ch.5 (revisi)

"Gila." Satu kata itu ia lontarkan saat mendengar suara tawa Caleb yang menggema.

Ia menghela nafas berusaha sabar menghadapi Caleb yang tingkah nya selain obses juga begitu menyebalkan.

Memang sih dia begitu menyeramkan, apalagi suara nya yang rendah dan datar juga tatapan tajam nya semakin meninggi tingkat menakutkan nya seorang Caleb.

Zoyya terdiam menatap cermin di hadapan nya.

Ia harus membuat rencana kedepan nya harus seperti apa.

Mau kabur? Tentu perlu dana banyak. Apalagi Zoyya masih belum tahu seluk beluk Julia seperti apa.

Dia punya usaha kah? Atau dia masih kuliah kah? Zoyya masih belum ada pertunjuk sama sekali tentang hal itu.

Sedangkan ingatan nya tentang isi novel itu seketika melebur hilang entah kemana.

Haruskah Zoyya tertawa keras saat ini?

Zoyya terdiam menatap pantulan wajah nya. "Ah aku baru sadar kalau wajah ku dengan Julia punya kemiripan. Apa aku dan Julia adalah saudara kembar yang terpisahkan yah?" gumam Zoyya masih memperhatikan wajah nya dengan sesama.

"Ah sudahlah lebih baik aku segera menyelesaikan hajat ku dan segera kembali ke ranjang, rasanya badan ku lelah sekali."

Zoyya segera berjalan pelan mengunakan tongkat nya untuk mendekati wc, ia duduk di sana dan segera menunaikan hajat nya yang sudah ia tahan sedari tadi.

"Ternyata pasien koma itu pake baju rumah sakit yang bentuknya seperti daster yah?! Udah gitu gak di pakai celana lagi, pantes dari kemaren aku kedinginan." ujar nya dalam hati sambil menghela nafas besar.

Usai selesai dengan hajat nya, Zoyya segera keluar dari kamar mandi. Ternyata saat ia keluar Caleb masih berada di ruangan nya.

Gadis itu menatap pada pria yang menjadi suami Julia yang tengah duduk di sofa dengan gadget di tangan nya. Entah sedang mengerjakan apa namun Caleb nampak sangat serius.

Tanpa memperdulikan keberadaan Caleb, Zoyya segera berjalan menghampiri ranjang nya. Ia dengan perlahan duduk di tepi ranjang untuk sekedar mengisi energi yang rasanya begitu terkuras.

Tapi pergerakan itu di ketahui oleh Caleb yang segera meletakkan gadget nya dan menatap fokus pada Zoyya yang sedang fokus mengambil banyak nafas.

Caleb diam-diam terkekeh dengan apa yang di lakukan Zoyya. Ia dengan cepat berdiri mendekat dan tanpa aba-aba lagsung mengangkat Zoyya ala bridal style " aah!."

Tangan Zoyya bergerak otomatis mengalungkan ke leher Caleb sedangkan tangan kirinya menahan dada Caleb yang rasanya begitu dekat.

"Aku akan dengan senang hati membantu mu untuk menaiki ranjang ini." celetuknya dengan smirk yang tersematkan di bibir merah nya.

"Ku kira kau tidak gentelman, ya baguslah itu berarti kau punya presentasi gentelman meskipun cuma 30% saja"

Senyum smirk itu langsung hilang begitu saja usai Zoyya mengatakan hal barusan. Ya bisa saja itu langsung menuju hati nurani nya yang paling dalam hingga sampai membuat wajah nya kembali datar.

"Ternyata kau selain penakut juga cerewet. pantas saja mantanmu tak betah bersamamu." ungkap Caleb yang membuat Zoyya kebinggungan.

Namun Caleb memilih diam dan segera meletakkan tubuh Zoyya dengan pelan ke atas ranjang.

Setelah meletakkan tubuh Zoyya ke atas ranjang tanpa banyak bicara dia keluar dari ruangan Zoyya usai mengambil gadget nya yang ia taruh di meja.

Zoyya hanya menatap punggung lebarnya yang menghilang dalam kebinggungan.

"Kenapa dia?" tanya Zoyya kebinggungan.

Brusaha mengabaikan caleb, zoyya memilih untuk tidur saja. Ntah kenapa tubuhnya saat ini sangat lelah dan butuh istirahat.

Dalam tidur nya Zoyya merasakan tubuh nya begitu ringan hingga sebuah lingkaran bercahaya menghisap nya seperti vacum cleaner.

Saat membuka mata, ia sudah berada di sebuah taman dengan hamparan bunga tulip yang warna warni. apalagi di dukung dengan cahaya matahari yang bersinar membuat pemandangan itu berkali-kali lipat lebih cantik.

"Ini sebenarnya aku di mana?"

"Apa aku sekarang ada di surga?" tanya nya kebingungan.

Dalam kebinggungan itu dia memilih untuk duduk menatap hamparan bunga tulip di hadapan nya. sampai sebuah suara yang tak ia kenali terdengar mengalun di telinga nya.

"Kau menikmati ini semua?"