Share

Prasangka Buruk

Belum dijemput, Nis?" tanya Sena menghampiriku.

"Belum, Mas Ryan masih ada kerjaan kayaknya, kamu bukanya sudah pulang tadi?"

"Iya, flashdiskku ketinggalan untung belum jauh, jadi Mas Biru masih mau putar balik."

"Kebiasaanmu yang satu ini sudah nggak tertolong lagi ya, Sen," kataku menggelengkan kepala, "untung masih ingat kalau sudah punya Mas Biru, kalau nggak bisa kupastikan Mas Birumu, akan diambil orang karena sering kamu lupakan" sambungku.

"Huusss! sembarangan kalau ngomong, lupa kalau ada dua malaikat yang selalu mengaminkan setiap ucapan yang keluar dari mulut kamu Nisya! ish, kamu mah gitu, suka banget bikin aku kesel."

Sena menghentakkan kaki melangkah menuju mejanya berada, setelah mengambil sesuatu yang dimaksud dia kembali lagi menghadapku, "Ayo! Bareng sekalian biar Mas Biru yang anterin," ajaknya, dan langsung kusetujui tanpa tapi.

Sudah jam tiga lebih dan Mas Ryan belum juga membalas pesanku, mungkin masih sib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status