerit histeris hingga suaranya menggema di udara senja. Tangannya mencengkeram rambutnya sendiri dan wajahnya pucat penuh amarah.

Para tetangga yang lewat hanya menoleh sekilas, berbisik-bisik, tapi tak ada yang berani mendekat. Bagi mereka, perempuan itu sudah kehilangan kewarasan.

“Tidak … tidak mungkin! Liam … kamu tidak bisa lakukan ini padaku!” jeritnya lagi dan air matanya membanjiri pipi. Ia berlari ke pagar dan menghantamkan kedua tangannya ke besi dingin itu.

“Rumah ini milikku juga! Aku yang dulu menata semuanya, aku yang dulu tidur di sini, aku yang dulu … yang dulu ada di sisimu, Liam!”

Ia menunduk dan pundaknya berguncang. Tangisnya berubah menjadi suara tawa pendek, getir, dan menakutkan.

“Hahaha … Liam … kamu pikir kamu bisa hidup tenang setelah meninggalkanku? Kamu pikir aku akan diam saja melihatmu merangkul perempuan murahan it

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Astagah Nala, kapan sadar nya sih..
goodnovel comment avatar
Kania Putri
evi udah mulai menerima banyak teror lebih baik kamu kasih tau Liam juga biar dia perketat keamanan kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Janji Liam untuk Evi

    Waktu sudah menunjuk angka delapan pagi. Evi bangun dari tidurnya dengan perasaan cemas yang melanda dirinya.Namun, dia belum memberitahu Liam soal pesan terror yang sudah dia duga dari Nala.Setelah mandi, Evi langsung keluar dari kamarnya dan membawa koper berisi pakaian miliknya. Hari ini, dia akan pulang dari rumah Ardi dan tinggal bersama Liam di apartemen.“Jadi, kalian beneran pindah hari ini?” tanya Ardi memecah keheningan di sana.Evi menoleh ke arah Ardi lalu mengangguk dengan sopan. “Iya, Mas. Sudah saatnya saya tidak merepotkan Mas Ardi dan Mbak Asyla lagi. Kalian sudah terlalu baik menampungku selama ini.”Ardi menghela napas panjang lalu mengangguk. “Hei, jangan ngomong gitu. Kamu bukan merepotkan, Vi. Aku Cuma … ya, aku ingin kamu aman. Itu aja.”Liam menatap Ardi dengan ekspresi serius. “Aku berutang banyak padamu, Ardi. Kalau bukan karena kamu, aku tidak tahu apa yang akan te

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Mulai Meneror Evi

    “Aaaaaaa!!!”Nala menjerit histeris hingga suaranya menggema di udara senja. Tangannya mencengkeram rambutnya sendiri dan wajahnya pucat penuh amarah.Para tetangga yang lewat hanya menoleh sekilas, berbisik-bisik, tapi tak ada yang berani mendekat. Bagi mereka, perempuan itu sudah kehilangan kewarasan.“Tidak … tidak mungkin! Liam … kamu tidak bisa lakukan ini padaku!” jeritnya lagi dan air matanya membanjiri pipi. Ia berlari ke pagar dan menghantamkan kedua tangannya ke besi dingin itu.“Rumah ini milikku juga! Aku yang dulu menata semuanya, aku yang dulu tidur di sini, aku yang dulu … yang dulu ada di sisimu, Liam!”Ia menunduk dan pundaknya berguncang. Tangisnya berubah menjadi suara tawa pendek, getir, dan menakutkan.“Hahaha … Liam … kamu pikir kamu bisa hidup tenang setelah meninggalkanku? Kamu pikir aku akan diam saja melihatmu merangkul perempuan murahan it

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Justru Aku Lega

    Di kediaman Liam.Halaman rumah besar yang dulu menjadi saksi kehidupan rumah tangga Liam dan Nala kini tampak sepi, kosong, dan tak lagi ada tawa atau suara cekcok yang dulu kerap bergema dari dalamnya.Papan bertuliskan “DIJUAL” sudah terpasang sejak beberapa hari lalu, dan hari ini Liam datang dengan wajah tenang, seolah ingin menutup lembaran masa lalu yang penuh luka.Namun, ketenangan itu buyar ketika sebuah suara lembut, manja, namun penuh kepura-puraan terdengar dari teras.“Liam?” panggil Nala dengan nada mendayu.Dia kini berdiri di depan pintu, mengenakan gaun putih sederhana, rambut tergerai rapi seolah dia sudah menunggu sejak lama.“Aku tahu ... aku tahu kamu pasti datang untukku. Kamu tidak benar-benar tega meninggalkan aku, kan?” ucapnya dengan penuh percaya diri.Liam menghentikan langkahnya. Matanya langsung menatap lurus pada sosok perempuan yang dulu pernah dia sebut istri, tapi

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Aku Hanya Mencintaimu

    Begitu berhasil membuat Rafael dan Sarah debat panjang, Nala pergi begitu saja seolah apa yang sudah dia rencanakan memang sudah selesai.Dia melangkah dengan anggun penuh dengan kemenangan. Menenteng tas mahalnya dengan kepala mendongak ke atas penuh dengan keangkuhan.“Sayang. Jangan percaya dengan ucapan Nala, aku mohon,” lirih Rafael dengan nada memohon.Sarah menatapnya penuh benci. “Kamu pikir aku akan percaya begitu saja kalau itu ‘sampah’? Kata-katanya terlalu detail, Rafael! Tentang bagaimana dia berjanji akan memberimu anak, tentang bagaimana kamu merencanakan menjatuhkanku di depan semua orang dengan tuduhan bahwa aku mandul. Itu bukan omong kosong, itu—”“—itu justru bukti kalau dia sedang berusaha menghancurkan kita!” potong Rafael dan suaranya meninggi untuk pertama kalinya.Sarah terdiam sejenak, kaget melihat Rafael begitu defensif. "Nala baru saja dipecat dan dia tidak terima dipecat, Sarah. Apa kamu tidak mau berpikir ke arah sana?" ucap Rafael sembari menahan gejol

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Provokasi dari Nala

    Rafael baru saja tiba di rumah. Dia masuk dengan langkah pelan, pundaknya berat, pikirannya masih dipenuhi bayangan wajah Nala yang menangis histeris di ruang kerjanya tadi sore.Keputusan memecat Nala cukup menghantuinya, tapi lebih dari itu, ancaman Sarah masih menekan dadanya.Ia berharap malam ini tenang, setidaknya ada waktu untuk menarik napas. Namun begitu dia membuka pintu ruang tamu, langkahnya terhenti mendadak.Di sana, Sarah berdiri dengan tangan terlipat di dada, wajah dingin seperti patung marmer, dan matanya menyala penuh bara.Dan di hadapan wanita itu ada Nala yang berdiri dengan angkuh di hadapan Sarah.“Sarah …?” Rafael tercekat. Sorot matanya beralih cepat dari Sarah ke Nala. “Apa yang dia lakukan di sini?”Sarah tidak langsung menjawab. Hanya tatapan tajamnya yang berbicara.Sementara Nala tertawa getir, lalu menatap nyalang wajah Rafael. “Oh, aku hanya mampir untuk memberitahu sedikit kebenaran pada istrimu, Rafael.”Rafael merasakan darahnya berdesir begitu mend

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Membeberkan Fakta yang Baru Terungkap

    Malam itu hujan baru saja reda. Jalanan masih basah, aroma tanah bercampur aspal basah memenuhi udara.Di dalam kediaman besar keluarga, lampu kristal menyala terang, memberikan kesan anggun sekaligus kaku.Sarah baru saja turun dari ruang kerjanya ke ruang tamu, mengenakan gaun malam sederhana namun elegan.Ia berencana menenangkan diri dengan segelas anggur, setelah perdebatan panjang dengan Rafael di siang hari tadi.Namun ketenangan itu seketika buyar saat pintu depan terbuka dengan keras, disertai suara langkah tergesa yang masuk tanpa izin.“Sarah!”Sarah menoleh tajam dan matanya langsung menemukan sosok Nala.Rambutnya acak-acakan, wajahnya merah, matanya bengkak akibat tangis.Gaun kerjanya masih melekat, basah di bagian bawah karena hujan. Nafasnya tersengal, seolah datang ke rumah ini dengan terburu-buru tanpa pikir panjang.“Nala?” alis Sarah terangkat tinggi. “Apa yang kamu lakukan di sini malam-malam begini? Kamu pikir kamu siapa berani masuk seenaknya ke dalam rumahku?”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status