"Alisa masuk," ucap Dian yang tersenyum.
"Ibu Dian apa kabar?" ucap Alisa menyalami tangan Dian.
“Alhamdulillah baik,” jawab Dian.
Ibu Dian tambah cantik aja," ucap Alisa memuji.
"Alisa yang tambah cantik, cantik banget, penampilannya juga jauh berbeda,” ucap Dian yang memandangnya.
Alisa sedikit tersenyum saat mendengar ucapannya.
“Isa kesini ngapain,” tanya Dian.
“Isa mau bayar hutang,” ucapnya.
“Hutang apa,” tanya Dian.
“Hutang sekolah Isa bu,” jawabnya.
“Hutang sekolah Isa sudah lunas,” jawab Dian.
“Belum,” jawab Alisa.
“Kalau hutangnya belum lunas, ijazahnya nggak bakalan dikasih,” jawab Dian.
“Hutang Isa masih banyak dan Isa belum ada melunasi dan membayar,” jawab Alis
"Hubby, apa kita masih lama ke rumah sakitnya,” tanya Alisa.Attar menggelengkan kepalanya. “Tunggu sebentar ya, ini pekerjaan tinggal dikit lagi.” pria itu sedang menyelesaikan pemeriksa berkas penekanan kontrak terhadap kliennya.“By, Isa duduk di sofa ya.".“Iya sayang,” jawab Attar yang tidak terlalu memandang ke arah istrinya. Attar sangat fokus memeriksa berkas-berkas di atas mejanya.Attar menutup map yang sudah selesai di tanda tanganinya. Matanya mulai memandang ke arah istrinya. Keningnya berkerut saat memandang istrinya yang terlihat hanya diam melamun.Attar berjalan mendekati istrinya. Pria itu duduk di samping istrinya dan melingkarkan tangannya di pinggang istrinya. "Kenapa diam aja,” tanyanya sambil memandang wajah istrinya.&n
"Mama hari ini kita pulang,” ucap Alisa saat sudah berada di dalam kamar mamanya.“Alhamdulillah akhirnya Mama pulang juga,” ucap Nur yang tersenyum."Pak Maman juga pulang Ma hari ini,” ucap Alisa yang memberitahukan mamanya.“Iya Mama mau ke kamar Pak Maman, ngasi tahu sama Ibu Aminah kalau mama akan pulang,” ucapnya.Attar yang berdiri di samping istrinya tersenyum memandang mertuanya.“Ya sudah, ayo ma kita ke kamar depan,” ucapnya.Nur tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Attar menggendong mertuanya saat memindahkan mertuanya ke atas kursi roda.“Mama sekarang sudah mulai berat,” ucap Attar.&nbs
Pak Maman dan Ibu Aminah menangis saat mereka melihat rumah yang akan mereka tempati. Semua ini seperti mimpi bagi mereka. Mereka berbuat baik menolong tetangganya tanpa berniat mendapatkan balasan. Namun ternyata apa yang mereka lakukan mendapat balasan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya."Bapak Ibu ini rumah barunya dan ini tokonya, saya berharap bapak dan ibu bisa mengembangkan usaha dengan baik, dan Ella bisa membantu di sini,” ucap Attar.Ibu Aminah menganggukkan kepalanya. “Terima kasih nak Attar,” ucapnya.“Iya buk, kami Permisi pulang,” pamit Attar.Aminah sudah tidak sanggup membendung air matanya. “Terima kasih ya nak Alisa, nak Attar, bila kalian tidak sibuk lihat-lihatlah Ibu di sini,” pintanya.“Tentu,&rdqu
Alisa memeluk tubuh suaminya dari belakang. Ia menyandarkan wajahnya di punggung lebar suami."Ada apa Sayang?" Attar yang memegang tangan istrinya yang berada di atas perutnya."Isa cuma ingin memeluk hubby seperti ini," ungkap Alisa."Apa nggak pengen memeluknya dari depan," ucapnya yang sengaja menggoda istrinya.Alisan yang berada di belakang punggung suaminya tersenyum saat mendengar ucapan suaminya. "Kalau dari depan hubby jahil,"ucapnya.“Jahil apanya?" Tanya Attar."Gak mau, Isa lagi pengen seperti ini.” Alisa semakin mempererat pelukannya di perut suaminya."Ini mau berapa lama seperti ini?” Attar bertanya ketika istrinya hanya diam memeluknya dari belakang.“Sampai Isa puas,” jawabnya.“Dari depan lebih puas lagi sayang, pindah ke depan,&rdqu
Alisa keluar dari kamar bersama dengan suaminya. Alisa memandang mamanya yang sudah duduk di meja makan menunggunya. "Mama sudah nunggu kami ya.” Alisa yang mencium pipi mamanya kanan dan kiri.Nur Tersenyum memandang putrinya. “Mama sudah lapar, sekarang makan Mama jadi lebih banyak makan," ucapnya.“Alhamdulillah Isa senang lihatnya, itu artinya mama sudah semakin sehat." Alisa duduk di kursi yang berada di samping mamanya. Senyum lebar mengembang di bibirnya.Attar menarik kursi yang berada di sebelah istrinya. Pria itu mendaratkan tubuhnya di kursi tersebut. Attar tersenyum memandang mama Mertuanya.“Mama mau apa, Isa ambilkan,” ucapnya.“Mama sudah pesan bubur ayam,” ucap Nur yang memandang mangkuk yang berisi bubur ayam yang
Alisa masuk ke dalam kamar mamanya setelah suaminya berangkat ke kantor. Hari ini Ia tidak memiliki jadwal kuliah, Alisa memutuskan untuk di rumah saja dengan mamanya."Mama belum mandi ya,” ucap Alisa yang mencium pipi mamanya.Nur menganggukkan kepalanya.“Apa Mama mau Isa yang mandikan,” tanya Alisa.“Iya Mama mau Isa yang mandikan. Mama sengaja nungguin Isa. Soalnya mama tahu hari ini Isa nggak kuliah,” ucapnya yang sedikit tersenyum.Alisa tersenyum saat melihat sikap manja mamanya. “Hari ini manja Mama kumat ya,” ucap Alisa yang mulai membuka baju mamanya dan meminta perawat yang di kamar tersebut menyiapkan air untuk membersihkan tubuh badan mamanya.Alisa membersihkan tubuh mamanya seperti bias
Attar terbangun ketika mendengar bunyi sirene di dalam kamarnya. Sirine akan berbunyi bila ada kondisi darurat. Jantungnya berdegup dengan sangat hebat ketika mengetahui bunyi sirine yang berasal dari kamar mertuanya.Attar memandang jam yang menempel di dinding kamarnya yang masih menunjukkan jam 3 pagi. Diambilnya kimono tidurnya yang ada di lantai dan memakai. Attar berlari menuju pintu kamarnya ketika mendengar suara bel yang berbunyi dari luar.Alisa membuka matanya ketika tidurnya mulai terganggu dengan suara yang terdengar berisik di telinganya. Alisa memandang suaminya yang membuka pintu kamarnya, dengan cepat Alisa menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya.Alisa memandang suaminya yang masuk ke dalam kamar. "Ada apa by, kenapa ada yang membunyikan bel di jam segini," ucapnya.Attar diam memandang istrinya, detak jantungnya terasa masih belum bisa distabilkannya saat mendeng
"Sayang kita makan dulu ya," ucap Attar yang memandang istrinya.Alisa menggelengkan kepalanya. "Isa nggak lapar by," ucapnya.“Iya hubby tahu, tapi Isa belum ada makan sama sekali. Hubby gak mau kalau lihat istri hubby sakit. Makan ya sayang, dikit aja," ucap Attar yang merayu istrinya.Alisa mengusap air matanya. Air matanya serasa tidak ada habis-habisnya mengalir, tanpa bisa dibendungnya. “Isa nggak tahu by sampai kapan Isa seperti ini,” ucapnya.“Pagi semalam Isa masih suapin Mama sarapan. Isa masih bawa Mama duduk santai di taman belakang. Isa juga tidur siang sama mama. Tapi sekarang mama sudah pergi," ucapnya yang terisak.Attar memeluk Istrinya. “Isa Harus ikhlas, Isa harus kuat, harus tabah. Hubby yakin Isa pasti bisa,” ucap Attar yang berusaha menenangkan istrinya.“Isa ikhlas by, tapi r