Share

Lima

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2022-11-10 10:22:16

Mendengar bentakan dari sang tuan, Bella pun menunduk. Pria itu kembali memanggil Bu Siti. Wanita tua itu pun sigap dan sudah berada di hadapan Tuan El.

“Bu, apa mau ikut ke mal untuk membeli beberapa baju untuk Bella?” tanya Tuan El pada Bu Siti.

“Capek, Tuan. Saya di sini saja.”

“Baiklah.”

Tuan El langsung menghampiri Bella, ia mengajak untuk membeli beberapa stel baju juga sepatu. Lalu, ia pun akan membelikan beberapa keperluan yang akan di gunakan Bella. Seperti ponsel atau beberapa keperluan wanita.

Bella tidak bisa menolak, ia pun mengikuti langkah sang tuan. Walau merasa malas, tak ada pilihan lagi karena dirinya kini sedang menjadi tahanan pria bernama Elvaro.

***

Di sebuah pusat perbelanjaan, Bella menatap takjub kota besar yang memiliki banyak toko baju ternama. Ia pun terkesiap melihat harga yang tertera di baju itu. Saat melihatnya ia kembali menyimpan di tempat semula.

“Ambil saja yang kau mau, tak usah seperti orang miskin. Aku bisa membeli semua baju di sini jika kamu mau,” ujar Tuan El.

Bella kembali memilih beberapa baju yang ia suka. Lalu, Tuan El menghampirinya dan memberikan beberapa baju tipis yang begitu sexy.

“Pakai ini setiap malam.”

“A—apa? Ini?”

“Baju tidur, masa ia bikin.”

Tuan El menyodorkannya dan langsung kembali melihat beberapa baju lain. Bella menarik napas dalam saat melihat kembali beberapa baju yang di berikan pria itu.

Setelah membayar semua baju, mereka langsung meninggalkan butik itu menuju tempat selanjutnya. Bella tak terbiasa berjalan di keramaian, apalagi bersama dengan pria bertubuh kekar dan berwajah tampan bak artis itu. Langkahnya selalu menjadi sorotan beberapa pengunjung. Walau hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong, tak menghilangkan pesona Tuan El.

Saat melewati sebuah toko perhiasan, ia mengerjapkan mata karena melihat sosok seperti Edo. Gegas ia mencoba menghampiri, tapi langkahnya terhenti saat lengan besar Tuan El mencengkeram dengan keras.

“Tetap di sini atau kau akan tahu akibatnya.”

“Tapi itu Edo, aku harus bertemu dengannya. Aku mau dia menjelaskan kenapa dia menjual aku padamu!” Bella meninggikan suaranya saat lengan besar itu tak mau melepaskan cengkeramannya.

“Cukup, jangan buat kita menjadi pusat perhatian semua pengunjung. Harusnya kamu sadar kenapa dia membuang kamu. Kamu itu tidak berharga baginya, mengerti?”

Tuan El semakin kencang mencengkeram tangan Bella, saya itu juga Bella meringis memohon untuk melepaskan tangan Tuan El dari lengannya. Badan kurusnya terlalu sakit saat di perlakukan kasar oleh pria berbadan besar itu.

“Sudah aku tegaskan, jangan pernah bermain api. Ingat, kamu sekarang milik aku.”

“Aku mengerti, tapi tolong jangan perlakukan aku seperti boneka. Aku manusia, punya perasaan,” ujar Bella. Ia hanya berharap Tuan El tak berlaku kasar lagi padanya.

Tatapan itu mengiba agar tak mendapat perlakuan kasar lagi. Netra Bella mulai berembun karena tak tahan dengan cobaan hidup yang membuatnya terkurung dalam cengkeraman pria kasar itu.

“Kita pulang!” titahnya.

Tuan El menarik kasar pergelangan tangan Bella menuju parkir mobil. Walau banyak yang memperhatikan, tapi Tuan El tak menggubrisnya. Dia lebih fokus membawa Bella masuk ke mobil.

“Argh.”

Tuan El mendorong tubuh mungil Bella ke pintu mobil. Tatapan pria itu begitu tajam seolah-olah ingin membunuhnya. Bella merasa meringis kesakitan saat tubuh kecilnya terbanting begitu saja.

“Tuan, tidak sekalian saja kau bunuh aku! Aku memang sudah kau beli, tapi aku manusia bukan boneka yang bisa sesuka hati kau lempar bahkan kau lukai. Lebih baik, saat itu jangan selamat kan aku, biarkan aku mati. Untuk apa aku hidup dengan penekanan seperti ini!” pekik Bella.

Sudah lama ia menahan semuanya, menjadi tahanan Tuan El adalah hal yang membuat ia tak bisa bergerak sedikit pun. Yang di inginkan ya adalah terbebas dari pria bernama Elvaro itu.

Tuan El mencengkeram wajah Bella tanpa ampun, apa yang di katakan Bella membuatnya naik pitam. Yang ia inginkan adalah Bella tetap diam tanpa banyak bicara, apalagi berteriak di depan wajahnya.

“Cepat masuk!”

Dengan tubuh bergetar, Bella masuk ke mobil. Sementara, sang tuan menendang kasar ban mobil karena dia begitu kesal menghadapi keras kepalanya Bella yang membuat dirinya sakit kepala berkepanjangan.

Masih dengan emosi dan kemarahannya, Tuan El mengemudikan mobil seperti orang kesetanan. Bella yang berada di sampingnya merasa takut karena pria itu mengendarai dengan kecepatan yang tinggi.

Mobil berhenti di pinggir jalan, Tuan El masih sangat kesal. Ia memukul berulang kali setir mobilnya. Lalu, menatap tajam Bella yang sejak tadi memegangi sabuk pengaman.

“Aku ingatkan sekali lagi, jangan pernah mencari pria bernama Edo. Atau, kamu kujual kembali pada beberapa temanku.”

Ancaman Tuan El kali ini membuat Bella bergidik ngeri. Pasalnya, jika hal itu terjadi dirinya seperti piala bergilir. Netranya mengeluarkan bulir bening yang mengalir tak henti di pipi.

“Hapus air matamu, aku benci perempuan menangis.”

Tangan Bella mengusap bulir bening di pipi. Walau merasa sakit hati dan tak memiliki harga diri.

“Kalau kau melakukan itu, menjualku kembali, kupastikan aku akan bunuh diri di hadapanmu!”

Netra Tuan El memerah mendengar ucapan Bella. Kali ini Bella mencoba memberanikan diri untuk tak terlihat lemah di hadapan Tuan El walau sesungguhnya dia pun sangat takut dengan pria itu.

“Diam jangan bicara lagi atau—“

“Atau apa?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Empat (Tamat)

    Setelah mendapat ancaman dari suaminya, Deswita pun diam. Kali ini apa yang di katakan Ferdinand membuat wanita itu tidak berkutik. Ibu dari Elvaro itu bungkam seribu bahasa dan memilih masuk kamar. Terdengar suara pintu begitu keras hingga membuat telinga sang suami perih. Ferdinan hanya menggeleng melihat apa yang di lakukan oleh Deswita. Ia sudah sangat muak dan tidak bisa mentolerir semua perbuatannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan, mengancam dengan cara itu yang bisa membuatnya diam dan bungkam. Ferdinand pun terduduk lesu membayangkan bagaimana nasib Elvaro kini. Dengan kaki yang lumpuh, apa bisa dia melakukan aktivitas, pikirnya. Pria itu mendesah, mungkin besok ia bisa berpikir jernih jika sudah beristirahat.Sementara, di kamar Deswita beberapa kali bergumam kesal kenapa bisa hanya karena Bella sang suami dan anaknya sampai membuat dirinya tersudut. Ia kali ini kalah dengan ancaman sang suami yang baginya adalah musibah dan perkara terbesar jika hal itu terjadi. "Lebih ba

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Tiga

    Bella menahan emosinya dengan ucapan Melani kali ini. Di hadapan semua orang mantan istri suaminya mencoba mempermalukan dirinya. Bella bukan wanita lemah seperti dulu, ia kini siap melawan siapapun yang ingin merusak rumah tangganya maksud Melani."Jangan mengarang cerita, anak yang kau kamu ini adalah anak Elvaro. Kamu pikir dengan mengatakan hal itu suamiku akan peduli dan lebih percaya dengan ucapan dari wanita yang berselingkuh di belakangnya."Wajah Melani mulai panik dengan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Bella. Gimana bisa wanita kampung itu membuat dirinya tidak berkutik."Bahkan menunda punya anak dengan alasan karir padahal dirinya hanya ingin bebas bermain dengan pria manapun tanpa takut hamil dan tahu anak siapa yang akan ia kandung." Lagi Bella mulai mempermalukan Melani. Lagi Bella siapa yang memulai Ia yang harus menanggung semua resikonya.Elvaro meminta Bella untuk sabar dengan menggenggam tangannya. Sang suami meminta untuknya diam dan tidak meladeni setiap

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Dua

    Dua jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah. Bella menatap sekeliling halaman tempat di mana lima bulan lalu ia meninggalkannya. Sembari tersenyum, Bella menggenggam tangan sang suami lalu mendorong kursi rodanya masuk. Sekian lama akhirnya Bella sadar jika dirinya begitu merindukan rumah itu. Begitu pun dengan sang suami. Mereka pernah salah paham, tapi kini semua telah berlalu. Bella bersama Elvaro masuk ke kamar, dia tidak menyangka akan kembali ke kamarnya. Setelah itu ia mulai merapikan pakaiannya. Lalu, menghampiri sang suami yang kini duduk memperhatikannya dirinya."Kamu bahagia?" tanya Elvaro."Aku sangat bahagia apalagi bisa kembali bersama kamu dan merasa dicintai saat sedang hamil.""Kondisiku seperti ini tidak bisa berjalan," ujar Elvaro terlihat murung.Bella menggenggam tangan sang suami, dirinya tidak tega melihat Elvaro bersedih sepeti itu. Ia menyesal karena ulah Edo telah membuat Elvaro menderita.Bella mencoba menyajikan sang suami untuk tetap bersabar. Y

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Satu

    Walau masih sangat gengsi, Sinta pun menemui Bella di kamar. Ia pun langsung mengajak Bella berbicara empat mata. Memang harusnya dirinya ikut senang dengan permasalahan Bella yang sudah selesai. Bella pun sedikit canggung dengan kondisi keduanya setelah pertengkaran di rumah sakit kemarin."Aku tahu kalau semua yang terjadi salah. Aku pun mau mengakui jika memang selama ini aku begitu egois mementingkan perasaan sendiri dari pada kamu dan Mas Bagas."Sinta menatap kembali Bella yang masih bergeming di hadapannya. Apa yang terjadi kemarin sebenarnya masih membuat dirinya kecewa. Hanya saja, Bella sadar jika tidak usah memperpanjang masalah karena ia tahu sebenarnya Sinta itu orang baik.Sebenarnya tidak terpikirkan oleh Bella jika majikannya itu akan datang dan meminta maaf. "Sekali lagi aku meminta maaf, jika kamu tidak berkenan, setidaknya aku sudah meminta maaf." "Nyonya, sebelum itu aku pun mau meminta maaf. Aku paham apa yang di pikirkan oleh nyonya, hanya saja aku juga memili

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh

    Sementara, di ruangan tidak jauh dari ruang Elvaro, Sinta sedikit kecewa karena sang suami mengizinkan Bella untuk menemui sang suami. Ia mesti nggak rela ketika Bella kembali pada Elvaro."Kamu tidak bisa seperti itu, biarkan Bella bahagia. Kamu harusnya berusaha bagaimana bisa membahagiakan aku. Sadar Sin, tidak ada yang mustahil di hidup ini. Kamu dan anak kita akan sehat sampai lahir." Bagas berusaha tidak emosi saat bicara dengan Sinta yang sedang merajuk.Sinta membuang wajahnya, kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Bagas suaminya. Kenapa harus ada Elvaro kembali ke hidup Bella pikirnya. Bagas pun tidak mengambil pusing, ia telah menemui sang dokter kondisi istri sudah lebih baik dan diperbolehkan untuk pulang. Dirinya tinggal menunggu Bella kembali agar membantunya berkemas.Bella sudah berjanji sebelum ia kembali pada sang suami dirinya akan menyelesaikan semua dengan baik bersama Sinta. Hanya saja mungkin sang istri belum bisa menerima dengan baik. "Kita akan pulang hari i

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Sembilan

    Dengan perasaan berdebar Bella bertahan di belakang David. Hingga David menyingkir dari ambang pintu, semua orang yang berada di dalam ruangan langsung tertuju pada Bella.Bella terpaku beberapa saat di ambang pintu. Tubuhnya memang berdiri tegak, tetapi rasanya seperti sedang berdiri tanpa tulang. Persendiannya seolah-olah hilang. Jika tidak bertahan, mungkin wanita itu akan jatuh melorot ke lantai.Tatapan Bella langsung tertuju pada seseorang yang terbaring lemah di atas ranjang. Dan sebaliknya, hingga mereka beradu pandang untuk beberapa saat. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu saat itu. Saat matanya kembali menatap laki-laki yang sangat dia sayang. Dia tidak menyangka jika akhirnya dia berada sedekat itu dengan sang suami. Sementara itu, di dalam ruangan tersebut, dua orang yang menemani Elvaro juga terkejut melihat kedatangan Bella yang sangat tiba-tiba.Mellisa dan Bu Siti saling pandang tidak percaya jika Bella kini ada di hadapan mereka. Bu Siti terutama, asisten r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status