Share

58 Dilema

Penulis: Miss_Pupu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-17 21:34:54

Daffa terlihat mengatur nafasnya. Dia baru tahu ternyata wanita di depannya itu cukup keras kepala.

"Kamila, saya melihat sendiri dengan mata kepala saya, Galang sudah memilih calon istri yang lain. Mereka akan segera menikah. Kalau kamu tidak percaya saya bisa membuktikannya sekarang juga," tentang Daffa. "Ini bukan fitnah, ini sebenarnya yang terjadi, ini fakta," sambungnya.

Kamila nampak berpikir. Pantas aja Galang tidak pernah menghubungi selama 1 bulan ini. Pria itu seperti lenyap ditelan bumi. Jangankan untuk menelepon, mengirim pesan singkat pun tak pernah Galang lakukan pada Kamila.

Tiba-tiba saja, menetes dari sudut mata Kamila, bulir bening yang tidak bisa dibendung.

"Ini sebuah gara-gara kamu! Galang pergi meninggalkan saya. Padahal kami sudah merencanakan pernikahan." Suara Kamila terdengar bergetar.

"Ya saya tahu. Saya sadar kalau ini semua memang gara-gara saya. Saya minta maaf, meskipun maaf ini memang tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula," tutur Daffa.

Ka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   81 Kesal

    "Ada apa, Kamila?" Daffa yang tengah menyetir, jadi bertanya melihat Kamila mendumel sendirian."Ini Melia, Mas. Kata Mama bilang Melia itu pergi ke luar negeri dengan pacar bulenya. Melia juga telah sudah menguras harta Mama. Meninggalkan hutang yang banyak sampai Mama sengsara menjadi pengemis. Tapi di dalam sosial media, dia malah enak-enakan dengan pacar bulenya. Tega sekali dia padamu," dalam kamila. Dia segera menutup layar ponselnya karena muak dengan penampilan Melia. "Biarlah, nanti dia juga akan kena karmanya sendiri. Dia pikir menelantarkan ibu kandung itu tidak dosa? Ya pasti akan merasakan akibat dari perbuatannya." Daffa menanggapi dengan santai. "Kalau bisa kamu jangan mengatakan kabar Melia kepada Mama ya. Aku hanya ingin Mama tenang saja. Tanpa terus-terusan memikirkan Melia. Aku juga senang karena Mama turut tinggal bersama kita. Mama sangat baik padaku dan juga Dinda. Mama sudah jauh berubah. Dia juga selalu terlihat baik padamu," lanjut Daffa masih dengan tanggap

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   80 Periksa Kandungan

    Kehidupan Daffa dan Kamila semakin terlihat harmonis dan romantis.Semakin hari, berganti minggu, berganti bulan, bertambah pula usia kehamilan Kamila. Seperti saat ini, menginjak usia kehamilan ke 7 bulan, Kamila merasakan getaran pada perutnya. Bukan hanya itu, bayinya bergerak sangat lincah di dalam perut Kamila. "Mas, bayinya bergerak," panggil Kamila pada suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.Daffa yang baru saja selesai mandi, langsung antusias dan mendekati Kamila. Dia segera mengangkat baju Kamila, selalu menempelkan telinganya pada perut Kamila. "Katanya anak kita sangat bahagia karena mama dan papanya sudah saling mencintai." Daffa menggoda Kamila. Kali ini bahkan dia terlihat mengusap-ngusap perut Kamila dengan sangat lembut. Kamila dan nafas saling melemparkan tatapan dan senyuman penuh rasa bahagia dan haru. "Oh iya, bukankah ini waktunya kamu periksa kandungan?" Daffa segera mengingatkan Kamila, saat mengingat sesuatu."Oh iya, Mas. Benar. Bisa-bisanya a

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   79 Malam Pertama

    4 bulan berlalu. Di kediaman Daffa hari ini.Kamila terlihat sangat bahagia karena Daffa berencana akan mengadakan tasyakuran 4 bulan kehamilan.Banyak sekali yang Daffa undang untuk acara bahagianya itu. Termasuk seluruh keluarga besar Daffa. Mereka tak hanya berdua, Ratih yang kembali tinggal di sana turut andil mengurus semua keperluan untuk tasyakuran. Acara tasyakuran itu akan berlangsung sekitar satu minggu lagi. Tapi kesibukan sudah mulai terlihat dari sekarang. Seperti persiapan buah-buahan, makanan kering, pesanan makanan basah, dan banyak lagi. Itu semua di handle oleh Ratih. Ratih tak akan membiarkan Kamila kecapean. Semua dihandle olehnya. Ratih kini terlihat sangat menyayangi Kamila, melebihi anaknya sendiri.Ratih juga selalu mempersiapkan susu dan makanan sehat untuk Kamila. Dia sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu."Jaga kesehatan kamu ya, Kamila. Mama akan pastikan kesehatan kamu. Seandainya almarhum papa kamu masih ada, beliau pasti akan sangat b

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   78 Menggerutu

    Dinda segera membawa Jenifer pergi dari kediamannya. Sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu. "Kita mau ke mana, Dinda?" Berkali-kali Jenifer bertanya kepada Dinda namun tidak dijawab. "Lihat saja nanti, Ma." Hanya itu yang Dinda sampaikan.Jenifer terdiam. Meskipun dalam hati dia penasaran akan dibawa pergi ke mana oleh Dinda.Hingga akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam lebih, akhirnya Dinda telah sampai di tempat tujuannya. Mereka sampai di sebuah kost-kostan yang ada di area Bogor Timur. "Untuk apa kita ke sini, Dinda?" Tentu Jenifer segera bertanya kembali."Kalau mama tidak punya tempat tinggal, mama bisa tinggal di kost-kostan ini. Aku yang akan membayar iuran kost-kostan selama 1 tahun. Jadi Mama jangan khawatirkan mengenai pembayaran kostan. Yang mesti Mama lakukan adalah, bagaimana mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari Mama. Aku tidak bisa terus-terusan memenuhi kebutuhan Mama. Maaf bukannya aku tidak peduli, aku hanya menghargai diriku sendiri. Aku t

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   77 Tamu Tak Diundang

    "Untuk apa Mama datang ke sini?!" Daffa langsung menodong pertanyaan pada Mama tirinya, tanpa membiarkan Jenifer masuk terlebih dahulu.Jenifer masih berdiri di ambang pintu. Dia menundukan kepala sambil menahan kesedihan. "Kedatangan Mama ke sini ingin memintaaaf pada kalian," ucap Jenifer tanpa berani membalas tatapan Daffa yang begitu nanar padanya.Beruntung Kamila tak ikut serta. Dia memilih untuk berdiam diri karena tak mau mencampuri urusan Daffa dan mamanya."Tak usah minta maaf, silahkan pergi dari rumah aku, Ma. Pintu gerbang masih terbuka lebar. Mama bisa keluar sekarang juga," usir Daffa. Tapi meski pun begitu, dia masih mengatur nada bicaranya yang masih rendah.Tapi Jenifer tak mau pergi. Dia malah membungkukan tubuhnya. Langsung memeluk kaki Daffa."Apa-apaan ini, Ma. Lepaskan. Jangan seperti ini." Daffa berusaha melepaskan tangan Jenifer dari kakinya."Mama minta maaf, Daffa. Sungguh Mama menyesal. Hukum saja Mama. Mama memang bersalah," lirih Jenifer masih tak mau me

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   76 Bahagia Yang Sebenarnya

    Ketika mereka telah sampai di restoran bintang 5 yang sudah dipesan oleh Daffa sebelumnya, Kamila nampak terperangah.Apalagi saat Daffa membawanya ke tempat VIP yang cukup mewah di restoran tersebut. "Mas, ini beneran Kamu yang pesan? Mengapa harus se-perfect ini?" Kamila sampai lupa mengedipkan kelopak matanya. "Sengaja. Aku ingin hari ini spesial untuk kita berdua. Duduklah," titah Daffa dengan lembut pada Kamila.Daffa memperlakukan Kamila begitu romantis. Kamila semakin tersanjung. Berasa jadi wanita paling beruntung di dunia. Di atas meja di depan mereka sudah tersaji makanan yang sangat indah dalam pandangan yang tentunya juga nikmat di lidah. "Kita makan ya," kata Daffa mengajak Kamila untuk memulai menyantap makanan.Suapan pertama bahkan, terlihat Daffa menjinakkan makanan lalu disodorkan pada Kamila, hendak menyuapinya. "Biarkan aku makan sendiri saja, Mas." Kamila tersipu malu, bukan menolak."Aku sedang ingin menyuapi kamu. Bukankah ini yang pertama kalinya aku menyu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status