Gara-gara kejadian kemarin, hari ini Nauval enggan ke kantor, dia ingin menunjukkan pada ibunya akan kepeduliannya terhadap istrinya."Hari ini kau tak ke kantor?" tanya ibu Astri saat melihat Nauval hanya memakai pakaian rumahan ketika menikmati sarapannya di ruang makan."Sepertinya aku minta cuti untuk bulan madu agar kami secepatnya bisa memberikan cucu buat mama!" jawab Nauval.Dia menatap wajah ibunya lalu beralih ke wajah ayahnya yang terlihat tersenyum. Ibu Astrid cukup terkejut mendengar pengakuan anaknya ini."Mama masih tidak sehat, sampai kita belum menemukan pengganti maid yang mengundurkan diri jangan pergi dulu. Untuk memiliki anak kan tidak harus pergi berbulan madu, di rumah pun bisa."Ibu Astrid bersikap biasa saja, Dewi mendengar apa yang dikatakan ibu mertua Nela, maka dia harus mengawasinya. Setelah sarapan, ibu Astrid bersiap-siap pergi."Mama mau kemana? Bukankah dahinya masih lebam tuh!" tanya tuan Budi sambil mengingatkan."Mama mau ke tempat yayasan tenaga ker
Dewi pulang ke perumahan dan memberitahu Nathan dan Abilon apa yang sekarang terjadi di rumah mertua Nela. "Sebenarnya apa sih tujuannya?" tanya Nathan.Dia sedikit gusar mendengar cerita Dewi, adiknya itu belum juga menemukan kebahagiaannya. Sejak kecil sudah di intimidasi, sekarang setelah menikah mendapat perlakuan yang sama."Aku menduga mertua Nela mendesak Nauval agar segera punya anak, jika dalam beberapa bulan ke depan Nela tak kunjung hamil maka ibunya akan menyarankan pada Nauval untuk menikah lagi dan menceraikan Nela," jawab Dewi."Rasanya aku ingin membuat perhitungan dengan ibu Astrid!" ucap Abilon.Baginya Nela walau tak ada ikatan darah dengannya tetapi dia sudah menganggapnya sebagai ponakan."Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Nathan."Nela telah memintaku mencari beberapa jenis tanaman obat, dia meminta bantuan istrimu untuk meraciknya," jawab Dewi.Mereka terdiam beberapa saat, Linda muncul dari dapur membawa dua gelas teh hangat dan kudapan."Kenapa hanya ba
Nauval merasa lega karena melihat ibunya tak lagi mengintimidasi Nela, dia sudah bisa berkantor kembali seperti biasa. Bahkan saat sarapan ibunya malah menyuruhnya segera memberikan mereka cucu."Mama sudah tak sabar ingin punya cucu!" kata Astrid saat sarapan pagi.Nela memaksakan senyumnya saat mendengar ucapan ibu mertuanya, dia sudah bisa menduga rencana ibu mertuanya. Nela berdoa di dalam hati agar Tuhan segera memberikannya anak.Kini Nela dilarang memasak dan melakukan pekerjaan, bahkan mereka menyuruh Nela istirahat saja di kamarnya. Semua pekerjaan rumah dikerjakan maid, Nela dilarang ke dapur. Dia tahu penyebab pelarangan itu.Saat melihat Nela sudah naik ke lantai dua, ibu Astrid mendekati koki yang bernama Wati."Apa kau sudah mencampurkan obat yang ku berikan?" "Sudah nyonya, jika nyonya masih ragu sebaiknya nyonya saja yang melakukannya," jawab Wati.Karena tak ingin rencananya gagal, kini Astrid yang mencampurkan obat ke makanan Nela. Setiap kali hendak makan maka Ibu
Nauval mengajak Nela menemui dokter kandungan, saat mereka keluar dari rumah, ibu Astrid melihat dari balik jendela kamar dengan mencibir."Aku bisa pastikan kau mandul Nela!" senyumnya tersungging dengan sudut bibir yang terangkat ke atas.Setibanya di rumah sakit, Nela terlihat sangat tidak nyaman."Tidak apa-apa sayang, dokter akan memberikan solusi untuk kita," Nauval menenangkan Nela sambil menggenggam erat tangannya.Untunglah hari ini pasien cukup sepi, sehingga mereka tidak terlalu lama menunggu daftar antrian. "Nyonya Nela," panggil perawat.Nela dengan di dampingi suaminya masuk ke ruang praktek."Hmm, Nela nama yang bagus!" puji Dr. Leo. "Baru pertama berobat?" lanjutnya."I..iya dok!""Apa keluhannya?" tanya Dr. Leo"Begini dok, kami sudah tiga bulan menikah tapi istri saya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan," jawab Nauval.Dia yang mewakili istrinya yang terlihat sangat gugup. Dilihatnya papan nama dokter kandungan yang ternyata sama dengan nama dokter keluarga mer
Berusaha untuk terus berpikir positif itu sulit, tetapi Nela harus terus melakukannya. Dia mengusap-usap perutnya, dan terkadang sering mengajak janinnya ngobrol. Pagi ini Nela membantu koki memasak di dapur, walau koki melarangnya tetapi Nela tetap melakukannya. Koki yang bernama Wati ini merasa tidak nyaman. Kemarin dia kena damprat dari nyonya besar gara-gara misi mereka gagal."Lihat! Sekarang dia malah hamil, jangan-jangan kau memberinya obat penyubur kandungan!" tuduh ibu Astrid."Kan nyonya yang mencampurkan obatnya!" elak Wati. Dia tak mau disalahkan dengan sesuatu yang tidak di lakukannya.Kini melihat Nela di dapur, Wati jadi merasa takut. Dia takut akan kena damprat lagi dari nyonya besar. Dia masih sangat membutuhkan pekerjaan ini, anak dan cucunya memerlukan biaya sekolah di kampung."Nyonya muda sebaiknya istirahat di kamar saja, biar saya dan beberapa maid yang akan memasak. Nyonya beritahu kami ingin makan apa, kami akan mengupayakan untuk memasak apa yang nyonya muda
Atas permintaan Nela, tak ada maid yang berani buka bicara atas insiden yang nyaris membuatnya terpeleset. Semua berlangsung dengan normal kembali.Ibu Astrid masuk ke ruang studio dan mencoba melihat rekaman CCTV. Dia tertegun saat melihat Nela yang menurut perkiraannya pasti jatuh itu malah terlihat sedikit melayang seakan ada yang menopang tubuhnya. "Apakah dia memiliki ilmu menjaga keseimbangan tubuh? Atau jangan-jangan dia memliki penjaga?" gumam ibu Astrid. Dia yang sudah bekerja sama dengan Maid kepala Eka, sengaja menyiramkan minyak goreng di dekat ruang makan. Ibu Astrid tak ingin bekerja sama dengan koki karena menurutnya kerja Wati tidak becus.Lalu dia melihat Nela sedang berbicara dengan beberapa maid. Dia ingin tahu apa yang di katakan menantunya itu. Ibu Astrid keluar dan memanggil salah seorang maid yang dilihatnya sempat berbincang dengan Nela."Apa yang dikatakan menantuku padamu hah?' tanya ibu Astrid."Nyonya muda hanya menyuruh kami membersihkan kamarnya nyonya!
Hanya karena ingin menyatukan Zaskia dan Nauval membuat ibu Astrid tidak menyadari jika dia berusaha menghilangkan salah satu penerusnya. Benar apa yang dikatakan Dewi, Ibu Astrid bukannya peduli tapi dia sangat penasaran bagaimana mungkin Nela tak jatuh, menurut perkiraannya, siapapun dia yang akan melintas di ruangan itu pasti akan jatuh. Dia berpikir mungkin saja Nela ada mahluk yang menjaganya, buktinya dia sudah mencampurkan berbagai macam obat pada makanan Nela, tapi menantunya itu malah hamil.Ibu Astrid memliki saudara sepupu yang indigo, dia berencana untuk memanggil saudaranya itu ke rumah. Tujuannya hanya ingin tahu siapa yang sering membantu Nela. Dia juga ingat bagaimana Nela bisa begitu mudahnya mencuci pakaian yang menumpuk. Padahal pakaian itu dengan mesin saja membutuhkan waktu yang lama, apa lagi hanya di cuci dengan tangan.Saat itu ibu Astrid sudah penasaran tetapi karena insiden yang menimpanya membuatnya lupa untuk mempermasalahkan hal itu.Tuan Budi baru saja ti
Ibu Astrid merasa tidak puas, dia sudah berupaya mendatangkan sepupu indigonya ke rumah namun tak menunjukkan hasil. Sepupunya itu malah menyudutkannya, ibu Astrid sangat gusar. Diam-diam dia menemui Zaskia untuk merencanakan sesuatu."Ibu mertua Nela berusaha mencari cara untuk mencelakai Nela!" lapor Dewi pada suaminya Abilon."Nenek sihir itu harus di beri pelajaran, mana ada mertua yang tak menginginkan cucunya lahir ke dunia?"Abilon sangat geram, jika bukan sedang menjalani ujian dia akan datang ke rumah Nauval dan memberikan pelajaran pada mertua jahat itu."Aku khawatir dia akan menghalalkan segala cara untuk memuluskan rencananya!" "Sekarang yang harus kau ikuti Ibu Astrid, kurasa Nela bisa menjaga dirinya sendir!" kata Abilon."Baiklah, besok pagi aku akan kesana!"Pagi hari semua penghuni rumah sudah bangun dan bersiap-siap untuk beraktivitas, Nauval bangun lebih awal dan mengumpulkan semua maid."Dengarkan baik-baik, aku tidak mau mendengar apapun yang menimpa istriku. Ka