Share

30. Si Jabang Bayi

Ayah dari janin di perutku jelas Baeck Rayen. Aku bersuami dan wajar mengandung jauh beberapa bulan setelah pernikahan kami. Namun, tidak semudah itu!

Aku meraih ponsel karena Kian menelepon, kemudian menarik napas, berusaha menghilangkan parau.

"Kaneena!"

Benda pipih itu kujauhkan dari telinga karena berdenging akibat panggilan lantang Kian. "Ada apa?"

"Kakakku sedang sakit? Suaramu sengau."

"Hanya demam. Ada apa? Kau tidak tahu kalau panggilan lintas negara itu mahal?" Jemariku meremas ujung bantal, menahan isak tangis.

"Aku bingung harus memanggilnya 'pak', atau 'mas'. Yang jelas, suamimu itu uangnya sangat banyak."

Kekehanku menggema. "Lantas? Kau mengganggu waktu istirahatku, Kian. Aku sedang—"

"Kaneen, ia baru saja membelikan aku BMW!"

"Apa?!" Netraku membola bercampur bingung, menerka apakah Kian sedang tidak membual.

"Jadi istri yang baik, ya, karena sebenarnya Pak Rayen itu memang sangat baik. Tapi jika macam-macam .... Ya, minimal seperti ingkar janji, bisa habis riwayatmu."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status