Share

57 Minta Rujuk

Penulis: Miss_Pupu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-17 16:57:40

Kamila tidak mau membalas ucapan Daffa. Suasana hatinya kembali buruk. Rasa mual dan pusing membuatnya tidak bisa untuk berkata-kata.

"Saya akan siapkan obat untuk Mbak Kamila," kata Dinda seraya berlalu menuju ruangan belakang untuk mengambil segelas air hangat untuk minum Kamila.

Kamila terlihat memejamkan matanya, tengah menahan rasa mual pada ulu hatinya. Sebenarnya dia ingin segera pergi dari kediaman Daffa, tapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya terasa sangat lemas. Jangankan untuk berjalan ataupun berlari, untuk sekedar bangun saja Kamila tidak kuat karena merasa mual dan pusing.

"Mbak Kamila minum obatnya dulu ya," titah Dinda setelah selesai menyiapkan obat untuk Kamila.

Tapi Kamila nampak menggelengkan kepalanya. "Tidak mau," desisnya.

"Tapi kalau Mba Kamila tidak minum obat, nanti mualnya tidak akan hilang," kata Dinda sedikit merayu.

"Tidak mau, Din. Jangankan untuk minum obat, melihatnya saja saya sudah keburu pusing dan mual." Baru saja Kam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   82 Makan Berdua

    Kamila akan fokus pada kehamilannya. Biarkan orang lain berpikiran buruk tentangnya. Yang pasti saat ini Kamila merasa bahagia karena memiliki suami seperti Daffa. Takdir Tuhan memang tidak pernah salah. Pantas saja dia tidak jadi menikah dengan Galang, karena ternyata Tuhan sudah menyiapkan Daffa untuk Kamila. Meskipun awal pertemuan Daffa dan Kamila memang tidak mengenakkan. Banyak sekali intrik di dalamnya. Namun pada akhirnya, kini Kamila sangat sadar dan yakin bahwa Daffa adalah yang terbaik untuknya. Kamila segera melebarkan tangannya, memeluk Daffa begitu erat. "Mas, Aku sangat mencintai kamu. Aku sangat bahagia sekali bisa menjadi istri kamu. Aku tidak pernah menyangka kalau rasa ini benar-benar kuat." Kamila berucap sambil memeluk suaminya. Pelukan Kamila pun langsung dibalas oleh Daffa. "Aku juga sangat mencintai kamu, Sayang. Aku juga sama seperti kamu, tidak pernah menyangka kalau rasa ini benar-benar sangat kuat. Tuhan memang adil. Pertemuan kita begitu banyak drama,

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   81 Kesal

    "Ada apa, Kamila?" Daffa yang tengah menyetir, jadi bertanya melihat Kamila mendumel sendirian."Ini Melia, Mas. Kata Mama bilang Melia itu pergi ke luar negeri dengan pacar bulenya. Melia juga telah sudah menguras harta Mama. Meninggalkan hutang yang banyak sampai Mama sengsara menjadi pengemis. Tapi di dalam sosial media, dia malah enak-enakan dengan pacar bulenya. Tega sekali dia padamu," dalam kamila. Dia segera menutup layar ponselnya karena muak dengan penampilan Melia. "Biarlah, nanti dia juga akan kena karmanya sendiri. Dia pikir menelantarkan ibu kandung itu tidak dosa? Ya pasti akan merasakan akibat dari perbuatannya." Daffa menanggapi dengan santai. "Kalau bisa kamu jangan mengatakan kabar Melia kepada Mama ya. Aku hanya ingin Mama tenang saja. Tanpa terus-terusan memikirkan Melia. Aku juga senang karena Mama turut tinggal bersama kita. Mama sangat baik padaku dan juga Dinda. Mama sudah jauh berubah. Dia juga selalu terlihat baik padamu," lanjut Daffa masih dengan tanggap

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   80 Periksa Kandungan

    Kehidupan Daffa dan Kamila semakin terlihat harmonis dan romantis.Semakin hari, berganti minggu, berganti bulan, bertambah pula usia kehamilan Kamila. Seperti saat ini, menginjak usia kehamilan ke 7 bulan, Kamila merasakan getaran pada perutnya. Bukan hanya itu, bayinya bergerak sangat lincah di dalam perut Kamila. "Mas, bayinya bergerak," panggil Kamila pada suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.Daffa yang baru saja selesai mandi, langsung antusias dan mendekati Kamila. Dia segera mengangkat baju Kamila, selalu menempelkan telinganya pada perut Kamila. "Katanya anak kita sangat bahagia karena mama dan papanya sudah saling mencintai." Daffa menggoda Kamila. Kali ini bahkan dia terlihat mengusap-ngusap perut Kamila dengan sangat lembut. Kamila dan nafas saling melemparkan tatapan dan senyuman penuh rasa bahagia dan haru. "Oh iya, bukankah ini waktunya kamu periksa kandungan?" Daffa segera mengingatkan Kamila, saat mengingat sesuatu."Oh iya, Mas. Benar. Bisa-bisanya a

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   79 Malam Pertama

    4 bulan berlalu. Di kediaman Daffa hari ini.Kamila terlihat sangat bahagia karena Daffa berencana akan mengadakan tasyakuran 4 bulan kehamilan.Banyak sekali yang Daffa undang untuk acara bahagianya itu. Termasuk seluruh keluarga besar Daffa. Mereka tak hanya berdua, Ratih yang kembali tinggal di sana turut andil mengurus semua keperluan untuk tasyakuran. Acara tasyakuran itu akan berlangsung sekitar satu minggu lagi. Tapi kesibukan sudah mulai terlihat dari sekarang. Seperti persiapan buah-buahan, makanan kering, pesanan makanan basah, dan banyak lagi. Itu semua di handle oleh Ratih. Ratih tak akan membiarkan Kamila kecapean. Semua dihandle olehnya. Ratih kini terlihat sangat menyayangi Kamila, melebihi anaknya sendiri.Ratih juga selalu mempersiapkan susu dan makanan sehat untuk Kamila. Dia sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu."Jaga kesehatan kamu ya, Kamila. Mama akan pastikan kesehatan kamu. Seandainya almarhum papa kamu masih ada, beliau pasti akan sangat b

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   78 Menggerutu

    Dinda segera membawa Jenifer pergi dari kediamannya. Sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu. "Kita mau ke mana, Dinda?" Berkali-kali Jenifer bertanya kepada Dinda namun tidak dijawab. "Lihat saja nanti, Ma." Hanya itu yang Dinda sampaikan.Jenifer terdiam. Meskipun dalam hati dia penasaran akan dibawa pergi ke mana oleh Dinda.Hingga akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam lebih, akhirnya Dinda telah sampai di tempat tujuannya. Mereka sampai di sebuah kost-kostan yang ada di area Bogor Timur. "Untuk apa kita ke sini, Dinda?" Tentu Jenifer segera bertanya kembali."Kalau mama tidak punya tempat tinggal, mama bisa tinggal di kost-kostan ini. Aku yang akan membayar iuran kost-kostan selama 1 tahun. Jadi Mama jangan khawatirkan mengenai pembayaran kostan. Yang mesti Mama lakukan adalah, bagaimana mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari Mama. Aku tidak bisa terus-terusan memenuhi kebutuhan Mama. Maaf bukannya aku tidak peduli, aku hanya menghargai diriku sendiri. Aku t

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   77 Tamu Tak Diundang

    "Untuk apa Mama datang ke sini?!" Daffa langsung menodong pertanyaan pada Mama tirinya, tanpa membiarkan Jenifer masuk terlebih dahulu.Jenifer masih berdiri di ambang pintu. Dia menundukan kepala sambil menahan kesedihan. "Kedatangan Mama ke sini ingin memintaaaf pada kalian," ucap Jenifer tanpa berani membalas tatapan Daffa yang begitu nanar padanya.Beruntung Kamila tak ikut serta. Dia memilih untuk berdiam diri karena tak mau mencampuri urusan Daffa dan mamanya."Tak usah minta maaf, silahkan pergi dari rumah aku, Ma. Pintu gerbang masih terbuka lebar. Mama bisa keluar sekarang juga," usir Daffa. Tapi meski pun begitu, dia masih mengatur nada bicaranya yang masih rendah.Tapi Jenifer tak mau pergi. Dia malah membungkukan tubuhnya. Langsung memeluk kaki Daffa."Apa-apaan ini, Ma. Lepaskan. Jangan seperti ini." Daffa berusaha melepaskan tangan Jenifer dari kakinya."Mama minta maaf, Daffa. Sungguh Mama menyesal. Hukum saja Mama. Mama memang bersalah," lirih Jenifer masih tak mau me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status