Share

07. Foto Mesra Suamiku

last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-15 22:53:14

"Tuh lihat suamimu katanya lulusan S1 tapi kelakuannya kaya nggak pernah sekolah saja."

"Memang suamimu itu mau ngajak perang kayanya sama kita, belum tahu dia siapa kita," ucap Ibu dengan emosi.

"Gimana sih Bu, tadi katanya Arum harus santai nggak boleh terbawa emosi, tapi malah Ibu yang marah-marah," gerutuku.

"Gimana ndak emosi lihat foto suamimu lagi bermesraan dengan wanita lain, dan posenya itu loh, malah di tempat umum gitu, memang perlu di ajari lagi sopan santunnya ini," terang Ibu.

"Sabar Bu, banyak jalan menuju Roma, bentar lagi dia nggak bisa begituan, mana ada wanita yang mau dengan laki-laki yang kantongnya bolong alias kantong kempes."

Suamiku mas Ariel terlihat jelas dia bergandeng tangan bersama wanita lain, ternyata betul adanya jika tadi yang kulihat di F******k hanya tangannya, sedangkan yang di kirim melalui temanku terlihat mesra bahkan sempat berfoto dengan pengantinnya.

Ada tiga foto terakhir yang membuatku emosi, dengan fose yang begitu sensasional menurutku, apa dia nggak sadar sih di foto begituan.

"Bu, tapi ini beda dengan yang di caffe itu, yang ini juga cantik sih tapi yang tadi pagi itu dia memakai gamis yang indah, wajahnya pun sangat berbeda, apakah Mas Ariel mengoleksi wanita ya?" Pikirku.

"Apa maksudmu di caffe tadi, berarti ada lagi wanita lain selain dia, kok kamu nggak cerita sih, Rum?" tanya Ibu penasaran.

"Maaf Bu, Arum pikir ....

"Sudahlah ... jangan kamu hapus foto itu, sebentar."

Ibu masuk ke dalam ternyata membawa ponselnya, tetapi untuk apa ya91?" pikirku.

"Mau ngapain Bu, jangan macam-macam loh, nanti malah kita yang masuk penjara," jawabku dengan heran.

"Kamu pikir Ibu bodoh apa? ya enggak lah."

Ibu langsung mengcopy rekamanku itu dan foto-foto vulgar suamiku bersama wanita lain, dan menelpon seseorang untuk diberi tugas mencari informasi wanita yang ada di dalam foto itu, tetapi aku bingung kok ada foto suamiku ini sama Shakira, aku harus tau jawabanya. Segera ku ketik pesan ke Shakira.

"Hallo say, sudah aku terima nih foto-fotonya, cuma ada yang mau aku tanya, maaf ya itu foto yang terakhir kamu darimana ya?

"Alhamdulillah terbaca Bu, sudah conteng 2 biru, tapi nggak ada tanggapan.

Satu Menit, lima menit, sepuluh menit sampai lima belas menit tidak ada balasannya.

"Duh lama banget di balas, apa Shakira lagi sibuk ya Bu?"

"Mana Ibu tau, 'kan Ibu bukan paranormal!"

Aku mondar mandir seperti setrikaan, setiap satu menit melihat layar ponselku, tetapi tidak berbunyi.

Setengah jam berlalu, tiba-tiba ponselku berdering dan kulihat di layar ponsel itu tertulis nama 0Shakira, tanpa ragu langsung kuangkat dan berbicara.

" Hallo, Assalamualaikum, Say!"

"Walaikumsalam, Say."

"Maaf ya Say, baru respon, biasa lagi banyak pelanggan nggak bisa di tinggal."

"Iya nggak apa-apa, Say ngerti kok."

"Oh ya Say, sudah aku baca pesanmu, makanya aku buru-buru telpon setelah nggak ramai pembeli."

"Aku dapat dari sepupuku yang satu lagi, soalnya aku nggak periksa semuanya yang dia kirim, ternyata ada koleksi pribadinya juga, tolong dihapus saja, Say, maklum namanya juga bucin."

"Kalau dilihat-lihat prianya tampan banget ya tajir pula, siapa sih yang nggak mau cowo sekeren dia?"

Hatiku mulai panas padahal langit mendung mendengar apa yang diucapkannya. Ku atur napas yang sudah tidak beraturan ini, sedangkan ibu hanya sebagai pendengar setia seperti mendengarkan serial cerita Mak Lampir di radio.

"Oh dari sepupumu yang mana Say, aku 'kan kenal semua keluargamu, nggak pernah lihat, apa yang di foto itukah?"

"Iya tepat sekali Say, namanya Lira Anggraini mantan pramugrari, dia itu anak dari adiknya papah yang terakhir maksudnya gimana ya jelasinnya, begini Om ku itu nikah lagi yang kedua nah itu anaknya, tapi orangnya baik banget loh."

Dia tinggal di Solo, Say makanya kamu nggak tau."

"Oh pantesan nggak pernah lihat, terus itu cowoknya atau suaminya sih ganteng banget, tapi masih gantengkan suamiku sih ...hahaha.

"Suaminya lah, tapi katanya sih masih nikah siri dulu, soalnya suaminya itu belum bercerai sama istrinya. Mereka juga sudah punyak anak perempuan cantik kaya Lira mukanya, cuma yaitu?

"Memang istrinya kenapa kok mau cerai, nanti takutnya sepupumu itu dibilang pelakor loh kalau ketahuan, kenapa nggak cari pria lain sih daripada suami orang, padahal cantik banget sepupumu itu,Say pasti biisa dapat yang lebih baik dari itu."

"Ya namanya juga bucin, budak cinta mereka kan dulu kuliah bareng sampai lulus dan pacaran selama 5 tahun, terus ya gitu dech daripada zina lebih baik nikah siri.

"Kalau tentang istrinya sih katanya istrinya itu jelek, hitam, mata duitan, suka berantem sama ibu mertua, suka ghibah sama tetangga ya mana mau punya istri begitu ya 'kan?.

"Terus anaknya dimana, kok nggak ada di foto itu?"

"Say, udah dulu ya, ada pelanggan nih, nanti kapan-kapan ku kenalin deh sama sepupuku itu, orangnya mudah bergaul, enak buat curhat tau."

"Dah, assalamualaikum!"

"Walaikumsalam!"

Aku terduduk lemas, diam, menatap kosong ke depan, tak kusangka suamiku ternyata mempunyai istri selain diriku.

"Sabar Rum, kendalikan emisimu, jangan terpancing toh."

"Gimana nggak emosi Bu, selama ini nggak ada tanda-tanda mencurigakan dari tingkah laku mas Ariel, seperti biasa, cuma ...

"Cuma apa Rum?" tanya ibu penasaran.

"Cuma 3 tahun terakhir ini mas Ariel memang sering ke luar kota dua minggu sekali, katanya urusan bisnis."

"Kamu tau suamimu ke luar kota mana?"

"Setiap Arum tanya selalu dia bilang nggak usah ikut campur yang penting perusahaan tetap aman, gitu bu katanya."

"Ya elah Rum, kamu itu jangan terlalu lugu toh jadi perempuan, di cek, kalau perlu cari tau pergi kemana jangan terima beres aja, memang Bapak suruh kamu berubah jadi perempuan feminin tapi jangan kelewatan,"kan ibu sudah wanti-wanti toh?

"Ya, mana Arum tau Bu kalau kejadiannya begini, berarti dia suruh Arum seperti ini itu hanya untuk segera mendapatkan harta warisan Almarhum Papah Sugeng."

"Makanya mulai sekarang rubah penampilanmu, Arum."

"Berubah kaya dulu, yang tomboy, suka manjat genteng orang , atau preman kampung kalau itu Arum mau, Bu," jawabku dengan senang.

"Bukan jadi preman toh Rum, penampilannu itu jangan kucel kaya gini, katanya istri seorang direktur tapi dandanan kaya gembel gini."

"Jangan bilang kamu nggak pernah diajak kalau ada undangan git?" Selidik Ibu.

"I- iya bu, nggak pernah, mas Ariel selalu membawa Mbak Sukma kalau ada undangan atau apapun."

***

Hatiku jadi panas membara, hampir emosi ku tertumpah namun ketika Raina gadis kecil itu datang dan langsung memelukku, ada rasa hangat kembali menyelimuti perasaanku.

"Loh, kok Raina sudah bangun, kenapa?"

"Sudah Mah, Raina mau mimik cucu, hauch ...

"Bentar ya sayang, Raina duduk di sini dulu sama Nenek, Mamah buatkan dulu susunya ya," jawabku sambil mencium pipi Raina yang tembem.

Raina memang memanggilku dengan sebutan Mamah, entah anak itu sangat dekat denganku, merasa nyaman di dekatku, bahkan yang aku herankan jika bersama ibu kandungnya yaitu Mbak Sukma Raina tampak murung dan banyak diamnya, tidak ceria, tidak mau berceloteh seperti ini jika bersamanya.

Umurnya baru 2 tahun, tetapi tingkat kemampuan dalam berbicara hampir sempurna untuk usia seperti Raina, bahkan Raina mampu menangkap atau mengerti pembicaraan orang dewasa.

Aku memang sedikit curiga, mengapa bila Raina bersama Mbak Sukma, ia merasa ketakutan, dan pendiam, seperti karena keterpaksaan.

Aku bergegas masuk ke dapur dan membuatkan susu coklat kesukaannya, bahkan Mbak Sukma pun tidak tahu kesukaan anak kandungnya sendiri, sangat acuh dan tidak perduli.

Setelah selesai aku keluar kembali, aku melihat Naina lagi mengutak atik HP ku, aku biarkan sebentar, Ibu saja sangat gemes banget dengan Raina, beliau selalu mencubit kedua pipinya yang tembem.

"Sudah dong Bu, masa dicubitin melulu, kasian Raina nya!"

"Habis pipinya nah montok kaya bakpao, gemes Ibu ini."

"Nih sayang susunya diminum numpung masuh hangat."

"Iya mah, bental" jawabnya dengan polisnya sambil melihat-lihat foto-foto.

Nanum belum sempat aku meraik ponselku tiba-tiba Raina kembali berceloteh.

"Loh ini 'kan mamah Liya mamahnya Yaina, mamah kok nggak ngajak-ngajak cih, tuh papah juga, nggak ada yang cayang ama Yaina, hanya Mamah Ayum yang cayang," celoteh Raina.

Aku dan Ibu saling pandang, apa mungkin kalau Raina ini anaknya Mas Ariel dengan wanita itu, bukan anak kandungnya Mbak Sukma?

Kucoba mengatur napas yang naik turun tidak beraturan, seperti mimpi di siang bolong. Kata orang omongan anak kecil selalu jujur, apa betul ya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
Arum aruuuum.... beneran oon kamu ya... duh thor, kok karakter Arum dibuat segitu oonnya sih. gemeees bacanya ... masih pinteran ibunya Arum.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Palsu    73. POV. Fahri dan Cinta Terakhir Arum

    Hari ini aku sangat bahagia karena. Aku sudah menemukan tambatan hati yang aku mau. Ya namaku Devan Fahrizi Sanjaya. Aku seorang pengusaha dan aku cukup di kenal banyak orang. Pengalaman hidup bersama ibuku yang miskin dan dicemooh oleh orang lain telah mengantarkanku menuju gerbang kesuksesan.Namanya Arumbi Lestari, kami bertemu di sebuah masjid saat aku menjadi marbot di sana, ya karena dari menjadi tukang marbot lah aku bisa sukses seperti sekarang ini.Pandangan pertama aku sudah mulai suka dengannya, cantik, sederhana dan jutek dan itu yang aku suka dengannya. Aku pikir dia akan terpesona dengan ketampananku yang paripurna ini nyatanya tidak dia sangat acuh tetapi itu membuatku menjadi lebih penasaran dengannya.Biasanya wanita yang melihatku langsung meminta perkenalan dan langsung bermain itu, tetapi aku bukan pria seperti ya ... “Aku diajarkan oleh orang tua yang aku panggil mama itu untuk tidak menyakiti seorang wanita dan aku juga tidak mau berhubungan lebih jika

  • Terjebak Pernikahan Palsu    72. Kebenaran Dari Lira

    Aku menemukan Lira dan Raina. Ibu dan anak itu akhirnya selamat. Lira memelukku dengan hangat, dia menangis bahagia akhirnya bisa terlepas dari jeratan Lingga.Selama ini ternyata Mas Lingga sudah menjual Lira ke tempat hiburan menjijikkan ini, jika melawan maka Raina akan menjadi tumbalnya. Raina memelukku dengan hangat, dia sangat takut dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Dia masih menangis dan belum bisa menenangkan pikirannya.Anak seumur Lina tahun itu mengalami trauma dia harus segera di sembuhkan.“Maafkan Mama Sayang, maafkan Mama.”“Sekarang semua sudah berakhir tidak ada yang akan menyakiti Raina lagi, mereka sudah di tangkap,” ucapku berusaha menenangkan Raina.Raina tetap menangis tetapi tetap memelukku dengan erat. Aku tahu Lira sangat ingin memeluk Raina karena dia ibu kandungnya sendiri.“Mama jangan tinggalkan Raina lagi ya, Raina takut kehilangan Mama, hanya Mama yang Lira punya,” ucapnya dengan penuh haru.Iya Sayang, Mama akan selalu ada buat Rainya,

  • Terjebak Pernikahan Palsu    71. Penangkapan Mas Lingga

    “Apa maksud semua ini Arum? Kamu tahu kan aku menjabat sebagai wakil direktur tetapi kenapa bukan aku yang menggantikan posisi kamu?” tanyanya dengan emosi.Aku masih bersikap tenang menghadapi orang itu untuk menghilangkan rasa takutku. Lalu aku mengambil semua berkas dan bukti tentang kecurangan yang dia lakukan di perusahaan.“Apa ini Arum?”“Apakah aku harus menjelaskan semuanya sat-satu Mas Lingga, masih syukur aku tidak membeberkan masalah ini ke rapat tadi, karena aku masih mempunyai hati untuk tidak mempermalukan kamu di hadapan mereka. Wajahnya kembali pucat ketika semua bukti yang dikumpulkan memang dia pelakunya, selama ini mencuri uang perusahaan.“Aku tidak menyangka Mas Lingga bisa melakukan hal ini denganku?” “Jangan katakan kamu khilaf ya Mas, aku sudah muak dengan kepintaranmu bersilat lidah. Aku selalu mengikuti arahan kamu tetapi apa yang kamu perbuat, kamu sengaja melakukannya kan?” “Apa yang ada di pikiranmu, aku tidak tahu semua ini, aku bodoh begitu?”“Ma

  • Terjebak Pernikahan Palsu    70. Rapat Besar

    Semua pria sama saja nggak peka, ya pastilah cemburu, apalagi kami mau menikah dan dia tergoda dengan wanita lain, tentu saja aku tidak akan membiarkannya.Aku meninggalkan Mas Fahri dan tetap di tempat itu dan aku segera ingin menemuinya. Aku mau lihat bagaimana ekspresi nya saat bertemu denganku dengan gaya sok alimnya.Aku melangkah dengan penuh percaya diri untuk menghampirinya yang masih sibuk mencari gaun pengantin itu.“Halo, Kiran, apa kabar, masih ingat denganku?” tanyaku dengan tegas.Tampak wajahnya menegang, kedua matanya melotot kearah, dia terdiam terpaku melihat kedatanganku yang secara tiba-tiba menghampirinya. Mungkinkah aku sepeti hantu baginya?“Kenapa Kiran, kenapa kamu terkejut, apakah kamu melihat hantu di sini?” Aku menatap tajam ke arahnya, berani sekali dia membohongi ibu dan berputar -pura teraniaya padahal dia sendiri ikut andil dalam rencana busuk Mas Lingga. “A—Arum, kamu di sini?” “Syukurlah kamu masih mengingatku Kiran dan apa ini? Kamu sekejap me

  • Terjebak Pernikahan Palsu    69. Bertemu Dengan Kiran

    Aku masih tidak percaya di dalam hidupku akan terjadi pernikahan yang kedua kalinya. Ada rasa bahagia sekaligus rasa takut.Entah kenapa aku merasa di lema, tetapi aku tidak mau menikah dengan Mas Lingga, orang yang pernah aku cintai ternyata hanya memanfaatkan aku sebenarnya. Dia masih berpikir kalau aku tidak mengetahui semuanya, tinggal menunggu waktu dan semuanya akan selesai.Aku juga belum bisa menemukan Lira, entah di mana dia sekarang. Nomor ponselnya sudah tidak aktif, apakah aku harus bertanya dengan Mas Lingga atau Shakira, kedua orang itu pasti tahu di mana Lira sekarang. Sudah seminggu ini semua berjalan dengan lancar, semua persiapan memang Mas Fahri yang melakukan bersama Ibu dan mam Yuni. Karena kami sudah bekerja sama, sehingga ada beberapa orang kepercayaan Mas Fahri ada di kantor ini untuk memastikan kalau Mas Lingga tidak melakukan apa-apa kepadaku.Mas Lingga juga tampak acuh kepadaku, tetapi sikapnya ini membuatku menjadi penasaran, apakah dia merencanakan ses

  • Terjebak Pernikahan Palsu    68. Kejutan Besar

    Aku sangat terkejut dan terdiam sesaat, mataku melotot untung saja tidak keluar. Pria tampan itu lalu menjentikkan jarinya agar aku tersadar.“Ma-Mas Fahri, kok ada di sini, jangan bercanda Mas, aku harus memberi sambutan kepada klien kami dari Kanada,” ucapku ragu tetapi kenapa penampilan Mas Fahri sangat berbeda dengan tampilan seperti orang kaya pada umumnya.“Hei kamu, ngapain lagi kamu di sini siapa yang menyuruhnya masuk ke ruangan ini, kamu itu orang luar Fahri, mau seperti orang kaya makanya kamu berpenampilan seperti ini hah?” hardiknya dengan nada mengejek.“Mas Lingga jaga ucapan kamu, jika kalau mau mengundurkan diri sekarang itu lebih baik dari pada kamu menghina orang lain.”“Ya bela saja tukang marbot itu dasar mental miskin!”“Pak Lingga begini cara kamu menyambut kami untuk menjalin kerja sama?” “Dengarkan baik-baik Pak Lingga. Orang yang kamu rendahkan ini adalah Tuan Devan dari Kanada,” sahutnya dengan meyakinkan. “A-apa maksud Pak Aldi, Anda pasti bercandak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status