Share

26. Bibit Rasa

Pernahkah kau merasa kerdil karena tak lagi memiliki harga diri akibat dari sebuah transaksi? Pria itu membeli nyaris sembilan puluh persen dari hidup ini dan aku mendapatkan imbalan berupa pelunasan atas tuntutan duniawi. Entah sampai kapan seluruh kegilaan tak lagi kami lakukan, tapi aku tak pernah berani membayangkan sebuah akhir yang bahagia. Karena, luka seseorang terletak pada sejauh mana ia berekspektasi.

"Kaneen ...."

Panggilan itu adalah panggilan yang sama seperti tempo hari. Namun, entah mengapa aku merasakan warna suara yang berbeda. Kali ini lebih berat, parau, dan mungkin ... memabukkan, penyebab bibirku lebih memilih memperhatikan wajahnya dibandingkan menjawab.

"Aku menginginkan satu hal darimu." Pria itu membenahi anak rambutku yang menempel pada dahi karena keringat.

"Aku tidak suka basa-basi," sarkasku. "Katakan apa pun itu atau kesempatanmu akan gugur."

Entah ancaman macam apa yang baru saja kulayangkan, tapi helaan napas Baeck cukup memberitahu bahwa pria itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status