Terjerat Pesona Anak Mafia
Chapter 18
Karin PoV
Baru kali ini Aku benar-benar mengharapkan kehadiran seseorang, Aku takut, benar-benar takut, pria ini bagai serigala kelaparan. Matanya nanar, perlakuannya kasar, entah darimana dia belajar memperlakukan perempuan seperti ini, apa dia tak punya ibu?
Aku hanya bisa berharap pada Tuhan untuk mengirimkan siapa saja untuk menolongku. Ya, siapa saja, walau dari lubuk hatiku yang paling dalam, tetap mengharapkan Garda yang datang.
Merintih kesakitan tak membuatnya berhenti, bahkan semakin brutal. Tubuhku dipenuhi luka tapi dibanding itu, perlakuan tak senonoh Marco mungkin lebih membekas dan membuat luka batin hingga aku mati nanti. Ya, lebih baik dia bunuh saja aku, atau bila Tuhan memberiku kekuatan, biar aku saja yang melenyapkan sampah seperti dia.
Bak kerasukan setan, dia mencumbuku yang berlumuran darah, bahkan amisnya saj
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 19Hujan lebat yang menguyur seharian, membuat cuaca malam begitu dingin. Anginnya serasa menusuk hingga ke tulang. Dari kejauhan terdengar sayup-sayup teriakan pilu yang membelah keheningan malam. Seperti kata pepatah, apa yang kau tabur, itu yang kau tuai. Kalimat yang cukup untuk mewakili keadaan Marco saat ini.Setelah seminggu mendekap di tahanan polisi, kini dia berpindah ke tempat bak neraka untuknya. Mati segan hidup tak mau.“Tangan mana yang kau gunakan?” teriak seorang pria dengan wajah marah. Dia bercekak pinggang, menatap kaki anak buahnya yang menekan tangan Marco. Lelaki yang tempo hari dengan sombongnya menganiaya seorang perempuan. Kini situasi berbalik padanya.“Tidak… cukup, aku tak akan mengulanginya lagi.” Suara lelaki itu mengiba, tapi terdengar merdu di telinga Michael Lee ayah kandung Karin. Dia bisa membay
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 20Karin POVAku benar tak menyangka suatu hari akan bertemu lagi dengan daddy. Dia datang. Wajah tampannya masih seperti dulu, paling tampan dari lelaki manapun, itu menurutku.Mata kami bertemu, sorot mata yang tak sama seperti dulu. Semua pasti berubah di dunia ini, begitu juga dengan perasaan.Tapi satu hal yang ingin kutanyakan padanya, rindukah dia padaku ?“Kay …”Air mataku hampir jatuh ketika suara berat itu menyebut namaku, suka atau tidak, memang aku rindu dengan panggilan itu.Kayra, seperti kata kunci yang menyatakan bahwa kami adalah ayah dan anak dan tak ada yang bisa memungkiri itu.“Daddy datang ? untuk apa ?” Kalimatku terhenti ketika ia mendekat, diraihnya tanganku dengan kasih, sama seperti dulu. Yang kubenci adalah air mataku jatuh, rahangku terasa kelu.Aku ingin
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 21“Karin mana ?” Suara Garda memecah konsentrasi Wisnu. Pria yang sedari tadi fokus memandangi gelas yang berisi air berwarna kecoklatan. Beberapa kali dia bergidik, mungkin membayangkan rasa dari minuman yang beraroma menyengat itu.Garda sampai mendecih karena pertanyaannya tak dijawab, lalu memukul pelan pundak rekannya itu.“Oh, Karin pergi dengan Jenderal dan Rendra, mereka bilang tak perlu pengawalan karena terlalu mencolok.”“Hmm, lalu ada apa dengan gelasmu itu ?” tanya Garda sambil ikut memandangi gelas di depan Wisnu.“Tak ada, ini pemberian Karin.”“Hmm, itu ramuan ? Memangnya mas Wisnu sakit ?” ledek Garda sambil mengikuti logat Karin saat memanggil Wisnu.“Dia bilang saya ada usus buntu,” jawab Wisnu menyeringai kesal.“Ha ?”Garda menggaruk-garukan kepalanya, ia
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 22Yunlee mendecak kesal sambil menutup matanya, beberapa kali ia mengintip lagi, pemandangan panas itu belum selesai juga. Kapten masih bergerilya hingga tanpa sadar membuat tubuh Karin terpojok ke dinding.Terdengar suara napas yang terengah lalu diikuti dengan desahan menderu dari keduanya. Garda tak memberikan Karin kesempatan untuk lepas darinya, bibirnya seakan ingin terus bertautan, lupa dengan apa yang dulu ia yakini, bahwa ia tak akan pernah jatuh cinta dengan wanita ini.“Sial, apa mereka tak sadar di sini ada aku,” guman Yunlee yang akhirnya pergi dari sana. Awalnya ia ingin menemui Karin dan menyampaikan pesan Michael Lee namun nyatanya ia malah melihat dua insan yang sedang mabuk asmara.“Kapten cukup, orangnya sudah pergi,” ucap Karin sambil terbata. Ia berusaha dengan keras mendorong tubuh Garda.“Baguslah, ayo kita
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 23Darah Karin seakan mendidih, rasanya ia ingin memuntahkan lava panas dari mulutnya, beberapa kali ia menghembuskan napas kasar. Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Ayu membuat darah tingginya kumat.“Grr,” erangnya dalam hati. Ayu begitu semringah mengumbar hubungannya dengan Garda. Kalau hanya itu sih, Karin tak menyoal. Dia tak mau ambil pusing. Hanya saja, Ayu selalu menyindirnya, terang-terangan.“Aku pulang dulu ya, kalian terusin aja,” ucap Karin dengan senyum tipis mengembang di wajahnya. Itu saja sudah susah payah ia lakukan. Entah kenapa ia jadi semeja dengan Ayu dan teman-temannya yang riuhnya seperti satu RT.“Oh, ya sudah. Masih perlu pengawalan gak ? kalau nggak Gardanya aku tahan dulu ya, masih kangen ni soalnya,” kata Ayu yang langsung memeluk tangan Garda. Gadis itu terus tersenyum tanpa memperdulikan Gar
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 24Sinar matahari tampak dari sela tirai berwarna putih terang, memaksa Garda membuka matanya sejenak. Dia menoleh ke arah jam dinding yang menandakan ini sudah saatnya dia bangun.Dia menguap, matanya terasa masih betah untuk terpejam. Beberapa saat dia mengerutkan dahinya, teringat akan sesuatu yang penting.Lelaki berperawakan tinggi besar itu bangun menuju kamar Karin, dia mengetuk beberapa kali, namun belum ada jawaban.Terakhir setelah mereka berpelukan, badan gadis terasa panas, beberapa kali Garda memaksanya minum obat, entah dilakukan atau tidak.“Karin, kamu sudah bangun?” panggil Garda untuk kesekian kalinya. Baru saja akan nekat memaksa masuk, terdengar suara gagang pintu ditekan dari dalam.“Hmm, tapi mau tiduran lagi, kepalaku sakit.”Karin kembali lagi ke peraduannya, disusul Garda dari belakang.&ldq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 25Garda menarik napas panjang, dia mengetuk pintu apartemen Karin. Rasanya enggan ingin menyampaikan kabar bahwa dirinya ditugaskan ke Papua.Dia menghembus napas lagi, belum selesai menata ekspresi, pintu itu terbuka. Karin muncul di muka pintu dengan senyum semringah.“Masuk Kapt, mas Rendra lagi masakin makan malam.” Garda hanya mengangguk, walau tersenyum, tapi wajah lelah Karin tetap terlihat. Mungkin kondisi tubuhnya belum pulih, pikir Garda.“Masih gak enak badan?” tanya Garda sambil menyentuh dahi Karin.“Nggak kok, sudah mendingan. Ayo ke dalam!”Garda mengikuti langkah Karin, menatap punggung Rendra yang masih sibuk dengan perkara dapurnya. Dia tersenyum simpul, bisa-bisanya seorang Rendra yang terkenal cuek, berjibaku dengan panci dan wajan.“Kok jadi Rendra yang masak?&rdq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 26Seminggu sebelum keberangkatan Garda ke Papua, Jenderal akhirnya menyetujui hubungan keduanya, walaupun banyak syarat yang diajukan oleh orang tua itu.Garda yang awalnya memaksa kedua orang tuanya untuk melamar Karin akhirnya harus pasrah. Jenderal tak menyetujui mereka menikah dalam waktu dekat.Cukup tunangan saja, tegas pria tua itu. Dan hari ini, acara pertunangan akan digelar secara sederhana. Persiapan yang cukup singkat dan hanya akan dihadiri oleh keluarga inti saja.“Ibu kecil cantik sekali,” puji Agatha sambil memangku Bian. Karin tersenyum, memainkan jari mungil Bian, kadang ia melirik ke arah depan, melihat wajah masam mantan suaminya yang sedang mengemudikan mobil.Hyuga tak setuju dan tak kan pernah rela dengan hubungan keduanya. Perasaannya sakit, apalagi harus mengantar Karin pada Garda, pria tampan sialan yang merebut kekasih h