Share

Gak akan ku biarkan

Penulis: Risya Petrova
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-10 22:55:11
"Dia emosi waktu itu, Dit. Aku nggak mau cari pembenaran buat dia, tapi ... mungkin Hardian juga nggak cerita karena dia bingung. Serba salah. Karena walau bagaimana pun, Damar itu papanya kan.”

Adit terdiam. Ia mengatupkan rahangnya, menahan amarah yang menggelegak di dadanya. Tapi ia tahu Sarah benar. Di satu sisi, Damar adalah sosok yang semakin membingungkan. Di sisi lain, Hardian tetaplah anak dari pria itu. Posisi Hardian sungguh tidak mudah. Jadi Adit berusaha mengerti.

Adit menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Lalu ia kembali berbaring, menatap Sarah. "Kalau dia ... sampai nyakitin kamu lagi, kamu janji sama aku, kamu langsung kasih tahu aku. Jangan tutupin apa pun, oke?"

Sarah menatap Adit lekat. Ada haru yang menggantung di pelupuk matanya. "Aku janji."

Adit tersenyum tipis, lalu menarik wajah Sarah mendekat. Mereka kembali berciuman, kali ini lebih pelan, lebih penuh rasa sayang yang mendalam. Tak terburu-buru. Tak tergesa-gesa. Hanya ingin memastikan bahwa sat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Aneh tapi nyata

    Pagi baru saja menjelang. Sinar matahari masih malu-malu menembus tirai tipis jendela kamar Sarah. Namun hatinya langsung diguncang begitu nada dering ponsel memecah keheningan.Nama Jesica tertera di layar. Sarah buru-buru menggeser ikon hijau. “Halo, Jes …?”Suara Jesica bergetar, nyaris terisak. “Sarah … Tigar! Tigar ditangkap polisi pagi-pagi buta! Dia sempat telepon aku sebentar sebelum hapenya direbut!”Sarah terperanjat, tubuhnya seakan tersengat listrik. “Apa? Ditangkap?!” Nafasnya terputus-putus, jantung berdegup kacau. “Astaga … ini keterlaluan!”“Aku dengar jelas dia teriak kalau dituduh ada di rekaman video itu!” Jesica menekan suaranya, penuh geram. “Ini jelas-jelas jebakan! Sama kayak Adit!”Sarah meremas ponselnya erat. Dadanya sesak membayangkan wajah Adit yang semalam ia tinggalkan dalam sel penuh luka, kini ditambah Tigar yang ikut jadi korban. “Jes, tenang. Aku langsung hubungi Bondan. Kita harus segera ke kantor polisi!”Tak menunggu jawaban, Sarah menutup sambu

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Tigar juga ditangkap

    Udara pagi buta masih dingin. Jalanan depan kos-kosan Tigar sepi, hanya sesekali terdengar suara motor lewat. Jam baru menunjukkan pukul 04.45.Di dalam kamar kosanya yang tidak terlalu lebar, Tigar masih terlelap. Jesica semalam menemaninya sampai larut, lalu pulang ke rumah besarnya menjelang tengah malam. Mau menginap di kosan ini tapi takut digerebek warga. Ia merasa sedikit lega setelah obrolan panjang bersama Jesica, meski bayangan Adit yang ditangkap masih menghantui pikirannya.Suara ketukan keras tiba-tiba memecah hening. Tok! Tok! Tok! Disusul suara berat dari luar. “Buka pintu! Polisi!”Tigar terperanjat. Matanya masih sayup, tapi jantungnya langsung berpacu kencang. Ia meraih kaos lusuh di kursi lalu cepat-cepat mengenakannya. Dengan langkah waspada, ia mendekati pintu.“Siapa?” teriaknya.“Polisi. Kami membawa surat penangkapan. Segera buka!”Alis Tigar berkerut. Panik mulai menjalar, tapi ia menahan diri. Ia tahu, kalau polisi yang datang sepagi ini, pasti bukan kabar

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   "Sebenarnya aku takut ...."

    Sarah terdiam sesaat, menatap kosong ke lantai ruang keluarga. Suara Tigar barusan masih bergema di telinganya.“Aku juga nggak tahu, Gar,” ujarnya lirih. “Aku juga heran kenapa Damar bisa sekuat ini. Padahal setahuku … dia cuma pengusaha biasa. Properti, tekstil … nggak lebih dari itu. Tapi entah kenapa, dia punya pengaruh besar. Bahkan sampai bisa bikin polisi nurut.”Jesica mengernyit. “Nah itu yang bikin aku nggak tenang, Sar. Darius juga nggak jauh beda dengan Damar. Yang aku tau dia juga cuman pengusaha sukses aja. Hanya itu. Rasanya nggak masuk akal kalau mereka punya power sebegini kuatnya. Ada yang aneh di sini. Jangan-jangan … ada orang lain di belakang Damar yang membantunya. Orang yang lebih besar dari sekadar pengusaha.”Sarah menatap Jesica lama, lalu mengangguk pelan. “Aku juga mulai mikir begitu.”Keheningan menggantung. Suara detik jam dinding terdengar jelas, seakan mengetuk dada mereka satu per satu.Hardian yang sedari tadi diam di kursi rodanya akhirnya bersuara.

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Bukan rakyat biasa?

    Bondan menghela napas berat sebelum menjawab pertanyaan Sarah. “Untuk sekarang, jangan lakukan apa pun, Sarah. Percayakan semuanya ke saya. Kamu harus ingat, sedikit saja salah langkah, bisa-bisa malah memperburuk keadaan Adit.”Sarah menatapnya tak rela. “Tapi aku nggak bisa cuma diam …."“Aku tahu. Aku tahu kamu ingin berbuat sesuatu. Tapi justru karena itulah, mereka menunggu celah itu. Kamu harus kuat menahan diri. Doakan saja, biar kebenaran segera terungkap.”Sarah terdiam. Hanya suara detak jantungnya yang terasa bergema di telinganya. Ia menunduk, menutup wajah dengan kedua tangannya. Doa—itu satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang.***Mobil Sarah berbelok masuk ke halaman rumah. Lampu teras menyala hangat, menyorot satu mobil lain yang sudah terparkir rapi. Sarah mengenali mobil itu seketika. Mobil Jesica. Ia menarik napas panjang, sedikit terkejut.Begitu turun dari mobil, suara tawa samar terdengar dari dalam rumah. Tawa yang jarang ia dengar belakangan. Hatinya se

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Cepat keluar

    Sarah buru-buru menggeleng. "Yuli itu karyawati di MIMPI MEDIA, dan dulu dia mantannya Adit. Tapi walau Yuli sangat menyebalkan dan dia terobsesi untuk menghancurkan aku dan juga Adit, tapi aku rasa dia tidak memiliki kapasitas sampai ke kepolisian,” jelasnya. “Aku merasa … Ini ulah Damar. Yuli kayaknya gak bisa mengendalikan polisi. Uang dari mana dia?”“Bisa jadi Pak Indra kan?”“Tapi Indra gak akan ngasih uang banyak ke Yuli. Kamu pikir nyuap polisi itu pake duit sedikit? Kan nggak mungkin … Aku merasa ini ulah Damar. Ingat gak, waktu dia keluar dari rumah, Damar bersumpah mau bales kita?”Adit langsung teringat. Apa yang dikatakan Sarah memang masuk akal. Sepertinya apa yang terjadi ini adalah ulah Damar.”Bondan maju perlahan, menatap Adit dari luar jeruji. “Adit, dengarkan saya. Ini memang strategi kotor mereka. Mereka tahu video itu bisa jadi bukti penting, jadi mereka putar balik situasi. Tapi tenang, saya akan urus. Penahanan tanpa bukti kuat bisa kita lawan. Kamu harus sabar

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Sel dingin

    Lorong panjang menuju ruang tahanan terasa sepi, tapi setiap langkah Sarah terdengar seperti dentuman di telinganya. Ia berjalan cepat, Bondan di sisinya, sampai akhirnya mereka dihentikan oleh seorang polisi berbadan besar yang berdiri di depan pintu besi.“Maaf, Bu. Tidak bisa masuk sekarang. Jam besuk tahanan sudah lewat,” katanya datar, tanpa sedikit pun empati.Sarah terbelalak. “Apa maksudmu?! Aku bukan mau besuk biasa. Aku mau ketemu Adit, yang ditahan tanpa alasan jelas!”Polisi itu menegakkan tubuh, berusaha tetap formal. “Aturan tetap aturan, Bu. Kalau ingin bertemu tahanan, harus ada izin tertulis dari atasan. Besok pagi baru bisa diurus.”Sarah hampir meledak. Nafasnya tersengal, matanya berkilat marah. “Besok pagi?! Kamu kira aku bisa tenang semalaman, sementara Adit terkunci sendirian di dalam sana, dituduh sesuatu yang bukan kesalahannya?!”Bondan segera maju setapak, menengahi. Suaranya tenang tapi tajam. “Pak, kami tidak bicara soal kunjungan biasa. Klien saya punya h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status