Share

AMARAH YANG BELUM PADAM

Penulis: Kak Upe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-29 23:47:48

“Lepaskan tanganku!” sentak Valerie sekali lagi sambil menyentak tangannya dengan getar kemarahan yang tertahan.

“Urusanku dan dirimu sudah selesai, Zane! Jangan campuri urusanku lagi!” ujar Valerie.

Zane mengunci pergelangan tangan Valerie dengan genggaman baja, menariknya hingga tubuh Valerie yang ringkih terhempas ke dadanya. Bau sabun mintnya menusuk, mengingatkannya pada malam ketika aroma yang sama menyesakkan napasnya di antara helai-helai sprei.

"Sudah kubilang—" suara Zane menggerus telinganya, “aku sangat menyesali perbuatanku padamu!”

Zane menatap lekat mata Valerie yang merah dan penuh air mata.

Ia menekan pinggang Valerie hingga tubuh Valerie benar-benar menempel padanya dan berkata, “Aku bahkan sudah meminta maaf padamu, Valerie! Aku tahu itu tidak akan pernah cukup untuk membayar semua kesalahanku. Tapi bukan berarti hanya karena kau tidak mau memaafkanku dan juga membenciku, maka kau bisa lepas dari diriku, Valerie!”

Valerie mendongak. Matanya yang merah bertemu sorot
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   CORAK MACAN TUTUL

    Malam berganti pagi. Tanpa disadari, Zane dan Valerie benar-benar tertidur sampai matahari muncul. Bahkan ketika Tony, sang asisten, masuk karena pintu kamar tidak terkunci, keduanya masih terlelap.Valerie bangun lebih dulu. Ia langsung mengecek keadaan dirinya—Dan syukurlah kemeja itu masih menutupi tubuhnya dengan rapi, tidak ada yang berubah.Ia menoleh ke arah Zane yang tampaknya masih betah di alam mimpi.“Tidurlah... tidur panjang... kalau perlu, nggak usah bangun,” gumam Valerie pelan.“Gadis ini...” rutuk Zane dalam hati, yang ternyata dia tidak tidur dan mendengar sumpahan serapah versi soft spoken dari Valerie.Valerie turun pelan dari ranjang, berusaha tak membuat suara. Ia enggan memicu perdebatan sejak pagi. Bagaimanapun, Valerie tetap harus bekerja—bekerja sebagai sekretaris Zane.Valerie melihat koper di dekat pintu.“Apakah itu pakaianku?” ujar Valerie, lalu mengambil koper tersebut dan menyeretnya masuk ke dalam kamar mandi.Zane membuka matanya perlahan setelah mend

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   TIDUR SERANJANG

    “Nah, mulai saat ini karena kita sudah resmi menikah, maka kamar ini pun resmi menjadi kamarmu,” terang Zane sambil tersenyum pada Valerie yang masih memasang wajah jutek dan tidak peduli.Tapi percayalah, Zane sama sekali tidak peduli dengan kebencian Valerie yang seolah telah mendarah daging padanya. Dalam hati, Zane sudah bertekad untuk meraih maaf Valerie. Jadi apa pun akan Zane tempuh untuk mendapatkan kata maaf tersebut.Valerie telah selesai makan dan meletakkan piring itu di atas nakas.“Ini, minumlah,” kata Zane sambil menyerahkan segelas air kepada Valerie.Karena ingin semuanya lekas berakhir, Valerie langsung mengambil gelas itu tanpa banyak bicara.Valerie menyesap air itu dengan cepat, tanpa menatap Zane sedikit pun. Wajahnya tetap kaku, ekspresi dingin yang tidak bisa disamarkan—kemarahan masih terjaga, meski tubuhnya memberi jeda.Tidak ada kata, tidak ada terima kasih. Hanya gerakan otomatis dari seseorang yang masih menyimpan luka.“Nah, kau perlu apa lagi?” tanya Z

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   SEDIKIT ANCAMAN, TERNYATA BERHASIL

    “Jangan rugikan dirimu karena kebencianmu padaku. Kalau kau membenciku, maka pukul aku! Kuizinkan kau melakukan itu.” sambung Zane, tak peduli dengan wajah tidak suka Valerie padanya.“Ingat kata-kataku itu baik-baik, Valerie! Kalau tidak, aku pasti akan menghukummu! Kau suka atau pun tidak, aku sudah menjadi suamimu dan kau sudah menjadi istriku. Tidak akan ada yang bisa mengubah hubungan kita,” tegas Zane.Valerie memilih diam. Bahkan untuk merespon semua ucapan Zane, dia terlalu malas. Di detik ini, dia sudah berada di vase tidak ingin mendengar suara Zane.Zane terus mengeringkan helaian demi helaian rambut panjang Valerie yang hitam legam, seolah setiap sentuhan mengandung permintaan maaf yang tak terucap.“Wangi rambutnya... aku suka,” gumam Zane dalam hati, sembari mencium helai rambut Valerie tanpa sepengetahuannya.Untuk mempermudah proses mengeringkan rambut, Zane mengarahkan semua helai rambut Valerie ke sisi kanan lehernya. Valerie tetap diam, tak berkata apa pun. Ia membi

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   INGIN MENGHAPUS LUKA

    “Kau ini, Zane! Bagaimana bisa kau biarkan istrimu tertidur dengan rambut yang masih basah begini?!” gerutu Clare, sambil mengeringkan rambut panjang menantunya dengan hair dryer.Dengan langkah pelan dan dada berdebar, Zane mendekat. Ada satu pertanyaan yang mengganggu pikirannya: Sudahkah Valerie bicara sesuatu pada Ibu?Namun, melihat Valerie yang tetap diam di hadapan ibunya, Zane pun menyimpulkan bahwa ia belum menceritakan apapun tentang kejadian pagi tadi.“Zane tidak ingin mengganggu tidur Valerie, Bu,” ucapnya lembut, sembari mencuri pandang ke arah sang istri.“Tak mau mengganggu, katanya! Tapi badan menantuku sudah penuh totol-totol begini! Masih bilang tak mengganggu?!” sungut Clare dalam hati, matanya menangkap jelas jejak kepemilikan Zane di tubuh Valerie.Hal itu mengingatkan Clare pada masa lalu—saat Arka juga pernah membuatnya tampil bak siluman berbintik, macam tutul.“Astaga, mulutku gatal sekali ingin membalas perkataanmu, Zane…” desah Clare lirih, menahan gejolak

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   AKAN KU TEBUS KESALAHANKU

    “Hhuh... Apa boleh aku menonjok wajahmu sekali lagi?” tanya Belvan begitu santai sambil menuangkan jus ke dalam gelasnya.“Jujur saja, Zane... aku masih ingin menghajarmu. Tapi aku tahan. Wajahmu yang sekarang saja masih belum hilang lebamnya,” seloroh Belvan.“Sorry...” ujar Zane pelan.“Katakan itu pada Valerie,” suruh Belvan dengan nada santai.“Aku pasti akan mengatakan itu padanya. Bahkan seumur hidupku kalau perlu, aku akan mengatakannya pagi, siang, dan malam,” jawab Zane sambil melamun memandangi gelas jusnya.“Dia marah padamu?” tanya Belvan berikutnya.“Heem... sudah pasti,” jawab Zane tetap dengan pandangan kosong.“Kau menyerah mendapatkan kata maafnya?” tanya Belvan lagi.Zane menggeleng. “Tidak! Tidak akan pernah,” jawabnya tegas meski dengan tatapan kosong.“Bagus,” seru Belvan, cukup puas dengan jawaban Zane.“Apakah kau tidak marah lagi padaku? Aku sudah berprasangka buruk padamu. Dan juga menjebakmu.,” Zane memberanikan diri bertanya.Rasa bersalahnya pada Valerie saj

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APA AKU BOLEH MENONJOK WAJAHMU SEKALI LAGI, ZANE?

    “Zane... Valerie mana?” tanya Clare yang sedang sibuk di dapur bersama beberapa pelayan, sebab malam ini akan diadakan pertemuan keluarga seperti yang dijanjikan oleh Arka sebelum akad pernikahan Zane dan Valerie.“Valerie baru saja tidur, Bu,” jawab Zane sambil mengambil sebuah piring dan mengisinya dengan nasi.“Apa kau mau makan, Zane?” tanya Clare yang langsung menghentikan kegiatannya dan menuju meja makan untuk menemani Zane makan siang.Clare tahu kalau Zane dan Valerie belum makan apa pun sejak pagi karena tadi Clare dan Margaret sempat singgah ke kamar Zane dan Valerie. Namun karena tidak ingin mengganggu pengantin baru, Clare membiarkan saja Zane dan Valerie tetap di kamar.Dalam pikiran Clare: nanti kalau sudah capek dan lapar, paling juga akan turun.Dan terbukti...Saat ini Zane sudah keluar dari kamarnya dan langsung menyendok nasi untuk dimakan.“Heem... aku akan makan nanti, Bu. Ini untuk Valerie,” jawab Zane sambil terus mengisi piring tersebut.Zane sadar kalau ibunya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status