Share

Bab 2

Author: Zeya
last update Last Updated: 2025-10-05 08:30:15

Raisha merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Namun sebelum dia mengerti apa yang terjadi, dia merasakan sesuatu yang berat menindih tubuhnya.

"Arrghh!" Raisha meringis kesakitan saat merasakan perutnya dicengkeram kuat oleh seseorang.

Dia membuka matanya dan langsung disuguhi pemandangan seorang cowok yang menatapnya tajam. Aura kebencian terasa begitu kental dalam sorot matanya.

Raisha tidak tahu apa yang terjadi, tetapi rasa sakit di perutnya begitu menyiksa.

"Ja-jangan... sakit..." Raisha memohon dengan suara bergetar.

Namun cowok itu tampak tak peduli. Justru, genggamannya semakin kuat.

Stevano menatapnya dengan penuh amarah, pikirannya dipenuhi bayangan seorang bayi mungil yang menatapnya polos. Bayi itu tersenyum tanpa dosa, gusinya masih belum ditumbuhi gigi dengan suara yang belum bisa di mengerti olehnya.

"Bangsat! Bayi ini harus mati!" umpat Stevano, yakin dengan keputusannya.

Detik berikutnya, dia mengangkat tangan dan melempar vas bunga yang berada di atas nakas.

"AARRGHH! BRENGSEK!" teriak cowok itu, suaranya menggema di dalam kamar yang remang-remang.

Sementara Raisha yang kini terbebas dari genggaman Stevano, segera meringkuk ketakutan. Dia menahan isakan yang ingin pecah, berjaga-jaga kalau cowok itu kembali menyakitinya.

Raisha memejamkan mata, tubuhnya gemetar. Rambutnya berantakan, dan pikirannya kacau. Seingatnya, dia ada di sekolah dan benda keras menimpa kepalanya setelah itu dia tidak ingat apa pun lagi kecuali kegelapan.

Stevano menoleh ke arah cewek yang kini resmi menjadi istrinya, matanya berkilat marah. Malam yang seharusnya romantis bagi pasangan suami istri itu, justru berubah menjadi malam yang penuh ketegangan.

Stevano kembali mendekat lalu menarik paksa pundak istrinya agar menatapnya. Tangannya mencengkeram dagu istrinya kasar, napas beraroma mint menerpa wajah Raisha yang pucat pasi.

"Kalau sampai kamu buka mulut tentang kejadian ini, aku tidak segan-segan membunuh bayi itu!" ancam Stevano tajam.

Raisha masih dalam ketakutan, hanya bisa mengangguk pasrah. Saat ini dia tidak ingin mengalami kejadian mengerikan itu lagi, dan lebih memilih untuk patuh.

Setelah mendapat jawaban, Stevano menyentak dagu Raisha hingga kepalanya terhentak ke belakang. Dia beranjak, mengambil handuk, dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menoleh lagi ke arah istrinya.

Sebelum masuk, dia sempat membanting pintu dengan keras untuk melampiaskan amarahnya.

Di atas ranjang, Raisha membekap mulutnya, menahan isak tangis. Dia menunduk, menatap perutnya yang masih rata.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" gumamnya pelan, menatap sekeliling kamar asing itu.

Netranya menangkap foto pernikahan yang terpajang di meja belajar. Foto itu menampilkan sosok cowok yang baru saja menyiksanya... dan seorang cewek yang mirip dirinya.

"Apa hal seperti ini benar-benar ada?" bisiknya, mulai memahami situasinya. "Aku mengalami transmigrasi jiwa?"

Raisha menoleh ke arah cermin. Wajah, rambut, tubuh, bahkan warna kulitnya berbeda dari yang dia ingat terakhir kali.

Sebuah senyum kecut muncul di bibirnya. "Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini? Tuhan, aku takut."

Panik mulai merayapi tubuhnya. Raisha meraba wajahnya sendiri, mencoba mencari sesuatu yang familiar, tapi sia-sia. Napasnya memburu, dan kepalanya terasa pening.

"Aku bukan aku... Tapi aku siapa?"

Pikiran itu berputar-putar di benaknya. Dia menatap kembali foto pernikahan di meja belajar. Perempuan di dalamnya memiliki wajah yang kini dia miliki.

"Kalau aku bukan Raisha, lalu siapa aku?"

Tiba-tiba, ingatan asing menyeruak di kepalanya potongan-potongan kejadian yang bukan miliknya. Seorang gadis menangis dalam gelap, seseorang memohon-mohon kepada pria bernama Stevano, dan rasa sakit yang begitu nyata menghantamnya.

"Raisha Solstice?" Gumamnya setelah tahu nama tubuh yang kini dia tempati.

Raisha terhuyung, memegang kepalanya. Dia mengerang, mencoba menepis kenangan yang seolah ingin menelannya hidup-hidup.

"Aku mengalami transmigrasi ke tubuh gadis yang hidupnya dipenuhi penderitaan?"

Ketakutan mencengkeramnya lebih erat. Jika itu benar, maka cowok tadi pasti ... suaminya sekarang. Dan dia adalah monster yang bahkan tak ragu mengancam nyawa seorang bayi.

Dan bayi itu...

Tangan Raisha refleks melindungi perutnya.

"Apakah aku juga hamil ... seperti wanita ini?"

Tiba-tiba, suara gemericik air dari kamar mandi berhenti. Raisha menegakkan tubuhnya, jantungnya berdentum keras. Langkah berat terdengar mendekat ke arah pintu kamar mandi.

Pintu terbuka perlahan, dan sosok Stevano muncul dengan tatapan dingin. Dia hanya mengenakan celana panjang, sedangkan tubuh bagian atasnya dia biarkan begitu saja sementara rambut basahnya masih meneteskan air.

"Kamu masih menangis?" suaranya rendah, nyaris seperti geraman.

Raisha menahan napas. Dia belum siap menghadapi pria itu lagi.

Stevano melangkah mendekat. "Jangan sampai aku bosan dengan tangisanmu, atau ..." Dia meraih dagu istrinya lagi, kali ini lebih kuat. "Kamu tahu akibatnya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 13

    Hari telah berganti dan malam telah menjadi pagi, di parkiran sekolah terlihat para sahabat Stevano tengah bermain teka-teki sambil menunggu kedatangan pemuda itu. "Coba tebak, apa yang ada tapi tidak dianggap?" tanya Ryker pada Axel. "Apaan? Aku malas mikir." "Kamu, haha!" Ryker tertawa mengejek. "Sialan!" Axel menimpuk kepala Ryker cukup keras. Ryker terkekeh, menyisir rambutnya dengan jari saat melihat beberapa siswi lewat di depan mereka. Tapi tiba-tiba, tatapan mereka tertuju pada sosok Nathan dan Vera yang datang berboncengan. Begitu Vera turun dari motor Nathan, keduanya bergandengan tangan menghampiri Axel dan Ryker. Raut wajah keduanya menunjukan kebahagiaan, seakan baru saja mendapat jackpot hadiah. "Halo, sayangku!" seru Ryker pada Nathan, hampir saja membuat pemuda itu meninju kepalanya. "Cari pacar sana, biar motormu tidak kosong terus," ejek Nathan sambil merangkul Vera. "Enak aja! Kamu pikir cari pacar semudah cari kerupuk?" dengus Ryker. "Banyak, kok. Cari aj

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 12

    Jantung Raisha berdebar cepat, terlebih saat Stevano melingkarkan sebelah tangannya di pinggangnya yang sedikit berisi. Tidak dipungkiri, Raisha merasa senang. Ia tersenyum malu-malu lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu, kemudian mendongak menatap jakun Stevano yang naik turun setiap kali bernapas. Tanpa malu, Raisha mengangkat tangannya, mengelus lembut jakun Stevano. Dari jarak sedekat itu, baru kali ini ia menyadari betapa tegas dan seksinya wajah pria itu. Ia bahkan tidak pernah memikirkan bahwa tindakan cerobohnya tersebut bisa membuat Stevano bertindak seperti serigala yang lapar. Namun beberapa menit berlalu, Stevano masih terlihat tak terusik oleh gerakan tangan Raisha. Tanpa sadar, gadis itu mendekatkan wajahnya, mencium jakun Stevano, lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria itu. Stevano tetap diam. Tak ada reaksi berarti seolah sentuhan lembut itu tidak menggugahnya sedikit pun. Ekspresinya tetap datar, matanya menatap lurus ke depan tanpa e

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 11

    Hening sejenak di antara mereka berdua. Raya menatap malas ke arah Raisha yang tampak bingung dengan ucapannya tadi. Raya berdecak, menunjuk ke arah Raisha. "Tadi siang, kamu sudah mengadu tentang kelakuan ibuku. Dan kamu pasti tahu kalau ibuku jadi kena amukan suamimu itu. Sekarang, kamu sudah menerima balasannya, kan?" Raisha yang muak dengan sikap Raya langsung mendekat. "Kamu sendiri, apa kamu nggak malu numpang di rumah suamiku?" Tatapan Raya yang semula diwarnai rasa puas langsung berubah sengit. Ia tersinggung oleh ucapan Raisha. "Bukan aku yang numpang, tapi kamu!" Raya menoyor kening Raisha kasar. "Dasar murahan! kamu rela naik ke ranjang Stevano lalu pura-pura hamil biar dia mau tanggung jawab. Dasar jalang nggak tahu diri--" Plak! Tanpa sempat diduga, Raisha menampar pipinya hingga sudut bibir Raya berdarah. Raya menyentuh pipinya yang berdenyut nyeri, masih terkejut dengan tamparan itu. Perasaan Raisha sangat sensitif hingga emosinya meledak begitu mendengar Raya m

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 10

    Raisha meraih tangan Stevano, lalu menggenggamnya saat mereka keluar dari dalam kamar. Dia bersenandung kecil sambil menggoyang-goyangkan tautan tangan mereka. Rasa canggung yang sempat dia rasakan kini sudah hilang. Raisha mulai merasa nyaman berada di dekat Stevano, bahkan perasaan itu lebih dalam dari yang bisa dia ungkapkan. Terlebih sekarang, Stevano tidak terlihat terganggu dengan semua tingkahnya yang bisa di bilang kekanakan. Saat mereka tiba di lantai satu, mereka langsung disambut oleh Kenzo dan Helena yang sudah duduk manis di meja makan. Namun ekspresi wajah mereka terlihat aneh yang membuat Raisha sedikit heran. Awalnya Stevano menolak untuk makan malam bersama, tapi ayahnya terus memaksa dan mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan mereka berdua. Stevano menarik kasar kursi meja makan, lalu duduk bersebelahan dengan Raisha. Tatapan dinginnya tertuju pada ayahnya, yang kini juga sedang menatapnya. "Mau bicara apa sama aku?" tanya Stevano tanpa be

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 9

    Stevano memarkir motor sportnya di depan rumah Axel, lalu cowok itu berjalan memutari rumah menuju gasebo tempat ketiga sahabatnya sudah berkumpul. Sedangkan Raisha sudah di seret ke dalam kamar Vera begitu mereka tiba di rumah tersebut.Kedatangan Stevano langsung di sambut antusias oleh mereka bertiga, terutama Ryker yang langsung melambaikan tangannya tinggi-tinggi seperti mereka berada di tengah kerumunan banyak orang."Tumben jam segini wajahmu udah cemberut aja, Stev." Seru Nathan heran."Biasa abis banyak drama di rumah," jawab Stevano singkat, dia mengambil tempat duduk di samping Axel.Ryker terkekeh, "Kenapa nggak kamu lelang aja itu tante girang, Stev?""Benar, atau paketin aja ke sungai amazon biar di makan anaconda," imbuh Nathan."Atau jual aja di pasar gelap," sahut Ryker."Atau kamu kawinin aja sekalian, Ste-"Bugh.Detik itu juga Stevano menimpuk belakang kepala Axel yang berbicara ngawur, cowok itu membuang puntung rokoknya ke rumput. "Sana kamu aja yang kawin sama d

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 8

    "Mau ke mana kamu hah?" Raisha yang tengah menuruni anak tangga langsung berhenti, lalu menoleh ke arah ruang keluarga di mana ada sosok Helena, ibu mertuanya itu sedang membaca majalah sambil melemparkan tatapan tak suka padanya. "Mau ke dapur, Ma. Ambil buah." Jawab Raisha sopan, dia tidak ingin membuat keributan di rumah suaminya. "Eh, enak banget kamu makan makanan orang. Kalau mau buah, beli sendiri dong. Jangan karena kamu istrinya Stevano, kamu bisa seenaknya di rumah ini!" sinis Helena. Seketika wajah Raisha berubah cengo, dia baru paham maksud ucapan Evelyn dan Stevano padanya. Rupanya ibu tiri suaminya itu benar-benar rubah yang licik, harus Raisha akui bahwa akting wanita paruh baya itu sangat profesional sampai-sampai membuatnya hampir percaya bahwa dia wanita baik. Raisha merasa marah dan ingin menangis, dia tahu sejak dia berpindah tubuh dan hamil dia menjadi sangat cengeng, tidak di pungkiri semua itu karena hormon ibu hamil yang tinggi. Mata Raisha langsung berka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status