"Gala..." Pupil mata Bu Sukma seketika melebar. Ia seperti melihat suatu bahaya."AWAS!!!"Bu Sukma mendorong tubuh Galaksi hingga terjungkal ke belakang.DDDOOOOORRRRRRRR!!!Galaksi masih memejamkan matanya. Ia tidak tahu mengapa Bu Sukma tiba-tiba saja mendorongnya.Tes... Tes...Galaksi merasakan tetesan cairan anyir di wajahnya. Ia mengelap wajahnya dan mendapati noda merah di telapak tangannya. Lalu ketika ia mendongak ia melihat dada Bu Sukma sudah berlubang."HAH?!" Galaksi terkejut bukan kepalang."La-ri Galak... si. Selamatkan dirimu..."BRRRUUUGGGHHHH!!!Tubuh Bu Sukma ambruk ke tanah dalam posisi tengkurap di samping Galaksi."Apa semua ini?" Galaksi masih syok dengan hal yang baru saja dialaminya. Ia tak menyangka Bu Sukma mengorbankan dirinya demi melindungi Galaksi.Antariksa menurunkan shotgun ditangannya. Wanita itu menyandang senjatanya di bahunya. Ia berjalan mendekati Galaksi dengan tatapan mata yang dingin.Grep!Antariksa menjambak rambut Galaksi memaksa bocah itu
"Siapapun bisa mendapatkannya Tuan. Tergantung harga. Kami tidak memiliki kepentingan lain selain uang. Lima belas menit lagi kami akan tiba di sana. Pastikan Tuan menjadi orang dengan tawaran tertinggi jika ingin mendapatkannya," kata Antariksa melalui sambungan telepon."Baiklah jika begitu maumu. Aku akan memberikan apa yang kau inginkan."Galaksi mulai mendengar suara-suara orang mengobrol. Semakin lama suaranya semakin jelas."Akhhh! Aku tidak bisa membuka mata," batin Galaksi.Ternyata ia berusaha membuka matanya tapi tak bisa. Lampu di ruangan itu terlalu membuat silau.Grep!Galaksi merasakan ada yang memegang dagunya untuk menegakkan kepalanya."Sudah mulai sadar rupanya."Galaksi tahu itu suara Antariksa. Berarti wanita itu berhasil membawanya setelah Galaksi tak sadarkan diri."Sial!" Batin Galaksi."Bangun Gala!"BBYYYUURRR!!!Segelas air disiramkan ke wajah Galaksi. Bocah itu terjingkat. Tubuhnya meronta, hampir saja terjerembab bersama kursi yang didudukinya. Beruntung An
"Tidak mungkin! Resna Demario!!!"Laki-laki yang disebut namanya itu hanya menyeringai ke arah Galaksi.BBBBBRRRRRRRRAAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!Atap ruang itu jebol. Seorang wanita muncul dari reruntuhan."Yaaahhhooooo!!! Kalian semua!!!" Suara cempreng itu berteriak keras. Kedua lengannya sudah teracung bertransformasi menjadi basoka."Aurora???" Galaksi nyaris tak percaya jika Aurora bisa muncul di sini."Cepat bangun Gala. Emangnya lo mau dibawa tuh Om-om sangar ya?" Om-om sangar yang dimaksud oleh Aurora tentu saja Resna."Penyusup! Pasukan penjaga serang!!!" Teriak MC acara lelang tersebut.Tak berapa lama kemudian anggota mafia Mata Iblis berderap mendekat. Mereka mengepung area panggung seraya melindungi para peserta lelang di belakangnya."Bangun? Aku diikat Ra!""Ya ampun Galak, rantai berapa sih kekuatannya? Aktifin IWS lah. Itumah nggak ada apa-apanya buat lo dalam mode IWS aktif."Eh, masa sih? Galaksi tidak tahu jika IWS juga memberikan daya tenaga tambah yang luar biasa."Cepe
BBRRRRAAAAKKKKKKK!!!Tabrakan ketiga terjadi. Kali ini kapal sudah miring parah. Sebagian air masuk ke dalam kapal. Geladak sudah tergenang. Satukali lagi kapal di tabrak maka wassalam."Woee... Wooeee....!!!"Aurora serasa ditumplek dari atas ranjang. Tubuhnya meluncur cepat ke arah Galaksi.BRAAAKKKK!!!Aurora menabrak Galaksi. Tubuh bocah itu tergencet di antara dinding kapal dan Aurora."Aduuhh! Sorry Gal," ucap Aurora ketika mendapati ekspresi meringis di wajah Galaksi.Galaksi tak menjawab tapi kemudian tampak sigap menyahut lengan Aurora, menariknya mendekat sebelum gadis itu terjungkal lagi saat kapal kembali terhentak di atas permukaan air.Galaksi merapatkan diri ke dinding kapal. Tangan kanannya berpegang pada besi, sementara tangan kirinya mengalung di leher Aurora. Ia berusaha menahan tubuh gadis itu.BBRRRAAAKKK!!!Kapal di tabrak entak sudah yang ke berapa kali. Tapi kali ini serasa bertambah parah. Ranjang yang digunakan Aurora untuk rebahan kali ini meluncur cepat ke a
Galaksi mengerjap bangun karena merasakan panas menyengat tubuhnya. Hari sudah terang benderang saat ia membuka mata. Bahkan matahari sudah bersinar terik. Ini sih sudah seperti pukul sembilan pagi."Whoaa... Si manusia belagu sudah bangun rupanya."Baru juga bangun tidur Galaksi sudah diajak ribut lagi oleh Belinda. Sepertinya gadis ini tak berkah hidupnya jika tidak cari ribut dengan Galaksi."Mulut kalo ngomong dijaga Bel biar nggak kena tabok orang."Ah, mereka berdua ternyata sama saja. Tak ada yang ingin mengalah satu sama lain. Galaksi kesal saja dengan Belinda. Padahal ia tak pernah mencari gara-gara tapi selalu dimusuhi oleh gadis itu. Bahkan alasan memusuhinya sangat tidak masuk akal bagi Galaksi."Bangun Gal. Kita dah nunggu lo buat sarapan nih." Aurora mendekat. Gadis itu sekarang hanya mengenakan stelan kaos pendek dan hotpants. Kaki jenjangnya di pamerkan begitu saja."Kau tak bisa pakai celana yang lebih panjang sedikit?" Tanya Galaksi.Bukan bermaksud apa-apa. Tapi dal
Tabung-tabung kaca berisi cairan bening berwarna kehijauan memenuhi seluruh ruangan laboratorium. Sehendaknya ada ratusan tabung berisi tubuh manusia tanpa sehelai benang pun. Tubuh mereka melayang di dalam cairan, matanya terpejam sempurna. Ada selang panjang dari masing-masing tabung yang terhubung dengan sebuah mesin.Sreekkkkk!!!Pintu bergeser terbuka.Tuk! Tuk! Tuk!Langkah seseorang yang baru datang itu menggema.Profesor Faran menoleh."Rensa?" Ia terkejut melihat kedatangan Resan ke laboratorium. Sudah lama pria itu tak pernah datang.Resna tak berkata apapun. Ia berjalan mendekat, melihat isi tabung secara bergantian. Saat itulah ada satu tabung yang berderak pecah.KRAKK!!!PPYYAAARRRRR!!!Seluruh cairan di dalam tabung itu berhamburan di lantai. Tubuh manusia di dalamnya teronggok begitu saja. Resna berhenti melangkah. Sepatunya tergenang cairan hijau bening."Berapa banyak tabung yang gagal?" Tanya Resna tanpa menoleh pada profesor Faran."Dalam satu bulan ini ada sekitar
Saat digiring menuju lapangan Galaksi tidak sengaja memandang seorang bocah laki-laki yang berdiri di atas tebing. Bocah itu juga tengah melihat Galaksi. Seperti sedang menelisik sesuatu.Orang-orang bersenjata parang itu membawa Galaksi dan yang lainnya langsung menuju lapangan desa. Rupanya di sana sudah menunggu beberapa orang yang terlihat memiliki jabatan penting di dalam desa ini.Seseorang mendorong punggung Galaksi."Cepet jalannya!"Galaksi berbalik dengan cepat. Matanya telah berubah menjadi biru.BBBUUUUMMMM!!!Ya, tak ada yang menyangka jika Galaksi akan menyerang seperti ini. Orang yang terkena serangan Galaksi terkapar di atas rumput hijau dengan dada jebol. Mustahil bisa hidup jika hanya manusia biasa."JANGAN MENYENTUHKU!!!" Teriaknya yang membuat seluruh orang terkejut."HAHHH???""Galaksi itu kenapa? Kenapa dia sangat over protektif terhadap dirinya sendiri? Mengapa ia tidak segan menyerang siapapun yang berusaha mendekatinya? Ini seperti tidak wajar." Bu Sukma mempe
"Apa itu tadi?" Tanya Galaksi heran."Tidak usah dilihat maupun dipikirkan. Kelak kau akan tahu sendiri jika tinggal beberapa waktu di wilayah pulau ke dua," jawab Gavin.Kalian pikir Galaksi akan menurut dengan ucapan Gavin? Jangan harap. Larangan bagi Arsen malah seperti perintah. Dia memang tidak banyak berbicara tapi tingkahnya yang selalu berbuat sesukanya tanpa kompromi dengan siapapun ini membuat Belinda selalu uring-uringan.Sekarang saja Galaksi bahkan sudah mulai berjalan meninggalkan lapangan. Tidak perduli berapa banyak orang yang berteriak melarangnya pergi."Udah biar gue yang ngikutin. Pawangnya Galaksi nih," kata Aurora dengan pedenya.Bayangan hitam itu bergerak menuju desa. Penduduk cepat-cepat menutup seluruh rumahnya rapat-rapat sampai tak ada celah sedikitpun yang terbuka. Raut wajah mereka ketakutan. Bahkan anak-anak yang tadi tertawa riang bermain di pekarangan rumah sekarang pontang-panting berlarian cepat-cepat masuk rumah. Melihat tingkah aneh penduduk desa G