Home / Romansa / Terjerat Hasrat Dunia Gelap / Bab 81. Panggung Penghinaan

Share

Bab 81. Panggung Penghinaan

Author: Shenna
last update Last Updated: 2025-09-04 12:00:02

Keheningan jatuh begitu berat hingga udara membeku. Semua orang menatap ke tengah ruangan, tempat dua wanita berdiri berhadapan. Namun dengan reaksi yang berbeda, satu dengan air mata yang tertahan, satu lagi dengan bara amarah yang siap melahap apa saja.

"Chloe, apa yang kau lakukan?" tegur Maria-salah satu pelatih dengan suara bergetar, campuran antara marah dan takut.

"Wanita murahan yang berani tidur dengan tunangan orang memang pantas dipermalukan!" teriak Chloe lantang.

Ella tak sanggup mengangkat wajahnya. Pandangannya hanya tertuju ke lantai, kedua tangannya menempel pada pipi yang masih perih. Bukan tamparan itu yang menyakitkan, melainkan tatapan semua orang, bisik-bisik yang menelannya hidup-hidup. Air matanya mendesak ingin jatuh, tapi ia tetap menahan dengan sisa-sisa harga diri.

"Jangan bersembunyi di balik diam, jalang!" Chloe menjambak rambut Ella kasar, menyeretnya ke hadapan semua orang.

"Akh! Chloe ... lepaskan, kumohon
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
elma
Makin seru..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 83. Tiga Bulan Terakhir

    "Tidak. Aku tidak pernah menggunakan perasaan padamu."Ucapan itu sederhana, namun bagi Ella rasanya seperti pisau yang menusuk jantungnya berkali-kali. "Jadi ... kamu sadar perasaanmu ada pada Chloe?""Chloe?" Alexander tersenyum tipis, penuh keremehan. "Aku tidak memiliki perasaan apa pun padanya."Alis Ella berkerut. "Lalu sebenarnya apa yang kamu inginkan, Alexander?""Aku hanya menginginkan kekuasaan. Bukankah sudah kukatakan itu?"Ella terdiam. Telinganya panas, kepalanya berdenyut. Ternyata orang-orang yang gila akan kekuasaan bukan hanya tokoh dalam drama yang biasa dirinya tonton. Tapi kini, ia berhadapan langsung dengan wujudnya. "Jadi kenapa kau menarik aku dan Chloe ke dalam permainanmu?""Seru. Ini menyenangkan hidupku."Wajah Ella berubah pucat. "Kau ... kau bajingan sampah! Memanfaatkan wanita, apa kau pikir itu membuatmu terlihat hebat?"Alexander mendekat, jemarinya mengelus lembut pipi Ella, kontras dengan kata-katanya yang dingin. "Tidak. Tapi hidup ini ... selalu d

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 82. Memilih

    "Kau tidak berhak!""Kenapa tidak?!" balas Chloe dengan mata berkilat marah. "Aku adalah putri keluarga Landtsov. Aku bisa singkirkan jalang itu dengan mudah. Jangan remehkan diriku, Alexander!"Alexander tersenyum tipis. "Baiklah," ucapnya tenang. "Coba lakukan semampumu." Pria itu pun berbalik, melangkah keluar kamar tanpa menoleh sedikitpun."Alexander! Kau mau ke mana?" Chloe menyusul, tumit sepatunya menghantam lantai marmer dengan nada tak sabar.Tak ada jawaban."Alexander! BERHENTI!" Suaranya semakin meninggi, pecah bersama amarah yang menelan habis akalnya. "Katakan padaku apa kekuranganku! Apa yang kulakukan salah?!"Langkah Alexander tetap tak goyah. Tubuhnya kaku, dingin, tegap, seolah Chloe hanyalah bisikan samar yang tertiup angin malam. Hingga akhirnya, pintu lift terbuka. Alexander masuk ke dalamnya, dengan wajah tetap datar serta membisu.Kaki Chloe terhenti tanpa bisa melangkah lagi. Air matanya bergetar di pelupuk, jemarinya mengepal hingga pucat. "Alexander, kembal

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 81. Panggung Penghinaan

    Keheningan jatuh begitu berat hingga udara membeku. Semua orang menatap ke tengah ruangan, tempat dua wanita berdiri berhadapan. Namun dengan reaksi yang berbeda, satu dengan air mata yang tertahan, satu lagi dengan bara amarah yang siap melahap apa saja."Chloe, apa yang kau lakukan?" tegur Maria-salah satu pelatih dengan suara bergetar, campuran antara marah dan takut."Wanita murahan yang berani tidur dengan tunangan orang memang pantas dipermalukan!" teriak Chloe lantang.Ella tak sanggup mengangkat wajahnya. Pandangannya hanya tertuju ke lantai, kedua tangannya menempel pada pipi yang masih perih. Bukan tamparan itu yang menyakitkan, melainkan tatapan semua orang, bisik-bisik yang menelannya hidup-hidup. Air matanya mendesak ingin jatuh, tapi ia tetap menahan dengan sisa-sisa harga diri."Jangan bersembunyi di balik diam, jalang!" Chloe menjambak rambut Ella kasar, menyeretnya ke hadapan semua orang."Akh! Chloe ... lepaskan, kumohon

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 80. Swan Lake

    Teresa menyeruput macha latte hangat dari cangkir keramik tipis. Aroma lembutnya menyatu dengan suasana ruang privat restoran Jepang itu. "Kenapa tidak mengajak yang lain juga? Mereka pasti senang menikmati hari libur di tempat seindah ini," ujarnya sambil meletakkan cangkir.Chloe menggeleng pelan. "Aku hanya butuh dirimu. Ada hal penting yang ingin kubicarakan."Teresa mencondongkan tubuh. "Hal penting apa?""Ponselmu. Yang sempat rusak karena tertabrak Livia, sudah diperbaiki, bukan? Kalau belum, biar aku yang urus.""Sudah. Baru kemarin selesai.""File-file di dalamnya masih aman?""Iya, semua tersimpan baik."Senyum tenang Chloe terbit perlahan. "Pas sekali. Boleh kupinjam sebentar?""Tentu, tapi ... untuk apa?""Aku dengar kamu sering mendokumentasikan video balletmu jadi diriku ingin mempelajarinya. Sungguh gerakan fouetté sangat indah.""Kamu bisa saja, aku jadi malu," kata Teresa tersi

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 79. Malam yang Diamati

    Entah apa yang sempat melintas di benak Ella, namun kini ia hanya ingin pulang. Berjalan di Brera District bersama Alexander membuatnya merasa seperti buronan, sungguh tak nyaman, seakan setiap mata bisa menembus penyamarannya. Topi dan blazer panjang yang ia kenakan tak cukup untuk meredam rasa canggung itu."Apa kamu sedang flu?" tanya Alexander. Sebab sedari tadi, Ella menutup mulut dan hidungnya rapat-rapat."Tidak. Aku hanya suka seperti ini.""Menurutku tetap terlihat tidak nyaman.""Sudah kubilang tidak apa-apa, berhenti bertanya!"Tiba-tiba Alexander merangkul pinggangnya. Tubuh mereka menyatu, hangat merambat cepat. "Apa sekarang terasa lebih hangat?"Pipi Ella bersemu, meledak dalam warna merah yang sulit ia sembunyikan. "I ... iya," jawabnya terbata. Dan meski bibirnya menyangkal senyuman, tubuhnya tak bisa berbohong, bahwa ia merasa aman."Jika ingin pulang, katakan saja. Jangan menahan diri."Ella hanya mengangguk sebagai jawaban.Langkah mereka menyusuri jalan kota Milan

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 78. Bukti

    "Apa ada penipuan lagi sekarang?" tanya Chloe ragu-ragu melihat kunci yang baru saja diserahkan oleh Alexander."Itulah sebabnya aku memberikannya padamu," jawab Alexander tenang. "Agar tak ada lagi ruang untuk kebohongan. Ambil, lalu bukalah sendiri."Dengan penuh keraguan serta rasa penasaran, Chloe menerima kunci itu, logamnya dingin menempel di telapak tangannya. Ia menoleh pada Alexander, mencari tanda-tanda kegelisahan. Namun wajah pria itu tetap datar, seakan tak ada yang mampu menggoyahkan dirinya.Klik ...!Kunci diputar, pintu terbuka perlahan. Chloe menahan napas, lalu mendorong gagangnya. Alisnya terangkat begitu melihat isinya. Ini bukan kamar rahasia yang ia bayangkan, melainkan sebuah ruang penyimpanan.Dindingnya dipenuhi rak dan gantungan. Ada pistol, granat, pedang tua, seonggok patung beruang kutub besar, kulit binatang buas yang terbentang dengan megah, dan masih banyak lagi."Itu ... beruang asli?" tanya Chlo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status