Pagi ini, Galla merebut koper Viana, dan mengembalikan isinya ke lemari.“Aku tahu aku salah! Karena itu kamu harus memberiku kesempatan untuk menebusnya! Aku akan jadi suami yang adil! Jadi, tak ada yang perlu kamu takutkan meskipun ada Jasmine!”Viana menagis. “Bukan itu yang kumaksud, La. Tapi caramu menyembunyikan pernikahan dan anak kalian. Kalau tidak ada kejadian daging kemarin, aku yakin sampai 10 tahun ke depanpun kamu tidak akan memberitahuku. Kamu membuatku seperti orang bodoh sedunia.”Galla mendekati Viana. Memeluk perempuan itu. Dia tidak pernah meneteskan air mata untuk wanita, kecuali Viana. “Kalau ada kata yang lebih besar dari maaf, aku akan katakan itu padamu. Viana, aku takut kehilanganmu, aku sayang kamu, kamu harus percaya itu. Aku mohon, jangan pergi.”“Aku nggak bisa. Aku akan pergi karena kamu sudah mempunyai Jasmine.” Viana mengusap air matanya. Sadar, dari awal hati Galla bukan miliknya. Pernikahannya karena kecelakaan. Sebab itu akan mengembalikan Galla ke
“Bapak suka laut apa gunung?” celetuk Viana“Aku suka kamu.”“Aku serius!” Viana memukul lengan Teofilano sampai burger pria itu jatuh karena terlalu kuat. Rahang Viana jatuh.“Maaf,” cicit Viana. Viana merasa bersalah sebab mereka tidak membawa burger cadangan.Viana heran Teofilano tidak marah. Padahal kalau Galla, udah pasti akan mengoceh lalu mendiamkannya. Viana segera mengusir pikirannya. Dia tidak mau membandingkan-bandingkan.Waktu berlalu dengan cepat ketika hati bahagia. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tidak terasa 2 tahun sudah Viana menjalani hidup serong. Statusnya istri Galla, faktanya istri Teofilano.Viana menatap dirinya di depan cermin. Luka bekas operasi plastiknya sudah hilang. Sekarang wajahnya kembali kembali mulus seperti dulu, bahkan terlihat lebih muda setelah operasi plastik.Karena Galla sering keluar kota untuk mengurus restorannya yang ada di Sinaco. 2-3 bulan sekali pulang. Seminggu di rumah, berangkat lagi.Malam ini Galla pulang. Viana akan
Di depan rumah, mobil Teofilano sudah menunggunya.“Udah dari tadi?” tanya Viana.“Dari tadi malam,” Teofilano menarik Viana supaya pindah ke pangkuannya.“Tahu gitu ku suruh masuk ke rumah,” timpal Viana. Sama bercandanya.Viana melepas kamera tersembunyinya seusai pindah ke pangkuan Teofilano. Karena itu Viana tak perlu cerita sebab Teofilano tahu apa yang terjadi padanya.“Mandi dan sarapan di KIC, lalu belajar setir mobil, gimana?” tanya Teofilano.“Nggak masalah.”Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, mereka tiba di KIC. Restoran tampak penuh karena hari libur. Banyak keluarga makan di luar rumah saat liburan, mulai dari sarapan pagi, makan siang hingga makan malam.“Mau sarapan apa?”“Terserah,” sahut Viana.Teofilano sudah jera memilihkan Viana makanan, karena itu menyuruh Viana menyebutkan salah satu menu.Sementara Teofilano memesan, Viana mandi di ruang kerja Teofilano. Saat kembali, dia sudah disambut senyum dan tatapan Teofilano yang agak aneh namun tetap ada cintan
Terkadang, yang paling sulit adalah memilih yang terbaik diantara yang baik.Biasanya, pria yang menggunakan logika dari pada perasaaan. Tapi perempuan berdarah B- ini mirip seperti pria. Dia lebih menggunakan logika.“Aku sih mau-mau aja Bapak temenin, aku jadi nggak perlu kuatir lagi saat jalan. Tapi nggak enak sama Galla.”Viana memang was-was setiap hari. Karena itu kadang menenangkannya dengan rokok, kadang alkohol di tempat sepi.Saat berada diluar rumah takut tiba-tiba anak buah Tiger menyamar seperti Hose atau menghadangnya di tengah jalan.Saat di dalam rumah takut tiba-tiba Jasmine datang dan menyiksanya lagi beserta Vonny.Karena itu PTSDnya sering kambuh. Merasa tidak punya tempat aman kecuali KIC dan mansion.Masalahnya, dia baru tahu awal bulan lalu alasan Galla tidak pernah bekerja di luar rumah lagi, ternyata Galla tahu perbuatan Jasmine dan Vonny padanya.Yang membuat Viana senang, Galla tidak hanya bekerja di rumah mulai supaya bisa menjaganya, tapi juga memutus hub
Teofilano membalik foto itu. Viana tercengang, di balik foto itu tertulis tahun, bulan, tanggal, dan jam seperti yang tadi mereka sebutkan.“Ini foto yang sempat diabadikan Jimmy, penjaga pantai itu. Dia kuangkat jadi anak buahku setelah itu. Selama ini foto ini ku simpan di laci meja kerjaku di mansion. Viana, aku mencintaimu. Maukah kamu menikah denganku?”Ada banyak alasan Viana tak mengiyakan Teofilano. Pertama, hatinya masih mencintai Galla meskipun tidak 100 persen. Kedua, dia takut hidup dengan Teofilano yang notabene sebagai organisasi kriminal. Dia ingin hidup lurus dan tenang, tidak suka dengan Teofilano yang kejam.Sebulan kemudian………Mansion pukul 8 pagi.Biasanya, mansion sepi karena Teofilano tidak mau banyak orang mendekatinya. Tapi sebulan ini, dia latihan mengijinkan orang berdiri dekat dengannya meskipun kurang dari 1 meter. Karena itu mansion sekarang ramai, anak buahnya bebas keluar masuk mansion.Traumanya memang belum sembuh total, tapi mendingan.Dan pagi ini, T
Teofilano mengambil sebuah foto dari dompetnya, lalu menunjukkan foto itu kepada Viana. Dia ingin tahu apa reaksi Viana. Jika dugaannya benar bahwa orang yang selama ini dia anggap penolongnya, dia cintai, ternyata Viana bukan Lauren, dia rela menyerahkan semua hartanya untuk perempuan itu.Tapi jika tidak, sesuai kesepakatan awal.“Da—dari mana Bapak dapat foto saya?” Viana heran melihat foto dirinya 8 tahun lalu.Jantung Teofilano berdetak kencang melihat ekspresi Viana. Namun dia tidak akan semudah itu percaya. Akan mengujinya dulu. “Salah satu anak buahku. Itu foto Lauren. Kenapa?”“Nggak apa.” Viana pelototin lagi, itu memang foto dia. ‘Kenapa bisa kebetulan seperti ini? wajahku dan wajahnya sama. Tempatnya sama. Pakaiannya sama. Tapi Teofilano bilang itu Lauren? Aneh banget,’ Viana merinding.“Kenapa, Viana?”“Ini pantai Kana kan?” Viana memastikan.“Ya. Kamu pernah kesana?” uji Teofilano. Kalau benar, dia rela menyerahkan semua hartanya.“Pernah, saat masih SMA. Baru datang,