Share

BAB 4

Penulis: Ede Thaurus
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-03 10:02:21

[Sarah, bisakah hari ini kau luangkan waktu?] Sarah yang sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, membaca pesan yang dikirimkan Rachel dengan kesal.

[Untuk apa?] balas Sarah singkat.

Hari masih pagi tapi Rachel sudah mengajaknya bertemu. Sarah menduga pasti ada persoalan di sekolah musik, karena itu Rachel menghubunginya sepagi ini.

[Theo ingin bertemu dan membicarakan rencanamu untuk mengajar putrinya.]

[Aku akan tiba di sekolah musik jam 2 siang. Waktuku kosong sampai jam 4,] balas Sarah cepat. Lagi-lagi dia merasa bersemangat karena akan bertemu dengan Theo. Lalu seakan seseorang menamparnya dengan keras, Sarah kembali menyadari bahwa Theo adalah suami seseorang.

Siang itu, Sarah tidak membuang waktunya dan langsung berangkat menuju ke sekolah musik. Sarah merasa putus asa karena tidak bisa mengendalikan perasaannya. Meski menyadari bahwa Theo adalah pria beristri, namun hati Sarah tetap berbunga-bunga membayangkan akan bertemu dengannya sebentar lagi.

[Kalau sudah tiba, segera ke ruanganku.] Sarah baru saja turun dari kereta ketika pesan dari Rachel masuk. Dia segera bergegas berjalan setengah berlari menuju ke sekolah musik.

"Masuk," teriak Rachel setelah Sarah mengetuk pintu ruangannya.

"Halo," ucap Sarah canggung begitu melihat Theo yang langsung berdiri begitu Sarah masuk.

"Theo, ini guru yang akan mengajar putrimu. Kalian sudah bertemu semalam," ujar Rachel sambil menunjuk sofa. Sarah segera duduk di sofa yang ditunjuk Rachel.

"Oh iya, guru yang kelemahannya adalah kurang sabar," sahut Theo membuat pipi Sarah memerah.

"Maaf, bagaimana saya harus memanggil anda?" tanya Theo sopan.

"Panggil saja nona," jawab Rachel mewakili Sarah.

"Sekali lagi maaf, saya lupa. Nama nona adalah?" Sarah tertawa sinis di dalam hatinya. Theo bahkan tidak mengingat namanya.

"Sarah." Theo mengangguk lalu segera menjelaskan peraturan yang ada di rumahnya.

"Baik Nona Sarah, saya memiliki beberapa hal yang perlu anda ketahui. Putri saya tidak terlalu nyaman dengan kehadiran orang asing, karena itu saya ingin dia belajar di rumah, di tempat yang dia kenali. Dia juga sering tantrum kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Kemampuan verbalnya sudah baik, tapi dia masih sering mengulang kata. Selama kelas anda akan ditemani oleh perawatnya atau saya atau asisten pribadi saya." jelas Theo.

"Apakah dia agresif?" tanya Sarah tanpa basa-basi. Theo tampak kaget mendengar kelugasan Sarah, karena biasanya orang tidak akan bertanya seperti itu.

"Terkadang. Ada orang-orang tertentu yang bisa dia cakar atau gigit ketika tantrum. Tapi dia tidak pernah melakukannya dengan saya."

"Bolehkah saya tahu spektrum autisme nya? Terapi apa saja yang sudah dan masih dilakukan? Lalu bagaimana dengan dietnya?" Theo memandang Sarah dengan risi.

"Maaf, tapi saya hanya ingin anda mengajarinya musik. Jadi saya tidak perlu menjelaskan hal-hal lainnya," jawab Theo tersinggung. Sarah menyadarinya.

"Maaf, saya-" Theo segera memotong perkataan Sarah.

"Untuk waktu dan hal-hal lainnya, akan saya bicarakan dengan Rachel. Terima kasih," ucap Theo sambil berdiri.

"Rachel, aku harus bekerja. Nanti aku akan menghubungimu lagi." Theo segera keluar dari ruangan Rachel tanpa mengucapkan apapun kepada Sarah.

"Kau benar-benar keterlaluan!" bentak Rachel setelah Theo menghilang dari pandangannya.

"Sudah berapa kali aku bilang, jangan mencari masalah dengan orangtua murid. Lakukan saja tugasmu untuk mengajar, tidak usah ikut campur masalah yang lain." Sarah diam, untuk pertama kalinya dia setuju dengan Rachel.

"Apa kau pikir kau lebih baik daripara orangtua itu? Kau pikir kau lebih memperhatikan anak-anak itu daripada ayah dan ibunya? Selama ini aku menahan diri, tapi kali ini kau harus mendengarnya. Yang kau lakukan bukan semata-mata karena perhatian, tapi karena kesombonganmu!" sembur Rachel yang merasa kesal karena Sarah telah menyinggung perasaan Theo.

"Maafkan aku," ucap Sarah pelan lalu berdiri dan keluar dari ruangan Rachel dengan wajah tertunduk.

Kali ini Sarah merasa sangat terpukul. Andai bukan Theo, dia pasti akan membalas dengan sengit. Tapi karena Theo, dia hanya bisa menginstrospeksi dirinya sendiri.

'Aku bukan ingin ikut campur. Aku hanya ingin tahu metode apa yang harus aku lakukan untuk mengajarnya dan kapan waktu yang pas, agar efektif,' batin Sarah sambil berjalan dengan lunglai menuju ke ruang tunggu guru.

"Ada apa kak?" tanya Catri yang sedang bersiap untuk mengajar. Sarah hanya menggelengkan kepala lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa empuk yang berada di samping jendela.

"Cat, apa kau pernah bermasalah dengan orangtua murid?" tanya Sarah sambil memandang ke luar jendela.

"Aduh, jangan sampai. Catri sih sebisa mungkin menjaga perasaan orangtua. Aku enggak seberani itu," jawab Catri engan suara cemprengnya. Sarah mengangguk.

"Aku ngajar dulu ya."

"Oke," jawab Sarah pelan. Dia segera merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dia masih punya waktu hampir dua jam sebelum mengajar. Setelah kebijakan yang Rachel buat, kini dia jadi punya waktu luang yang cukup banyak. Orang dewasa biasanya baru bisa kursus setelah pulang kuliah atau pulang kerja.

Rachel berbaring sambil menatap langit terang yang terlihat dari jendela yang ada di hadapannya. Dia teringat semua perselisihan yang pernah terjadi antara dirinya dan para orangtua murid. Kalau saja bukan Rachel bosnya, dia pasti sudah dikeluarkan sejak lama.

Sarah semakin merasa bersalah karena telah menyebabkan banyak masalah bagi Rachel, tapi dia tidak pernah menyesali tindakannya terhadap para orangtua itu.

Tidak jarang Sarah menghabiskan setengah waktu mengajarnya untuk mendengarkan muridnya menceritakan keluh kesah mereka tentang orangtua, sekolah dan teman-temannya. Sarah mengerti perasaan mereka dan dia selalu berada di sisi mereka.

Dia pernah memaki seorang ayah yang memukul sang anak di depannya. Dia pernah mengusir seorang murid karena mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, orangtuanya tidak percaya. Maka setiap kelas Sarah selalu merekamnya tanpa sepengetahuan sang murid. Hingga kejadiannya terulang kembali, tapi kali ini Sarah punya bukti. Namun, orantuanya malah meminta Sarah menghapus video itu atau dia akan dilaporkan karena merekam tanpa izin.

Sarah tidak pernah merasa lebih tahu dari mereka, dia hanya tidak tahan melihat anak-anak yang diabaikan. Namun peristiwa kali ini benar-benar membuat Sarah terpukul. Dia yakin Rachel akan mencari guru lain untuk menggantikannya mengajar anak Theo. Sarah yang kelelahan, perlahan tertidur.

"Hei bangun," Sarah segera melompat dari sofa dan melirik jam tangannya. Ternyata dia tertidur selama sejam.

"Ada apa? Mengagetkanku saja," gerutu Sarah kepada Rachel.

"Barusan Theo menghubungiku, bisakah kau mulai mengajar putrinya besok?" 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 112

    "Aku memikirkan perkataan Derick tadi," ucap Theo saat dia dan Sarah sudah selesai membersihkan diri. Malam ini adalah malam pertama mereka. Kemarin mereka kelelahan setelah pesta yang diadakan hingga lewat tengah malam. Mereka segera tidur dan menyiapkan fisik untuk pesta hari ini. Sarah dan Theo duduk berdampingan di atas tempat tidur besar milik Theo. "Kenapa? Apa kau tidak ingin punya anak?" tanya Sarah berhati-hati. "Memiliki anak terasa seperti mimpi buruk bagiku," desah Theo lalu menutup wajah dengan kedua tangannya. Sarah mendekati Theo lalu memeluknya perlahan. "Apa karena Grace?" "Ya, karena aku takut kehilanganmu. Bagaimana kalau kau juga mengalami hal yang sama dengan Grace?" Sarah terdiam. Ternyata Theo khawatir dengan dirinya. Dia khawatir melahirkan seorang anak bisa mencabut nyawa Sarah. Sementara Sarah memiliki kekhawatiran yang berbeda. Dia takut akan melahirkan anak seperti Grace. Dia takut akan melahirkan anak yang harus berjuang lebih keras dari orang lai

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 111

    "Kau tidak anti pernikahan?" tanya Theo lagi untuk memastikan."Aku? Anti pernikahan? Tidak mungkin. Aku selalu menginginkan pernikahan," jawab Sarah tanpa penjelasan lebih jauh.Dia tidak ingin membuat Theo menjauhinya karena terlalu bersemangat membicarakan pernikahan."Tadi katamu ingin minuman hangat. Mau ke kafe sebentar?" ajak Theo sambil menunjuk sebuah kafe yang ada di depan mereka."Ayo," jawab Sarah berpura-pura bersemangat.Dia kecewa karena Theo tidak menanggapi perkataannya. Dia tahu Theo pasti kecewa dan merasa tertekan karena ternyata Sarah menginginkan pernikahan."Masuklah duluan, aku harus menelepon seseorang. Aku akan menyusul," ucap Theo setelah mereka keluar dari mobil.Sarah masuk ke dalam kafe yang sepi. Dia duduk di pojok dan mulai memeriksa buku menu yang diberikan pelayan. Sarah memesan coklat hangat dan sepotong kue manis. Tidak berapa lama kemudian Theo masuk sambil tersenyum."Maaf, ada beberapa pekerjaan penting yang cukup mendesak," ucap Theo lalu memes

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 110

    "Apa? Menikah sekarang? Tapi Tuan-""Kalau kau tidak mau menikah sekarang, maka sebaiknya kalian berhenti berhubungan." Theo memotong perkataan Derick dengan perintah yang jelas. Derick dan Mona saling bertatapan dengan bingung. Mereka sama sekali belum merencanakan hubungan yang sejauh itu. Tapi Theo malah memaksa mereka menikah."Mengapa kami harus menikah sekarang, Tuan?" tanya Derick yang tidak mengerti dengan pikiran Theo."Aku tidak mau keponakanku bingung. Kau sudah terlalu dekat dengan mereka tapi mereka tidak bisa mengatakan bahwa kau ayahnya di hadapan teman-temannya. Kau akan selalu menjadi teman ibunya, yang bersikap seperti ayahnya. Lebih baik kalau kalian menikah dan kau menjadi ayah mereka.""Tapi aku memang bukan ayah mereka. Bagaimanapun juga, Tuan Tommy adalah ayah mereka.""Aku tahu itu! Tapi apa kau bisa berhubungan dengan Mona dan tidak berinteraksi dengan si kembar?"Derick menggelengkan kepalanya."Atau bisakah kau memperlakukan mereka seperti anak-anak lain? K

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 109

    Derick mengangkat kepalanya perlahan. Dia menatap Mona dan Theo bergantian. Lalu berdiri dan menatap Theo dengan berani."Tuan, saya minta maaf.""Minta maaf untuk apa?" tanya Theo yang sepertinya sudah bisa menduga kemana arah pembicaraan Derick."Saya dan Mona saling jatuh cinta. Sebenarnya kami kemari untuk meminta restu Tuan untuk hubungan kami," jawab Derick yakin dengan suara yang hampir berbisik."Apa?" teriak Theo tidak percaya.Sarah menutup mulut menganganya dengan tangan. Dia juga tidak percaya dengan apa yang di dengarnya."Tuan, tolong maafkan saya. Saya juga tidak menyangka kalau akhirnya akan seperti ini," jelas Derick mencoba menenangkan tuannya.Sementara Mona hanya bisa diam menatap lelaki yang dicintainya memohon di hadapan kakak iparnya yang juga atasan kekasihnya."Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya Theo mencoba menenangkan pikirannya.Theo tidak percaya bagaimana bisa adik iparnya berhubungan dengan Derick. Bukan karena derajat atau pekerjaan Deri

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 108

    Theo yang sebenarnya tidak suka Sarah bekerja dengan orang dewasa, tidak bisa berbuat apa-apa ketika Sarah ingin melakukannya. Dia tidak punya alasan yang masuk akal selain tidak suka Sarah berinteraksi dengan pria lain. Membayangkannya membuat Theo cemburu dan kesal. Tapi Sarah akan menganggap dia picik jika terus memaksanya untuk menolak pekerjaan yang berhubungan dengan orang dewasa. Karena itu Theo akhirnya tidak punya pilihan selain menerima dengan pikiran terbuka. Lagipula Sarah sama sekali tidak meminta izinnya, dia hanya memberitahu Theo bahwa dia menerima pekerjaan mengajar di salah satu instansi pemerintahan.Sarah memberitahu Theo bahwa dia hanya akan mengajar sampai sebelum jam makan siang. Karena itu, Theo ingin memberikan kejutan dengan mendatangi tempat Sarah mengajar dan mengajaknya makan siang.Theo sengaja menunggu di luar gedung, dia tahu Sarah harus keluar dari pintu depan karena dia akan naik taksi. Dia ingin mengejutkan kekasihnya itu di hari pertama dia kembali

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 107

    "Ada apa? Kenapa kau tampak marah?" tanya Theo bingung.Dia hanya berusaha membuat Sarah yakin kalau dia akan selalu ada di sisi Sarah apapun pilihan Sarah. Kalau Sarah tidak mau menikah, maka Theo akan mendukungnya meski dia sangat menginginkan Sarah menjadi istrinya."Ayo kita sapa Frank dan Claudia lalu pulang," sahut Sarah tidak menjawab pertanyaan Theo.Sarah tahu Theo tidak mau menikah, tetapi mengapa dia harus sesenang itu hidup tanpa ikatan dengan Sarah. Apakah Sarah tampak seperti wanita yang tidak perlu diperjuangkan, dijaga dan dimiliki selamanya.Sarah benar-benar marah dan kali ini dia tidak dapat menyembunyikannya."Baik, kalau itu maumu," jawab Theo yang masih bingung.Mereka berjalan ke arah pengantin tanpa memperhatikan apa yang sedang terjadi. Sarah dan Theo kaget karena tiba-tiba sebuah buket bunga muncul dari langit dan jatuh tepat di dada Sarah. Secara otomatis Sarah menangkapnya. Seluruh ruangan bertepuk tangan sambil tertawa bahagia.Sarah menatap Theo heran dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status