Share

Bab. 47. Amelia Cemas.

    Amelia meletakan gawainya di atas nakas kamar tidurnya. Merebahkan diri di atas tempat tidur. Tempat memadu kasih bersama suaminya. Selama ini Suaminya masih bersikap biasa tak ada yang mencurigakan. Perhatian dan romantis seperti biasa. Tapi saat ada Tania dan Mama mertua di sini, sikapnya langsung berubah. Ada apa ya? 

Amelia memijit keningnya sendiri, takut apabila lelaki yang bersamanya saat ini mendua. Seandainya mendua apa aku harus melepaskan Mas Ryan? Batin Amelia. 

Amelia bangkit, ia berjalan menuju balkon lantai atas ingin menutup jendela dan korden.  Ingatan bersama Ryan kembali hadir. Saat dia memeluk pinggangnya dari belakang dan membisikan kata cinta. Bersama menikmati keindahan kota Singapore yang sangat indah ketika malam datang.

Ia menutup korden dan jendela, perasaan dari  tadi tidak enak. Untuk mengusir kegundahanya ia iseng mengecek akun medsos suaminya. Tapi tak ada apa- apa di sana. Hanya foto profil terpampang di sana. Karena memang Ryan tak suka berselancar di dunia Maya. 

  

Amelia melihat jam di dinding ternyata waktunya maghrib. Segera mengambil air wudhu, menghamparkan sajadah menghadap kiblat. Rokaat demi rokaat ia jalani dengan khusyuk, kegundahan hati yang menganggunya ia pasrahkan pada Tuhan. Amelia memohon petunjuk dengan keganjilan hari ini. 

Jam demi jam Amelia menunggu kepulangan suaminya. Ia bilang akan pulang jam sepuluh malam. Amelia memutuskan untuk menunggunya. Mencoba menghubungi suaminya. Tapi hpnya tidak aktif. 

Mencoba menghubungi sekertaris Mas Ryan yang baru tetep saja tidak aktif. Lelah menunggu ia pun tertidur di depan Tv. 

Amelia terbangun saat pipinya di tepuk oleh Ryan. 

"Sayang, kenapa tidur di sini?"  Amelia mengejap beberapa kali, ia memeluk Ryan. 

"Kukira kau tak pulang sayang," ucap Amelia manja sambil memeluk merasakan aroma parfum khasnya. 

"Mas tetep pulang sayang," ucap Ryan mengecup kening istrinya. Kemudian membopong istrinya ke kamar. 

"Aku belum menyiapkan air buat mandi Mas, ko malah di bawa ke kamar?" 

"Udah biar Mas siapkan sendiri aja, kamu tidur aja sayang. Tunggu Mas ya," Ryan mengerlingkan matanya genit.

Sudah paham dengan tindakan Suaminya, ia meminta haknya. Amelia gegas turun dan membersihkan wajahnya. Tak lupa menyisir rambutnya dan mengoleskan lipstik di bibir tipisnya. Ryan suka melihat istrinya dandan natural. Bukankah menyenangkan suami di atas ranjang berbuah pahala? 

Selesai melaksanakan kewajiban, Ryan tak lupa mengecup kening istrinya sudah melayani malam ini. Amelia tersenyum mendapat ucapan terima kasih dari suaminya. Ia merasa malu, mencurigai suaminya main serong di belakang. Padahal sikapnya tak pernah berubah dari dulu hingga sekarang. 

Ryan tertidur, wajah tampanya sungguh indah di pandang. Karena tak tahan ia pun mencium pipinya. 

"I love you, sayang." 

'I love you too, sayang. Mas janji akan selalu membuatmu bahagia,' batin Ryan. Ia pura- pura tertidur tadi. Senang mendapat perhatian dari Istrinya. Berjanji dalam hati akan segera menceraikan Tania. Menurutnya Tania merupakan benalu dalam rumah tangga. 

Mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendel. Amelia mengambil jam beker di atas nakas. Waktu menunjukan pukul enam pagi. Terdengar suara ribut memanggil nama Mas Ryan. 

"Siapa sih pagi- pagi udah ribut?" Gumam Amelia. Sedang Ryan masih pules di bawah selimut. Menyisir rambut sebentar memastikan tidak ada belek di kedua matanya. Ia berjalan menuju pintu. Saat membuka pintu alangkah kagetnya saat Tania dan Mama Mertua ada di depan pintu sambil berkacak pinggang. 

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status