Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit.
Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya senang. Karena dengan itu ia bisa cuci mata setiap saat. Senyuman nya mengembang, sesekali menyapa suster atau dokter yang merawat nya. Sebuah mobil hitam terparkir di halaman rumah sakit dengan seorang pria berbadan besar dengan kacamata serta alat komunikasi di telinga nya. Zoyya nampak binggung. "Apakah ada orang penting di sini?" tanya Zoyya pada salah satu maid. Maid itu tersenyum tipis. "Andalah tamu penting itu nyonya!" jawab maid itu masih setia menunduk. Zoyya nampak binggung namun pria berbadan besar itu membuka pintu samping mempersilahkan Zoyya masuk. "Silahkan masuk nyonya!" ujar pria itu sopan. "Aku?" tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri yang di angguki oleh pria itu. Zoyya kebinggungan namun mau tak mau ia masuk ke dalam mobil mewah itu. Sedangkan kedua maid tadi memakai mobil terpisah. Zoyya diam melihat interior mobil yang ia tumpangi begitu mewah dan nampak mahal. "Waahh! di lihat dari manapun ini mobil mahal juga." "Apa Caleb sebegitu kaya nya? sampai mobil pun bisa semewah ini." tanya nya dalam hati. Selama perjalanan, Zoyya melihat keluar jendela. Memandangi deretan gedung menjulang tinggi dan beberapa bangunan kuno yang elegan, megah dan terlihat sangat bersejarah. Berulang kali Zoyya spechlees dengan keindahan negara yang baru pertama kali ia kunjungi ini. Dan tentu nya kedepan nya ia akan tinggal di negara ini bersama suami nya. Suami? mengingat satu kata itu tiba-tiba saja perut Zoyya merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam nya. . . . Pria tadi tengah menyetir dan diam tanpa memulai percakapan dan Zoyya pun enggan untuk memulai percakapan. Walaupun dia Pandai berbahasa inggris. Namun dia tak bisa memakai bahasa italia. Mobil memasuki kawasan perumahan elit di mana banyak rumah-rumah besar yang jarak nya begitu jauh. Satu rumah bahkan bisa memakan berpuluh-puluh hektar. Namun yang lebih gila nya lagi mobil ini memasuki sebuah gerbang hitam menjulang tinggi dengan pagar beton yang mengelilingi rumah itu. Ah bukan! ini bisa di sebut mansion atau bisa jadi istana? "Oh my god! halaman nya saja begitu megah dan luas. Banyak hamparan bungga, pohon dan taman yang begitu indah. Jalanan yang di lapisi batu kecil yang di cor dan di haluskan permukaan nya. Dan lebih gong nya itu mansion atau istana? Kenapa sangat megah dan mewah?" Zoyya terkagum-kagum dengan mansion besar di hadapan nya. Ada beribu pertanyaan tentang semua yang ada di diri Caleb. Sekaya itukah pria itu sampai mansion saja bisa seluas dan semewah ini. Jika begitu mengapa Julia malah sering kabur-kaburan? itulah yang ada di pikiran Zoyya saat ini. Tapi siapakah yang bisa menjawab pertanyaan nya ini?. Zoyya turun dari mobil setelah pintu mobil di buka dari luar oleh pria tadi yang menjadi supir nya. Menurunkan kedua kaki nya dengan elegan, Zoyya berdiri lantas berjalan mengikuti para maid. "Mari nyonya!" "Mimpi apa aku tadi semalam?" tanya Zoyya dalam hati saat melewati pintu mansion yang besar nan megah. Di dalam nya begitu indah dan banyak barang-barang mewah yang terpajang. Hawa dingin menyeruak keluar menghantam tubuh Zoyya. "Mari saya antar ke kamar utama nyonya." ujar maid yang tadi menjemput nya. Zoyya mengangguk dan mengikuti langkah maid memasuki lift untuk ke lantai dua.Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
"Gila." Satu kata itu ia lontarkan saat mendengar suara tawa Caleb yang menggema. Ia menghela nafas berusaha sabar menghadapi Caleb yang tingkah nya selain obses juga begitu menyebalkan. Memang sih dia begitu menyeramkan, apalagi suara nya yang rendah dan datar juga tatapan tajam nya semakin meninggi tingkat menakutkan nya seorang Caleb. Zoyya terdiam menatap cermin di hadapan nya. Ia harus membuat rencana kedepan nya harus seperti apa. Mau kabur? Tentu perlu dana banyak. Apalagi Zoyya masih belum tahu seluk beluk Julia seperti apa. Dia punya usaha kah? Atau dia masih kuliah kah? Zoyya masih belum ada pertunjuk sama sekali tentang hal itu. Sedangkan ingatan nya tentang isi novel itu seketika melebur hilang entah kemana. Haruskah Zoyya tertawa keras saat ini? Zoyya terdiam menatap pantulan wajah nya. "Ah aku baru sadar kalau wajah ku dengan Julia punya kemiripan. Apa aku dan Julia adalah saudara kembar yang terpisahkan yah?" gumam Zoyya masih memperhatikan wajah nya dengan sesa
"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit." "Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi wanita yang terkesan penakut, terkadang penurut tapi juga terkadang melawan? Apakah ia harus tertawa menghadapi hal lucu itu? Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. ia menerawang jauh ke dalam pikiran nya. Mencari kemungkinan - kemungkinan kecil yang bisa terjadi dengan perubahan sikap Julia. Lupa ingatan itu hilang memori bukan merubah sikap
Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu merk Louboutin masuk mendekati bed hospital dengan langkah tegas. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. Namun segera ia menunduk kembali dengan perasaan yang was-was. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara dingin nya. Zoyya menggeleng masih menunduk enggan menatap wajah Caleb karakter utama. "Apa ada sesuatu di wajah ku yang membuat mu menunduk?" "Bagaimana ini? Apakah aku harus bersikap seperti Julia dalam novel nya?" Zoyya memejamkan mata nya erat. Ia harus berfikir cepat sebelum pria di hadapan nya kehabisan kesabaran. Namun belum Zoyya menentukan pilihan nya. Dagu nya terangkat ke atas hingga ia bisa melihat wajah Caleb yang datar dan tersirat amarah di mata nya. "Kenapa tak menatap ku? Takut heh?" tanya nya dengan sudut bibir terangkat membentuk smirk. "Dimana keberanian mu selama ini? Apakah ikut kabur bersam
Novel Trapped in Dark Romance adalah novel yang menceritakan seorang pria yang terobsesi pada seorang wanita yang saat ini berhasil menjadi istri pria obsessed itu. Bagaimana cara pria itu berhasil menikahi sang wanita? Tentu saja dengan banyak akal Caleb Leone Allesandro sang pemeran utama pria bersikap baik pada Julia Zoyya Leonzio. Awalnya Julia berkenalan dengan Caleb di sebuah mall tanpa sengaja. Waktu itu Julia hampir saja kecopetan, padahal suasana mall sangat ramai. Namun hal itulah yang menjadi kesempatan sang pencopet untuk melancarkan aksi nya. Panik karena di copet, Caleb yang pada saat itu memang sudah dari jauh memperhatikan Julia segera menolong nya. Dan berkat pertolongan itu akhirnya membuat mereka bisa mengenal lebih dekat. Pada suatu hari Julia harus menghadiri pertemuan keluarga. Di saat itulah dia tau kalau ia di jodohkan dengan seorang pria pilihan keluarga nya yang tak lain adalah Caleb. Dan dari situlah hidup nya berubah. Dan segala hal rahasia men
Byuurr... Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan