Share

6 Ketakutan

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2025-06-20 15:48:08

Saat ini, Kamila baru saja tiba di kediaman Daffa. Sedikit telat sekitar setengah jam dari perkiraan, itu karena dia terjebak macet dalam perjalanan pulang tadi.

Kedatangan Kamila disambut dengan tatapan tajam oleh Daffa, setajam samurai.

Kamila menjadi gugup. "Maaf saya telat. Saya—"

"Saya tidak butuh alasan apa pun darimu!" potong Daffa dengan suara membentak. Pria itu tak membiarkan Kamila menyelesaikan kalimatnya.

Kamila menjadi takut.

Di waktu yang bersamaan, dua orang pembantu rumah tangga di kediaman Daffa terlihat kompak memegang kedua tangan Kamila.

Kamila menjadi kaget. "Apa-apaan ini?"

"Saya tidak suka wanita pembohong! Akan ada hukuman di setiap kebohongan yang kamu lakukan!" Daffa dengan tegas.

"Bohong tentang apa? Saya tidak berbohong apa pun." Gegas Kamila membela diri. "Perjalanan saya terjebak macet, maka dari itu terlambat."

"Kamu pikir saya tidak tahu, beraninya kamu pergi menemui kekasihmu! Kamu berusaha lari dari saya 'kan!" Sepasang manik berwarna coklat milik Daffa terlihat semakin tajam. "Jangan pernah berpikir untuk kabur dan meninggalkan tanggung jawabmu, Kamila! Sampai kapanpun Kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya!"

Kamila terkejut lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak. Saya hanya pergi ke rumah Mama saja," bantahnya. "Lagi pula saya tidak pernah berpikir untuk lari atau kabur dari kamu. Bukankah kita sudah menyepakati perjanjian. Saya akan tetap di sini, sampai kaki kamu sembuh," imbuhnya menegaskan.

"Kamu bohong!" sentak Daffa yang menjadi tak percaya. Pria itu kemudian memerintahkan kepada dua pembantunya. "Bawa Kamila ke kamar belakang!" titahnya.

Kamila pun memberontak. "Tidak! Tolong jangan seperti ini. Saya tidak berbohong."

Dua pembantu di kediaman Daffa tetap menarik tangan Kamila.

"Lepas!" Kamila memekik tak terima.

"Pak Daffa, tolong jangan lakukan ini. Saya minta maaf," pinta Kamila kepada Daffa, ketika kedua tangannya ditarik pembantu.

Namun sepertinya Daffa sudah terlanjur marah. Laporan sang bodyguard mengenai kabar pertemuan Kamila dengan Galang membuatnya naik vital. Bukan hanya itu, bodyguard Daffa juga berkata kalau Kamila seperti berusaha kabur.

Hingga akhirnya Kamila tetap di bawa dan dikurung di kamar kamar belakang.

"Buka pintunya!" Kamila menggedor pintu yang sudah terkunci. Di kamar yang tidak terlalu luas itu, Kamila dikurung sendirian. Di ruangan yang gelap itu, dia ketakutan, terlebih Kamila memiliki trauma terhadap kejadian seperti ini.

Dulu ketika Kamila berusia umur 12 tahun, dia sempat dimarahi Ratih dan dikurung di gudang semalaman. Semenjak saat itu, dia selalu ketakutan ketika berada di ruangan yang sempit, gelap, dan dalam keadaan terkunci.

Kamila memeluk lututnya di balik pintu. Tangannya gemetar. Air matanya kembali merembes setiap kali mengingat masa lalunya.

"Tolong buka pintunya!" Suara Kamila yang sudah lemas, mengiba pada siapa saja yang mendengar.

Namun, pintu tetap saja terkunci sampai larut malam, Sampai tubuh Kamila menjadi lemas dan lunglai di atas lantai.

"Kamila..."

Samar-samar telinga Kamila mendengar suara bariton berbisik memanggil namanya. Ia segera membuka mata.

Mengejutkan. Kamila terpenjat melihat Daffa tiba-tiba menyalakan lampu ruangan dan sudah berada di depannya. Kamila melihat Daffa turun dari tempat tidur kemudian berjalan mendekatinya.

"Kamu bisa berjalan?" Kamila terbelalak.

"Memangnya Kamu pikir saya lumpuh beneran? Ayolah, Sayang. Saya sudah tidak sabar. Malam ini kita akan menikmati bulan madu, saya sudah siap." Daffa semakin mendekat kepada Kamila.

Kamila yang terkejut, segera bangkit dari atas lantai. "Stop!" Dia meluruskan kedua tangannya, mencegah Daffa mendekatinya.

Namun usaha Kamila sepertinya tidak berhasil.

"Kenapa, Baby? Ayo kita nikmati malam ini. Ruangan ini akan menjadi nyaman bila kita nikmati bersama-sama," ajak Daffa sambil melayangkan tatapan menjijikan dalam pandangan Kamila.

"Tidak! Kita sudah berjanji untuk tidak melakukan apa-apa. Kita tidak akan melakukan HB tanpa rasa cinta. Kamu sudah janji pada saya. Jangan ingkar!" Kamila nampak mendorong dada bidang milik Daffa, sehingga pria di depannya itu sempat mundur dua langkah.

"Hey, Sayang. Kamu itu sudah menjadi istri saya. Saya berhak untuk menikmati seluruh tubuhmu malam ini." Daffa nampak menajamkan tatapannya. Pria itu segera mendorong tubuh Kamila hingga terbaring di atas kasurnya yang empuk.

Sedingin-dinginnya Daffa, Kamila tidak pernah menyangka kalau pria di depannya itu akan berubah menjadi jahat dan menjijikan.

"Jangan lakukan apapun. Saya mohon." Kamila beringsut mundur. Namun tubuhnya sudah mentok pada dinding ruangan. Kamila tidak bisa lari kemana-mana lagi. Lagi pula pintu kamar masih terkunci rapat. Dari mana Daffa bisa masuk?

Sementara itu, Kamila melihat Daffa mulai membuka kancing bajunya satu persatu. Pria di depan Kamila itu terlihat bagaikan singa yang siap menerkam mangsa.

"Saya mohon! Beri saya waktu sampai siap. Saya belum siap malam ini. Jangan lakukan apapun malam ini. Saya mohon." Kamila menautkan kedua tangannya. Memasang wajah memelas. Menghiba belas kasihan kepada Daffa

Namun Daffa Azriel tetap membuka seluruh bajunya. Pria yang sudah bertelanjang dada itu semakin mendekati Kamila.

"Saya mohon jangan lakukan!" Kamila masih menautkan kedua tangannya, menggelengkan kepala, memejamkan mata, berharap ada sebuah keajaiban yang bisa membuat Daffa menghindari tubuhnya.

Namun sepertinya wajah Daffa semakin dekat dengan wajah Kamila. Hembusan nafas pria itu, bisa Kamila rasakan.

Apakah malam ini Kamila akan benar-benar akan kehilangan keperawanannya, oleh pria yang baru saja menikahinya itu? Kamila tak mencintainya.

"Tidak! Tolong!" Kamila menjerit meminta bantuan kepada siapapun yang mendengar suaranya.

"Hey, diam!" Daffa membentak. "Berisik!"

Namun Kamila masih menutup wajah dengan kedua telapak tangan. "Tolong!!!" Dia terus-menerus menjerit, meminta bantuan siapapun melalui suaranya yang keras.

"Diam, Kamila!" Suara Daffa kembali membentak.

"Jangan lakukan apapun. Saya mohon. Siapapun, tolong aku!"

"Diam!!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   84 Happy Ending

    Setiba aja di rumah bersalin, beberapa petugas medis langsung menyiapkan bad emergency.Kamila yang dibantu Daffa keluar dari mobil, lalu segera naik ke atas bed emergency. Paramedis mendorong bad emergency yang ditumpangi oleh Kamila menuju IGD.Kedatangan Kamila disambut dengan sigap oleh petugas medis yang langsung memeriksa. "Untuk keluarganya Mohon tunggu sebentar di luar, hanya ada suaminya yang menemani. Kami akan segera melakukan pemeriksaan," kata petugas medis yang mulai memeriksa Kamila."Baik." Dinda dan Ratih paham. Mereka langsung menunggu di ruang tunggu. Yang menemani Kamila hanyalah Daffa seorang.Ratih dan Dina memang sangat mencemaskan Kamila. Tapi mereka menyerahkan seluruhnya pada petugas medis yang sudah paham. Sementara Daffa yang berdiri di dekat Kamila, menyaksikan tugas medis mulai memeriksa jalan lahir milik Kamila."Mas," desis Kamila sambil memegang erat tangan Daffa. Raut wajahnya nampak cemas.Daffa yang tangannya terus saja membelai lembut rambut Kam

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   83 Akan Melahirkan

    Kediaman Daffa Azriel kali ini tengah ramai oleh orang-orang yang hadir pada acara tasyakuran 7 bulanan Kamila.Keluarga besar Daffa Azril, semuanya turut hadir. Tapi dari keluarga Kamila, hanya ada Ratih seorang. Kamila memang tidak memiliki keluarga besar, dia hanya memiliki Ratih—ibu tirinya. Tapi meskipun begitu, Kamila sangat bahagia, karena dia begitu diratukan oleh seluruh keluarga Daffa Azril. Dia seperti merasakan keluarga yang sebenarnya. Keluarga yang sangat menyayanginya. Seperti hari ini, acara tasyakuran 7 bulanan Kamila seluruhnya diurus oleh keluarga besar Daffa. Kamila dan Daffa tinggal terima beres.Acara pengajian pun akan segera digelar. Kamila sudah berdandan cantik dengan menggunakan gamis berwarna putih serta kerudung berwarna putih. Kamila duduk di samping Daffa. Lantunan-lantunan ayat suci Alquran, beserta dzikir serta mahalul qiyam terdengar sangat sejuk di tengah telinga. Ayat-ayat suci Alquran itu terasa membuat hati siapa saja menjadi tenang tatkala mend

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   82 Makan Berdua

    Kamila akan fokus pada kehamilannya. Biarkan orang lain berpikiran buruk tentangnya. Yang pasti saat ini Kamila merasa bahagia karena memiliki suami seperti Daffa. Takdir Tuhan memang tidak pernah salah. Pantas saja dia tidak jadi menikah dengan Galang, karena ternyata Tuhan sudah menyiapkan Daffa untuk Kamila. Meskipun awal pertemuan Daffa dan Kamila memang tidak mengenakkan. Banyak sekali intrik di dalamnya. Namun pada akhirnya, kini Kamila sangat sadar dan yakin bahwa Daffa adalah yang terbaik untuknya. Kamila segera melebarkan tangannya, memeluk Daffa begitu erat. "Mas, Aku sangat mencintai kamu. Aku sangat bahagia sekali bisa menjadi istri kamu. Aku tidak pernah menyangka kalau rasa ini benar-benar kuat." Kamila berucap sambil memeluk suaminya. Pelukan Kamila pun langsung dibalas oleh Daffa. "Aku juga sangat mencintai kamu, Sayang. Aku juga sama seperti kamu, tidak pernah menyangka kalau rasa ini benar-benar sangat kuat. Tuhan memang adil. Pertemuan kita begitu banyak

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   81 Kesal

    "Ada apa, Kamila?" Daffa yang tengah menyetir, jadi bertanya melihat Kamila mendumel sendirian."Ini Melia, Mas. Kata Mama bilang Melia itu pergi ke luar negeri dengan pacar bulenya. Melia juga telah sudah menguras harta Mama. Meninggalkan hutang yang banyak sampai Mama sengsara menjadi pengemis. Tapi di dalam sosial media, dia malah enak-enakan dengan pacar bulenya. Tega sekali dia padamu," dalam kamila. Dia segera menutup layar ponselnya karena muak dengan penampilan Melia. "Biarlah, nanti dia juga akan kena karmanya sendiri. Dia pikir menelantarkan ibu kandung itu tidak dosa? Ya pasti akan merasakan akibat dari perbuatannya." Daffa menanggapi dengan santai. "Kalau bisa kamu jangan mengatakan kabar Melia kepada Mama ya. Aku hanya ingin Mama tenang saja. Tanpa terus-terusan memikirkan Melia. Aku juga senang karena Mama turut tinggal bersama kita. Mama sangat baik padaku dan juga Dinda. Mama sudah jauh berubah. Dia juga selalu terlihat baik padamu," lanjut Daffa masih dengan tanggap

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   80 Periksa Kandungan

    Kehidupan Daffa dan Kamila semakin terlihat harmonis dan romantis.Semakin hari, berganti minggu, berganti bulan, bertambah pula usia kehamilan Kamila. Seperti saat ini, menginjak usia kehamilan ke 7 bulan, Kamila merasakan getaran pada perutnya. Bukan hanya itu, bayinya bergerak sangat lincah di dalam perut Kamila. "Mas, bayinya bergerak," panggil Kamila pada suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.Daffa yang baru saja selesai mandi, langsung antusias dan mendekati Kamila. Dia segera mengangkat baju Kamila, selalu menempelkan telinganya pada perut Kamila. "Katanya anak kita sangat bahagia karena mama dan papanya sudah saling mencintai." Daffa menggoda Kamila. Kali ini bahkan dia terlihat mengusap-ngusap perut Kamila dengan sangat lembut. Kamila dan nafas saling melemparkan tatapan dan senyuman penuh rasa bahagia dan haru. "Oh iya, bukankah ini waktunya kamu periksa kandungan?" Daffa segera mengingatkan Kamila, saat mengingat sesuatu."Oh iya, Mas. Benar. Bisa-bisanya a

  • Terjebak di Pangkuan Pria Lumpuh   79 Malam Pertama

    4 bulan berlalu. Di kediaman Daffa hari ini.Kamila terlihat sangat bahagia karena Daffa berencana akan mengadakan tasyakuran 4 bulan kehamilan.Banyak sekali yang Daffa undang untuk acara bahagianya itu. Termasuk seluruh keluarga besar Daffa. Mereka tak hanya berdua, Ratih yang kembali tinggal di sana turut andil mengurus semua keperluan untuk tasyakuran. Acara tasyakuran itu akan berlangsung sekitar satu minggu lagi. Tapi kesibukan sudah mulai terlihat dari sekarang. Seperti persiapan buah-buahan, makanan kering, pesanan makanan basah, dan banyak lagi. Itu semua di handle oleh Ratih. Ratih tak akan membiarkan Kamila kecapean. Semua dihandle olehnya. Ratih kini terlihat sangat menyayangi Kamila, melebihi anaknya sendiri.Ratih juga selalu mempersiapkan susu dan makanan sehat untuk Kamila. Dia sangat senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu."Jaga kesehatan kamu ya, Kamila. Mama akan pastikan kesehatan kamu. Seandainya almarhum papa kamu masih ada, beliau pasti akan sangat b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status