Share

Bab 10. Tunangan

Penulis: Shenna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 19:23:32

"Tidak! Dasar mesum!" tolak Ella cepat. Seketika wajahnya memerah, mengingat malem itu. Memalukan, menyakitkan, dan menyenangkan. "Sepertinya kau sering tidur dengan jalang," ujar Ella tiba-tiba.

"Siapa yang bilang?"

"Aku. Buktinya barusan wanita yang kau bilang bernama Alice itu mengatakan aku jalang dan kemarin, wanita yang kamu bunuh adalah wanita panggilan, bukan?"

"Pertama, aku tidur dengan mereka hanya jika ingin. Tapi kamu tidak bisa menganggapku pria brengsek hanya karena sering meniduri jalang. Aku membantu mereka mendapatkan uang. Kedua, aku tidak membunuh wanita itu. Sayangnya ikan Piranha hanya melukai beberapa bagian tubuhnya."

"Itu sama saja, kau melakukan tindakan kriminal. Apa kau tidak takut pada hukum?"

"Tidak, jika hukum berlaku padaku, pasti aku sudah di dalam penjara sejak lama."

"Kau benar-benar pria mengerikan. Apa kau seorang buronan? Seperti ... mafia?"

"Terserah padamu menganggapku seperti apa. Yang pasti pekerjaanku membuat diriku kaya raya."

"Jangan-jangan kau sering menculik wanita lain sebelum aku?"

"Tidak. Hanya dirimu," kata Alexander melangkah ke luar ruang gym.

"Kau tidak bisa seenaknya sendiri, Alexander!" geram Ella mengikuti Alexander dari belakang.

"Tentu saja bisa."

"Kau pikir yang mempunyai urusan penting dalam hidup, hanya kau sendiri? Aku juga punya urusan penting dalam hidupku."

"Urusan penting apa? Berkuliah? Tenang saja, aku sudah menyelesaikan soal itu."

"Satu-satunya cara untuk menyelesaikannya adalah membiarkan diriku pergi."

"Tidak juga."

"Aku mohon, Alexander." Ella meraih tangan Alexander. Namun, Alexander segera menepis tangan Ella tanpa menghentikan langkahnya. "AKU BERJANJI AKAN MELAKUKAN APA PUN," teriak Ella penuh frustasi.

Alexander menghentikan langkahnya, ia membalikan tubuhnya melihat ke arah Ella. "Sungguh?"

"Iya. Lagi pula kau sudah melakukan semuanya padaku."

Alexander berjalan mendekati Ella, jarinya mengangkat dagu Ella membuat wajah mereka bertemu. "Tapi karena kau sudah memberikan semuanya padaku, jadi tidak ada lagi yang ingin aku dapatkan darimu. Penawarannya tidak menarik."

"Lalu kau akan mengurungku di sini selamanya?"

"Kenapa tidak? Aku suka wanita bodoh."

Ella menepis tangan Alexander dari dagunya. "Kau brengsek." Ia berjalan menjauhi Alexander.

Alexander melihat punggung Ella yang semakin menjauh masuk ke dalam kamar. Ia tidak berniat mengejar karena wanita itu tidak akan pergi dari pengawasannya. Kunci pintu kamar Ella juga ada pada dirinya, jadi biarkan bocah itu mengurung diri.

"Sir," panggil Lionello menghampiri Alexander.

"Ya?"

"Tuan Reagan ingin bertemu Anda."

"Aku tidak ada urusan dengan pria tua itu."

"Keluarga Landtsov akan ke kediaman Hoffa dan Tuan Reagan ingin Anda pergi ke sana juga."

"Baiklah. Aku akan pergi," jawabnya setelah diam sejenak.

Pria itu mulai bersiap-siap untuk menemui Ayahnya dan para tamu yang berasal dari Rusia. Sebenarnya ia tidak tertarik dengan pembicaraan yang akan dibahas di sana. Alexander datang hanya untuk mempertahankan kerjasama antar keluarga Hoffa dan Landtsov.

Ia memakai setelan jas yang rapi lalu pergi ke tempat tujuan, yaitu mansion utama keluarganya.

Mobil yang ditumpangi Alexander perlahan memasuki gerbang yang menjulang tinggi. Mansion ini lebih besar dari mansion miliknya tapi Alexander tidak berminat tinggal di sini, jadi mansion hanya dihuni Ayah dan Adiknya saja.

Kaki panjang Alexander melangkah masuk ke dalam ruang tamu. Ia melihat Reagan dan ada dua orang dari keluarga Landtsov.

Sebuah senyum tipis terbentuk di wajah Alexander, ia berjalan ke arah dua tamunya sambil menunjukkan wajah ramah. "Selamat datang Tuan Boris dan Nyonya Ivanna. Sudah lama tidak berjumpa," sambut Alexander mengulurkan tangannya ke arah dua orang tersebut.

"Kebanggan keluarga Hoffa akhirnya datang juga," ucap Boris memeluk Alexander. "Aku terus mendengar berita membanggakan tentangmu. Tuan Reagan beruntung memiliki putra seperti Alexander."

"Putraku memang sangat hebat, dia mirip denganku saat masih muda."

Alexander duduk di samping ayahnya dan di depannya ada dua tamu. "Jika aku lemah, bisnis ini tidak akan berlangsung lama."

"Benar, diantara dua saudaramu itu, kamu yang paling berpotensi," puji Boris.

"Kudengar kamu mensponsori beberapa pertunjukan Ballet," sahut Ivanna.

"Iya, Ballet adalah seni yang sangat luar biasa, aku ingin memberikan dukungan pada mereka," jawab Alexander.

"Itu alasan Chloe menerima pertunangan ini. Dia bilang kamu tampan, seksi dan pria baik. Putriku sangat menyukaimu," ungkap Ivanna.

"Aku senang mendengarnya."

"Jika kau ingin menemui tunanganmu, pergilah, dia bilang ingin bermain biliard denganmu. Pembicaraan orang tua akan terasa membosankan," perintah Reagan.

"Baik, Ayah. Nikmati waktu kalian Tuan dan Nyonya Landtsov," pamit Alexander, keluar dari ruang tamu.

Alexander berjalan ke ruang biliard. Tidak langsung masuk, ia berdiri di depan pintu sambil menghela napas berat dan pikirannya terasa kacau.

"Tidak, semuanya harus berjalan dengan lancar," batin Alexander, menggelengkan kepala.

Tangan Alexander membuka pintu ruang biliard. Terlihatlah seorang wanita sedang bermain biliard sendirian. Namanya adalah Chloe Landtsov.

"Oh, kamu sudah datang," ujar Chloe sambil tersenyum manis menatap ke arah tunangannya, Alexander.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 14. Tidur dalam Dekapannya

    Alexander mendongak, menatap sang ayah dengan tatapan yang sulit dibaca. Kemudian, menarik napas panjang sebelum menjawab, "Dia masih terlalu muda.""Umurnya sudah 20 tahun, sudah cukup untuk menikah.""Aku bukan pedofil," tolak Alexander lagi."Wanita itu sendiri yang sudah setuju dengan rencana pernikahan ini, jadi kau tidak akan dianggap orang jahat oleh masyarakat.""Dia mengatakan itu karena masih kecil. Belum memikirkan kehidupan pernikahan setelahnya.""Kau bisa membimbingnya. Umurmu juga sudah kepala tiga.""Aku bukan seorang guru.""Kau terlalu banyak alasan, Alexander. Perjodohan ini sangat menguntungkan bagi kita. Pernikahan bukan hal yang sulit. Kau hanya perlu tidur bersama agar mempunyai keturunan, dan memberinya banyak kemewahan. Wanita akan suka saat diberi hadiah. Hanya itu yang perlu kau lakukan selama masa pernikahan, tidak perlu melibatkan cinta.""Walau tidak harus melibatkan perasaan, tapi tetap harus melibatkan komitmen. Aku tidak suka menjalin hubungan serius d

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 13. Penjualan Kotor

    "Ah jangan membahas itu," ucap Chloe."Kenapa? Itu 'kan kabar luar biasa. Ella juga pasti senang mendengar beritanya.""Benar. Aku terkejut dan senang bisa bertemu langsung dengan keluarga pendiri kampus. Apalagi di sini aku mendapatkan beasiswa penuh," kata Ella."Benarkah? Memang awalnya kamu kuliah di mana?" tanya Teresa."Aku kuliah di kotaku, Melbourne. Di Lynwoosh University.""Jadi kamu anak baru ya?" tanya Chloe dengan mata yang berbinar dan senyum lebar."Iya. Aku baru masuk.""Yee akhirnya ada anak baru juga." Chloe memeluk Ella sebentar. "Aku juga anak baru. Aku senang mendapatkan teman yang sama.""Iya. Kuharap kita terus berteman baik," balas Ella. Wajahnya tidak kalah ramah. "Tapi ... kenapa kamu pindah?" Chloe menggaruk tengkuk yang tak gatal. Pipinya juga tiba-tiba memerah malu. "Aku ... hanya ingin.""Dia berbohong. Chloe itu sebenarnya sudah bertunangan dengan pengusaha Italia, dan alasan dia ke kampus ini adalah karena pria itu. Lihat saja cincin di jarinya, sangat

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 12. Menjadi Teman

    Tanpa rasa malu, Alexander membuka ikat pinggang serta kancing dan resleting celananya sendiri. Membuat Ella melebarkan mata, tercengang dengan apa yang dilakukan pria di depannya. Dia memang pria gila. Ella berniat melarikan diri, namun, Alexander lebih cepat menarik lengannya, lalu membawa Ella duduk di sofa. "Kau tidak boleh lari sebelum memenuhi perkataanmu sendiri!" protes Alexander."Sudah kubilang aku sedang datang bulan. Dasar gila.""Tenang saja, Nona. Aku tidak akan memasukkan ke dalam milikmu. Tapi ..." Jari Alexander bergerak membuka mulut Ella. "Tapi memasukkannya ke dalam mulutmu."Ella diam membeku, melihat Alexander mulai membuka celana dalamnya. Sekarang benda panjang itu terpampang jelas di mata Ella.Alexander menyentuh kepala Ella. "Masuklah, tunggu apa lagi?""Jangan melakukan hal gila kepadaku!""Berhenti mengumpat, lakukan saja tugasmu."Ella terus diam, membuang muka dari benda yang sudah tegang di hadapannya. Namun, itu yang membuat Alexander menjadi sedikit

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 11. Permainan Billiard

    "Baru saja. Silakan lanjutkan permainanmu," balas Alexander menutup pintu ruangan tersebut.Chloe mengambil Cue/Tongkat biliard berwarna merah kepada Alexander. "Ayo bermain biliard bersama.""Tentu." Alexander mengarahkan tongkat ke bola biliard yang berada di meja biliard. Dalam sekali memukul, dua bola masuk ke dalam lubang meja biliard."Woah! kamu memang hebat," puji Chloe bertepuk tangan."Ini biasa saja.""Bagi orang hebat sepertimu pasti biasa saja, tapi bagi orang yang payah sepertiku, ini luar biasa. Aku baru berhasil memasukkan satu bola padahal sudah bermain sebelum kamu datang.""Kamu tidak payah, hanya perlu berlatih.""Emm jadi ... bisakah kamu mengajariku ... secara dekat? Maksudku mengajariku dengan detail agar aku lebih mudah mengerti.""Ya, tentu," jawab Alexander setelah berpikir sejenak.Alexander memposisikan dirinya di belakang Chloe, membuat tubuh mereka saling bersentuhan. Tongkat digenggam oleh tangan keduanya, mengarah ke lubang meja biliard."Kamu harus fo

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 10. Tunangan

    "Tidak! Dasar mesum!" tolak Ella cepat. Seketika wajahnya memerah, mengingat malem itu. Memalukan, menyakitkan, dan menyenangkan. "Sepertinya kau sering tidur dengan jalang," ujar Ella tiba-tiba. "Siapa yang bilang?" "Aku. Buktinya barusan wanita yang kau bilang bernama Alice itu mengatakan aku jalang dan kemarin, wanita yang kamu bunuh adalah wanita panggilan, bukan?" "Pertama, aku tidur dengan mereka hanya jika ingin. Tapi kamu tidak bisa menganggapku pria brengsek hanya karena sering meniduri jalang. Aku membantu mereka mendapatkan uang. Kedua, aku tidak membunuh wanita itu. Sayangnya ikan Piranha hanya melukai beberapa bagian tubuhnya." "Itu sama saja, kau melakukan tindakan kriminal. Apa kau tidak takut pada hukum?" "Tidak, jika hukum berlaku padaku, pasti aku sudah di dalam penjara sejak lama." "Kau benar-benar pria mengerikan. Apa kau seorang buronan? Seperti ... mafia?" "Terserah padamu menganggapku seperti apa. Yang pasti pekerjaanku membuat diriku kaya raya." "Jangan

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 9. Takluk dalam diam

    Selimut menutupi tubuh Ella dari ujung kaki sampai leher. Ini sudah tengah malam dan dirinya mulai mengantuk tapi matanya tidak bisa terpejam. Kejadian di kolam piranha terus terbayang jelas di otaknya. Bagaimana teriakan wanita itu sampai bau darahnya masih membekas, ia ingat jelas. Apa lagi saat dia meminta tolong kepada dirinya tapi Ella tidak bisa melakukan apa pun. Ia hanya diam membeku seperti orang bodoh. Walau tidak menyentuh korban tapi orang yang melihat pembunuhan tanpa membantu tetaplah pembunuh, ia sama saja dengan pria brengsek itu. Siapa sebenarnya Alexander? Dia sangat menakutkan. Ella juga tidak tahu sampai kapan dirinya akan hidup sebab bisa kapan saja Alexander melakukan hal serupa pada dirinya. Bahkan mungkin lebih kejam. Rencana awal Ella yang ingin melakukan pendidikan lebih lanjut di Italia agar bisa menjadi seorang Ballerina profesional, telah hangus. Ia hanya ingin membuat kedua orangnya dapat melihat putri satu-satunya tampil sempurna di panggung Ball

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status