Share

3. Masa Kecil

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-03 06:07:10

Dahulu ketika ibunya masih hidup, kehangatan dan kebahagiaan tak pernah ada habisnya dirasakan keluarga itu. Ibunya bernama Sahara, cantik dan anggun. Di desa itu ada dua wanita tercantik menurut beberapa warga, Sahara dan seorang gadis bernama Alena. Kedua gadis itu bagaikan bidadari yang turun dari kayangan, kata orang Aris beruntung mendapatkan isteri secantik Sahara pasca kecelakaan yang menimpanya ketika masuk hutan. Tak ada yang tau Sahara berasal dari desa mana, tiba-tiba ayahnya menyampaikan kepada tetua adat disana jika ia akan menikah. Semula mereka sempat mempertanyakan asal usul Sahara, tetapi setelah melihat KTP yang disodorkan Aris, akhirnya pernikahan itupun dilangsungkan dengan sederhana.

Walau Sahara sangat cantik namun dia ramah dan berhati mulia, penduduk desa sangat menyayanginya, selang satu tahun menikah, lahirlah sang buah hati yang diberi nama Nathan. Ayahnya bekerja serabutan, terkadang bertani di lahan orang, terkadang pula sebagai tukang batu, namun semuanya dilalui dengan bahagia. Tak pernah ada keluhan, semua kebutuhan selalu terpenuhi setiap harinya.

Itu beberapa cerita yang di dengar Nathan dari tetangganya, ketika sang ibu meninggal, hanya sepenggal cerita yang menurutnya sangat sedikit didapatkannya, ingin bertanya pada ayahnya bagaimana kehidupan mereka selanjutnya sampai lahirnya Nela tapi ayahnya hanya diam saja.

Nathan hanya teringat ketika dia berusia 8 tahun dan Nela berusia 5 tahun, mereka bermain kejar-kejaran, saat Nela terjatuh, ibunya segera memarahinya dan mengoleskan betadin kelutut adiknya itu.

"Lain kali jangan main kejar-kejaran, lihat adikmu terluka."

Nathan ingat bagaimana ibunya merawat keduanya dengan baik, keluarganya tak pernah kekurangan. Walau hanya bekerja serabutan namun kebutuhan sehari-hari mereka selalu terpenuhi, bahkan makanan di atas meja menunya selalu berganti setiap harinya. Padahal ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Diusia kecil seperti itu, Nathan sudah diajari bagaimana bertanggung jawab terhadap adiknya, Nathan diajari cara memasak, mencuci dan menyapu. Semua pekerjaan rumah bisa dikerjakan Nathan dengan baik, bahkan ketika ibunya sakit, maka Nathan yang merawat ibu dan adiknya.

Ayahnya sangat bangga padanya, sosok pekerja keras itu merasa tidak sia-sia diberkahi anak pertama laki-laki, mungkin sebagian orang ingin anak pertama perempuan karena nantinya bisa membantu meringankan pekerjaan ibu di rumah, tapi ternyata anak laki-lakipun bisa melakukan tugas seorang wanita.

Setiap malam ketika hendak tidur, ibunya selalu mendongengkan mereka dengan cerita-cerita rakyat yang didalamnya menyimpan pesan-pesan moral yang terus melekat di benak mereka sampai dewasa.

Bahkan ada satu cerita yang membuat Nathan ingin mengetahui kebenarannya, cerita tentang sebuah kerajaan yang terletak di sebelah hutan lindung. Usia delapan tahun adalah usia yang bisa merekam semua masa kecil dengan baik bahkan saat dewasapun cerita itu tetap tak akan hilang dari memorinya.

Di dalam hutan yang katanya terlarang ada sebuah kerajaan, pemimpinnya adalah seorang raja yang sangat bijaksana, namun tak segan-segan dia menghukum rakyatnya yang berbuat kesalahan. Di kerajaan itu terdapat harta karun yang tak ternilai, harta itu adalah milik raja dan akan dibagikan kepada rakyat yang membutuhkannya. Konon raja memiliki seorang puteri yang sangat cantik, banyak pemuda-pemuda tampan bahkan pangeran dari kerajaan-kerajaan tetangga ingin mempersuntingnya, namun puteri itu lebih memilih seorang pemuda miskin sampai membuat sang raja marah dan membuang puteri ke hutan.

"Masa harus di buang kehutan, lalu bagaimana nasib sang puteri setelah dibuang kehutan ?" tanya Nathan dengan polosnya.

Puteri menikah dengan laki-laki pilihannya dan punya anak. Cerita itu hanya berhenti disitu.

Esok harinya, sebagai anak yang selalu ingin tahu, terus mencerca Sahara dengan pertanyaan yang membuat ibunya terus tertawa.

"Apa puteri itu adalah ibu ? Jika begitu aku dan Nela adalah cucu sang raja dong."

Sahara membelai kepala kedua anaknya dan mencium kening mereka. Wajah cemberut Nathan yang tak mendapatkan jawaban yang dinginkannya membuatnya semakin gemas.

Esok harinya Nathan yang sudah duduk di bangku kelas dua sekolah dasar itu ingin membuktikan cerita ibunya, benarkah di hutan itu ada kerajaan yang tersembunyi ?

Sepulang sekolah Nathan tak langsung pulang ke rumah, dia mengendap-endap keluar dari sekolah melalui pintu belakang. Kebetulan jarak dari sekolah ke hutan itu tidak terlalu jauh. Ada police line terpajang di area yang menuju kawasan hutan lindung. Sebuah papan bertuliskan, "Area terlarang, dilarang masuk," Nathan membacanya sepintas. Karena sudah siang hari, jadi banyak masyarakat desa yang sudah kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat. Nathan memberanikan diri masuk ke dalam hutan. Rasa lapar dan haus yang menderanya tak menyurutkan langkahnya untuk terus menyusuri hutan lindung itu.

Sahara melihat jam dinding, dia kebingungan mengapa pada jam ini Nathan belum pulang ? Dia keluar sambil menggendong Nela bertanya kepada beberapa orang yang melintas di depannya.

"Maaf pak, apa melihat Nathan ?"

Semua yang ditanyai menggelengkan kepala bahkan ketika Sahara menemui kepala sekolah malah semakin membuatnya bingung.

"Anak-anak kelas dua biasanya sudah pulang pada jam sebelas siang."

Dan sekarang sudah jam dua siang, akhirnya Sahara menemui suaminya di ladang.

"Ayah, Nathan hilang !"

Nampak kepanikan di wajah kedua orang tua itu. Nela yang berada dalam gendongan tak mengerti apa-apa hanya diam saja dan terus mengemut permen di dalam mulutnya sampai berlepotan.

Sebagian warga turut membantu mencari keberadaaan Nathan, sampai menjelang sore tak ada juga yang berhasil menemukannya.

Dengan wajah putus asa Aris dan Sahara kembali ke rumah, setelah memandikan dan menyuapi Nela, Sahara berkata.

"Ayah, apa jangan-jangan Nathan masuk kehutan lindung itu ?!"

Aris yang sedang membasuh tubuhnya dengan air di dekat sumur segera berpaling, "Apa maksudmu ?"

"Semalam, ketika hendak tidur aku menceritakannya tentang kerajaan yang terdapat di hutan itu, " Sahara berkata sangat pelan, takut suaminya akan marah.

Pada akhirnya Aris memang marah, "Apa kau sudah gila ? Anak sekecil itu daya ingatnya sangat kuat, kau pikir ini lelucon ?"

"Maafkan aku, tidak seharusnya aku bercerita seperti itu."

"Sudahlah aku nanti yang akan mencarinya disana."

"Aku ikut denganmu."

"Tidak, kau jaga Nela, aku sendiri yang akan kesana."

"Bagaimana jika..." Sahara tak meneruskan kalimatnya, dia hanya menatap sendu kepergian suaminya.

Aris memutuskan untuk mencari anaknya seorang diri di hutan lindung. Bayangannya akan kisah kelam yang dialaminya membuatnya sedikit bergidik, namun demi sang buah hati, dia rela menorobos hutan itu hanya dengan berbekal senter dan sebuah pedang di tangan.

Masyarakat yang melihatnya sempat mencegahnya, namun dia tetap bertekad masuk hutan. Akhirnya beberapa masyarakat yang membawa obor hanya bisa menemaninya sampai di batas police line, mereka dilanda kecemasan. Sahara di dalam rumah pun semakin berdebar, terpikir olehnya ingin melakukan sesuatu demi melindungi suami dan anaknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak di Dunia Lain   227. Kelahiran bayi (END)

    Abilon sedang duduk berbincang dengan Nathan di teras rumah, tak lain yang mereka bicarakan pastilah Nela dan ibu mertuanya."Kapan lagi ibu mertua Nela menjalani terapi, kalau menurutku sih bawa saja ibunya itu ke rumah sakit jiwa biar dia tahu rasa!" ucap Abilon."Hahahaha...kau ada-ada saja, oh ya Dewi kapan kembali ke kerajaan, kita sebentar lagi akan masuk kuliah, jika kelak setelah wisuda apakah kau akan melanjutkan terus untuk menggapai profesi dokterku?" tanya Nathan.'Sepertinya tidak lagi, aku sudah cukup tau banyak hal tentang medis dari kampus, mungkin setelah wisuda aku akan kembali ke kerajaan Goro, mengingat ayahanda sudah sangat tua jadi aku harus sudah bersiap-siap menggantikan posisinya sewaktu-waktu, dan Dewi besok sudah harus kembali ke kerajaan Goro," jawab Abilon.Sementara itu di rumah keluarga tuan Budi, ibu Astrid sudah bangun dari tidurnya, sesuai petunjuk ustad saat bangun ibu Astrid diminumkan air ruqyah dan setelah itu di mandikan di halam belakang rumah.

  • Terjebak di Dunia Lain   226. Memulai kehidupan baru

    Melati yang saat itu sedang duduk di pendopo bersama beberapa ustazah dikejutkan dengan mobil paman Badar yang berhenti tepat di depan pendopo. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi saat melihat paman Badar turun bersama Rendy dari mobil. Seketika wajah Melati menjadi pias, dadanya bergemuruh. Dia berusaha menyembunyikan kegelisahannya agar para ustazah yang lain tidak mengetahuinya."Assalamu alaikum!" ucap paman Badar dan Rendy bersamaan."Waalaikum salam!" jawab para ustazah bersamaan.Tak sengaja mata Rendy bertatapan dengan Melati, ada getaran aneh yang menjalar di dada kedua insan ini, namun Melati berusaha memalingkan wajahnya. Rendy semakin penasaran, wajah Melati terlihat bersinar dan sangat cantik. Dia terbayang wajah permaisuri yang berada di kerajaan Bilu, keningnya berkerut mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.Untunglah dalam situasi itu Kyai Lukman segera datang bersama isterinya."Selamat datang tuan Badar, ini siapa? Adiknya atau ponakan? Mari silakan masuk!

  • Terjebak di Dunia Lain   225. Rendy Bertaubat

    Proses Ruqyah berjalan dengan lancar, tak terdengar lagi teriakan ibu Astrid. Nampak ustad Thohir keluar dari kamar di susul tuan Budi dan Nauval."Untuk proses terapinya tidak hanya sekali, kita akan mencoba meruqyahnya besok, sekalian disiapkan beberapa media seperti daun Bidara dan beberapa obat herbal lainnya. Besok kita akan memandikan ibu Astrid dengan daun Bidara," kata ustad Thohir."Baiklah, kami akan menyiapkannya. Terima kasih!" kata tuan Budi dengan penuh rasa terima kasih.Sementara itu di sudut hutan nampak berjalan terseok-seok seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat lusuh. Tubuhnya lemas tak bertenaga, dia melihat ke kiri dan kanan berharap menemukan air untuk melepas dahaganya.Ustad Thohir setelah melakukan. proses ruqyah di antar oleh Nathan menuju ke desanya, mereka melewati jalan belakang, tak sengaja Nathan melihat sosok pria yang berjalan sempoyongan di balik pohon."Sepertinya ada orang yang membutuhkan pertolongan," kata Nathan sambil menepikan mobilnya

  • Terjebak di Dunia Lain   224. Badai telah berlalu

    Di kediaman tuan Budi nampak kesibukan yang cukup ramai, betapa tidak, semua keluarga datang berkumpul karena ibu Astrid mengalami kesurupan yang parah. Bahkan Zaskia juga terlihat di tengah banyaknya keluarga yang datang membesuk."Aku harus bicara dengan Zaskia!" kata Nauval."Untuk apa? Jangan menambah beban keluarga kita. Kurasa dia tidaklah penting, yang penting saat ini adalah ibumu!" cegah Nela."Setidaknya dia harus tau jika kondisi mama seperti ini karena ulahnya, aku akan memberi peringatan padanya untuk berhenti mengganggu kita, aku sangat muak melihatnya," Nauval tetap bersikukuh ingin mendekati Zaskia.Nela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menurutnya semua ini tak akan ada gunanya. Tapi karena melihat Nauval yang tetap ngotot akhirnya dia hanya mengangkat bahunya tanda pasrah.Nauval menghampiri Zaskia, wanita cantik itu sudah menyadari keberadaan Nauval yang mendekatinya. Hatinya berbunga-bunga, dia menunjukkan rasa simpatiknya pada Ibu Astrid yang tertidur pulas di

  • Terjebak di Dunia Lain   223. Eksekusi

    Di kerajaan Bilu masyarakat berbondong-bondong menyaksikan tertangkapnya tabib Jorgi yang saat itu juga di arak keliling kampung. Ada yang tak pernah tahu alasan penangkapan merasa iba saat melihat tabib Jorgi terkurung di dalam kerangkeng yang terbuat dari kayu jati yang sangat kuat. "Kasihan tabib itu ya? Apa salahnya dia? Bukankah dia yang telah menyelamatkan Raja dan nenek Kolona?" ucap salah seorang warga."Dia merencanakan pemberontakan!" kata salah seorang lagi."Oh benarkah? Aku tak percaya ini!" gumam seorang wanita muda. Dia sangat kasihan melihat wajah tabib Jorgi yang memar dan bengkak akibat di pukul oleh para pengawal kerajaan.Putri Balqis mendengar tertangkapnya tabib Jorgi merasa tidak tenang, dia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar dan tak berani keluar."Akhirnya tabib itu tertangkap juga, apakah kau tak ingin melihatnya?" tanya Rendi yang melihat isterinya hanya berbaring saja di tempat tidur."Untuk apa? Biarkan Raja yang mengambil keputusan tepat untuk mengh

  • Terjebak di Dunia Lain   222. Ibu Astrid mengamuk

    Tak ada penyesalan sedikitpun di wajah Suhu, dia malah tersenyum mengejek saat melihat Nauval yang menatapnya dengan marah. "Kita apakan dukun ini?" tanya Nauval pada ayahnya."Papa ingin menyerahkannya pada polisi, tadi papa sudah mengirim pesan pada teman papa," jawab tuan Budi pelan.Dia tak gentar dengan gertakan Suhu yang hendak menyeret isterinya. Iya sudah memikirkannya dengan baik, makanya dia menghubungi temannya di kepolisian. Kalau memang istrinya tetap terseret ke ranah itu, dia harus menerimanya dengan legowo. Siapa tau dengan begitu istrinya akan sadar dengan apa yang telah di lakukannya.Nathan tak berkata apapun dia hanya memejamkan matanya mencoba menerka apa yang sedang di pikirkan oleh pria yang terikat di depannya ini. Suhu terlihat tenang-tenang saja, merasa dirinya tidak bersalah sama sekali.Tak lama kemudian, sebuah mobil polisi berhenti depan rumah. Dua orang petugas dengan berseragam lengkap mendatangi rumah tuan Budi. Setelah memberi salam keduanya masuk ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status