Share

Bab 5

Author: Zeya
last update Last Updated: 2025-10-06 15:55:01

Keesokan paginya, Raisha dan juga Stevano menuruni anak tangga menuju meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Namun, baru saja tiba di lantai satu suara lembut yang terdengar memuakan di telinga Stevano menyambut mereka berdua.

"Selamat pagi, anak Mama."

"Bacot!" seru Stevano dingin.

"Stev! Jaga mulutmu!" bentak Kenzo pada putranya.

Stevano mengabaikan teguran itu. Dia bahkan melirik sinis saat ibu tirinya mulai memasang topeng lemah lembut di depan ayahnya. Akibatnya, dia kembali mendapat teguran dari ayahnya.

Raisha yang berada di belakang tubuh Stevano tercengang mendengar kata-kata suaminya. Dia melihat cowok itu berjalan menuju pintu keluar tanpa berniat mengikuti sarapan bersama ayah dan ibu tirinya.

Raisha menoleh ke arah meja makan dan tersenyum canggung pada mertuanya serta Raya, adik tiri Stevano yang tampak masih canggung dengannya.

"Aku juga langsung ke sekolah, Pa, Ma. Nanti aku sama Kak Stev sarapan di sekolah aja," ujar Raisha sopan.

Helena, ibu tiri Stevano tersenyum hangat. "Kenapa tidak sarapan di sini saja, Sayang? Kamu lagi hamil, gimana kalau kelelahan karena nggak sarapan?"

"Iya, Kak. Sarapan aja, ya! Nanti kita berangkat bareng," imbuh Raya.

Belum sempat Raisha menjawab, suara bariton milik suaminya sudah menggelegar dari luar rumah.

"CEPAT, BANGSAT! KAMU MAU SEKOLAH ATAU NGERUMPI?!"

Raisha memejamkan mata dan segera berlari tergopoh-gopoh menuju pintu keluar tanpa sempat berpamitan pada mertuanya.

Begitu tiba di depan rumah, Stevano sudah menyalakan motornya dan juga mengenakan helm. Namun, langkah Raisha tiba-tiba terhenti di samping motor suaminya.

"Eum, Kak. Aku naik angkutan umum aja, ya?" ujar Raisha memelas.

Stevano hanya melemparkan tatapan tajam, seolah memberi perintah agar istrinya itu tidak banyak protes dan segera naik ke motornya.

Raisha menghela napas panjang. "Motor Kakak gede banget, aku pakai rok. Gimana kalau jatuh?"

"Terus? Kamu mau duduk di depan?"

Mulut Raisha terbuka tanpa sempat dia cegah. Entah dari mana isi kepala cowok itu sampai tak bisa peka dengan kode yang dia berikan.

"Pinjem jaketnya," Raisha mengulurkan tangan.

"Gak!"

Tak ingin berdebat dengan suaminya yang keras kepala, Raisha memilih memegang bahu Stevano lalu naik ke atas motor dengan wajah cemberut karena suaminya benar-benar membuatnya jengkel.

"Udah," ucap Raisha pasrah.

Detik berikutnya, motor sport milik Stevano melaju dengan kecepatan rata-rata.

Di tengah jalan, suara klakson dari belakang motor mereka terdengar. Tiga motor Ninja mengikuti mereka dari belakang. Stevano melirik dari kaca spion dan mendecak begitu menyadari siapa pemilik motor-motor itu.

"WOI, Stev!" Teriak ketiga sahabatnya.

"Raisha, peluk yang erat! Nanti jatuh!" seru Nathan dari belakang motor Stevano.

Raisha yang sudah merasa canggung semakin tegang. Dia menggigit bibir bawahnya, enggan mengikuti saran Nathan tapi dia juga takut kalo nanti sampai jatuh.

Namun, kecepatan motor suaminya yang sedikit meningkat memaksanya untuk segera mengambil keputusan. Dengan ragu-ragu, dia menggenggam bagian pinggir jaket Stevano, berharap itu cukup untuk menjaga keseimbangannya.

Stevano melirik sekilas ke belakang lalu mendecak kesal. "Mereka memang tidak punya kerjaan lain selain menggangguku?" gerutunya.

Nathan, Ryker, dan Axel tertawa puas melihat ekspresi canggung di wajah Raisha.

"Raisha, kamu terlihat seperti sedang naik motor sama orang asing, bukan suamimu sendiri!" ejek Ryker.

Axel menambahkan, "Stev, kamu tega banget. Berikan dia jaket atau kurangi kecepatannya. Kasihan wajahnya sudah tegang begitu, nanti bisa masuk angin loh."

Stevano mendengus. "Urus urusan kalian sendiri," balasnya datar.

Raisha semakin ingin menghilang dari situasi ini. Suaminya tidak membelanya, sementara sahabat-sahabatnya justru mempermalukannya. Mengapa kehidupannya jadi begini?

Di tengah kebisuannya, Raisha dikejutkan oleh gerakan mendadak dari suaminya. Cowok itu menarik tangannya dan melingkarkannya ke pinggangnya sendiri.

"Pegangan yang benar, nanti jatuh aku tidak mau tanggung jawab." Ucapnya, kali ini dengan suara lebih pelan dari biasanya.

Raisha jelas terkejut, tapi dia tak punya pilihan lain. Dengan wajah panas, dia menurut. Sementara itu, tawa ketiga sahabat Stevani semakin pecah.

"Udah mirip adegan drama Korea!" seru Nathan.

Stevano kembali mendecak kesal, lalu menambah kecepatan hingga ketiga sahabatnya tertinggal di belakang. Raisha hanya bisa menggigit bibirnya, berusaha mengabaikan debaran aneh di dadanya.

Namun, tentu saja para cowok Black Reapers tidak mau kalah. Mereka menambah kecepatan hingga menyamakan posisi dengan sang ketua.

"Hey, Stev! Kok kita ditinggal?" Ryker menendang motor Stevano, membuatnya sedikit oleng.

Raisha refleks berteriak ketakutan, menyembunyikan wajah di punggung Stevano. Jantungnya berdebar cepat.

Bugh.

Stevano menendang balik motor Ryker hingga cowok itu hampir terguling.

"Gila, hampir aja aku jadi rempeyek di jalan," gumam Ryker syok.

Berbeda dengan Axel dan Nathan yang tertawa, mereka bertiga kembali menyusul Stevano yang sudah jauh di depan.

Saat memasuki kawasan sekolah Allicius, Ryker melambaikan tangan seakan artis papan atas.

Mereka melewati gerbang sekolah, dan Ryker semakin tinggi mengangkat tangannya, diikuti Axel yang bersiul dan mengedipkan mata genit.

Namun, tatapan para murid tertuju pada Raisha, gadis yang dibonceng ketua Black Reapers.

Stevano dan teman-temannya memarkir motor, lalu turun. Raisha memegang ujung jaket suaminya karena malu menjadi tontonan.

Stevani hanya melirik Raisha dengan ekor matanya sebelum masuk ke gedung sekolah. Tanpa pikir panjang, Raisha mengikutinya dari belakang.

Ryker merangkul bahu Raisha santai. "Tenang aja, Sayang. Anggap aja mereka semua makhluk astral yang baru keluar dari goa."

"Terus, anggap aja si Ryker itu orang dungu," cetus Axel.

"Betul, kalau Stevano anggap aja pangeran babi," lanjut Nathan.

Axel menyenggol lengan Stevani. "Tuh, lihat. Ryker mulai modus sama istrimu, Stev."

Stevano hanya menatap Raisha dan Ryker sekilas, seakan tidak peduli dengan kedekatan mereka berdua.

Nathan dan Axel yang sejak tadi mendengar obrolan itu langsung tertawa kecil.

"Ryker, kamu tidak kasihan sama Raisha? Lihat tuh, wajahnya udah pucat," ujar Axel sambil menyenggol lengan temannya.

Ryker hanya mengangkat bahu. "Aku cuma ingin menghiburnya. Lagipula, ini menarik, kan?"

Stevano yang berjalan di depan tiba-tiba berhenti dan menoleh. Matanya menatap Raisha tajam. "Berhenti mengobrol. Kalau mau bergosip, jangan di belakangku."

Nada suaranya datar, tapi Raisha bisa merasakan ketidaksukaannya. Dia mengangguk pelan, lalu mempercepat langkahnya menuju kelas.

Saat sampai di depan kelas, Stevano langsung masuk tanpa menunggu Raisha. Cewek itu menghela napas panjang sebelum melangkah masuk. Begitu dia duduk di kursinya, tatapan-tatapan penasaran dari murid lain menusuk ke arahnya.

"Hei, itu cewek yang dibonceng Stevano tadi!"

"Dia siapa? Pacarnya?"

"Apa mungkin dia cuma cewek yang dipermainkan Stevano?"

Bisikan-bisikan itu terdengar jelas di telinga Raisha, membuatnya semakin canggung.

Nathan, yang duduk di meja sebelahnya, menepuk pundaknya pelan. "Jangan diambil hati. Orang-orang di sini memang suka gosip."

Raisha hanya tersenyum kecil. Namun, hatinya terasa semakin berat. Ini baru hari pertamanya di sekolah baru, tapi rasanya seperti mimpi buruk.

Sedangkan Stevano yang duduk di bangku paling belakang, hanya melirik sekilas ke arah Raisha sebelum kembali sibuk dengan ponselnya. Seolah tidak peduli dengan situasi yang terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 13

    Hari telah berganti dan malam telah menjadi pagi, di parkiran sekolah terlihat para sahabat Stevano tengah bermain teka-teki sambil menunggu kedatangan pemuda itu. "Coba tebak, apa yang ada tapi tidak dianggap?" tanya Ryker pada Axel. "Apaan? Aku malas mikir." "Kamu, haha!" Ryker tertawa mengejek. "Sialan!" Axel menimpuk kepala Ryker cukup keras. Ryker terkekeh, menyisir rambutnya dengan jari saat melihat beberapa siswi lewat di depan mereka. Tapi tiba-tiba, tatapan mereka tertuju pada sosok Nathan dan Vera yang datang berboncengan. Begitu Vera turun dari motor Nathan, keduanya bergandengan tangan menghampiri Axel dan Ryker. Raut wajah keduanya menunjukan kebahagiaan, seakan baru saja mendapat jackpot hadiah. "Halo, sayangku!" seru Ryker pada Nathan, hampir saja membuat pemuda itu meninju kepalanya. "Cari pacar sana, biar motormu tidak kosong terus," ejek Nathan sambil merangkul Vera. "Enak aja! Kamu pikir cari pacar semudah cari kerupuk?" dengus Ryker. "Banyak, kok. Cari aj

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 12

    Jantung Raisha berdebar cepat, terlebih saat Stevano melingkarkan sebelah tangannya di pinggangnya yang sedikit berisi. Tidak dipungkiri, Raisha merasa senang. Ia tersenyum malu-malu lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu, kemudian mendongak menatap jakun Stevano yang naik turun setiap kali bernapas. Tanpa malu, Raisha mengangkat tangannya, mengelus lembut jakun Stevano. Dari jarak sedekat itu, baru kali ini ia menyadari betapa tegas dan seksinya wajah pria itu. Ia bahkan tidak pernah memikirkan bahwa tindakan cerobohnya tersebut bisa membuat Stevano bertindak seperti serigala yang lapar. Namun beberapa menit berlalu, Stevano masih terlihat tak terusik oleh gerakan tangan Raisha. Tanpa sadar, gadis itu mendekatkan wajahnya, mencium jakun Stevano, lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria itu. Stevano tetap diam. Tak ada reaksi berarti seolah sentuhan lembut itu tidak menggugahnya sedikit pun. Ekspresinya tetap datar, matanya menatap lurus ke depan tanpa e

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 11

    Hening sejenak di antara mereka berdua. Raya menatap malas ke arah Raisha yang tampak bingung dengan ucapannya tadi. Raya berdecak, menunjuk ke arah Raisha. "Tadi siang, kamu sudah mengadu tentang kelakuan ibuku. Dan kamu pasti tahu kalau ibuku jadi kena amukan suamimu itu. Sekarang, kamu sudah menerima balasannya, kan?" Raisha yang muak dengan sikap Raya langsung mendekat. "Kamu sendiri, apa kamu nggak malu numpang di rumah suamiku?" Tatapan Raya yang semula diwarnai rasa puas langsung berubah sengit. Ia tersinggung oleh ucapan Raisha. "Bukan aku yang numpang, tapi kamu!" Raya menoyor kening Raisha kasar. "Dasar murahan! kamu rela naik ke ranjang Stevano lalu pura-pura hamil biar dia mau tanggung jawab. Dasar jalang nggak tahu diri--" Plak! Tanpa sempat diduga, Raisha menampar pipinya hingga sudut bibir Raya berdarah. Raya menyentuh pipinya yang berdenyut nyeri, masih terkejut dengan tamparan itu. Perasaan Raisha sangat sensitif hingga emosinya meledak begitu mendengar Raya m

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 10

    Raisha meraih tangan Stevano, lalu menggenggamnya saat mereka keluar dari dalam kamar. Dia bersenandung kecil sambil menggoyang-goyangkan tautan tangan mereka. Rasa canggung yang sempat dia rasakan kini sudah hilang. Raisha mulai merasa nyaman berada di dekat Stevano, bahkan perasaan itu lebih dalam dari yang bisa dia ungkapkan. Terlebih sekarang, Stevano tidak terlihat terganggu dengan semua tingkahnya yang bisa di bilang kekanakan. Saat mereka tiba di lantai satu, mereka langsung disambut oleh Kenzo dan Helena yang sudah duduk manis di meja makan. Namun ekspresi wajah mereka terlihat aneh yang membuat Raisha sedikit heran. Awalnya Stevano menolak untuk makan malam bersama, tapi ayahnya terus memaksa dan mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan mereka berdua. Stevano menarik kasar kursi meja makan, lalu duduk bersebelahan dengan Raisha. Tatapan dinginnya tertuju pada ayahnya, yang kini juga sedang menatapnya. "Mau bicara apa sama aku?" tanya Stevano tanpa be

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 9

    Stevano memarkir motor sportnya di depan rumah Axel, lalu cowok itu berjalan memutari rumah menuju gasebo tempat ketiga sahabatnya sudah berkumpul. Sedangkan Raisha sudah di seret ke dalam kamar Vera begitu mereka tiba di rumah tersebut.Kedatangan Stevano langsung di sambut antusias oleh mereka bertiga, terutama Ryker yang langsung melambaikan tangannya tinggi-tinggi seperti mereka berada di tengah kerumunan banyak orang."Tumben jam segini wajahmu udah cemberut aja, Stev." Seru Nathan heran."Biasa abis banyak drama di rumah," jawab Stevano singkat, dia mengambil tempat duduk di samping Axel.Ryker terkekeh, "Kenapa nggak kamu lelang aja itu tante girang, Stev?""Benar, atau paketin aja ke sungai amazon biar di makan anaconda," imbuh Nathan."Atau jual aja di pasar gelap," sahut Ryker."Atau kamu kawinin aja sekalian, Ste-"Bugh.Detik itu juga Stevano menimpuk belakang kepala Axel yang berbicara ngawur, cowok itu membuang puntung rokoknya ke rumput. "Sana kamu aja yang kawin sama d

  • Terjebak Pernikahan Berduri   Bab 8

    "Mau ke mana kamu hah?" Raisha yang tengah menuruni anak tangga langsung berhenti, lalu menoleh ke arah ruang keluarga di mana ada sosok Helena, ibu mertuanya itu sedang membaca majalah sambil melemparkan tatapan tak suka padanya. "Mau ke dapur, Ma. Ambil buah." Jawab Raisha sopan, dia tidak ingin membuat keributan di rumah suaminya. "Eh, enak banget kamu makan makanan orang. Kalau mau buah, beli sendiri dong. Jangan karena kamu istrinya Stevano, kamu bisa seenaknya di rumah ini!" sinis Helena. Seketika wajah Raisha berubah cengo, dia baru paham maksud ucapan Evelyn dan Stevano padanya. Rupanya ibu tiri suaminya itu benar-benar rubah yang licik, harus Raisha akui bahwa akting wanita paruh baya itu sangat profesional sampai-sampai membuatnya hampir percaya bahwa dia wanita baik. Raisha merasa marah dan ingin menangis, dia tahu sejak dia berpindah tubuh dan hamil dia menjadi sangat cengeng, tidak di pungkiri semua itu karena hormon ibu hamil yang tinggi. Mata Raisha langsung berka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status