Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Majikan Seksi / Bab 4 Permintaan Mendadak

Share

Bab 4 Permintaan Mendadak

Penulis: VILNOCTE
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 03:40:49

Sore itu, udara di sekitar kolam renang terasa hangat dan santai. Tawa dan percakapan ringan mengisi suasana. Ariana duduk bersandar di kursi malas, ditemani Sergio dan Andrew di sisi kanan.

Sementara di kejauhan, Diego dan Jorge tampak sibuk dengan pekerjaan taman, meski nyatanya, suasana sudah lebih mirip pertunjukan komedi.

Jorge mendekati Diego dengan ekspresi penuh niat iseng. Tanpa aba-aba, ia mengarahkan selang air langsung ke tubuh sahabatnya.

Air menyembur deras, membasahi baju Diego dalam hitungan detik.

“Hei, Jorge! Berhenti!” seru Diego, tapi tawanya malah pecah bersama cipratan air yang muncrat ke mana-mana.

Tawa Ariana ikut pecah melihat adegan itu. Sergio pun terkekeh lepas, menepuk pahanya ringan, menikmati kelakuan kedua pekerja mudanya yang semakin akrab dari hari ke hari.

Hubungan antara mereka kini sudah jauh dari formalitas kaku. Setelah beberapa hari bekerja di rumah itu, Diego dan Jorge tak lagi canggung berada di sekitar tuan dan nyonya rumah.

Diego meraih ujung bajunya, menariknya hingga terlepas. Tubuhnya yang basah dan berotot terlihat jelas dalam cahaya sore yang keemasan.

Tetesan air menelusuri garis ototnya, dan dari sudut matanya, ia bisa menangkap pandangan Ariana yang sekejap menoleh lalu cepat-cepat mengalihkan mata.

“Andrew, lihat tingkah mereka,” kata Sergio sambil tertawa.

Andrew mengangguk pelan, sedikit kikuk, lalu berujar, “Maaf, Tuan. Saya akan menertibkan-”

“Tidak perlu,” potong Sergio sambil melambaikan tangan. “Justru rumah ini terasa hidup karena mereka. Bukankah begitu, Ariana?”

Nada suara Sergio menggoda.

Ariana tampak terkejut oleh pertanyaan itu. Ia menunduk cepat, dan meski tak berkata banyak, rona merah samar sudah terlihat jelas di pipinya.

“I... iya,” balasnya pelan.

Diego sempat melirik sekilas. Jantungnya berdetak lebih cepat. Wajah Ariana, yang biasanya tenang dan anggun, terlihat makin memesona dengan semburat malu seperti itu.

Tanpa menunggu lebih lama, ia pamit untuk mengganti baju dan mulai melangkah cepat menuju mes karyawan.

Namun baru beberapa langkah, suara Sergio menghentikannya.

“Hei, Diego! Kemari sebentar.”

Diego berbalik, kembali menghampiri dengan langkah mantap. Bajunya yang basah masih digenggam di tangan kanan, air menetes perlahan ke tanah.

“Iya, Tuan?”

Sergio tersenyum tipis. Pandangannya sekilas mengarah ke Ariana, lalu kembali ke Diego.

“Aku dengar dari Jorge, kamu cukup ahli dalam pijat-memijat,” ucap Sergio.

Diego mengerutkan dahi. “Ah... saya bisa, Tuan. Tapi, tidak sehebat yang Jorge bilang. Dia suka melebih-lebihkan.”

Sergio tertawa kecil. “Ahli atau tidak, yang menilainya bukan kamu, tapi orang yang menerima pijatan itu.”

Tanpa banyak bicara, Sergio memberi isyarat ke Andrew. Beberapa menit kemudian, Andrew kembali dengan sebuah botol kaca bening berisi minyak herbal. Aroma hangat rempah dan lavender langsung menyeruak pelan.

Diego menerima botol itu dengan ekspresi ragu. “Ini untuk saya, Tuan?”

Sergio mengangguk ringan. “Istriku bilang tubuhnya kurang enak badan. Tolong pijatkan punggungnya.”

Ariana yang sejak tadi diam, langsung menoleh, matanya membesar.

“S-sayang, kenapa aku?” ucapnya cepat.

Sergio berdiri dan menahan gerakan istrinya yang hendak bangkit, menepuk bahunya lembut.

“Selama tiga hari ini kamu tidak berhenti mengurusku. Waktunya kamu yang dimanjakan sedikit,” katanya ringan, nada suaranya terdengar seperti godaan kecil yang hanya dimengerti mereka berdua.

“Anggap saja ini balasannya.”

“Tapi...” Ariana mencoba menyanggah. Suaranya nyaris hilang.

Diego hanya berdiri membeku, masih memegang botol minyak di tangan. Wajahnya memanas. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap.

Sementara itu, Sergio justru menahan tawa melihat ekspresi Diego yang jelas-jelas salah tingkah.

“Diego,” ucapnya dengan nada bercanda, “aku titip istriku yang cantik ini. Jangan macam-macam, ya?”

Diego tersentak. “A-aku tidak akan berani, Tuan!”

“Haha! Santai saja. Aku cuma bercanda,” kata Sergio sambil tertawa ringan, lalu berjalan pergi bersama Andrew dan Jorge.

Kini Diego benar-benar sendiri. Bersama Ariana, di sisi kolam renang.

Ia menelan ludah. Tegukan kering. Udara seolah berubah sedikit lebih padat.

Dan saat ia menatap ke arah sang majikan, wanita itu perlahan mulai berbaring, membalikkan tubuh, memunggunginya. Gerakan tangan wanita itu pelan tapi tegas, menarik tali kimononya hingga bagian punggungnya terbuka sepenuhnya.

Kulitnya bersih, halus, dan bercahaya di bawah sinar sore. Napas Diego nyaris tercekat melihat pemandangan itu.

Tangannya yang memegang botol bergetar halus. Ia memalingkan wajah sejenak, mencoba mengatur napas dan menyusun ulang akal sehatnya.

Namun satu hal kini pasti, apa pun yang terjadi setelah ini, akan selalu membekas di hatinya.

Bersambung...

VILNOCTE

Terima kasih sudah membaca ✌😊

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 47 Terlalu diam

    Dua minggu telah berlalu sejak Diego terakhir kali terbaring lemah di rumah sakit.Waktu berjalan perlahan, namun dalam keheningan itu, banyak hal yang tumbuh dan menguat—terutama rasa percaya Ariana terhadap dirinya sendiri, dan kekaguman Diego terhadap perempuan yang nyaris tak pernah menyerah dalam menghadapi segalanya.Selama masa pemulihan, Ariana nyaris tak pernah beranjak jauh dari sisi Diego.Ia merawat pria itu dengan penuh kelembutan, memperhatikan jadwal minum obat, memastikan pola makan, hingga hal-hal kecil seperti mengingatkan agar Diego tak menggerakkan tubuhnya terlalu cepat.Tak sekalipun ia mengeluh, bahkan saat matanya memerah karena kurang tidur, ia tetap tersenyum setiap kali Diego membuka mata dan mencarinya.Jorge juga memainkan perannya dengan baik.Ia menjadi orang yang selalu hadir, mengimbangi kecanggungan Diego dan meredakan ketegangan Ariana dengan gurauan-gurauan kecilnya.“Kalau Diego terlalu banyak diam, itu artinya dia menyusun kalimat agar terdengar pu

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 46 Kamu pulang, itu yang penting

    Dua Hari Kemudian...Pagi hari itu, sinar matahari menyusup pelan melalui kisi tirai jendela ruang rawat, mengambang lembut di antara aroma disinfektan dan udara pendingin yang stabil. Di sudut ruangan, Ariana berdiri di dekat jendela, merapikan map kecil berisi dokumen medis dan resep yang telah ia ambil dari bagian farmasi sejak pagi. Sesekali matanya melirik ke arah Diego yang masih berbaring, napasnya tenang, matanya mengamati langit-langit seolah menghitung waktu yang bergerak lambat.Pintu diketuk singkat, lalu terbuka. Seorang dokter pria berusia pertengahan tiga puluhan, mengenakan jas putih bersih dan kacamata persegi tipis, melangkah masuk bersama dua perawat wanita yang masing-masing membawa alat pemeriksaan.“Selamat pagi,” sapa dokter itu, hangat namun profesional. “Kami akan melakukan pemeriksaan terakhir sebelum menentukan apakah pasien sudah bisa dipulangkan.”Diego yang sudah bisa duduk bersandar menyambut dengan anggukan kecil. Wajahnya memang belum sepenuhnya pulih—m

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 45 Tetap disisimu

    Di ruang kerjanya, Juan berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke selatan, memperhatikan siluet Giralda di kejauhan. Tangannya diselipkan di saku celana, postur tegapnya tampak tenang, tapi alisnya menyiratkan ketidaksabaran.Pintu terbuka tanpa ketukan. Seorang wanita muda, ramping, mengenakan setelan hitam dengan detail merah darah pada kerahnya, melangkah masuk. Rambut cokelatnya disanggul rapi, dan raut wajahnya netral, nyaris tanpa ekspresi."Lucia," kata Juan tanpa menoleh. "Ada kabar dari orang-orangmu?"Lucia menutup pintu, berjalan perlahan hingga berdiri dua meter di belakangnya. “Sudah aku konfirmasi. Polisi belum menemukan apa pun yang bisa mengaitkan Anda dengan insiden itu. Tapi…”“Tapi?”“Salah satu penyelidik bertanya langsung kepada Ariana hari ini. Artinya, mereka bergerak, meski tanpa arah yang jelas.”Juan menarik napas panjang. “Lalu bagaimana reaksi Ariana?”

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 44 Kartu yang belum di buka

    Cahaya pagi menyelinap malu-malu dari celah tirai jendela rumah sakit. Aroma antiseptik masih menyelimuti udara, berpadu dengan samar harum kopi yang dibawa suster beberapa menit lalu.Di kursi samping tempat tidur, Ariana sebelumnya duduk sambil melipatkan baju bersih yang baru diambil dari koper. Tapi kini ia sedang keluar—katanya hendak membeli sesuatu di apotek lantai dasar.Kesunyian itu yang kemudian dipecah oleh ketukan pelan pada pintu.“Masuk,” ujar Diego, suaranya serak karena belum banyak bicara pagi ini.Pintu terbuka. Andrew melangkah masuk dengan langkah tenang, jas hitamnya terlihat rapi seperti biasanya. Wajahnya tampak serius, namun tidak menunjukkan kecemasan berlebihan.“Selamat pagi,” ucap Andrew sembari menutup pintu perlahan di belakangnya.Diego mengangguk lemah. “Pagi, Tuan Andrew. Sendirian?”“Ya. Kurasa lebih baik bicara berdua dulu,” sahut Andrew sambil menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Ia membuka map

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 43 Sekarang Giliranku yang Dijaga

    Pagi hari – pukul 10.00Ariana duduk di sisi ranjang rumah sakit, mengenakan atasan lengan panjang warna krim dan celana santai abu lembut. Di pangkuannya, sebuah talenan kecil dan pisau mungil. Tangannya lincah memotong sebuah apel menjadi potongan kecil, lalu menaruhnya di mangkuk kaca bening. Ia menyodorkan sepotong ke arah Diego, yang menyender pelan di ranjang dengan beberapa bantal menopang punggungnya."Aku tahu kamu tidak lapar," ucap Ariana, nadanya setengah memaksa namun tetap lembut. "Tapi ini manis dan segar. Coba satu potong saja."Diego membuka mulutnya dengan pasrah. “Aku tidak punya banyak pilihan, kan?” “Yup, pasien tidak punya pilihan,” balas Ariana, menyuap potongan lainnya.Suasana itu terhenti seketika saat pintu kamar diketuk, lalu terbuka pelan. Seorang dokter pria paruh baya masuk, diikuti oleh dua perawat wanita berseragam biru muda. Aroma antiseptik mengambang di udara.“Selamat pagi,” sapa dokter itu, dengan suara hangat dan tenang. “Maaf mengganggu. Kami a

  • Terjerat Cinta Majikan Seksi   Bab 42 Menunggumu Membuka Mata

    Sinar matahari pagi menyelinap dari celah tirai, menebar cahaya lembut ke seluruh sudut ruangan. Udara terasa tenang, dan aroma khas rumah sakit samar tercium, bercampur dengan wangi bunga segar dari vas kecil di sudut ruangan.Diego perlahan membuka mata. Kelopak matanya terasa berat, dan tubuhnya masih lelah, tapi kesadarannya mulai pulih. Pandangannya sempat buram, namun perlahan fokus—dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Ariana, tertidur di sisi ranjangnya.Kepala Ariana bersandar tepat di atas tempat tidurnya, tangannya masih menggenggam tangan Diego yang terbaring. Wajahnya terlihat tenang meski masih menyisakan guratan lelah, dan beberapa helai rambutnya jatuh ke pipi.Diego tersenyum kecil. Dengan tangan yang masih lemah, ia mencoba mengangkatnya sedikit, lalu dengan hati-hati mengelus kepala Ariana. Jarinya menyibak pelan rambut dari wajah sang kekasih, menyentuhnya dengan lembut, takut membuat sang kekasih yang tengah tidur terbangun.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status