Share

Bab 70

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-25 10:52:16

Seketika perdebatan itu berhenti karena kedatangan Samudra. Kiara hanya diam saja saat sang suami bertanya. Sedangkan dua orang yang baru saja menghinanya mendadak berubah lemah lembut di hadapan Samudra.

"Sam, ini loh wanita kampungan ini nggak punya sopan santun sama orang tua! Kasihan kan Cantika mendapatkan ibu seperti dia," ujar mantan mertua Samudra dengan tangan menunjuk Kiara.

"Yang anda sebut wanita kampungan itu istri saya, Nyonya. Dia adalah nyonya Samudra kalau anda lupa!" jawab Samudra dingin.

Rupanya peringatan samudra kemarin tidak diindahkan olehnya. Samudra masih berusaha sabar karena dia adalah nenek dari putrinya. Wanita yang dulu pernah dia hormati juga sebagai mertua. Namun jika sikapnya tak bisa ditolerir, maka Samudra tak segan untuk bertindak.

"Sam, tapi dia itu nggak cocok untukmi dan Cantik-"

"Cukup, Nyonya! Tolong jangan melampaui batasan. Dulu saya mengormati anda karena anda mertua saya. Sekarang kalau anda bersikap seperti ini, jangan salahkan kalau s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Suhartika Nugraha
Lanjut sampai selesai,,,hehe
goodnovel comment avatar
Ani Ta
memang betul kata samudra " sial " udah up nya lama terus bab nya cerita nya pendek dan gak up Doble up...koin mahal ya beli nya,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 123

    Di dalam mobil pun hanya kesunyian yang mendominasi. Jika biasanya mereka akan mengobrol saling membicarakan pekerjaan masing-masing kali ini tidak. Untuk mengusir jenuh, Kiara memilih untuk mengeluarkan ponselnya dan berbalas pesan dengan sekretarisnya. Sesekali senyum tersungging di wajahnya kala sang sekretaris mengatakan sesuatu yang membuat Kiara tak bisa menahan senyumnya. Hal itu tak luput dari perhatian Samudra dan semakin menambah kesalahpahaman padanya. Pukul sembilan malam Samudra yang biasanya masih berkutat di ruang kerja memilih untuk masuk ke kamar. Ia berharap bisa berbicara pada sang istri mengenai foto yang dikirim orang tak dikenal tadi pagi. Walaupun Kiara sudah mengatakan kalau dirinya bertemu dengan Paurina atau Melisa, tapi Samudra menganggap bahwa sang istri telah membohonginya. Sayangnya ketika ia masuk kamar, tak didapati sang istri di sana. Ada segumpal kecewa menekan dadanya. Perlahan pria itu berjalan menuju ke ranjang. Menjatuhkan tubuhnya di sana denga

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 122

    Samudra duduk di kursi Kiara dengan dada bergemuruh. Bayangan wanita yang ia cintai sedang berkencan dengan pria lain memenuhi otaknya hingga membuat dirinya kesulitan bernafas. "Pantas saja mereka tampak akrab. Rupanya ada main di belakangku!" gumam Samudra. Tangan pria itu menggenggam erat ponselnya setelah melihat kembali foto itu. Foto yang sebenarnya tidak seperti apa yang ia pikirkan. Andai lelaki itu bisa berpikir dengan jernih dan tidak terhasut oleh provokasi nomor tak dikenal itu, pasti ia bisa menilai seperti apa wanita yang ia nikahi itu. Terkadang emosi memang menutupi logika. Daya nalar tetiba menjadi tumpul ketika amarah sedang membakar diri. Pria itu menunggu kedatangan sang istri dengan gelisah. Ia pandangi jarum jam dinding yang berputar konstan, berpindah dari satu titik ke titik lain hingga berputar dan kembali ke titik semula. Lalu jarum pendek berpindah ke angka di atasnya. Namun Kiara tak kunjung datang. Satu setengah jam Samudra duduk dengan posisi yang sam

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 121

    "Kamu sudah menghancurkan rumah tanggaku sekali. Jangan harap kamu bisa mengahncurkannya sekali lagi. Dasar pem.bu.nuh!" Kiara tak lagi menahan diri untuk meluapkan emosinya. Selain lama ia mencoba untuk melupakan semua kisah pilu masa lalunya. Namun dengan berani dan percaya diri wanita penyebab kehancuran rumah tangganya justru kembali dan ingin merebut kembali seseorang yang pernah ia rebut. Kedua mata Paurina membelalak. Kedua tangannya terkepal di atas meja dengan sorot mata tajam. "Aku bukan pembunuh!" teriaknya tanpa sadar hingga beberapa pengunjung kafe yang sedang menikmati sarapan menoleh padanya. "Kamu merebut suamiku lalu dengan sengaja menabrakku hingga aku keguguran dan kehilangan bayiku. Apa namanya kalau bukan pembunuh?" Suara Kiara tidak terlalu keras, tapi ia menekan setiap kata hingga membuat orang-orang yang mulai penasaran menatapnya dengan tatapan ingin tahu. Paurina samakin emosi. Tangannya terangkat hendak melayang ke pipi Kiara. Spontan kedua mata Kiara la

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 120

    Mendadak Kiara mengingat bahwa ada Liana diantara mereka. Spontan ia menyenggol sepatu Damian dengan sepatunya untuk tidak melanjutkan berbicara lagi. Damian paham. Dia langsung fokus pada pembahasan utama lagi. Namun sebuah notif pesan di HP Kiara membuyarkan konsentrasi keduanya. Kiara termenung di balkon kamarnya. Merasakan lembutnya angin menerpa kulit wajahnya yang polos tanpa make up. Sepulang dari kantor tadi, sikap Kiara memang berubah pendiam. Samudra hanya diam. Bukan karena tak peduli pada sang istri. Dia hanya bingung saja dengan situasi ini. Tadi siang waktu di kantor masih baik-baik saja tapi sekarang wanita yang sudah menduduki kita pada hatinya itu mendadak diam seribu bahasa.Ketika di rumah Samudra memilih untuk menyibukkan diri di ruang kerja sembari membiarkan sang istri menikmati waktu sendiri. Berulang kali Kiara menarik nafas panjang seolah ingin membuang sesak yang menghimpit dadanya. Isi pesan misterius tadi siang benar-benar sudah menjajah kepalanya sehingg

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 119

    Kiara memutar otaknya dengan cepat untuk meredam kecemburuan suaminya. Dia tahu apa yang dilakukan Damian kali ini memang terlalu nekat. Namun ia juga tak berani untuk menegurnya terlebih orang itu adalah Damian. "Mas, Kami mau ada meeting sebentar lagi. Hanya saja Kak ... eh Pak Damian datang terlalu pagi sehingga membawa sarapan. Bu-bukankah begitu, Pak?" Kiara menatap Damian dengan tatapan seolah meminta dukungan. Beruntung Damian sangat mengenal dan memahami Kiara. Sehingga kode melalui tatapan mata itu bisa ditangkap dengan mudah. "Ya. Kebetulan saya menginap di hotel dekat sini. Jadi karena saya malas sarapan sendiri saya sengaja membawa sarapan banyak ke sini. Mari Pak Samudra, kita bisa sarapan bersama." Damian menunjuk sofa yang kosong untuk ditempati Samudra. "Tadinya saya mau meminta tolong sekretaris Kiara ... Bu Kiara untuk memanggilkan anda. Tapi Anda sudah di sini."Damian mengatakan itu dengan sangat tenang. Berbeda sekali dengan Kiara yang tampak gugup. Andai Kiar

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 118

    Pagi ini udara terasa segar. Aroma hujan sisa-sisa semalam masih terasa. Mentari pagi malu-malu menampakan diri di balik celah dedaunan. Kiara sudah siap untuk berangkat ke kantor bersama dengan suaminya. Sedangkan Cantika untuk hari ini langsung aja diliburkan mengingat peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini. Kedua orang tua gadis kecil itu merasa situasi belum aman untuk melepaskan buah hati mereka kembali ke sekolah. Tadi pagi selepas salat subuh Kiara menceritakan pesan ancaman yang ia terima semalam kepada suaminya. Dan akhirnya diputuskanlah bahwa Cantika tidak di sekolahkan di sekolah umum lagi melainkan homeschooling dengan mengundang guru privat ke rumah. Awalnya bocah kecil itu menolak karena dengan sekolah di rumah pasti tidak bisa bertemu dengan teman-temannya. Namun setelah diberi pengertian akhirnya dia mau menerima walaupun dengan berat hati. "Papa sama Mama berangkat dulu ya sayang. Cantik baik-baik di rumah. Dua hari ini nanti bebas bermain apa saja di rumah sambil

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 117

    "Kamu nggak papa, Sayang?" tanya Samudra tanpa bisa menyembunyikan kepanikan dari wajah tampannya.Kiara terbengong-bengong melihat sikap suaminya yang tidak biasa. Hingga suara Cantika yang menginterupsi mereka membuat kesadaran Kiara kembali. "Papa, tadi kita melihat orang yang seperti tante jahat!"Samudra langsung menatap sang buah hati dengan tatapan tak kalah khawatir. Lalu menoleh lagi pada sang istri dan bertanya melalui tatapan mata. "Mending kita masuk dulu deh, Mas," usul Kiara. Samudra mengangguk. Benar apa yang dikatakan sang istri. Saking paniknya mendengar laporan dari salah satu anak buah yang mengawal Kiara, Samudra sampai lupa kalau mereka masih berada di luar rumah. Akhirnya mereka masuk ke rumah beriringan. Sementara Cantika berlari lebih dulu karena sudah tak sabar untuk membuka barang-barang yang dibelinya.Sesampainya di ruang tengah, Samudra meminta ART untuk membuatkan minum untuk mereka berdua. Ia duduk di samping sang istri yang masih terlihat sedikit sho

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 116

    Paurina menatap Kiara dengan senyum sinis. Namun dia mencoba untuk menebalkan muka demi tujuan yang ingin dicapai. Dia duduk di kursi yang berhadapan dengan Kiara meski tahu wanita berhijab itu tampak keberatan. "Maaf ya, sepertinya kita tidak seakrab itu hingga menghabiskan waktu bersama." Entah kenapa Kiara merasa jengkel dengan wanita di hadapannya ini. Paurina kembali menebar senyum andalannya. Senyum kepura-puraan yang hanya dirinya dan Tuhan yang tahu kalau dirinya tidak tulus. "Kalau begitu gimana kalau mulai sekarang kita berteman?" Paurina mengulurkan tangan. "Namaku Paurina, Kamu bisa panggil aku Rina."Kiaw menatap tangan yang terulur di hadapannya. Tidak langsung menerima uluran itu. Namun ia menatap gelang yang melingkar di tangan wanita berambut blonde itu. Kedua matanya membola saat mengenali gelang tersebut. Itu adalah gelang yang dibeli suaminya dulu. Gelang yang sama yang membuatnya salah paham karena ternyata bukann dibelikan untuknya. Perasaan Kiara menjadi sem

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 115

    Kedua mata wanita itu membola mendengar permintaan itu. "Kau!"Bukannya takut, lelaki yang sangat berkuasa itu justru tersenyum misterius. Di kepalanya sudah tersusun banyak rencana untuk membuat wanita di hadapannya ini takluk di bawah kekuasaannya. Walaupun sebal tapi wanita yang kini bernama Paurina itu harus menyetujui demi terwujudnya keinginan. Dendam, kebencian dan obsesi sudah membutakanya hingga menghalalkan segala cara. Tak peduli jika dia harus mengorbankan orang lain yang tak berdosa. "Bagus. Itu baru wanitaku!" Lelaki berkuasa itu bangkit lalu menyeret tangan Paurina untuk mengikutinya. Luasnya rumah ini membuat Paurina harus menghafal setiap lorong yang mirip labirin itu. Salah belok bisa membuatnya tak bisa keluar dari sana. Namun jika dia jeli setiap lorong memiliki ciri khas tertentu. Namun hanya pemilik rumah dan para pekerja yang mengetahuinya. "Kita mau ke mana?" Paurina, wanita yang wajah cantiknya merupakan hasil operasi plastik itu tak bisa menolak. Meski da

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status