Share

BAB 3

Author: Ede Thaurus
last update Last Updated: 2023-10-01 11:04:10

"Perkenalkan ini Sarah, salah satu guru di tempat ini," ucap Rachel kepada Theo.

"Halo, saya Theo," ucap Theo sambil memberikan tangannya.

"Sarah," jawab Sarah sambil menjabat tangan Theo yang lembut dan tanpa sengaja, menghirup aroma citrus yang menyegarkan dari tubuh Theo.

'Aromanya memabukkan dan kulit tangannya terasa selembut kapas,' batin Sarah mendamba.

"Sebenarnya Sarah adalah salah satu guru terbaik kami. Selain itu dia juga pemain musik yang cukup handal dan sering tampil di beberapa tempat." Rachel mempromosikan Sarah kepada Theo yang mendengarkan dengan seksama.

"Hanya saja dia memiliki satu kelemahan," lanjut Rachel yang membuat wajah Sarah yang putih bersih memerah dan mata bulatnya membesar. Sarah sangat kesal karena Rachel akan menjatuhkannya setelah mengangkatnya sedikit tinggi.

"Seperti yang kau saksikan tadi, dia bukan orang yang sabar." Sarah memandang Rachel dengan tajam. Kalau saja tidak ada Theo, dia pasti akan mencengkram leher Rachel.

Theo tertawa dan herannya emosi Sarah langsung meluap begitu mendengar suara tawa Theo.

"Jadi apa kau merekomendasikan Nona Sarah?" tanya Theo dengan suara yang terdengar seperti nyanyian malaikat di telinga Sarah.

"Aku pikir-pikir dulu, nanti aku akan mengabarimu lagi. Sekarang Nona Sarah harus segera masuk kelas, karena muridnya pasti sudah menunggu," ucap Rachel sambil menggoyang-goyangkan kepalanya untuk menggoda Sarah.

"Oh iya, aku harus mengajar. Aku permisi dulu. Sampai bertemu lagi," ucap Sarah menyadari Rachel berusaha mengusirnya.

"Sampai bertemu lagi," jawab Theo dengan lembut lalu menarik Rachel untuk mengikutinya. Sarah memandang pasrah punggung Theo yang tampak sangat akrab dengan Rachel. Untuk pertama kalinya dia terkesima dengan seorang pria, tapi sayangnya pria itu bahkan tidak memandangnya.

Sarah tidak pernah menjalin hubungan dengan pria. Dia bahkan tidak tertarik dengan konsep pacaran apalagi menikah. Di kepalanya hanya ada kerja dan kerja. Impian Sarah hanya satu, memiliki banyak uang untuk membeli kembali rumah orangtuanya.

Tentu saja ada hari-hari ketika dia melihat pasangan yang saling jatuh cinta dan membuat Sarah bertanya-tanya dalam hatinya. Bagaimana mereka bisa bertemu, apa yang membuat mereka saling jatuh cinta. Apakah Sarah akan merasakan hal sama terhadap seseorang atau akankah dia mengenali wajah jodohnya? Namun, perjalanan 30 tahun hidup Sarah membuatnya semakin yakin tidak semua orang ditakdirkan berpasangan dan pasti dia salah satunya. 

Sebenarnya Sarah memiliki fisik yang sangat menarik. Mata bulat berwarna coklat, serta bibir merah mudanya tampak sempurna dengan wajah mungilnya. Hidungnya yang sering membuat orang menyangka dia hasil kawin campur dengan orang Eropa membuatnya semakin menawan.

Tingginya 162cm. Tidak terlalu tinggi tapi juga tidak pendek. Namun dadanya yang penuh dan perut yang rata menjadikan tubuhnya sangat ideal.

Tidak sedikit pria yang mendekatinya atau kawan yang menjodohkannya. Tapi tidak satupun yang membuat Sarah tertarik.

Suatu hari dia bertemu dengan pria yang dia pikir akan menjadi jalan keluar dari persoalannya selama ini.

"Dia seorang artis yang sangat tampan dan anak seorang pengusaha kaya raya, hidupmu pasti akan tenang kalau menikah dengannya," promosi salah satu rekan gurunya yang mengatur sebuah kencan buta untuk Sarah. 

Sarah sangat bersemangat untuk menghadiri kencan buta itu. Namun begitu melihat pria itu, Sarah tahu dia tidak menginginkan hubungan ini.

"Kau harus berkenalan lebih dalam dulu. Jalani dulu, baru putuskan," pinta teman Sarah waktu itu. Namun dia tetap bersikeras untuk menolak. Dia tahu dalam hatinya, meski pria itu ideal secara fisik dan finansial tapi bukan dia orangnya.

Tapi Theo benar-benar berbeda dari semua pria yang pernah mendekatinya atau berada di sekitarnya. Pada pandangan pertama tadi ada sesuatu yang membuat Sarah merasa dialah orangnya. Namun, Sarah tidak mau terlalu berharap karena dia takut kecewa.

***

"Sarah, tunggu! Aku punya pekerjaan untukmu," seru Rachel ketika Sarah sedang berjalan keluar setelah menyelesaikan kelasnya hari ini.

"Pekerjaan apa?" tanya Sarah dengan wajah dingin.

"Kau masih marah?" Sarah diam saja.

"Dengar aku akan menebus semuanya. Aku sudah menghitung kau kehilangan 12 murid jadi aku akan memberikanmu pekerjaan yang sama nilainya dengan ke 12 murid yang hilang itu," bujuk Rachel sambil mencolek lengan Sarah.

"Tidak usah menggodaku, jelaskan saja pekerjaannya," ucap Sarah dengan ketus.

"Baiklah, aku punya satu klien yang membutuhkan guru privat untuk anaknya yang berkebutuhan khusus. Kau hanya akan mengajar dua kali dalam seminggu, tapi bayarannya sama dengan dua belas muridmu yang hilang itu," jelas Rachel dengan antusias.

"Lalu?" 

"Tapi masalahnya, kau harus mengajar di rumahnya. Orangtuanya tidak ingin anaknya dilihat orang lain," jawab Rachel dengan suara yang semakin pelan.

"Kenapa memangnya kalau orang melihat anaknya? Mereka malu? Pasti ini golongan orangtua kaya raya yang sangat mementingkan image," gerutu Sarah yang sudah kesal mendengar penjelasan Rachel.

"Berhentilah memusuhi orangtua muridmu. Kau sendiri belum punya anak, bagaimana kau tahu kau tidak akan melakukan apa yang mereka lakukan kalau kau punya anak nanti?" protes Rachel yang lelah mendengar omelan Sarah.

"Sekarang katakan, berapa persentase bayarannya?" tanya Sarah langsung ke intinya.

"Seperti biasa 50%."

"Apa? Tidak mau! Aku pergi ke rumahnya dan cuma mendapat 50%. Aku mau 70% dan sekolah mendapat 30%!" tegas Sarah dengan nada tinggi.

"Ayolah Sarah, jangan terlalu serakah," mohon Rachel, Sarah bergeming.

"Baik, bagaimana kalau 60-40?" tawar Rachel yang tidak ingin kehilangan terlalu banyak pemasukan untuk sekolahnya.

"Tidak," jawab Sarah.

"Dasar keras kepala. Baiklah aku akan mengatakan pada Theo bahwa kau tidak setuju mengajar putrinya," ucap Rachel kesal.

"Anak Theo?" tanya Sarah dengan suara penasaran.

"Ya, sahabatku yang kemarin kukenalkan kepadamu," jawab Rachel ketus.

"Baiklah, baiklah. Karena dia teman baikmu, aku menyerah. Aku menerima tawaran 60-40 mu," sahut Sarah cepat.

"Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?" Rachel bingung dengan perubahan suara Sarah.

"Karena dia sahabatmu. Sekarang siapa lagi guru yang sanggup menangani anak berkebutuhan khusus sebaik aku disini? Apa kau mau membiarkan Catri yang penakut atau Dono yang lambat mengajar anak sahabatmu?" jawab Sarah dengan penuh percaya diri.

"Baik kalau begitu, aku akan segera mengabari Theo," ucap Rachel senang lalu meninggalkan Sarah yang perlahan berjalan kaki ke stasiun kereta bawah tanah untuk melanjutkan pekerjaannya.

Tadi Sarah begitu bersemangat untuk bertemu lagi dengan Theo hingga tidak berpikir jauh, dia bahkan tidak benar-benar menyimak perkataan Sarah setelah mendengar nama Theo. Setelah tenang dia baru menyadari sesuatu.

"Sial! Kalau aku mengajar anaknya, berarti Theo sudah menikah," guman Sarah dengan wajah hampir menangis. Dari jutaan pria di dunia ini, mengapa dia harus merasakan daya tarik yang kuat kepada seorang pria beristri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
lutfi08
Sarah sepertinya udah jatuh cinta pada pandangan pertama deh ...
goodnovel comment avatar
princeskinan49
nah kan, baru sadar si sarah
goodnovel comment avatar
Megarita
waduh jgn mau jdi wil, satah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 112

    "Aku memikirkan perkataan Derick tadi," ucap Theo saat dia dan Sarah sudah selesai membersihkan diri. Malam ini adalah malam pertama mereka. Kemarin mereka kelelahan setelah pesta yang diadakan hingga lewat tengah malam. Mereka segera tidur dan menyiapkan fisik untuk pesta hari ini. Sarah dan Theo duduk berdampingan di atas tempat tidur besar milik Theo. "Kenapa? Apa kau tidak ingin punya anak?" tanya Sarah berhati-hati. "Memiliki anak terasa seperti mimpi buruk bagiku," desah Theo lalu menutup wajah dengan kedua tangannya. Sarah mendekati Theo lalu memeluknya perlahan. "Apa karena Grace?" "Ya, karena aku takut kehilanganmu. Bagaimana kalau kau juga mengalami hal yang sama dengan Grace?" Sarah terdiam. Ternyata Theo khawatir dengan dirinya. Dia khawatir melahirkan seorang anak bisa mencabut nyawa Sarah. Sementara Sarah memiliki kekhawatiran yang berbeda. Dia takut akan melahirkan anak seperti Grace. Dia takut akan melahirkan anak yang harus berjuang lebih keras dari orang lai

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 111

    "Kau tidak anti pernikahan?" tanya Theo lagi untuk memastikan."Aku? Anti pernikahan? Tidak mungkin. Aku selalu menginginkan pernikahan," jawab Sarah tanpa penjelasan lebih jauh.Dia tidak ingin membuat Theo menjauhinya karena terlalu bersemangat membicarakan pernikahan."Tadi katamu ingin minuman hangat. Mau ke kafe sebentar?" ajak Theo sambil menunjuk sebuah kafe yang ada di depan mereka."Ayo," jawab Sarah berpura-pura bersemangat.Dia kecewa karena Theo tidak menanggapi perkataannya. Dia tahu Theo pasti kecewa dan merasa tertekan karena ternyata Sarah menginginkan pernikahan."Masuklah duluan, aku harus menelepon seseorang. Aku akan menyusul," ucap Theo setelah mereka keluar dari mobil.Sarah masuk ke dalam kafe yang sepi. Dia duduk di pojok dan mulai memeriksa buku menu yang diberikan pelayan. Sarah memesan coklat hangat dan sepotong kue manis. Tidak berapa lama kemudian Theo masuk sambil tersenyum."Maaf, ada beberapa pekerjaan penting yang cukup mendesak," ucap Theo lalu memes

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 110

    "Apa? Menikah sekarang? Tapi Tuan-""Kalau kau tidak mau menikah sekarang, maka sebaiknya kalian berhenti berhubungan." Theo memotong perkataan Derick dengan perintah yang jelas. Derick dan Mona saling bertatapan dengan bingung. Mereka sama sekali belum merencanakan hubungan yang sejauh itu. Tapi Theo malah memaksa mereka menikah."Mengapa kami harus menikah sekarang, Tuan?" tanya Derick yang tidak mengerti dengan pikiran Theo."Aku tidak mau keponakanku bingung. Kau sudah terlalu dekat dengan mereka tapi mereka tidak bisa mengatakan bahwa kau ayahnya di hadapan teman-temannya. Kau akan selalu menjadi teman ibunya, yang bersikap seperti ayahnya. Lebih baik kalau kalian menikah dan kau menjadi ayah mereka.""Tapi aku memang bukan ayah mereka. Bagaimanapun juga, Tuan Tommy adalah ayah mereka.""Aku tahu itu! Tapi apa kau bisa berhubungan dengan Mona dan tidak berinteraksi dengan si kembar?"Derick menggelengkan kepalanya."Atau bisakah kau memperlakukan mereka seperti anak-anak lain? K

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 109

    Derick mengangkat kepalanya perlahan. Dia menatap Mona dan Theo bergantian. Lalu berdiri dan menatap Theo dengan berani."Tuan, saya minta maaf.""Minta maaf untuk apa?" tanya Theo yang sepertinya sudah bisa menduga kemana arah pembicaraan Derick."Saya dan Mona saling jatuh cinta. Sebenarnya kami kemari untuk meminta restu Tuan untuk hubungan kami," jawab Derick yakin dengan suara yang hampir berbisik."Apa?" teriak Theo tidak percaya.Sarah menutup mulut menganganya dengan tangan. Dia juga tidak percaya dengan apa yang di dengarnya."Tuan, tolong maafkan saya. Saya juga tidak menyangka kalau akhirnya akan seperti ini," jelas Derick mencoba menenangkan tuannya.Sementara Mona hanya bisa diam menatap lelaki yang dicintainya memohon di hadapan kakak iparnya yang juga atasan kekasihnya."Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" tanya Theo mencoba menenangkan pikirannya.Theo tidak percaya bagaimana bisa adik iparnya berhubungan dengan Derick. Bukan karena derajat atau pekerjaan Deri

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 108

    Theo yang sebenarnya tidak suka Sarah bekerja dengan orang dewasa, tidak bisa berbuat apa-apa ketika Sarah ingin melakukannya. Dia tidak punya alasan yang masuk akal selain tidak suka Sarah berinteraksi dengan pria lain. Membayangkannya membuat Theo cemburu dan kesal. Tapi Sarah akan menganggap dia picik jika terus memaksanya untuk menolak pekerjaan yang berhubungan dengan orang dewasa. Karena itu Theo akhirnya tidak punya pilihan selain menerima dengan pikiran terbuka. Lagipula Sarah sama sekali tidak meminta izinnya, dia hanya memberitahu Theo bahwa dia menerima pekerjaan mengajar di salah satu instansi pemerintahan.Sarah memberitahu Theo bahwa dia hanya akan mengajar sampai sebelum jam makan siang. Karena itu, Theo ingin memberikan kejutan dengan mendatangi tempat Sarah mengajar dan mengajaknya makan siang.Theo sengaja menunggu di luar gedung, dia tahu Sarah harus keluar dari pintu depan karena dia akan naik taksi. Dia ingin mengejutkan kekasihnya itu di hari pertama dia kembali

  • Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku   BAB 107

    "Ada apa? Kenapa kau tampak marah?" tanya Theo bingung.Dia hanya berusaha membuat Sarah yakin kalau dia akan selalu ada di sisi Sarah apapun pilihan Sarah. Kalau Sarah tidak mau menikah, maka Theo akan mendukungnya meski dia sangat menginginkan Sarah menjadi istrinya."Ayo kita sapa Frank dan Claudia lalu pulang," sahut Sarah tidak menjawab pertanyaan Theo.Sarah tahu Theo tidak mau menikah, tetapi mengapa dia harus sesenang itu hidup tanpa ikatan dengan Sarah. Apakah Sarah tampak seperti wanita yang tidak perlu diperjuangkan, dijaga dan dimiliki selamanya.Sarah benar-benar marah dan kali ini dia tidak dapat menyembunyikannya."Baik, kalau itu maumu," jawab Theo yang masih bingung.Mereka berjalan ke arah pengantin tanpa memperhatikan apa yang sedang terjadi. Sarah dan Theo kaget karena tiba-tiba sebuah buket bunga muncul dari langit dan jatuh tepat di dada Sarah. Secara otomatis Sarah menangkapnya. Seluruh ruangan bertepuk tangan sambil tertawa bahagia.Sarah menatap Theo heran dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status