Share

Bab 125 Kendali Diri

Auteur: Secret juju
last update Dernière mise à jour: 2025-10-16 11:28:38

Perasaan yang tidak bisa Arga bagi kepada siapa pun akhirnya ia lampiaskan dengan cara lama, alkohol.

Ia tidak bisa melakukannya di apartemen. Kanara pasti khawatir dan melarangnya. Sudah lama ia meninggalkan kebiasaan ini. Biasanya, ia hanya minum segelas dua gelas saat makan malam bersama klien atau menghadiri acara resmi. Sekadar formalitas, bukan pelarian.

Namun malam ini berbeda.

Botol wine di ruangannya terbuka. Awalnya hanya satu teguk, lalu dua, lalu entah sejak kapan, tinggal sepertiga isi botol yang tersisa. Arga tidak berniat mabuk, tapi pikirannya kacau. Ia ingin diam, lupa, meski hanya sementara.

Di luar, kantor sudah gelap. Hanya lampu ruangannya yang masih menyala. Ia menatap kosong ke langit malam dari balik kaca, botol di tangan bergetar pelan.

"Sampai kapan harus terus begini?" gumamnya lirih.

Matanya sayu, kepalanya berat, tapi dadanya lebih berat lagi. Semua yang terjadi terasa menyesakkan, kebohongan, darah, dan kebenaran yang bahkan tidak ingin ia percayai.

Arga
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 137 Hidup Baru

    Beberapa hari setelah keputusan sidang ayahnya, seharusnya Kanara merasa lega. Ia tahu itu keputusan yang benar. Adil bagi semua pihak. Tapi anehnya, yang ia rasakan justru sebaliknya. Ada beban yang menekan dadanya setiap kali ia memikirkan ayahnya di balik jeruji besi. Tidur di lantai dingin, makan seadanya, dan hidup dalam rutinitas tanpa kebebasan.Kanara berdiri di depan jendela apartemen, menatap langit sore yang mulai memerah. Pandangannya kosong, pikirannya melayang jauh. Pemandangan itu sudah sering Arga lihat akhir-akhir ini. Kanara yang diam terlalu lama, seolah sedang berbicara dengan pikirannya sendiri.Arga masuk tanpa suara. Setelah melepaskan jas dan menaruh tas kerjanya di sofa, ia menghampiri Kanara lalu memeluknya dari belakang. Kanara sempat terlonjak kecil, tidak menyadari kehadiran suaminya.“Aku pulang,” ucap Arga pelan, suaranya hangat di telinga Kanara.Kanara hanya mengangguk kecil. Arga mengusap lembut perut Kanara yang membuncit, lalu menempelkan dagunya di

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 136 Kemenangan Sementara

    Hari itu, Reza akhirnya membuat keputusan. Setelah berhari-hari diliputi kecemasan, ia menatap layar ponselnya dengan jemari gemetar. Nama Sandrina terpampang di sana. Nafasnya berat, seolah ada batu besar yang menekan dadanya. Tapi kali ini, ia sudah siap menanggung semuanya.Begitu telfon tersambung, suara Sandrina terdengar tajam.“Reza, kau di mana saja?! Aku sudah bosan menunggu hasil kerjamu. Jangan bilang kau malah—”“Aku akan menyerahkan diriku ke polisi,” potong Reza datar, suaranya berat dan nyaris bergetar.Beberapa detik hening. Lalu suara Sandrina meninggi, penuh kemarahan dan ketakutan bercampur jadi satu.“Apa kau sudah gila?! Jangan bodoh, Reza! Kalau kau buka mulut, semuanya hancur! Aku juga …”Reza menutup mata sejenak, menahan getir di tenggorokan.“Aku sudah cukup, Sandrina. Aku lelah bersembunyi, lelah berbohong. Aku tidak mau terus hidup seperti ini.”“Kau pikir polisi akan percaya padamu? Kau pikir mereka akan—”Klik. Sambungan terputus.Reza menatap ponselnya b

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 135 Keluarga

    Kanara berhenti di depan sebuah rumah tua di pinggiran kota. Tempat itu tersembunyi di antara ruko-ruko yang sudah lama tutup. Ia menatap bangunan itu sejenak, memastikan tidak ada orang lain yang mengawasi. Langkahnya mantap, tapi degup jantungnya cepat.Pintu terbuka sebelum ia sempat mengetuk. Reza berdiri di sana, wajahnya terlihat lebih tua dari terakhir kali Kanara melihatnya. Rambutnya berantakan, mata cekung, dan sikapnya siaga seperti orang yang hidup dalam ketakutan.“Kau datang juga,” suara Reza datar, tanpa ekspresi.“Ayah,” ucap Kanara pelan.Reza menoleh, mempersilahkan masuk tanpa bicara banyak. Kanara mengikuti, memperhatikan ruang sempit itu. Berantakan, penuh bungkus makanan instan dan botol air kosong. Ada rasa iba yang sulit dijelaskan di dadanya.“Kau tidak seharusnya datang ke sini,” ucap Reza akhirnya. “Sandrina punya mata di mana-mana.”“Aku tidak peduli.” Kanara menatap ayahnya lekat. “Aku datang karena aku ingin kita bicara.”Reza menghela napas, lalu duduk d

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 134 Dengan Caraku

    Malam berjalan tenang, nyaris tanpa percakapan berarti. Rutinitas rumah tangga mereka tampak biasa, tapi ada jarak halus yang terasa di udara.Kanara duduk di depan meja rias dengan piyama satin berwarna gading. Gerakan tangannya lembut saat menghapus sisa riasan di wajah. Dalam pantulan kaca, ia melihat Arga masuk tanpa suara, menatapnya beberapa detik sebelum menghampiri.Tanpa sepatah kata, Arga berdiri di belakangnya, mengusap bahu Kanara perlahan sebelum mengalungkan sesuatu di lehernya. Seuntai kalung kecil berbandul sederhana tapi tampak mahal.Kanara membeku. Tatapannya naik ke arah cermin, memandangi wajah Arga yang tersenyum samar di belakang tubuhnya. “Dalam rangka apa?” tanyanya pelan, mencoba membaca maksud Arga.Arga melepaskan genggamannya, lalu berjalan ke tepi ranjang. “Tidak ada. Aku hanya ingin memberimu sesuatu.”Kanara memutar tubuhnya sedikit, menatap Arga yang kini menunduk, seolah menyembunyikan sesuatu. Ia tersenyum tipis. “Aku sudah memaafkanmu, Arga. Kalau i

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 133 Sisa Malam dan Kepala yang Berdenyut

    Athalla tahu, meninggalkan Arga di bar dalam keadaan setengah sadar bukan pilihan.Sialnya, itu berarti ia harus bertanggung jawab sampai pria itu pulang dengan selamat.Ia memapah Arga keluar dari mobil, langkahnya berat karena tubuh pria itu nyaris tak bisa menopang diri. Bau alkohol masih samar tercium dari kemejanya. Begitu pintu lift terbuka, Athalla setengah menyeretnya masuk.Di dalam, ia sempat mendesah pelan. “Kenapa bukan aku saja yang mabuk tadi,” gumamnya lirih, separuh kesal, separuh lelah.Begitu sampai di depan unit, ia menekan bel. Tak sampai satu menit, pintu terbuka.Kanara berdiri di sana dengan wajah tenang, tapi mata yang jelas-jelas kelelahan.Perutnya mulai tampak membulat, tanda waktu terus berjalan, tak peduli seberapa kusut hidup orang-orang di sekitarnya.“Bisa kau sekalian membawanya masuk ke kamarnya?” ucap Kanara tanpa banyak basa-basi.Athalla terdiam sejenak. Ada sesuatu di nada suaranya, tidak dingin, tapi juga tidak akrab.Ia mengangguk kecil, lalu me

  • Terjerat Nafsu Kakak Tiri   Bab 132 Dua Pria dan Segelas Dendam

    Athalla baru saja menyimpan berkas terakhir di meja kerjanya ketika matanya menangkap sosok yang tak asing di ruang tunggu. Arga duduk bersandar santai di kursi, kaki disilangkan, seolah kedatangannya hanyalah kunjungan biasa. Tapi dari tatapan matanya yang tenang dan dingin, Athalla tahu, pria itu tidak datang tanpa alasan.Athalla berhenti di ambang pintu. “Ternyata benar,” ucapnya datar. “Aku tidak salah lihat. Apa CEO besar sekarang punya waktu nongkrong di kantor kejaksaan?”Arga mengangkat wajah, menatap sekilas tangan Athalla yang masih terbungkus perban, pria itu belum benar-benar pulih. “Kau seharusnya lebih banyak istirahat di rumah. Atau kerja keras itu bagian dari hukuman buat dirimu sendiri?”Athalla terkekeh kecil. “Aku suka pekerjaanku. Duduk diam di rumah justru bikin aku stres.”“Dan mungkin juga bikin orang lain lebih tenang,” balas Arga datar.Athalla membalas tatapan itu dengan senyum tipis yang tak kalah sinis. “Kalimat yang menarik dari seseorang yang datang tanp

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status