Share

Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh
Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh
Author: Miss_Pupu

1 Dinikahi Pria Cacat

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2025-05-19 20:16:13

Pukul 03.00 sore.

Kamila Adelia baru saja tiba di rumah setelah seharian bekerja sebagai buruh di pabrik makanan.

Dia buru-buru pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sore ini sebelum maghrib tiba, Kamila ada janji bertemu dengan calon tunangannya di alun-alun kota.

Tapi ketika baru saja dia keluar dari kamar mandi, Kamila mendengar suara tangisan dari kamar sang adik tiri.

"Huaaa..." Suara tangisan dari kamar adik tiri Kamila semakin keras terdengar di telinga.

Kamila penasaran. Wanita berambut pendek itu segera menempelkan telinganya pada pintu kamar.

"Aku takut dengan orang itu, Ma. Aku 'kan tidak sengaja. Aku tidak bersalah." Suara Melia Agustin terisak dari dalam kamar.

"Tenang saja, semua pasti akan baik-baik saja." Ibu Melia terdengar menenangkan.

Sementara Kamila, telinganya masih saja menempel pada pintu.

Di waktu yang bersamaan, pintu utama di depan terdengar diketuk seseorang.

Tok tok tok!

Kamila terperanjat, ia segera menyudahi aktifitas menguping lalu beralih menuju pintu utama.

Setelah mendiang ayahnya meninggal 2 tahun lalu, Kamila hidup bersama ibu dan adik tirinya di rumah peninggalan sang ayah. Dia tidak mampu pergi ke mana-mana, selain bertahan di rumah yang kini terasa bagaikan di dalam neraka. Ratih Agustin—ibu tiri Kamila yang sikapnya berubah semenjak ayah Kamila meninggal.

Ketika langkah Kamila telah sampai tepat di pintu utama, ia segera memutar kunci pintu dan membukanya.

Di depan Kamila, nampak dua orang pria berjaket hitam berdiri di samping pria berkulit putih yang duduk di atas kursi roda. Ketiga pria itu terlihat melayangkan tatapan nyalang nan tajam ke arah Kamila.

Sontak, Kamila terkejut. Bola matanya sampai terbelalak.

'Jangan-jangan mereka adalah debt kolektor?' Kamila menjadi resah. Ia sadar, telah melewati jatuh tempo tunggakan paylater yang dimilikinya. Tapi 'kan baru terlewat satu hari, masa iya langsung ada debt kolektor?

Kamila menelan saliva dengan berat. "Maaf, cari siapa ya?" tanyanya sedikit gugup pada tiga orang pria di depannya.

"Saya cari wanita bernama Kamila Adelia!" Pria yang duduk di atas kursi roda menjawab dengan tegas.

"Hah!" Sadar akan tunggakan paylater-nya Jantung Kamila seperti berhenti berdegup. tidak salah lagi. Tebakannya seperti tepat.

"Saya minta maaf atas kesalahan saya, besok atau lusa saya akan bayar hutang saya. Saya janji," ucap Kamila terlihat berusaha meyakinkan pria di depannya.

"Saya tidak butuh uang kamu!" Pria yang duduk di kursi roda itu membentak. "Susah payah saya mencari alamat kamu, saya tidak akan melepaskan kamu lagi." Pria itu kemudian melirik kendaraan roda empat berwarna putih di depan rumah Kamila yang telah membuat kakinya lumpuh. "Kamu harus bertanggung jawab atas semua kekacauan yang kamu buat, kamu harus menikah dengan saya!"

"Hah!" Kali ini mulut Kamila sampai menganga. "Menikah?" Dahinya mengerut. Ia mengulangi kalimat mengejutkan dari pria lumpuh di depannya itu. "Hutang paylater saya bahkan masih mampu saya bayar, Pak. Sembarangan saja ngajak orang nikah," tolaknya.

"Ini tidak ada urusannya dengan paylater! Kamu jangan mengalihkan pembicaraan. Mobil kamu telah membuat kaki saya cacat. Tanggung jawab sekarang, atau saya penjarakan kamu!" Pria lumpuh itu mengancam.

"Hah! Maksudnya apa ini?" Kamila semakin tak paham dengan rentetan kalimat yang diucapkan pria di atas kursi roda itu.

Ratih yang menyadari keributan di depan rumahnya, segera menghampiri Kamila.

"Ada apa ini, Kamila?"

Kamila masih menggeleng, karena tak paham.

"Wanita bernama Kamila dengan mobilnya telah menabrak saya sampai lumpuh. Pernikahan saya yang akan berlangsung besok lusa harus kacau akibat ulahnya. Saya minta dia bertanggung jawab, karena kalau tidak, saya tidak segan-segan untuk memenjarakan dia!" Pria di atas kursi roda itu langsung menjawab pertanyaan Ratih.

Ratih turut kaget. "Siapa Anda?"

"Daffa Azriel!" Pria lumpuh itu menjawab.

Bola mata Ratih terbelalak. Sepertinya wanita paruh baya itu sadar akan sesuatu. Dia ingat betul nama Daffa Azriel adalah nama pria yang ditabrak Melia tempo lalu. Tapi sekarang, Daffa Azriel malah salah menyangka kalau pelakunya adalah Kamila. Sepertinya Ratih merasa ini adalah kesempatan emas untuk menyelamatkan Melia—anak tersayangnya dari ancaman penjara.

Ratih yang masih memasang wajah kaget, mengalihkan pandangannya pada Kamila. "Kamila, jadilah wanita yang bertanggung jawab. Mama tidak marah kok."

"Tapi aku tidak—"

"Sutt!" Jari telunjuk Ratih memotong kalimat Kamila. "Kita akan bicarakan ini nanti."

Ratih kemudian, mengalihkan pandangannya kembali kepada Daffa Azriel yang masih memasang wajah murka.

"Kita pilih jalur damai saja ya. Apa yang harus Kamila lakukan agar terbebas dari jerat hukum?" Ratih bertanya pada Daffa Azriel dengan suara yang dilembut-lembutkan.

"Kamila harus menjadi pengantin pengganti untuk saya, besok lusa." Daffa Azriel dengan tegas.

"Baik, saya akan siapkan semuanya." Ratih menyetujui.

"Tapi aku dan Galang akan segera bertunangan, Ma. Aku tidak mau menikah dengan siapapun, kecuali dengan Galang—pria yang aku cintai." Kamila menolak dengan tegas.

"Diam, Kamila!" Ratih pun membentak Kamila.

Daffa Azriel terlihat lega. Karena kalau dipikir-pikir, paras ayu Kamila tidak terlalu buruk untuk menjadi pengantinnya besok lusa.

"Saya pegang ucapan Anda, Bu. Besok pagi, seseorang akan menjemput Kamila. Jangan bermain-main dengan saya. Saya sudah menggenggam banyak bukti, termasuk fotokopi KTP Kamila dan gambar mobil itu sebagai bukti." Daffa Azriel beserta dua pria yang menjadi bodyguard-nya kemudian pergi meninggalkan kediaman Kamila.

Seminggu lalu, Melia Agustin—adik tiri Kamila yang tengah menggunakan mobil Kamila sempat menabrak seorang pria tampan berwajah oriental bernama Daffa Azriel. Kondisi kaki pria itu saat ini menjadi lumpuh akibat kecelakaan yang Melia lakukan. Saat tragedi kecelakaan itu, Daffa Azriel pingsan. Namun ada seseorang yang berhasil menghadang Melia, memotret mobil yang dikemudikan Melia, juga meminta fotokopi KTP pada Melia. Namun jahatnya Melia, dia malah memberikan fotokopi KTP Kamila yang kebetulan selalu ada di dalam dompetnya. Hingga kini, masalah itu jadi menimpa pada Kamila.

Lalu kini, bagaimana mungkin Kamila harus menikah dengan orang yang tidak dia kenal, padahal dia akan merencanakan pertunangan dengan Galang—sang kekasih.

"Kamu harus bertanggung jawab," tekan Ratih lagi.

"Tapi aku tidak tahu apa-apa, Ma. Aku tidak bersalah," bantah Kamila.

"Jelas-jelas mobil kamu telah menabrak pria tadi. Mereka sudah memiliki bukti, Kamila. Jangan menyangkal. Jangan sampai kamu masuk penjara dan masa depan kamu hancur gara-gara itu."

Dada Kamila tiba-tiba terasa sesak. "Tapi aku dan Galang akan bertunangan, Ma. Mana mungkin aku tiba-tiba menikah dengan pria asing yang tak aku kenal." Kamila meremas kepalanya sendiri.

"Halah! Lupakan soal Galang. Yang lebih penting untuk saat ini, kamu harus bertanggung jawab dengan menikahi pria tadi," tekan Ratih lagi. "Ingat, Kamila. Hidup di dalam penjara itu teramat pedih. Jangan pernah bermimpi untuk menjadi penghuni di sana."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   84 Happy Ending

    Setiba aja di rumah bersalin, beberapa petugas medis langsung menyiapkan bad emergency.Kamila yang dibantu Daffa keluar dari mobil, lalu segera naik ke atas bed emergency. Paramedis mendorong bad emergency yang ditumpangi oleh Kamila menuju IGD.Kedatangan Kamila disambut dengan sigap oleh petugas medis yang langsung memeriksa. "Untuk keluarganya Mohon tunggu sebentar di luar, hanya ada suaminya yang menemani. Kami akan segera melakukan pemeriksaan," kata petugas medis yang mulai memeriksa Kamila."Baik." Dinda dan Ratih paham. Mereka langsung menunggu di ruang tunggu. Yang menemani Kamila hanyalah Daffa seorang.Ratih dan Dina memang sangat mencemaskan Kamila. Tapi mereka menyerahkan seluruhnya pada petugas medis yang sudah paham. Sementara Daffa yang berdiri di dekat Kamila, menyaksikan tugas medis mulai memeriksa jalan lahir milik Kamila."Mas," desis Kamila sambil memegang erat tangan Daffa. Raut wajahnya nampak cemas.Daffa yang tangannya terus saja membelai lembut rambut Kam

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   83 Akan Melahirkan

    Kediaman Daffa Azriel kali ini tengah ramai oleh orang-orang yang hadir pada acara tasyakuran 7 bulanan Kamila.Keluarga besar Daffa Azril, semuanya turut hadir. Tapi dari keluarga Kamila, hanya ada Ratih seorang. Kamila memang tidak memiliki keluarga besar, dia hanya memiliki Ratih—ibu tirinya. Tapi meskipun begitu, Kamila sangat bahagia, karena dia begitu diratukan oleh seluruh keluarga Daffa Azril. Dia seperti merasakan keluarga yang sebenarnya. Keluarga yang sangat menyayanginya. Seperti hari ini, acara tasyakuran 7 bulanan Kamila seluruhnya diurus oleh keluarga besar Daffa. Kamila dan Daffa tinggal terima beres.Acara pengajian pun akan segera digelar. Kamila sudah berdandan cantik dengan menggunakan gamis berwarna putih serta kerudung berwarna putih. Kamila duduk di samping Daffa. Lantunan-lantunan ayat suci Alquran, beserta dzikir serta mahalul qiyam terdengar sangat sejuk di tengah telinga. Ayat-ayat suci Alquran itu terasa membuat hati siapa saja menjadi tenang tatkala mend

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   82 Makan Berdua

    Kamila akan fokus pada kehamilannya. Biarkan orang lain berpikiran buruk tentangnya. Yang pasti saat ini Kamila merasa bahagia karena memiliki suami seperti Daffa. Takdir Tuhan memang tidak pernah salah. Pantas saja dia tidak jadi menikah dengan Galang, karena ternyata Tuhan sudah menyiapkan Daffa untuk Kamila. Meskipun awal pertemuan Daffa dan Kamila memang tidak mengenakkan. Banyak sekali intrik di dalamnya. Namun pada akhirnya, kini Kamila sangat sadar dan yakin bahwa Daffa adalah yang terbaik untuknya. Kamila segera melebarkan tangannya, memeluk Daffa begitu erat. "Mas, Aku sangat mencintai kamu. Aku sangat bahagia sekali bisa menjadi istri kamu. Aku tidak pernah menyangka kalau rasa ini benar-benar kuat." Kamila berucap sambil memeluk suaminya. Pelukan Kamila pun langsung dibalas oleh Daffa. "Aku juga sangat mencintai kamu, Sayang. Aku juga sama seperti kamu, tidak pernah menyangka kalau rasa ini benar-benar sangat kuat. Tuhan memang adil. Pertemuan kita begitu banyak

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   81 Kesal

    "Ada apa, Kamila?" Daffa yang tengah menyetir, jadi bertanya melihat Kamila mendumel sendirian."Ini Melia, Mas. Kata Mama bilang Melia itu pergi ke luar negeri dengan pacar bulenya. Melia juga telah sudah menguras harta Mama. Meninggalkan hutang yang banyak sampai Mama sengsara menjadi pengemis. Tapi di dalam sosial media, dia malah enak-enakan dengan pacar bulenya. Tega sekali dia padamu," dalam kamila. Dia segera menutup layar ponselnya karena muak dengan penampilan Melia. "Biarlah, nanti dia juga akan kena karmanya sendiri. Dia pikir menelantarkan ibu kandung itu tidak dosa? Ya pasti akan merasakan akibat dari perbuatannya." Daffa menanggapi dengan santai. "Kalau bisa kamu jangan mengatakan kabar Melia kepada Mama ya. Aku hanya ingin Mama tenang saja. Tanpa terus-terusan memikirkan Melia. Aku juga senang karena Mama turut tinggal bersama kita. Mama sangat baik padaku dan juga Dinda. Mama sudah jauh berubah. Dia juga selalu terlihat baik padamu," lanjut Daffa masih dengan tanggap

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   80 Periksa Kandungan

    Kehidupan Daffa dan Kamila semakin terlihat harmonis dan romantis.Semakin hari, berganti minggu, berganti bulan, bertambah pula usia kehamilan Kamila. Seperti saat ini, menginjak usia kehamilan ke 7 bulan, Kamila merasakan getaran pada perutnya. Bukan hanya itu, bayinya bergerak sangat lincah di dalam perut Kamila. "Mas, bayinya bergerak," panggil Kamila pada suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.Daffa yang baru saja selesai mandi, langsung antusias dan mendekati Kamila. Dia segera mengangkat baju Kamila, selalu menempelkan telinganya pada perut Kamila. "Katanya anak kita sangat bahagia karena mama dan papanya sudah saling mencintai." Daffa menggoda Kamila. Kali ini bahkan dia terlihat mengusap-ngusap perut Kamila dengan sangat lembut. Kamila dan nafas saling melemparkan tatapan dan senyuman penuh rasa bahagia dan haru. "Oh iya, bukankah ini waktunya kamu periksa kandungan?" Daffa segera mengingatkan Kamila, saat mengingat sesuatu."Oh iya, Mas. Benar. Bisa-bisanya a

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   79 Malam Pertama

    4 bulan berlalu. Di kediaman Daffa hari ini.Kamila terlihat sangat bahagia karena Daffa berencana akan mengadakan tasyakuran 4 bulan kehamilan.Banyak sekali yang Daffa undang untuk acara bahagianya itu. Termasuk seluruh keluarga besar Daffa. Mereka tak hanya berdua, Ratih yang kembali tinggal di sana turut andil mengurus semua keperluan untuk tasyakuran. Acara tasyakuran itu akan berlangsung sekitar satu minggu lagi. Tapi kesibukan sudah mulai terlihat dari sekarang. Seperti persiapan buah-buahan, makanan kering, pesanan makanan basah, dan banyak lagi. Itu semua di handle oleh Ratih. Ratih tak akan membiarkan Kamila kecapean. Semua dihandle olehnya. Ratih kini terlihat sangat menyayangi Kamila, melebihi anaknya sendiri.Ratih juga selalu mempersiapkan susu dan makanan sehat untuk Kamila. Dia sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu."Jaga kesehatan kamu ya, Kamila. Mama akan pastikan kesehatan kamu. Seandainya almarhum papa kamu masih ada, beliau pasti akan sangat b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status