Share

53. Pertengkaran

last update Last Updated: 2025-12-24 11:30:08

Mita tidak bergerak. Napasnya ditahan, tatapannya menghujam langsung ke dalam pupil Pram yang membesar.

Di balik ketenangan yang Mita tampilkan, jantung berdebar kencang, sisa-sisa rasa takut yang lama dipendam, tapi kini telah jadi tekad.

"Lepaskan aku," desis Mita rendah, namun tajam.

"Jawab!" Pram mengguncang bahu Mita. Lantai di bawah kaki Mita seolah bergeser, namun dia tetap bergeming.

Pria itu terlalu buta oleh amarah hingga tak sadar bahwa dari layar ponsel yang tergeletak di meja, sepasang mata remaja menyaksikan segalanya.

Layar ponsel yang tergeletak di meja makan kayu itu masih menyala, memperlihatkan wajah Samudra yang pucat.

“Ma!” teriak Samudra dari layar ponsel. Remaja itu terus memanggil mamanya.

"Di mana semua aset itu? Aku butuh uangnya sekarang!" Pram berteriak lebih keras hingga, menenggelamkan suara putranya sendiri.

“Kau merampokku Mita. Kau mengambil semuanya lalu menggugat cerai aku! Bajingan kau!”

Mata Mita menatap lelaki yang dulu dinikahinya dengan penuh k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
GOOD JOB ......... Gara...terus benamkan si penjahat kelami* itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   54. Samudra dan Sagara

    Pram mengerang. Tubuhnya membentur lantai, napasnya tercekik udara yang tiba-tiba terasa asing.Belum sempat Pram bangkit, sepatu Gara sudah mendarat di rusuknya. Satu dua gerakan yang cepat dan efisien. Seperti pukulan yang tak butuh penjelasan.“Bangun,” desis Gara. “Atau kau memang cuma berani kalau lawanmu perempuan?”Pram berusaha bangkit meski masih limbung. Bukan karena tidak masih kuat, tapi sisa harga diri yang tercecer. Matanya merah, penuh amarah yang kalap. Dengan napas memburu, ia melayangkan tinju liar. Sia-sia.Gara menghindar dengan gerakan minimalis. Sebelum Pram sempat menarik tangannya kembali, sebuah pukulan telak mendarat di rahangnya.Praak!Suara tulang beradu itu membuat Mita tersentak. Kepala Pram terpelanting, darah hangat mulai merembes dari sudut bibirnya, mengotori lantai.Mita menutup mulutnya rapat-rapat. Jantungnya berdentum begitu keras hingga telinganya berdenging. Pemandangan di depannya terasa seperti fragmen film tanpa musik. Cepat, brutal, serta b

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   53. Pertengkaran

    Mita tidak bergerak. Napasnya ditahan, tatapannya menghujam langsung ke dalam pupil Pram yang membesar.Di balik ketenangan yang Mita tampilkan, jantung berdebar kencang, sisa-sisa rasa takut yang lama dipendam, tapi kini telah jadi tekad."Lepaskan aku," desis Mita rendah, namun tajam."Jawab!" Pram mengguncang bahu Mita. Lantai di bawah kaki Mita seolah bergeser, namun dia tetap bergeming.Pria itu terlalu buta oleh amarah hingga tak sadar bahwa dari layar ponsel yang tergeletak di meja, sepasang mata remaja menyaksikan segalanya.Layar ponsel yang tergeletak di meja makan kayu itu masih menyala, memperlihatkan wajah Samudra yang pucat. “Ma!” teriak Samudra dari layar ponsel. Remaja itu terus memanggil mamanya."Di mana semua aset itu? Aku butuh uangnya sekarang!" Pram berteriak lebih keras hingga, menenggelamkan suara putranya sendiri.“Kau merampokku Mita. Kau mengambil semuanya lalu menggugat cerai aku! Bajingan kau!”Mata Mita menatap lelaki yang dulu dinikahinya dengan penuh k

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   52. Amarah Pram

    Pram berbalik secepat kilat, langkah kakinya menghantam lantai dengan dentuman yang menggema di koridor rumah yang sepi. Ia menuju ruang kerja. Tempat terakhir ia menyimpan pegangan hidupnya.Di sanalah ia menyimpan aset-aset rahasia yang tidak pernah diketahui Mita. Rencana masa depannya bersama Amara, investasi yang ia pupuk dari balik punggung istrinya, semuanya ada di sana.Dan saat dia membukanya dengan tergesa-gesa, hasil yang sama dia dapatkan.Kosong."Sialan," umpatnya lirih. Ia menelan ludah yang terasa sepahit empedu.Pram menelan ludah. Ia mulai membabi buta, membuka laci meja kerjanya dengan kasar hingga nyaris terlepas dari relnya. Ia menarik laci Kertas-kertas diacak, diseret, dilempar ke lantai. Ia yakin menyimpannya di sini. Ia sangat yakin.Tiga sertifikat tanah di lokasi strategis, hilang. Rancangan proyek cluster yang ia gadang-gadang sebagai tiket kebebasannya, raib.Bahkan dua kotak beludru, merah dan biru, yang berisi perhiasan untuk Amara di ujung meja, kini ta

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   51. Maling atau Mita

    Gara beranjak dari duduknya. Kursi kulit itu berdecit pelan, seperti protes yang tertahan. Ia tidak menoleh lagi, baik pada sosok Sadewa yang duduk mematung, maupun pada tumpukan map yang menganga di atas meja.Map-map itu bukan sekadar kertas, tapi nisan bagi kepercayaan Gara yang baru saja mati.“Kenapa tidak kamu bawa semua buktinya sekarang?”Suara Sadewa terdengar tenang, namun ada getar kehati-hatian di sana. Seolah pria tua itu tahu keputusan yang diambil putranya barusan bukan keputusan kecil, dan satu kata yang salah bisa menghancurkan sisa-sisa ketegaran putranya.Gara berhenti sejenak. Pandangannya jatuh ke meja. Kertas-kertas berserakan, foto cetak, tanggal, potongan waktu dari rekaman CCTV. Tidak detail, tidak perlu, sekilas saja sudah cukup.Pola itu terlalu jelas. Alur uang yang mengalir deras, pertemuan-pertemuan rahasia, dan senyum yang sama di tempat-tempat berbeda. Pram dan Amara, merangkai kisah yang rapi, terencana, sekaligus durjana.“Aku sudah lihat cukup,” sahu

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   50. Pengkhianatan Keji

    Langkah Gara bergema di lorong marmer itu—bunyi yang monoton, tajam, dan penuh tuntutan. Biasanya, ia datang dengan tameng profesionalisme: tabung gambar di bahu atau draf proposal di tangan.Namun hari ini, Gara menanggalkan semua atribut itu. Ia datang sebagai seorang anak yang luka-lukanya mulai menganga kembali.Pintu jati besar ruang kerja Sadewa terbuka tanpa ketukan. Suara gesekan kayu berat itu memutus keheningan ruangan yang dingin, sebelum akhirnya sunyi kembali berkuasa, lebih pekat dari sebelumnya.Sadewa tidak mendongak seketika. Ia seolah sudah hafal dengan deru napas putranya yang datang bak badai tanpa izin. Saat ia akhirnya mengangkat wajah, tidak ada keterkejutan di sana.Tanpa basa-basi, Sadewa membuka laci meja kerjanya. Sebuah amplop cokelat tebal meluncur di atas permukaan meja yang mengilat, berhenti tepat di hadapan Gara.Gara tidak duduk. Ia berdiri kaku, napasnya berat dan dalam, mencoba menekan amarah yang nyaris meledak di ujung kerongkongan."Semua ada di

  • Terjerat Cinta Anak Selingkuhan Suamiku   49. Informasi dari Sadewa

    Gara tertawa kecil. Suara itu terdengar begitu renyah, seolah dengan tawa itu, ia bisa meluruhkan tumpukan beban yang baru saja menghantam pundaknya."Aku bukan anak kecil lagi, Tan," gumam Gara, menggeleng pelan saat melihat Mita dengan telaten menyendokkan sepotong rendang ke piringnya.Mita hanya mengangkat bahu, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang getir. "Anggap saja asupan energi. Dunia sedang tidak berpihak pada kita, Gar. Kita butuh kalori tambahan untuk bisa tetap berdiri tegak menghadapinya."Gara menatap porsi besar di piringnya. Aroma rempah yang kuat menguar, mencoba mengalihkan perhatiannya dari rasa sesak di dada. "Nasi Padang pilihan yang pas untuk merayakan kehancuran," sahutnya sarkastik.Mereka tertawa bersama. Namun, tidak ada binar di mata keduanya. Itu bukan tawa bahagia, itu adalah tawa dua orang yang sedang menertawakan nasib. Jenis tawa yang keluar saat kau menyadari bahwa hidup sudah terlalu kejam, dan melawan pun rasanya sudah terlalu mele

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status