Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan

Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan

Oleh:  Pena Xaviera  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
49Bab
2.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Samira Aretha, gadis yang baru saja lulus SMA dan bercita-cita mengenyam Perguruan Tinggi di Jerman. Tentu saja ada harga yang harus ia bayar demi bisa pergi ke Jerman. Yaitu, ia harus menikah dengan laki-laki dewasa berusia 30 tahun, laki-laki yang sudah matang dalam umur dan fikiran. Davino Salendra, bersedia menikahi Samira karena ia fikir, ia sudah cukup umur untuk menikah, apalagi dia juga butuh seorang istri agar hasrat biologisnya cepat tersalurkan. Tapi menikah dengan anak gadis remaja? Apakah Davino bisa meluluhkan Samira untuk memberikan hak-nya? Sementara Samira saja belum berfikir jauh sampai ke sana. Davino harus mengeluarkan sejuta bujuk rayu nya demi bisa meluluhkan Samira, karena jujur saja, dia sudah tidak tahan jika menahan hasratnya terlalu lama. 30 tahun sudah sangat matang dan pas, apalagi dia sudah memperistri Samira. dengan Samira yang notabene istrinya atau wanita lain? hal terdengar ringan namun ternyata merambat ke banyak faktor.

Lihat lebih banyak
Terjebak Pernikahan Tak Diinginkan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Pena Xaviera
seru dan menarik
2023-07-01 08:46:41
0
user avatar
Pena Xaviera
feelnya dapat
2023-06-11 22:31:15
0
49 Bab
Menikah Solusinya
‘’Pahh! Aku sudah besar. Pokoknya aku ingin kuliah di Jerman sesuai cita-citaku dulu!’’‘’Tidak bisa Samira! Kamu anak perempuan papah! Apalagi kamu anak satu-satunya! Papah tidak bisa melepasmu begitu saja di sana!’’‘’Pah, please! Aku mohon…aku janji aku bisa jaga diriku di sana pah.’’‘’Tidak ada yang tau kehidupan mu di sana sayang, papah tidak akan tenang jika kau hidup sendirian di sana. ’’‘’Tapi kuliah di Jerman adalah impianku pah!’’ tatap Samira dengan genangan air mata di pelupuk matanya.Ya! dia adalah Samira Aretha, gadis berusia 18 tahun yang baru saja lulus SMA, kini Samira tengah menentukan kampus mana yang akan ia pilih untuk melanjutkan perguruan tingginya, namun beribu sayang, orang tuanya melarang Samira untuk melanjutkan pendidikan di kampus impiannya, yaitu Techincal University of Munich jurusan kedokteran sesuai dengan cita-citanya.Sedari duduk di bangku SMP, Samira sudah memimpikan akan mengejar pendidikan jurusan kedokteran di Jerman, dia bahkan sudah menghaf
Baca selengkapnya
SAH
‘’Mereka siapa pah?’’ Tanya Samira‘’Calon mertuamu’’‘’Huwaaaa…hiksss..hikss..’’ Samira makin kencang mengeluarkan tangisannya....Seminggu berlalu, Kini Samira sudah bisa sedikit mengontrol emosinya.Dia juga mencoba untuk menerima persyaratan dari papahnya, yaitu untuk menikah agar bisa melanjutkan pendidikan di kampus impiannya, semua demi cita-cita dan impiannya.Urusan pernikahan, biarlah dia urus nanti. Samira yakin calon pria nya pun tidak memiliki perasaan apapun pada dirinya, bagaimana bisa dikatakan memiliki perasaan jika mereka saja tidak saling mengenal, dan itu merupakan salah satu keuntungan bagi Samira agar bisa mengajukan kawin kontrak seperti film yang barusan dia tonton, dan mereka akan bercerai pada waktu yang telah di tentukan, tepatnya ketika Samira telah menyelesaikan pendidikannya misal. Itulah tekad Samira sementara ini, anak remaja sepertinya masih sangat labil untuk mengambil keputusan. Samira memang selalu menempati nilai unggul di sekolah nya. Tapi tet
Baca selengkapnya
Kalau Muasin Suami?
"Davino, Mamah titip anak mamah ya. Tolong awasi Samira dari pergaulan yang tidak baik di sana, jaga hati dan raganya. Arahkan dia jika langkah nya penuh keraguan. Mamah percaya kamu laki-laki dewasa dan bijaksana. Tolong bimbing Samira ya. " Mamah Wulan mengelus pundak Davino saat menantunya menyalimi tangannya. Ia memberikan sedikit wejangan sebelum mereka benar-benar pergi ke Jerman.Paspor dan Visa Samira sudah siap. Hari ini juga mereka akan terbang ke sana menempuh hidup baru dengan status baru di Jerman."Pasti mah, saya pasti memastikan Samira dalam keadaan baik. Saya cukup minta do'anya dari mamah dan papah. " Ucap Davino."Pasti, mamah dan papah akan selalu mendoakan kebaikan untuk kalian. " Mamah Wulan mengusap air matanya. Ia tersenyum lega pada Davino. Setidaknya Samira akan aman bersama suaminya.Sementara Samira masih menangis dalam pelukan papah Abraham. Meski berat di tinggal putri semata wayangnya, namun setidaknya papah Abraham sudah tenang sekarang. Karena akan ada
Baca selengkapnya
Dasar Om-Om Mesum
"Kamu bisa nyapu? ""Bisa Om. ""Bisa nyuci baju? ""Bisa Om. ""Bisa masak? ""Uhmm sedikit. ""Kalau muasin suami? "Deghhhhh…Samira jadi gelagapan sendiri. Hah? Muasin? Muasin dalam konteks apa maksudnya? Meskipun dia masih kecil tapi dia sering nonton drama Korea yang kelewat romantis kali. Jadi fikiran Samira langsung menari kemana mana. Pipinya merona membayangkan.. Arghhhh!!Oh no Samira! Sadarlah! Dia bukan Sehun-mu. Dia itu Om-om. Ngebayangin nya aja udah langsung bikin bulu kuduk Samira merinding seketika."Jangan terlalu di fikirkan Samira. Sudah ku duga, kamu masih terlalu kecil. Lagian papah ada ada saja, menjodohkan saya dengan anak kecil seperti mu. " Decih Davino dengan senyuman miring nya.Senyuman itu terlihat begitu meremehkan dimata Samira. Hatinya juga jadi kesal mendengar penuturan Davino.'Yaa emang bener sih. Aku juga gak mau di ajak begituan sama dia, tapi kan bukan berarti gak bisa. Hanya gak mau. ' batin Samira dongkol."Ayo jangan banyak melamun, rapih kan
Baca selengkapnya
Lupa Punya Istri
Samira meregangkan tubuhnya. Ia menatap ke sisi ranjang yang nampak kosong. Kemana Davino? Batin Samira. Namun tidak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Davino yang sudah memakai celana panjang nya dengan handuk yang dilebarkan di bagian dada untuk menutupi area itu. Untung saja Davino tidak bertelanjang dada, tidak seperti adegan-adegan yang pernah Samira tonton di dalam drama. "Sudah bangun. Kamu mau masak sendiri atau pesan sarapan saja? " Tanya Davino sambil mengeringkan rambutnya didepan cermin. "Ada roti Om? ""Ada.""Telur? ""Ada, ""Mentega? ""Ada, ""Kalau keju? ""Terlalu banyak tanya, kamu bisa cek sendiri di kulkas, semua tersedia di sana. " Samira benar-benar bawel padahal ini masih pagi, batin Davino. "Oke oke. Om mau kemana? ""Saya harus kerja, kamu bisa kan urus keperluan mu sendiri? Jangan keluar rumah, nanti kalau nyasar saya yang repot. ""Bisa sih. Tapi kan aku mau persiapan daftar kuliah Om. Katanya Om bakal bantuin aku? ""Saya sudah at
Baca selengkapnya
Temenin, Aku mau Pipis
"Kenapa lagi sih Samira? Kenapa kamu masih nangis saja? Barusan kan sudah makan? Kamu masih lapar?!! " Davino menatap Samira dengan tatapan kesalnya. Samira menggeleng tapi isak tangisnya masih terdengar. Padahal sudah makan banyak tapi tetap saja dia masih menangis. Begitu batin Davino. "Tolong ya,, sudahi nangis mu itu Mir. Saya harus istirahat, besok harus kerja lagi. Kalau kamu nangis terus, kualitas tidur saya jadi terganggu Samira! " Haduh, lagi-lagi Davino merasa heran dengan Samira yang hobi nya menangis tidak jelas itu. Ini kan sudah malam. Harusnya kalau tidak bisa menyenangkan suami ya tidur saja, jangan nambah cenat cenut di kepalanya. "Aku kangen mamah papah.. Hiksss. " Kata Samira persis anak kecil sambil memeluk bantal dan melihat foto kedua orang tuanya di ponsel miliknya. "Astaga! Kalau gak bisa jauh dari orang tua kenapa milih kuliah di Jerman? ""Tapi itu juga cita cita aku… hikss… ""
Baca selengkapnya
Hasrat Terpendam
 "Berkas yang aku minta kemarin sudah kamu siapin belum Ra? " Tanya seseorang bernama Raja.Raja memiliki paras tampan dengan kulit putih dan kemerahan. Terdapat freckles di bagian pipinya menghiasi ketampanannya. Giginya rapih dengan senyumnya yang manis. Usianya sekitar tiga tahun di atas Samira, tepatnya 21 tahun. 
Baca selengkapnya
Om Pernah Ciuman?
"Kak, emang kakak gak ada kelas apa? sampai ajak aku keliling kampus gini? " Tanya Samira mengekor di belakang tubuh Raja. Hari ini tiba-tiba tanpa sebuah pesan. Raja menjemput gadis cantik itu. Katanya, ia ingin memperkenalkan setiap sudut kampus pada Samira. Berhubung Samira belum di sibukkan dengan kegiatan mahasiswa baru, jadi ini waktu yang tepat untuk Samira meluangkan waktunya. "Kelasku besok, hari ini kosong. Tapi besok langsung full. " Jawab Raja. "Fakultas kedokteran ada di lantai 7." Kata Raja sambil menekan angka 7 di dalam lift. Ting! Samira hanya menjadi buntut dan pendengar yang baik. Tidak perlu banyak tanya karena Raja sudah menjelaskan dengan detail setiap sudut di sana. Raja sangat cocok menjadi tour guide. Bahasanya cukup jelas dan mudah di mengerti. Apalagi dia sangat asik di ajak berbincang, menurut Samira. Pembawaan Raja sangat friendly, membuat rasa sungkan itu memudar dengan perlahan, nampaknya Samira sudah mulai bisa mengakrabkan diri dengan Raja. "Nah
Baca selengkapnya
Bibir Perawan
Bibir ranum itu terngiang-ngiang dalam benak Davino. Iya, bibir Samira, yang teramat menggoda apalagi saat dipandang ketika istrinya sudah terlelap. Karena hanya saat itu, Davino bisa menatap Samira semaunya. Harus Davino akui, jika istrinya memiliki paras yang cantik dan aduhai. Tubuhnya terbilang pas dengan tinggi 163 cm, dengan buah dada yang ditaksir berisi dan sekal dibalik piyama tidurnya. Apalagi bagian pinggul yang terlihat seperti gitar Spanyol. Ada rasa ingin meraba dan mengelus setiap lekukan di sana, namun untuk saat ini bisa memandang Samira sebebas ini saja rasanya sudah cukup. Jika Davino memaksakan kehendaknya, bisa habis dia dihajar gadis kecil itu. Bukan kecil fisiknya, tapi fikiran nya yang terbilang masih seperti anak kecil jika dibandingkan dengan Davino yang sudah matang di usia kepala tiga. Meski teramat menguji iman suami, namun Davino tetap menahan sampai waktu itu tiba. Daun muda memang lebih segar dan menggiurkan kan? Batin Davino dengan senyuman mesemnya
Baca selengkapnya
penolakan Samira
"Oh aku mengerti, ini soal harga diri bukan perasaan. Yakan? " Kata Samira tajam. "Lalu apalagi? Kan kamu sendiri yang bilang kalau kita tidak saling cinta! "Degghhh, Samira seperti terkena pukulan dari lidah nya sendiri. "Oke! Kalau begitu sepertinya akan ada perceraian nanti, cepat atau lambat! " Samira menatap tajam Davino. Sementara mata Davino menatapnya nyalang memancarkan aura kemarahannya. Dia sangat tidak suka jika Samira membawa kata cerai dalam pernikahan mereka. Bukan karena sudah mencintai, tapi agaknya itu sangat tidak pantas di ucapkan pada usia pernikahan yang baru seumur jagung. "Jaga ucapanmu Samira! ""Kenapa? Kita tidak saling mencintai bukan? Jadi hubungan ini tidak perlu seserius itu kan Om?!""Ini bukan masalah cinta Samira! Kita sudah membangun ikatan resmi. Tidak bisa kamu bertindak semaumu! "~~~~~~~~~~~~~"Suntuk banget? " Raja memperhatikan raut Samira yang tidak seperti biasanya. Wanita itu lebih banyak diam dari biasanya. Sesekali Samira tertangkap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status