Beruntung, Enhem dengan pendengarannya yang tajam segera tiba. Ia memadamkan api itu bersama Celia sementara Nonoa tampak begitu panik sambil memeluk tubuh saudari kembarnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Nonoa-sama, Celia-sama?" Enhem tanpa ragu bertanya.
Tapi Nonoa masih panik, ia menggeleng kalau ia juga terkejut dengan apa yang telah terjadi.
Rei terdiam, Celia tau dia pasti merasa bersalah, "Bukan apa-apa Enhem-san, yang barusan itu hanya kecelakaan kecil," jelasnya.
Enhem yang mulai mengerti situasinya tidak lagi bertanya lebih jauh, ia segera menutup jendela dan memperbaiki posisi tirai. Ada Lucia dan juga Reina yang kebetulan lewat hendak mandi, mereka jadi turut membantu membersihkan serpihan dan bekas minyak yang tumpah.
"Celia, tolong dekati Nonoa, aku ingin meminta maaf padanya," pinta Rei. Celia pun melakukannya.
"Nonoa-san. Maaf, aku hanya bermaksud untuk membantumu," suara Rei yang terdengar tulus itu sepertinya me
Sarapan pagi bersama telah selesai, "Terima kasih atas makanannya!" Mereka pun bubar. Gossen dan Aamon akan menghadiri rapat penting, sementara para maid harus sibuk mengurus semua pekerjaan rumah. Tersisa Nonoa yang masih duduk menyesapi teh hijaunya. "Nonoa-san?" Nonoa menatap ke arah Celia. "Nonoa-san, maafkan aku soal semalam," suara Rei terdengar sendu. Nonoa menggeleng dengan tersenyum "Tidak perlu dipikirkan Rei-kun. Maaf membuatmu jadi kepikiran." "Nonoa-san, saat kami dalam perjalanan kemari, kami melihat ada sebuah desa kecil di dekat kediaman Paxley, mau kah kau menemani kami untuk pergi melihat-lihat?" tanya Rei menawarkan. Nonoa tertegun mendengarnya. "Apa kau sedang ada rencana?" Nonoa langsung menggeleng, "Eh, tidak ada kok. Baiklah, aku akan pergi bersama kalian," sahutnya dengan wajah yang tampak lebih cerah sekara
Nonoa terdiam sejenak menatap wajah Celia, kemudian menghela nafas panjang, lalu menatap ke kejauhan, "Ah, itu lain masalah. Setelah aku bercerita panjang tadi, mungkin kalian akan berpikir kalau kalian itu adalah teman Tanoa yang selama ini hilang dari ingatan kami, kan?" Nonoa kemudian menatap mata Celia, "Seperti yang dibicarakan Enhem kemarin malam. Aku ingin memintamu untuk menemui Sang Penyendiri, dia satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Tanoa dari situasi ini." "Celia-chan, tolong maafkan keegoisanku ini. Aku harap kau bisa mengerti." "Jadi yang terjadi malam itu memang sudah kau rencanakan ya, hebat sekali Nonoa-san ini," Rei tertawa memuji. Sementara Celia masih tenggelam dalam pikirannya. "Celia-chan?" "Celia?" Celia buru-buru mengusir pikirannya, "Maaf aku terlalu banyak berpikir. Tapi, seperti yang aku bilang pada Enhem, aku akan dengan senang hati
"Kenapa, Celia-chan? Apa kau tidak mau?" tanya Nonoa yang melihat Celia masih memikirkan jawabannya. "Hufftt ... Apa kau tidak ingat kalau Rei bisa melihat apa yang aku lihat?" "Kurasa itu tidak masalah selagi tubuhnya tidak bersama kita." "Hee? Tidak, tidak, tidak! Pemandangan itu hal yang dilarang untuk Rei. Hei, Rei! Katakan sesuatu, bukannya malah diam saja!" Rei malah bersiul pura-pura tak dengar. "Rei-kun!" Nonoa tertawa kecil, "Baiklah kalau Celia-chan merasa tidak enak. Aku akan mandi lebih dulu ya!" "Heee ... Kenapa tidak jadi, Nonoa-san?" "Kutimpuk kepalamu, Rei!" "Sayang sekali, Celia." "Bodoh! Dasar Rei bodoh!" Belum selesai keterkejutan itu datang dari Nonoa, para maid datang menawarkan hal yang sama, "Celia-sama, Celia-sama! Ayo kita mandi bareng-bareng berlima?"
Aamon dan Gossen segera mengambil tindakan, hendak membawa tubuh Celia yang tiba-tiba sekarat. Nonoa menatap tak percaya, mulutnya menganga lebar. Sementara nyonya Paxley tetap tenang seolah itu bukan pemandangan yang pertama. "Jangan disentuh!" "Apa maksudmu, bu? Kita harus segera menolongnya!" Nyonya Paxley menggeleng, "Yang kau lakukan itu hanya akan membuat keadaan jadi rumit." Gossen dan Aamon menarik tangannya ragu, mereka kasihan melihat Celia terus meronta dan terbatuk mengeluarkan darah. "Ini tidak bisa dibiarkan!" Gossen tak bisa menahan diri. Ia segera membopong tubuh Celia, tapi tiba-tiba saja kursi melayang dan menghantamnya dari belakang, itu teknik sihir dari nyonya Paxley. "Sudah kubilang, kau hanya akan membuat masalah menjadi rumit!" "Tapi bu!" Nyonya mengangkat tangannya berisyarat diam, ia bangkit dari tem
"Begitulah Lone Angel, si calon wadah terpilih. Dia tidak akan melakukan itu kalau dia tidak benar-benar mencintaimu." Entah kenapa yang paling terkejut dari perkataan itu adalah Nonoa. Dia terkaget sampai suaranya terdengar cukup keras. "Heee?!" "Kau seperti baru saja kalah lotre, Nonoa," cibir Aamon. "Diam!" pungkas Nonoa garang, kemudian tertunduk bingung dengan perasaan di dadanya. "Sebetulnya, dia tidak menghisap darah Rei-sama sampai kehilangan nyawanya. Tapi Rei-sama berakhir seperti itu karena telah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkanku. Kalau saja dia tidak menghalau serangan dari Sang Lone Angel, mungkin aku sudah tidak sedang berdiri di sini. Aku benar-benar punya hutang budi pada Rei-sama." "Enhem-san ..." "Sepertinya, yang terjadi lebih mengejutkan dari dugaanku," komentar nyonya Paxley, "kalau mem
"Politik?" Rei jadi teringat sesuatu setelah mendengar itu. "Sebenarnya, aku sedang mencari seseorang untuk membantu Aamon dan Gossen dalam masalah kerajaan, tugas mereka adalah melangsungkan hubungan diplomatik dengan kerajaaan tetangga. Kepala diplomat mereka barusaja mengundurkan diri, jadi sebelum itu, aku ingin mendengar pendapatmu lebih dulu sebelum aku memintamu untuk bergabung." "Tu-Yunggu Hima-sama. Umm, kenapa anda memilihku?" "Tidak ada alasan khusus, Rei-dono. Aku yakin setelah kau kehilangan ingatanmu, kau pasti ingin tau lebih banyak tentang dunia ini, maka aku sarankan hal itu padamu." Rei masih terdiam bingung, cara bicara nyonya Paxley tadi itu terdengar seperti sedang menyembunyikan sesuatu. "Rei-dono?" "Aku perlu waktu untuk menjawabnya." "Ah, kupikir kau memang akan menjawab seperti itu, silahkan diskusikan ini dengan Celia-dono,
Gossen Paxley "Apa? Sinoru mengundurkan diri?" Aamon tidak bisa menahan keterkejutan saat mendengar atasannya keluar tanpa alasan yang jelas. "Tenanglah, Aamon. Kau terlalu dramatis menanggapinya," Gossen yang termasuk punya peran penting di bagian diplomat berkata tenang. "Tapi ini buruk Gossen! Bisa-bisa pihak Kerajaan Lotus memutus hubungannya dengan kita!" "Mereka tidak sedangkal itu dalam berpikir, meski mereka kaya sumber daya, kerajaan kita lebih kuat dalam militer, reputasi mereka juga buruk di kalangan lain. Kita adalah satu-satunya bagi mereka," Gossen menjelaskannya dengan tenang. Aamon geram, ia kembali duduk, kepalanya tertunduk dan tangan kekarnya mengepal. Ia tampak tak seperti biasanya, tapi Gossen benar tentang semua itu. "Jadi, apa yang terjadi pada Sinoru-san?" Gossen bertanya pada yang lain. Di situ, ada
Hima Paxley baru saja keluar dari kelas akademi, ia cukup terkejut melihat Gossen tengah bersandar di pagar sambil menatap ke halaman. "Gossen? Apa kau menungguku?" panggilnya. Gossen menoleh, "Ah, apa kau sudah selesai, bu?" "Ini pergantian pelajaran, aku akan kembali ke ruanganku, ada perlu apa?" "Ibu, langsung saja ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." "Ara, kau tak pernah basa-basi, ya." ujarnya menyinggung sikap cool Gossen, "Jadi, apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?" Gossen mengangguk, "Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya padamu satu hal. Bagaimana Rei dan Celia menurutmu?" "Rei dan Celia? Mereka anak yang baik," Hima Paxley tersenyum ramah. Ia salah satu guru favorit di akademi. Selain cerdas, ia cantik meski di usia kepala empat, dan itu menurun pada anak-anaknya. "Tidak, yang kumaksud adalah dari