Share

Dasar Om-Om Mesum

Author: Pena Xaviera
last update Last Updated: 2023-05-25 23:00:02

"Kamu bisa nyapu? "

"Bisa Om. "

"Bisa nyuci baju? "

"Bisa Om. "

"Bisa masak? "

"Uhmm sedikit. "

"Kalau muasin suami? "

Deghhhhh…

Samira jadi gelagapan sendiri. Hah? Muasin? Muasin dalam konteks apa maksudnya? Meskipun dia masih kecil tapi dia sering nonton drama Korea yang kelewat romantis kali. Jadi fikiran Samira langsung menari kemana mana. Pipinya merona membayangkan.. Arghhhh!!

Oh no Samira! Sadarlah! Dia bukan Sehun-mu. Dia itu Om-om. Ngebayangin nya aja udah langsung bikin bulu kuduk Samira merinding seketika.

"Jangan terlalu di fikirkan Samira. Sudah ku duga, kamu masih terlalu kecil. Lagian papah ada ada saja, menjodohkan saya dengan anak kecil seperti mu. " Decih Davino dengan senyuman miring nya.

Senyuman itu terlihat begitu meremehkan dimata Samira. Hatinya juga jadi kesal mendengar penuturan Davino.

'Yaa emang bener sih. Aku juga gak mau di ajak begituan sama dia, tapi kan bukan berarti gak bisa. Hanya gak mau. ' batin Samira dongkol.

"Ayo jangan banyak melamun, rapih kan barang barang mu dan masukan ke dalam lemari. " Kata Davino beranjak.

~~~~~~~~~~~

Makan malam sudah selesai, Davino memilih memesan makanan dari sebuah aplikasi saja.

Hari ini masih cukup melelahkan meski didalam pesawat mereka kebanyakan tidur. Tapi tetap saja, untuk masak sendiri rasanya masih lelah, apalagi Davino masih ada pekerjaan.

Davino masih asik dengan berkas pekerjaannya, ia masih berkutat di meja ruang tengah, yaitu ruang TV.

"Om, lihat deh.. ini apa sih? " Samira melebarkan sesuatu yang ingin ia tunjukkan pada suaminya.

"Hmm? "

"Ih lihat dulu, gimana Om mau tau kalau matanya tetep fokus di sana. Ini baju renang ya Om? Tapi kok tipis banget sih.. " Samira melebarkan pakaian tipis itu didepan tubuhnya.

"Ap-? Oh astaga... Dari mana kamu dapat itu Mir? " Mata Davino tidak berkedip. Untung saja Samira tidak memakainya. Tapi kan tubuh Samira jadi terbayang di otaknya, haduh Samira. Bocil itu bikin ulah saja, mana lagi serius-seriusnya biar bisa cepet istirahat, Samira malah nambah fikiran nya cenat cenut saja.

"Dari Mami Maya. Tiba-tiba ada di koper aku. Tadi ada notes nya, katanya buat dipake bareng suami. Tapi emang kita bakal bulan madunya sambil renang ya Om? " Tanya Samira dengan begitu polosnya.

"Lingerie! Itu namanya Lingerie Samira. Bukan untuk berenang, tapi buat kita malam pertama. " Davino segera mengalihkan pandangannya lagi dari Samira.

"APA?! Aaaaaaaaaaaaakhhh… " Samira langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. Ia menutup pintu dengan kencang saking takut nya, ya takut! Takut membayangkan malam pertamanya dengan gaun tipis itu.

BLUGHH..

Suara pintu tertutup keras, Davino hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak kecil yang jadi istrinya itu.

Harusnya dia bisa dapat jatah malam pertama sekarang, tapi mengingat istrinya masih kecil, boro-boro dapat malam pertama, yang ada dia akan dibuat pusing dengan tingkah polosnya Samira. Padahal umurnya sudah 32 tahun, dan selama itu pula dia menahan hasratnya, berharap bisa menikah dan mempraktekkan segala film biru yang sering ia tonton. Tapi nyatanya NIHIL!!. Samira bisa langsung kabur kalau di ajak malam pertama sekarang.

~~~~~~~~~~

Cklek..

Davino melangkah masuk. Matanya tidak menemukan sosok Samira. Tapi dia menemukan ada yang bergerak tidak beraturan di balik selimut.

Davino melangkah mendekat, dan benar saja Samira ada dibalik selimut itu. Derap langkah Davino terdengar makin dekat dan membuat deguban jantung Samira langsung berdentang semakin keras.

Tangan Davino sudah terulur untuk membuka selimut itu. Kira-kira Samira sedang apa di sana, sampai gerakannya seperti orang gelisah.

"Sam.. " Tegur Davino.

"Om jangan Om!! Om pleaseee… Jangan Om. "

Samira mendekap erat selimut itu di dadanya. Ia tidak membiarkan Davino menyibak keseluruhan permukaan selimut.

"Jangan? Jangan apa maksud kamu? " Tanya Davino heran. Ia bisa melihat dengan jelas ada butiran keringat di dahi Samira. Apakah Samira sedang gugup atau merasa gerah? Tapi kan kamar itu ber-AC. Rasanya sangat mustahil jika Samira kegerahan.

"Jangan itu dulu. Aku belum siap. "

Ohh itu. Davino tersenyum kecil. Ternyata istri kecilnya sedang ketakutan. Mungkin Samira takut dirinya aku akan mengajak Samira melakukan malam pertama seperti pengantin pada umumnya.

Lucu juga, batin Davino.

" 'Itu dulu' apanya? Bicara yang jelas Samira. " Tegur Davino pura-pura tidak mengerti.

"Enghhh… jangan malam pertama dulu. Aku belum siap Om. " Suara Samira terdengar sangat lesu.

"Memangnya kenapa? Aku kan suamimu. " Davino merangkak ke atas ranjang tepat di atas paha Samira, seketika gadis itu langsung membeku. Samira seperti nge-lag begitu saja. Rasa gugup dan takut menyatu dalam dirinya.

"Ehh! Om apaan sih! Minggir! " Samira mencoba menetralkan detak jantungnya. Tangannya juga sedikit tremor karena tubuhnya sangat dekat dengan Davino. Baru kali ini, iya! baru kali ini Samira sedekat itu dengan seorang laki-laki. Ditambah Davino itu laki-laki dewasa, membuat aura di sekeliling semakin mencekam bagi Samira.

Davino masih tidak beranjak. Lucu juga punya istri seperti Samira, belum di apa-apain aja sudah sangat ketakutan. Gimana kalau Davino benar-benar meminta haknya coba.  Davino merasa gemas melihat wajah cantik istrinya yang begitu panik dan ketakutan.

"Bukannya minggir malah senyam senyum. Om minggir dong! "

"Bilang saja kamu mau raba-raba dada saya. Mau langsung juga boleh. " Davino berlagak akan membuka bajunya, sontak Samira langsung menarik tangannya yang ada di dada Davino.

"OMMMM!!!!!! "

"Hahahahhahah.. " Davino tergelak keras, dan mulai beringsut dari paha Samira. Dia memposisikan tubuhnya di samping Samira sambil memenggangi perutnya karena masih tertawa.

Tatapan tajam mulai Samira lontarkan, Davino sangat menyebalkan padahal mereka tidak saling kenal untuk bisa bercanda seasik itu, batin Samira.

"Santai aja Samira, saya gak bakal lagi ngajakin kamu malam pertama sekarang, lagian anak kecil kaya kamu mana bisa paham begituan? Hahahaah… "

Agaknya Samira semakin kesal saja mendengar penuturan suaminya, Davino terlalu merendahkannya.

"Hahaha,, sudah sudah jangan di fikirkan. Jangan gugup. Lebih baik kamu belajar yang giat sebelum nanti tes masuk universitas, disini tidak mudah untuk bisa masuk ke jurusan yang kamu mau. Kamu harus pintar Samira. "

Bibir Samira kumat kamit dengan sumpah serapahnya, candaan Davino tidak lucu baginya. Laki-laki itu membuat jantung nya hampir mencuat keluar dari tubuh Samira meski hanya duduk di atas pahanya. Samira masih se sensitif itu jika Davino tau.

"Jangan kaya gitu lagi ya Om. Jangan kaya anak kecil! " Ketus Samira.

"Kamu yang anak kecil, kalau saya sudah dewasa. " Balas Davino enteng, tapi memang kenyataan nya seperti itu kan?

"Terserlah, aku ini sudah dewasa, sudah punya KTP! "

"Masa sih? Kalau sudah dewasa apa sudah bisa melakukan adegan dewasa? "

Bughhh…

Samira melempar bantal ke arah Davino. Tapi itu hanya mengenai perut Davino saja, sama sekali tidak sakit.

"Dasar om-om mesum!! "

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Azkania Azkania
ko hrs berbayar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan   Sentuhan Davino

    "Mau peluk cium. " Ucap Samira dengan manjanya membuat Davino langsung merengkuh tubuh istrinya dengan gemas. Entah siapa yang memulai, tapi bisa dipastikan itu diawali oleh Davino yang menempelkan bibirnya di atas bibir sang istri. Samira melebarkan matanya saat Davino tiba-tiba menempelkan bibir nya di atas bibir Samira. Tentu saja, meski sudah pernah berciuman, namun rasanya selalu menggetarkan jiwanya. Apalagi sekarang, mereka baru saja saling berbincang ringan dari hati ke hati. Samira sedikit terkejut sebelum akhirnya mampu menetralkan dirinya. Samira memejamkan matanya, melihat sang istri yang seolah memberi lampu hijau. Kini Davino, mulai berani untuk menggerakan bibirnya di atas bibir Samira. Davino memagut dan menghisap bibir yang jadi candu dan kerinduannya. "Aku mencintaimu Samira. " Ucap Davino melepaskan pagutannya. ""Aku juga mencintai Om. " Balas Samira yang padahal hatinya bergemuruh hebat didalam sana. Kemudian, Davino kembali melahap bibir ranum sang istri. Di

  • Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan   Deeptalk

    "Akhh Om… uhhh, geli banget. "Tok, Tok, Tok!! TOK, TOK, TOK!!!! "Shit! Pengganggu saja! Sepertinya kita harus pindah rumah agar tidak ada yang mengganggu. " Keluh Davino. Davino melangkah lebar dengan mulut yang terus menggerutu kesal. Siapa di balik pintu sana yang berani mengganggu kemesraan nya dengan sang istri? Jengkel sekali. Ingin rasanya mengabaikan, tapi ketukan pintu dan suara bel itu justru semakin bising dan mengganggu. Cklek, "Ada apa?! " Tanya Davino ketus dengan raut wajah tak bersahabat. "Dokter Vander? " Ucap Davino mengendalikan emosinya, dia harus profesional untuk teman seprofesi nya. "Dokter Davino, maaf mengganggu waktunya. Tapi kita ada panggilan dari rumah sakit sekarang juga. Keadaan benar-benar genting, Dokter Deby sudah menghubungi anda namun tidak ada jawaban. Beruntung saya sedang dijalan menuju rumah sakit dan berbelok ke rumah anda untuk memberitahu soal ini. " Ucap Dokter Vander cepat karena situasi mereka benar-benar terdesak. Meski Davino seh

  • Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan   Suami Minta Nen

    BUGH! "Fuck! " Umpat Davino seraya memegangi sudut bibirnya yang terkena pukulan tiba-tiba dari Arfa."Akh!! Mas Arfa!! Apa-apaan sih?! Om, sudah Om! Jangan bertengkar lagi. " Samira menatap marah pada Arfa yang tiba-tiba memukul suaminya, kemudian dia langsung menghadang tubuh Davino yang siap menyerang Arfa. "Sudah, tenang. " Kata Samira menenangkan suaminya, sementara Davino langsung diam ketika Samira memeluknya dari samping, sepertinya Davino sudah menemukan pawangnya. "Dia menyakitimu lagi Mir? " Tanya Arfa nyalang menatap Davino yang tak kalah sengit menatap tajam. "Mas maaf, sepertinya aku salah paham. Om Davino tidak menyakitiku, maaf ya Mas sudah membuat khawatir. Sampaikan maafku juga pada Tante. " Ucap Samira dengan mata mengiba. Sungguh malu sekali, dia menyimpulkan terlalu cepat. Ketika Samira mendengar nama Dinha disebut, dia langsung mengirimkan pesan pada ibunya Arfa jika Davino kembali membohonginya. Tapi ternyata semua hanya salah paham ketika Samira melihat b

  • Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan   Dinha lagi? Aku Ingin Kita Cerai Om!

    "Makan yang lahap ya, ini jus buah untukmu. Katakan apa yang kamu mau? Aku pasti akan mengusahakan nya, paham? " Davino bertutur begitu lembut diiringi senyuman hangatnya, dia mengusap perlahan perut Samira yang masih rata, sementara Samira terdiam merasakan sentuhan hangat dari suaminya. Andai sosok Dinha tidak pernah ada, mungkin masa kehamilan di trimester pertamanya akan terasa hangat. Namun sayang, setelah kejadian itu, Samira justru lebih menutup dirinya, seseorang yang biasanya ekspresif itu, kini nampak pasif. Samira hanya mengangguk patuh, beberapa hari belakangan ini, Davino benar-benar memperlakukannya bak tuan putri. Mual sedikit saja Samira langsung dapat perhatian intens, Davino bahkan selalu memberinya pijatan setiap malam sampai dia benar-benar tertidur lelap. "Aku senang kamu kembali, aku kacau saat kamu pergi Mir. " Davino membawa istrinya ke dalam dekapannya, entah sudah berapa puluh kali Davino mengatakan itu. Tapi sepertinya, laki-laki itu tidak pernah bosan m

  • Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan   Perubahan Sikap Davino

    "Wajahmu tampak pucat, langsung istirahat ya? Atau mau makan dulu? Kamu sudah makan belum? Mau makan apa? " Rentetan pertanyaan keluar dari bibir Davino ketika mereka sudah tiba di rumah. Rumah yang Samira tinggalkan sejak tiga minggu yang lalu. Selama perjalanan, Davino merasa cemas pada gelagat Samira yang terlihat tidak nyaman, sesekali wanita itu memegangi perutnya, sesekali terlihat meringis, dan sesekali terlihat sedang menahan mual. Tapi Davino urung untuk membuka pertanyaan, dia masih sangat terbebani dengan perasaan bersalahnya pada sang istri. Sampai tiba dirumah, barulah Davino menumpahkan segala pertanyaan yang ia tahan sejak perjalanan tadi. Samira menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, membuat Davino tidak puas dengan jawaban istrinya, Davino memegangi kedua bahu Samira dari belakang seraya mengelus nya begitu lembut, menggiring Samira ke dalam kamar mereka, kamar yang terlihat kacau tidak seperti biasanya. Samira sampai diam sejenak mendapati ruangan yang biasanya

  • Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan   Menjemput Istri

    Hari ini, Davino memutuskan untuk menjemput istrinya, tiga minggu sudah ia tidak melihat Samira, dan hari ini dia harus membawa pulang sang istri. Tidak bohong, ada rasa rindu yang terselip di bagian dalam perasaannya, ada rasa kecewa dan amarah yang ingin ia ceritakan pada sang istri, kini perasaan dan pikirannya mantap untuk mempertahankan rumah tangga mereka, Davino agaknya telah mencintai istri kecilnya meski tanpa ia sadari kapan cinta itu tumbuh dalam hatinya. Dan nampaknya, ia sedang mematahkan statement 'Jika laki-laki hanya jatuh cinta sekali seumur hidup, sisanya hanya melanjutkan hidup. ' karena di kehidupannya yang sekarang, dia masih mencintai wanita lain selain cinta pertamanya. Semua bisa terasa jelas, jika kisah masa lalunya sudah selesai, Davino tidak lagi menginginkan Dinha ataupun kisah kenangan mereka. Dia sudah menutup buku tentang masa lalunya. Davino hanya menginginkan istrinya untuk merajut kisah cinta yang sempurna dalam ikatan janji suci pernikahan, untuk di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status