Share

Terjebak Perjanjian Pranikah
Terjebak Perjanjian Pranikah
Penulis: Akina

Pernikahan Adam

Penulis: Akina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-05 23:36:56

"Mila, ini sudah lima tahun usia pernikahan kalian. Sesuai janji pranikah kalau kamu belum bisa hamil juga sampai lima tahun pernikahan artinya kamu harus mau dan rela jika Adam menikah lagi. Ingat kan kamu sama perjanjian itu?" pertanyaan dari Ibu Retno, ibu dari Adam sebagai mertua dari Mila.

Mila adalah istri Adam. Tetapi sebelum menikah sebenarnya keluarga Adam tidak setuju. Karena Mila bukanlah perempuan yang disukai oleh keluarga Adam. Tetapi Adam kekeuh untuk menikahi Mila karena cinta. Oleh karena itu, keluarga Adam dalam hal ini adalah Bu Retno menginginkan untuk melakukan penandatanganan perjanjian pra nikah. Salah satunya adalah jika sampai usia pernikahan lima tahun Mila belum juga hamil, maka harus siap jika Adam harus menikah dengan wanita pilihan keluarga nya.

Selama ini Mila dan Adam memang memilih untuk tinggal di rumah sendiri. Tidak campur dengan keluarga. Entah dari keluarga Adam maupun dari keluarga Mila.

Hari ini Bu Retno datang untuk menagih janji. Karena sudah usia lima tahun pernikahan Adam dan juga Mila, tetapi Mila masih belum juga hamil.

"Ibu datang kok nggak bilang? Kan bisa Adam jemput," tanya Adam yang kebetulan tahu ibunya datang sendiri.

"Tidak perlu basa basi. Mila, kamu dengar atau tidak saya bicara? Kamu juga masih menyimpan perjanjian itu, kan? Atau kamu lupa kalau sudah tanda tangan? Asik dengan aktivitas mu yang tidak jelas,'' cibir Bu Retno.

"Maaf, Bu. Saya ingat kok. Saya tidak lupa. Yah, saya siap dengan itu," sahut Mila.

"Bagus lah. Adam, minggu depan siapkan dirimu! Karena kamu harus menikah dengan Hana. Kamu tidak perlu sibuk apapun! Karena ibu sendiri yang akan menyiapkan itu semua. Kamu hanya perlu menyiapkan mahar saja. Nanti kamu tanyakan Hana dia mau mahar apa!" titah Bu Retno.

"Tetapi, Bu. Itu akan menyakiti perasaan Mila. Aku tidak mau," sahut Adam.

"Diam! Ibu sudah harus bersabar selama lima tahun. Itu sudah pasti kalau Mila mandul. Kamu masih saja bertahan sama wanita mandul. Kamu itu harus punya keturunan!" sergah Bu Retno.

Mila hanya bisa menelan saliva. Selama lima tahun ini rumah tangga nya bersama Adam baik-baik saja. Namun, hari ini ibu mertuanya datang untuk menagih janji. Sejujurnya itu adalah hal yang paling menyakitkan. Dia harus rela dimadu.

Adam adalah seorang manajer yang gajinya 10 juta per bulan. Bagi mereka belum memiliki anak mungkin masih belum diizinkan oleh Tuhan. Berkali-kali juga Mila memeriksakan diri dan dinyatakan dirinya sehat semuanya. Tidak ada masalah. Tetapi entah masalah waktu.

Namun, kenyataannya menunggu sampai lima tahun akhirnya belum juga mendapatkan kabar baik itu. Mila adalah ibu rumah tangga. Sebenarnya dia seorang guru. Tetapi setelah menikah, Adam menginginkan agar Mila berada di rumah saja. Lagipula gaji dari Adam juga lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagian besar juga uang yang didapatkan Adam diberikan kepada Mila.

Aktivitas Mila setiap hari di rumah. Kadang-kadang saja ikut kegiatan di luar saat akhir pekan. Tetapi lebih banyak waktunya di rumah mengurus suami dan rumah.

*

Satu minggu kemudian hari dimana Adam akan menikah dengan perempuan pilihan ibunya, yaitu Hana. Berat hati dirasakan Mila, karena hari ini dia harus mengantarkan suaminya menikah dengan perempuan lain.

Dalam hatinya agar nantinya bisa kuat menjalani cobaan ini. Dan besar harapan agar nantinya mereka tidak satu atap.

Mila ikut membawa seserahan untuk diberikan kepada Hana, calon madunya. Tadinya sebelum berangkat dia mencoba kuat. Tetapi sesampainya di depan rumah ber cat putih dan memiliki dua lantai hatinya bergemuruh. Seakan ingin menolak jika suaminya akan menikah lagi.

Tentu kasih sayang Adam akan terpecah. Padahal selama ini hanya Mila lah yang mendapatkan curahan kasih sayang Adam. Dia datang bersama keluarga besar Adam. Dia berada di barisan paling akhir karena masih enggan untuk masuk.

"Mila, ngapain kamu masih di situ! Kamu harus masuk agar nanti ketika ditanya apakah istri pertama mengizinkan kamu bisa menjawab iya. Dengar kamu?" paksa Bu Retno.

Mila menelan saliva. Bagaimana tidak dia harus menerima kenyataan harus siap dimadu. Perempuan mana yang rela untuk dimadu. Tidak ada. Begitu juga dengan Mila.

Masuk ke dalam rumah Hana, Mila melihat sudah ada dekorasi untuk sebuah pernikahan. Seperti yang dikatakan ibu mertuanya jika pernikahan yang dilakukan cukup sederhana. Padahal Hana adalah anak tunggal. Kenapa tidak dirayakan saja? Begitu batin Mila.

Tetapi dia tidak mau berpikir terlalu jauh. Hatinya saja rapuh. Kenapa masih memikirkan itu. Berkali-kali dia menghela napas panjang agar air matanya tidak luruh.

Berat, sakit itu yang Mila rasakan saat melihat suami yang dicintainya bersanding dengan perempuan lain.

Penghulu juga sudah bersiap untuk menikahkan pasangan berdua. Wanita yang bernama Hana sudah berada di samping Adam dengan mengenakan gaun berwarna putih. Wajahnya juga dipoles make up natural dan memperlihatkan sisi natural.

"Saudara Adam, apakah benar ini adalah pernikahan kedua Anda?" tanya penghulu.

"Benar, Pak,'' jawab Adam.

"Mana istri pertama Anda?''

Mila pun ditarik tangannya oleh Bu Retno agar mendekat ke penghulu.

''Saya, Pak," ucap Mila. Bibirnya bergetar.

''Apakah Anda sudah mengizinkan suami Anda menikah lagi? Apakah Anda ikhlas?'' Tanya penghulu.

Mila mengangguk. ''Iya, Pak," jawaban itu berat tetapi tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Dia menahan air matanya yang sudah sangat tak bisa terbendung.

Setelah ijab kabul selesai dan para saksi mengatakan sah, air mata Mila tumpah. Dia berlari ke luar rumah Hana agar tidak terlihat menangis. Apalagi saat ini tak ada yang berada di pihaknya. Dia keluar untuk menumpahkan semua sesak yang dari tadi menyiksa dirinya. Lebih baik dia pulang dari pada di sana membuat dirinya semakin sesak.

Sementara itu di dalam rumah Hana, pipi Hana mengembang. Tanda begitu bahagia nya akhirnya dia bisa menikah dengan laki-laki yang sudah sangat lama ditunggu.

Hana mencium punggung tangan Adam. Lalu Bu Retno memerintahkan untuk mengecup kening Hana.

"Selamat ya, Hana. Akhirnya kalian menikah juga. Setelah ini ibu berharap kalian akan bisa segera diberikan momongan. Tidak seperti Mila," ucap Bu Retno.

"Tentu, Tante. Aku kan subur. Jadi aku bisa memberikan cucu kepada tante,'' sahut Hana.

"Kok manggilnya masih tante sih, ibu lah! Kan sudah jadi menantu ibu," tutur Bu Retno.

"Bu, mana Mila?" tanya Adam.

Bu Retno melirik. ''Mana ibu tahu. Dia tadi kan ada di situ. Pulang mungkin, ibu juga nggak peduli. Kamu juga, sudah ada Hana kok masih memikirkan wanita mandul itu."

Adam meninggalkan ibunya bersama dengan istri barunya. Dia hendak mencari Mila, rasa bersalah karena sudah menikah lagi itu ada di hati Adam. Dia menyadari hal itu akan sangat melukai perasaan Mila. Padahal selama ini hanya ada Mila di hati Adam. Namun, setelah pernikahan ini tentu Adam harus membagi perasaan nya kepada Hana juga.

Sementara itu di dalam rumah Hana, Hana saat ini menjadi wanita yang paling bahagia. Karena di bisa menikah dengan laki-laki yang selama ini dicintai.

"Hana, kamu tenang saja! Kamu harus bisa merayu Adam agar bisa luluh sama kamu. Yang paling penting kamu harus memberikan keturunan kepada Adam. Agar Mila perlahan bisa tersingkir," ucap Bu Retno. Dengan senyum miring tercetak di wajahnya.

"Tenang saja, Bu. Aku pasti bisa mengambil hati Mas Adam. Apalagi nanti aku mau mengumbar kemesraan di hadapan Mila. Lama-lama aku yakin Mila akan pergi dan aku menjadi satu-satunya istri Mas Adam,'' jawab Hana.

Dua wanita licik itu sedang tersenyum bahagia. Tidak peduli dengan perasaan Mila saat ini.

Sedangkan Adam sudah mencari ke beberapa sudut rumah Hana, tetapi tidak juga menemukan Mila. Dia meraih ponselnya untuk menghubungi Mila. Beberapa kali sudah melakukan panggilan tetapi tidak juga diangkat oleh Mila.

"Ayo Mila angkat. Maafkan Abang!" gumam Adam.

Hana kemudian menghampiri Adam di luar. "Mas, kok di luar saja sih? Nanti kamu ajak aku pulang ke rumah kamu, ya?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Bahagia

    Sementara itu Bapaknya Rian juga masih ingin lebih lama dengan Rian. Karena saat ini Callista juga sebagai tidur karena pasti lelah setelah perjalanan cukup panjang. "Jadi kamu sekarang menjadi direktur utama di perusahaan milik keluarga Mila?" tanya Bapak. "Iya, Pak. Terima kasih atas didikan Bapak sampai akhirnya aku berada pada titik ini," sahut Rian."Itu karena semua kamu sendiri, Rian. Kamu memang anak yang sangat berbakat dalam segala hal. Bapak hanya ingin menyampaikan kalau Bapak bangga dengan kamu yang gigih dalam melakukan segala hal. Intinya kamu harus selalu menjadi diri yang jujur dalam segala hal. Dan jangan sampai kamu menyakiti istri! Karena kebahagiaan istri adalah ladang rejeki untuk kamu. Semakin kamu bisa membahagiakan istri tentu rejeki akan mengalir deras," balas Bapak. Ia sudah bertahun-tahun menjalankan pernikahan dengan ibunya Rian dan ingin memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya. "Maafkan Bapak yang waktu itu memaksa kamu untuk menikahi Ajeng kare

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   ke Kota

    Ibunya Rian menceritakan kalau sejak satu tahun terakhir Bapaknya mengalami sakit. Ia tidak dinyatakan sakit apa oleh dokter. Tetapi menurut dokter karena banyak pikiran. Bapak juga mengakui kalau dirinya sakit karena terlalu memikirkan Rian yang tak kunjung pulang. Ia tak mau menghubungi Rian dan meminta Wega untuk menghentikan komunikasi nya dengan Rian untuk membiarkan Rian pulang dengan sendiri nya. Ternyata Rian akhirnya pulang hari ini dan membuat semuanya menjadi clear. Wajah cerah tampak jelas di muka Bapak. Menurut ibunya Rian, Bapak nya memang agak berkurang. Hal itu membuat Bapak menjadi lebih kurus dari sebelumnya. Ia hanya terus memikirkan Rian dan Rian. Ia merasa begitu bahagia karena anak nya pulang dengan membawa cucu serta menantunya juga. Bapak telah lama menyesali perkataan nya waktu itu untuk mengusir Rian dan tak akan menerima Rian kembali lagi. Tetapi sebagai seorang ayah tentu ucapan itu hanya kemarahan sesaat. Ia tak benar-benar mengucapkan itu. Tetapi hal it

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Garda Depan

    "Nyata, Sayang. Bukan mimpi lagi," sahut Rian. Ia juga begitu tak percaya tadi."Aku seperti mimpi saja," balas Mila.*Satu tahun kemudian. Kini usia Callista sudah satu tahun. Ia merayakan hari ulang tahunnya bersama dengan Mila dan Rian. Rian kini juga telah menjabat sebagai direktur utama di perusahaan milik Ayahnya Mila. Mila mempercayakan semuanya pada Rian. Ia juga tak mau ketinggalan untuk melihat tumbuh kembang Callista. Ia memilih mengelola resto saja. Jaraknya juga hanya melompat pagar rumah nya saja. Tak perlu naik kendaraan. Callista tumbuh dengan baik dan juga sehat. Ia juga sudah mulai belajar berjalan. Dengan tingkah lucu dari seorang anak.Seperti perayaan acara tujuh bulanan, acara ulang tahun Callista juga digelar di resto. Dengan menggratiskan semua pengunjung selama satu hari penuh. Tepat pukul dua belas siang, Mila dan Rian mengajak Callista bernyanyi bersama dengan pengunjung yang saat itu datang. Dengan kue tart berkarakter lucu beserta angka satu yang menjad

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Tak Terbayangkan

    Setelah kepergian Bu Widia akhirnya keesokan harinya Mila diperbolehkan untuk pulang. Sesuai dengan janji Mila yang akan menempati rumah samping rumah restonya. Ternyata rumah itu cukup besar jika dibandingkan dengan rumah restonya. Ia tak pernah melihat rumah itu sebelum nya. Karena ia hanya fokus sama rumah nya sendiri. Juga ia tak pernah melihat ke kanan dan ke kiri. Begitu Mila masuk ke dalam rumah ia disambut oleh dua orang. Satu ia memang tak mengenal sebelum nya. Ia tampak seperti baby sitter dengan pakaian yang khas. Tetapi di samping itu begitu familiar. Mila seakan mendapatkan kembali orang yang selama ini telah setia bekerja di rumahnya. "Bibi," serunya.Bibi telah kembali ke rumah Mila yang baru. Ia telah diminta oleh Bu Widia untuk kembali bekerja di rumah Mila. Mila begitu bersyukur. Callista segera digendong oleh baby sitter yang setelah tahu bernama Mbak Sisil. Usianya juga sudah berkepala empat tetapi orang nya meminta untuk dipanggil Mbak saja. Mila melihat rumah i

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Kebaikan

    "Callista?" tanya Mila.Rian mengangguk. "Ya, kita beri nama anak kita Callista, bagaimana?""Setuju. Callista, semoga dia bisa jadi anak yang sesuai namanya, ya? Gemar akan kebajikan dan menjadi Wanita paling cantik. Cantik sikap maupun juga cantik wajah," sahut Mila. Ia kemudian mengecup kening bayinya yang telah diberikan nama Callista.Rian kemudian menyuapi Mila makanan yang telah ia beli sebelum nya. Karena ia begitu sayang pada sang istri. Ia begitu kagum dengan pengorbanan Mila yang berjuang untuk melahirkan sang buah hati. Terlebih Mila dalam keadaan yang begitu lemah tetapi Mila dapat bertahan sampai akhirnya berhasil dengan selamat sampai sekarang. Mila awalnya menolak karena ia tak mau disuapi. Tetapi akhirnya mau saja karena Rian memintanya untuk menuruti saja keinginan Rian yang ingin menyuapi dirinya. Ia melihat Rian begitu sabar dalam mendampingi dirinya yang berjuang.Tak terasa sama suapan terakhir. Mila kemudian merasa di sekitar payudara nya nyeri. "Aduh, kenapa s

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Mila Melahirkan

    Saat Mila hendak dilepaskan terlihat pakaian Mila bagian bawah nampak basah. "Siapa yang menyiram kamu? Kok basah semua baju kamu?" gumam Joko.Bu Widia yang menyadari kalau Mika hendak melahirkan justru mendorong tubuh Joko dan membantu Mila Melepaskan semua tali yang menempel pada tubuhnya. "Cepat buka mobil dan angkat Mila ke dalam mobil!" perintah nya.Rian segera mengangkat tubuh istrinya ke dalam mobil. Dan mobil pun dengan cepat melaju dan hampir saja menabrak beberapa pengendara lain. Tetapi berhasil sampai di rumah sakit dengan selamat. Rian segera membawa Mila ke ruang UGD dan melihat kondisi Mila begitu lemah. Rian menemani Mila, ia ingin menepati janjinya ketika melahirkan nanti ia akan menemani Mila di samping nya. "Pak, ini air ketubannya sudah habis. Jadi nggak memungkinkan untuk melahirkan normal,'' ujar Dokter yang telah melihat kondisi Mila."Lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok!" sahut Rian. Ia sudah cemas melihat Mila dalam kondisi lemas.

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Mila Diculik

    Keesokan harinya, Bu Widia mengabarkan kalau akan ada orang yang memantau rumah resto Mila. Karena dirasa tak aman karena adanya anak buah Yana yang berkeliaran. Mila dan Rian cukup berterima kasih karena ternyata ada orang yang masih ada di pihak mereka untuk saat ini. Bu Widia telah menyuruh orang juga untuk mengawasi perusahaan milik keluarga Mila serta rumah Yana juga. Karena Bu Widia benar-benar ingin membantu keluarga teman lamanya. Rian juga fokus mengurus resto saja. Ia juga harus menjadi suami siaga yang menjaga istrinya jika Sewaktu-waktu akan melahirkan. Karena menurut dokter HPL hanya sebagai perkiraan saja. Tetapi yang namanya takdir tidak akan bisa ditentang. Begitu juga kapan anaknya akan lahir. *Satu bulan berlalu.Bu Widia mengabarkan jika Yana telah ditangkap. Rian yang mendapatkan kabar itu langsung meminta izin ke kantor polisi untuk mengecek kebenaran. Mila diminta untuk selalu di rumah serta memegang ponsel jika Sewaktu-waktu ia akan m

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Teman Lama Pak Seno

    "Lalu bagaimana dengan kami? Aku sudah mengatakan yang sebenarnya kepada kalian. Kenapa kalian tega membiarkan aku dan Sera dalam ketakutan," tanya Sera. Wajahnya seperti marah."Kamu bisa istirahat di kamar karyawan. Kan ada beberapa tempat tidur di sana. Kamu bisa pakai satu untukmu dan Sean. Kamu tahu sendiri kalau kamar kami hanya satu di sini. Apa kamu tahu siapa yang membakar rumahku, Sera?" sahut Mila. Ia hanya ingin mengetes Sera saja."Aku benar-benar nggak tahu. Aku juga tahu dari berita kalau rumah kamu kebakaran," jawab Sera. Kemudian Sean menangis. Sera mengatakan kalau Sean mengantuk. Mila kemudian mengantarkan Sera ke kamar khusus karyawan agar Sean bisa tidur dengan nyaman. Sementara itu Rian membawa rekaman pembicaraan nya dengan Sera ke kantor polisi. Beberapa kali Rian menoleh ke arah belakang mobil yang sejak awal tadi seperti mengikuti nya. Ia kemudian melewati jalanan yang selalu ramai kendaraan. Meskipun agak jauh. Agar ia merasa aman sepanjang p

  • Terjebak Perjanjian Pranikah   Pengkhianatan

    Kenapa Yana melakukan semua itu? Dugaannya memang sangat tepat. Tetapi bagaimana menolong orang yang telah menjadi suruhan Yana begitu juga dengan istrinya. Ia harus berhati-hati karena Yana bukanlah manusia yang memiliki hati manusia. Hatinya sudah seperti iblis. Mungkin karena dia terlahir dari orang tua yang tidak memberikan dia kasih sayang. Sehingga ia seperti kurang kasih sayang dan tak ada yang mengarahkan dalam kebaikan. Itulah tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak agar bisa berfikir jernih dan juga bisa dihargai oleh orang lain.Rian juga harus berhati-hati. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan kantor polisi dan telah membuat kesepakatan kalau pelaku tadi tidak memberitahukan kepada Rian. Seperti yang dikatakan oleh pelaku, kalau Rian sebenarnya sudah diikuti oleh orang suruhan Yana. Sehingga Rian juga harus santai seperti tak tahu apa-apa. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah resto. Ia menyampaikan hal yang ia dapatkan dari kantor polisi. "Hah? Teg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status