共有

58. Mohon Ampun

作者: Leva Lorich
last update 最終更新日: 2025-12-12 17:16:26

Jono terkapar di lantai semen yang dingin, dadanya terasa nyeri luar biasa akibat tekanan kaki Gelar dan tinjuan kuat di ulu hatinya. Ia terengah-engah, berusaha menarik napas yang terasa berat. Dalam sepersekian detik, kesadarannya dihantam oleh kenyataan pahit bahwa ia salah memilih lawan. Pria-pria di depannya bukan hanya kaya, tetapi juga terlatih, jauh lebih berbahaya daripada preman bayaran manapun yang pernah ia hadapi.

Bukk!

Satu tendangan keras Sandy membentur punggung Jono yang masih terbaring miring di atas lantai semen. Tendangan itu tidak fatal, tetapi cukup untuk menambah rasa sakit dan menanamkan ketakutan.

Sandy menatap Jono dengan mata menyala. Ia berkata dengan nada dingin yang menusuk, “Kau jangan coba-coba mengancam kami, Jono. Itu tidak ada gunanya. Kau berada di tangan orang-orang yang bisa membuatmu menghilang tanpa jejak sebelum bosmu sempat menyadari kau hilang. Daripada mengancam, lebih baik kau bicara.”

Jono meringis kesakitan, rasa nyeri di punggung dan dad
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   83. Mencari Kepastian

    Angin laut berembus cukup kencang, membawa aroma garam yang khas dan menyegarkan di sepanjang pesisir Pantai Dreamland, Bali. Tebing-tebing karang yang menjulang tinggi di sisi pantai seolah menjadi benteng alami yang memisahkan Bita dan Zen dari hiruk-pikuk dunia korporasi yang selama dua minggu ini mengurung mereka. Di bawah payung pantai yang lebar, keduanya duduk bersantai di atas kursi malas, menikmati pemandangan gradasi warna air laut dari biru muda hingga biru pekat yang memikat mata.Meskipun Zen adalah sosok yang sangat kaku, formal, dan serius saat berada di kantor, ternyata ia juga bisa menjelma menjadi teman bicara yang hangat. Ia bisa bercanda santai layaknya seorang kakak yang sedang melindungi adiknya, membuat Bita merasa jauh lebih tenang dari biasanya.Bita menyesap air kelapa muda langsung dari batoknya, lalu mengaduk-aduk daging kelapa yang putih bersih dengan sendok kecil. Matanya menatap jauh ke arah cakrawala, tempat debur ombak putih pecah menghantam pasir."Ma

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   82. Mengendurkan Urat Saraf

    Zen tersenyum tipis, mencoba memahami kegelisahan hati Bita. “Senioritas itu hanya masalah usia dan pengalaman teknis, Nona Bita. Saya memang lebih tua lima tahun darimu, tapi secara struktur organisasi dan secara kekeluargaan, kau tetap berada di posisi yang harus saya hormati. Pak Herman pun pasti akan menegur jika saya bersikap tidak sopan kepadamu.”Bita berbalik badan, menatap Zen dengan tegas namun tetap lembut. “Pokoknya aku tetap tidak nyaman dipanggil seperti itu. Cukup panggil Bita saja, Mas Zen. Anggap saja ini permintaan pribadiku sebagai Direktur Utama di sini, atau sebagai adik angkatmu jika kau mengizinkan. Lagipula, ini di Denpasar. Ayah tidak ada di sini untuk mengawasi setiap kata yang keluar dari mulutmu. Ayah pasti akan mengerti jika aku yang memintanya sendiri.”Melihat keteguhan di mata Bita, Zen akhirnya menyerah. Ia tahu bahwa berdebat dengan wanita cerdas ini hanya akan berakhir dengan kekalahannya. Ia menganggukkan kepala perlahan sebagai tanda setuju.“Baikl

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   81. Memang Hebat

    Cahaya matahari pagi di Kota Denpasar menyelinap masuk melalui jendela besar di lantai dua gedung kantor Puspita Ayu, sebuah perusahaan kosmetik yang kini berada di bawah kendali Bita Hermanto. Aroma lembut bunga kamboja yang menjadi salah satu bahan dasar produk terbaru mereka tercium samar di udara, menciptakan suasana kerja yang menenangkan namun tetap profesional. Di balik meja kerja kayu jati yang megah, Bita sedang memeriksa beberapa laporan pemasaran dengan kening yang sedikit berkerut, menunjukkan keseriusannya dalam mengemban amanah baru sebagai Direktur Utama.Dalam kurun waktu dua minggu sejak kedatangannya di Pulau Dewata, Bita telah menunjukkan perubahan yang sangat drastis. Ia bukan lagi gadis yang terlihat awam dan tidak terpelajar. Kini, ia mengenakan setelan kantor yang elegan, rambutnya tertata rapi, dan sorot matanya memancarkan kecerdasan serta ketegasan. Kemampuannya dalam beradaptasi dengan lingkungan korporasi yang sangat kompleks benar-benar di luar dugaan.Ze

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   80. Yakinlah

    "Bukan membiarkannya pergi, Pak Gelar, melainkan membiarkannya tumbuh. Biarkan waktu mengobatnya. Biarkan jeda ini untuk semakin mematangkannya," koreksi Pak Herman dengan bijak. "Bita memang sangat penting bagi Anda, saya bisa melihat itu dari sorot mata Anda. Namun, masalah istri Anda juga tidak kalah pentingnya. Masalah itu adalah duri di dalam daging yang harus Anda cabut sendiri. Pak Gelar harus bisa mengatasi masalah Anda satu per satu. Anda harus menyelesaikannya dengan cara yang paling terhormat. Jangan membuka masalah baru jika masalah yang lama saja belum bisa Anda selesaikan."Pak Herman kemudian berdiri dari kursinya, menandakan bahwa pembicaraan malam itu sudah seharusnya mencapai titik akhir. "Yakinlah, Pak Gelar. Jika Anda memang memiliki niat yang tulus dan murni untuk serius pada Bita, pasti nanti semesta akan membukakan jalan bagi kalian untuk bertemu kembali dalam kondisi yang lebih baik. Tanpa ada rahasia, tanpa ada status yang menggantung, dan tanpa ada

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   79. Obat Penawar

    Gelar Aditama menarik napas dalam-dalam, mencoba mengatur emosinya yang kian tidak menentu. Di hadapan Pak Herman, ia merasa seperti seorang terdakwa yang sedang melakukan pengakuan dosa. Namun, kejujuran adalah satu-satunya senjata yang ia miliki saat ini untuk meluluhkan hati pria paruh baya yang kini menjadi pelindung Sabita tersebut."Lebih parahnya lagi, Pak Herman," lanjut Gelar dengan nada suara yang mengandung kepahitan yang amat sangat. "Setelah ayah istri saya meninggal dunia beberapa waktu yang lalu, Rima seolah merasa mendapatkan kebebasan yang selama ini ia idamkan. Ia kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya yang dulu sengaja dipisahkan oleh mendiang ayahnya demi menikahkan Rima dengan saya. Berdasarkan informasi yang saya himpun secara diam-diam, bau perselingkuhan itu sudah tercium sangat tajam, Pak. Namun, saya harus mengakui kelemahan saya; saya belum mendapatkan bukti fisik yang benar-benar kuat untuk menjebaknya di hadapan hukum dan keluarga be

  • Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota   78. Hutang Rasa

    Pak Herman tersenyum sinis. "Hutang rasa? Itu adalah istilah yang sangat berbahaya bagi pria yang sudah memiliki rumah tangga. Bagaimana jika istri Pak Gelar mengetahui semua ini? Bagaimana jika istri Anda, Ibu Rima yang terhormat itu, tahu bahwa suaminya sedang mengejar-ngejar putri saya yang sekarang adalah salah satu direktur di perusahaan saya? Apakah Anda ingin menciptakan skandal besar bagi Larasa Company dan Aditama Group?"Gelar terdiam beberapa saat. Penekanan Pak Herman tentang rumah tangganya seolah membuka luka lama yang selama ini coba ia tutupi dengan tumpukan pekerjaan. Ia menunduk, menatap meja kayu mengkilap di hadapannya, lalu menghembuskan napas yang terasa sesak di dada.Akhirnya, dengan segala kerendahan hati dan keputusasaan, Gelar memutuskan untuk membuka tabir gelap kehidupannya yang selama ini ia simpan rapat-rapat."Sebenarnya... saya sedang menghadapi masalah yang sangat besar dengan istri saya, Pak Herman. Masalah yang sudah mencapai titik jenuh," kata Gela

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status