Lysia yang sedang merenung tiba-tiba melihat para maid yang masuk ke dalam kamarnya.
"Silahkan dipakai ini, Nona," ucap maid tersebut dan meninggalkan Lysia yang masih terduduk di bawah ranjang.Lysia menatap sebuah gaun pernikahan yang berwarna putih dengan balutan mutiara indah. Menatap itu rasanya begitu kesal dan menjengkelkan karena dia tidak mau menikah dengan pria yang bernama Ivander."Ayo berdiri biar saya bantu," ucap maid ingin membantu Lysia mengenakan pakaian itu."Pergi saja, saya bisa bersiap sendiri." tolak Lysia."Tapi … nanti Pak Ivander akan marah, kalau anda terlambat Nona.""Tidak akan, saya bisa memakaikannya sendiri kalian pergilah dari sini!"Setelah maid yang menyimpan pakaiannya itu pergi. Lysia langsung saja berdiri dan menginjak gaun pengantin yang telah disediakan untuknya."Dasar sialan, aku sama sekali tidak akan pernah mau untuk mengenakan pakaian ini."Lysia pun merobek, mencabik dan menginjak-injak dress indah itu. Dia begitu kesal setengah mati saat melihatnya."Begitu gila, dia gila sampai-sampai ingin langsung menikahiku. Padahal aku akan berusaha untuk membayar semua hutang Papa," gumam Lysia.Pakaian yang tadinya indah itu tergeletak di bawah lantai dengan kondisi yang sudah compang-camping karena Lysia sudah merusaknya.Lalu, Lysia pun menyeringai dan dia pun menoleh ke arah jendela yang terbuka."Lebih baik aku pergi dari sini secepatnya," gumam Lysia dan langsung melangkah pergi dari tempatnya kini karena berniat untuk kabur lewat jendela.Lysia menatap ke arah bawah jendela dan rupanya tempatnya kini berada itu di lantai dua, sehingga ketinggian jendela itu tidak bisa untuk dituruni."Sprei …."Lysia pun melihat adanya sprei yang ada di atas ranjang. Lalu, dia berniat untuk menggunakan sprei dan selimut yang ada disana dan akan menggunakan kedua benda itu untuk turun."Uhk … akhirnya …," gumam Lysia sambil berkacak pinggang menatap ke atas. Rupanya dia sudah berhasil turun dan akan kabur sekarang ini.Lysia pun langsung saja membalikan badan dan berlari ke arah gerbang untuk keluar. Jangan sampai ada yang melihat dia dan berhasil menangkapnya kembali.Bruk ….Lysia mendongak menatap ke arah wajah seseorang yang barusan dia tabrak."Mau kemana?" tanya Ivander dingin sambil melipat tangan di dadanya.Lysia pun langsung menelan salivanya yang terasa begitu sulit. Kenapa bisa dia melakukan hal seceroboh ini dan sampai-sampai menabrak pria yang bernama Ivander itu."T-tidak–" jawab Lysia gugup dan ucapannya terpotong oleh Ivander"Kau ingin lari dariku, Hah?"Ivander langsung saja mencengkam rahang Lysia dengan kuat. Dia tahu betul kalau gadis ini ingin lari darinya."Jangan coba-coba untuk lari, apa kau tidak tahu siapa aku?" tekan Ivander kesal.Ucapan Ivander begitu mengerikan di telinga Lysia, terdengar begitu tajam dan membuat Lysia merinding."Pria jahat," balas Lysia menekan rasa takut akan kegarangan pria dihadapannya ini. Rasanya tubuhnya lemas dan hati dia takut, tapi dia terus menghadapi pria itu tanpa menunjukan rasa takutnya."Bagaimana caraku agar kau patuh hah?" kesal Ivander dengan perlawanan yang diucapkan oleh Lysia.Ivander pun memikirkan cara agar Lysia patuh dan menurut, lalu tiba-tiba ada pengawal yang datang menghampiri dia."Tuan … si pengkhianat itu sudah tertangkap," ucap pengawal itu datang rupanya untuk memberikan informasi.Ivander yang sedang emosi jiwa pun langsung melepaskan cengkraman tangannya dan mendorong tubuh Lysia sampai jatuh ke bawah tanah.Lalu, Ivander menghadap ke pengawal dan menyuruh dia untuk menyiapkan tempat eksekusi."Bagus, kalian sudah menangkapnya? Siapkan dia di ruang bawah tanah untuk dieksekusi. Biar saya sendiri yang akan menghukumnya setelah memberikan pelajaran kepada gadis ini," ucap Ivander dan langsung muncul ide untuk memberikan pelajaran terhadap Lysia. Agar Lysia menjadi wanita yang penurut dan takut terhadapnya.Setelah pengawal itu pergi, Ivander langsung meraih tangan Lysia dan menariknya untuk berdiri."Ayo bangun!" perintah Ivander.Lysia pun mencoba untuk menahan diri saat Ivander menariknya dengan begitu keras."Mau kemana? Saya tidak ingin menikah denganmu!" tahan Lysia."Akan kubuat pelajaran dirimu supaya patuh dan menurunkan nada bicaramu kepadaku," jawab Ivander.Tubuh Lysia bergetar hebat, dia merasa ketakutan dengan perlakuan Ivander yang kasar terhadapnya.Lysia juga merasa takut saat tempatnya kini berada begitu mengerikan dan hanya diterangi oleh cahaya obor api.Cetar … Cetar …."Arghh …."Seketika Lysia langsung menarik tangannya yang masih digusur oleh Ivander."Suara apa itu? Ada apa?" Lysia merinding mendengar suara jeritan dan rintihan yang ada di dalam sana.Ivander kembali meraih tangan Lysia dan menariknya. Dia terus saja membuat Lysia mengikuti dia karena akan menunjukan sesuatu hal.'Tuhan … suara itu terus terdengar. Untuk apa pria ini membawaku ke tempat mengerikan seperti ini?' dalam batin Lysia.Sampailah Ivander di tempat yang dituju. Dia langsung melepaskan tangan Lysia dan membiarkan dia berdiri di ambang pintu masuk.Lysia tertegun, dia menatap seorang pria yang sedang menerima cambukan hebat dan sudah terlihat penuh dengan darah segar. Lysia menelan salivanya yang terasa begitu susah saking ngerinya melihat ini. Rupanya dialah oranb yang tadi berteriak dan meringis."Ada apa ini?" gumam Lysia. Rasanya Lysia ingin menjerit minta tolong, tapi dia begitu takut sekarang ini. Bagaimana latar belakang keluarga Brxian terkenal dan terpandang bengis itu ternyata memang benar. Keluarga apa ini yang sampai menganiaya seseorang sampai seperti itu? Pikiran Lysia terus saja merasa aneh dengan apa yang dia lihat."Berhenti." suruh Ivander kepada pria yang sedang menyiksa tawanannya."Biar aku yang akan menghabisinya," ucap Ivander.Lalu, Ivander pun berjalan mendekati tawanannya itu dan berbalik dan melihat ke arah Lysia, "Lihatlah Felysia Kirania. Apakah kau tidak tahu siapa saya sebenarnya?" teriak Ivander.Ivander langsung saja membuka pakaian formal resmi yang melekat di tubuh dia sampai-sampai hanya menyisakan celana panjangnya.Ivander memperlihatkan tubuh sixpack dan perut yang kotak enam itu. Terlihat tampan dan begitu gagah. Namun, Lysia tidak melihatnya seperti itu, melainkan melihat pria yang begitu jahat yang sedang tersenyum dihadapan orang yang teraniaya. Terlihat begitu kejam dan mengerikan."Kamu tahu siapa pria ini, Lysia?" tanya Ivander kepada Lysia yang tertegun. "Dia adalah orang yang berani mengkhianati kelompok Mafia Marvori di keluarga Brxian. Jadi, dia akan aku habisi disini, didepan matamu," terang Ivander dengan senyum smirknya.DegDetak jantung Lysia rasanya tertahan, dia begitu terkejut dengan apa yang barusan di dengar. Rupanya, ayahnya itu sudah menjual dia kepada seorang Mafia?Lysia membeku dengan tatapan kosong, sungguh dia tidak mau untuk menyaksikan pembantaian ini di depan mata."Kenapa aku memperlihatkan ini kepada calon istriku Lysia?" ucap Ivander sambil masih mengecut tawanannya itu. "Karena aku ingin kau tahu kalau aku ini kejam dan tidak ingin menerima pembantahan dan pengkhianatan! Aku ingin kau patuh dan takut kepadaku sehingga tidak ada niat untuk melarikan diri."Ivander pun terus melayangkan aksinya, dan mengayunkan cambukan itu dengan tangguhnya, mendaratkan benda itu di wajah sang pengkhianat.Cetar … Cetar … Cetar ….Tadi anak buahnya melayangkan cambukan itu di bagian badan. Namun, Ivander yang kejam ini langsung saja mendaratkan cambukan itu di wajahnya."Ampun!" ringis orang yang disiksa Ivander.Lysia pun mulai mundur perlahan, dia tidak sanggup melihat penyiksaan ini. Ivander menoleh ke arah Lysia dan tersenyum smirk.Ivander langsung kembali berlutut, dia bersimpuh dan menangis dengan air mata yang deras mengalir. “Lysia, aku mohon maafkanlah aku walaupun itu sangat sulit bagimu, andai aku bisa menerima maaf darimu. Mungkin aku akan sedikit bisa bernafas dengan lega, walaupun sungguh Lysia. Aku menyesal karena telah menghabisi nyawa orang tuamu. Hanya karena Bisnisku di dunia gelap, rupanya hal itu bisa menghancurkan hidupmu,” ungkap Ivander begitu tulus dan dalam. Lysia sebenarnya merasa sangat kasihan melihat Ivander yang memang selalu berusaha untuk mendapatkan maaf darinya saat mereka berdua bertemu, Ivander pasti akan meminta maaf dengan sangat tulus, walaupun dia sendiri terlihat tidak yakin kalau akan mendapatkan maaf dari Lysia. Lysia menelan Salivanya, dia mencoba membantu Ivander untuk berdiri. “Ivander, bangunlah,” pinta Lysia dan membantu Ivander berdiri. Ivander sangat bahagia karena Lysia membantunya bangun. Mungkinkah ini sebuah pertanda baik? “Ivander, aku sudah lelah berdeba
“Papa?” ucap Fathan begitu berbinar melihat kedatangan Ivander secara mendadak. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu dan saat ini Fathan sudah sangat merindukan ayahnya itu. Lysia memasang wajah cemberut, dia tidak senang dengan kemunculan Ivander secara tiba-tiba. Fathan langsung memeluk Ivander dengan erat, bahkan dia pun menangis. “Papa, kemana saja Papa? Apakah Papa tidak merindukan Fathan? Papa sudah tiga hari tidak menemui Fathan,” keluh Fathan. Ivander mengelus kepala Fathan dan sangat teriris mendengar keluhan dari putranya itu. Selama ini dia menghabiskan waktu mengurung diri di dalam kamar, dan rupanya selama itu pula Fathan sangat menantikan kehadirannya. “Papa sangat rindu kepada Fathan, maaf ya Papa baru datang,” jelas Ivander. Kylie datang untuk menemui Lysia dan Fathan, “Lysia bagaimana kabarmu?” tanya Kylie muncul mendadak. Lysia sangat terkejut, dia kira hanya Ivander yang datang menemuinya. Namun, rupanya Kylie juga datang. “Mama,” gumam Lysia, lalu melangkah
Fathan sebenarnya kecewa dengan apa yang telah dia dengar barusan. Namun, dia hanya bisa memohon agar Lysia tidak mewujudkan ucapannya. “Fathan, Mama harap kamu bisa mengerti, Sayang. Biarkan Mama dan Papa berpisah, Mama yakin Mama dan kamu akan tetapi berbahagia nanti,” jelas Lysia. Ivander sangat kecewa karena Lysia malah membujuk Fathan agar menerima kenyataan ini. Alangkah lebih baik jika Lysia mau memaafkan dia demi Fathan bukan? “Lysia, pertimbangkanlah ucapan Fathan. Dia memang ingin yang terbaik untuk keluarganya termasuk aku. Akupun ingin yang terbaik untuk kalian berdua, karena aku sangat mencintai kalian,” jelas Ivander. “Tidak bisa Ivander. Sekali tidak ya tidak, kita tidak bisa bersama lagi dan sekarang kamu pergilah!” bentak Lysia sambil menunjuk ke arah jalan, dia ingin Ivander pergi dari sana. Ivander pun mulai perasa pusing, keadaan ini sungguh menyakiti hatinya. Di tambah memang dia sedang sakit, jadi keringat pun sampai membanjiri sekujur tubuhnya. Lysia melih
Saat ini Ivander begitu gelisah dia tidak tahu di mana keberadaan Lysia dan Fathan. “Mah, aku akan mencarinya sekarang biarkan aku pergi,” Setelah itu Ivander langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk mencari Fathan, tidak peduli dengan kondisinya sendiri yang sedang sakit. Kylie dan Axel pun tidak bisa menahan keinginan putranya untuk segera mencari Fathan mereka mendukung keputusan Ivander akan hal itu. Ivander berniat menggunakan Fathan untuk menyambung kembali hubungan dia bersama dengan Lysia, dia yakin kalau Fathan akan bisa untuk membantunya. Ivander akan berjuang, berusaha mengambil hati istrinya yang sedang murka, walaupun dia tidak tahu bagaimana cara mengambil hati istrinya yang sedang murka itu dan cara mengatasinya. Yang penting dia harus berusaha terlebih dahulu. Ivander pun segera bersiap menggunakan jas dan kemeja yang biasa menjadi stylenya. “Ma, doakan aku ya!” ucap Ivander sambil keluar dari kamarnya. Sambil berjalan dia menghubungi seseorang yang bisa dip
Sementara itu … Ivander berada di dalam bathtub dan merendam dirinya dari tadi. Dia tidak bisa melukiskan rasa sesal dan kepedihannya sendiri. Juga tidak punya teman untuk meluapkan kepedihannya. “Aku sangat mencintaimu, Lysia. Aku tidak sanggup kehilanganmu … inilah yang aku takutkan saat hendak berbicara jujur, aku sungguh takut kalau sampai kamu pergi meninggalkan aku seperti ini,” gumam Ivander sambil menangis. Tubuhnya yang tinggi dan gagah tertutupi oleh air busa. Walaupun sekarang tubuh Ivander sudah mulai menggigil, tapi tidak bisa membuat dia menghentikan perendaman ini. Dia begitu menyesal dan tidak tahu cara untuk menebus kesalahannya. “Tuan Ivander!!! Apakah Anda baik-baik saja di dalam?” Terdengar suara sayup-sayup di luar yang terus memanggil namanya. Membuat Ivander merasa terganggu. “Tuan, kami akan menghubungi Nyonya Kylie,” teriak Olivia dan Bi Surti. Mereka berdua sangat khawatir dan berniat menghubungi Kylie untuk membuat keadaan Ivander menjadi lebih baik. W
Kenyataan yang begitu pedih, mengiris hati dan benar-benar membuka luka lama yang sudah terbuang. “Ceritakan cepat, kenapa kau tega melakukan itu? Aku sudah memaafkanmu tentang semuanya, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu memang benar-benar penjahat yang sebenarnya. Bahkan kau tidak pantas untuk disebut sebagai seorang manusia!” bentak Lysia kecewa berat. Ivander tidak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya, bahkan baru sepertiga jelasan ini saja sudah membuat Lysia murka. Jadi, Ivander tidak mampu untuk melanjutkan ceritanya lagi. Ivander pun juga sungguh sangat menyesal karena perbuatannya. Andai dia bisa mengulang waktu, maka dia tidak akan membunuh kedua orang tua Lysia. Lysia langsung berdiri tegak dan menghapus air matanya, “Dasar pembunuh! Kau tega mencoba untuk menjerat orang tuaku dengan hutang, dan mencoba menjerat kesepakatan untuk menjualku kepadamu, dan ketika mereka ingin membayar hutang, disitulah kau membunuh orang tuaku!” gerutu Lysia geram. “Sudah cukup, Ivander