Share

20. Senyum dengan Mata

Penulis: Bintangjatuh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 09:00:46
Beberapa hari berikutnya...

Studio foto Naina Gutomo adalah antitesis dari kemewahan steril Aetherion Tower. Terletak di sebuah bangunan industrial tua yang disulap ulang, ruangan itu terasa hidup dan penuh energi kreatif. Dinding bata yang dibiarkan terekspos, lantai beton yang dipoles, dan langit-langit tinggi dengan sistem pencahayaan yang rumit menjadi latar bagi kanvas-kanvas raksasa dan peralatan kamera yang tertata rapi.

Playlist lagu-lagu indie-rock mengalun pelan dari pengeras suara di sudut ruangan. Ini adalah kerajaan Naina, dan hari ini, ia adalah sang ratu.

Di tengah set yang putih bersih, seorang model mengenakan salah satu gaun rancangan Aurora—sebuah gaun malam berwarna zamrud yang memeluk tubuh dengan sempurna.

Naina bergerak lincah di balik kameranya, matanya setajam elang, menangkap setiap sudut dan bayangan.

"Dagu sedikit turun, tatap saya seolah saya berutang uang padamu," perintah Naina, dan sang model menurutinya.

Klik. Klik. Klik.

Aurora berdiri di de
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Takdir Cinta Sang Pangeran Aetherion   105.

    Aroma biji kopi arabika yang baru digiling menguar, memenuhi udara.Rasya berdiri di depan island dapur, bertelanjang dada, hanya mengenakan celana piyama panjang berwarna abu-abu. Rambutnya masih sedikit berantakan khas bangun tidur, namun tangannya dengan terampil menuangkan air panas ke dalam dripper kopi.Ia begitu fokus pada pusaran air di serbuk kopi itu, hingga tidak menyadari langkah kaki pelan di belakangnya.Aurora melangkah tanpa suara. Ia mengenakan kemeja putih kebesaran milik Rasya—yang entah kenapa terasa lebih nyaman daripada piyama sutranya sendiri.Ia berhenti sejenak, bersandar di kusen pintu, menikmati pemandangan di depannya. Punggung lebar suaminya, otot bahunya yang bergerak pelan saat menuang air, dan ketenangan yang memancar dari pria itu.Ada perasaan hangat yang menjalar di dada Aurora. Perasaan memiliki yang begitu kuat setelah pengakuan "takdir" semalam.Aurora berjalan mendekat, lalu tanpa peringatan, ia melingkarkan kedua lengannya di pinggang Rasya dar

  • Terjerat Takdir Cinta Sang Pangeran Aetherion   104.

    "Ya ampuuuun!" pekik kedua ibu itu setengah histeris. Tangan mereka saling bertaut gembira. "Jadi anak itu...?!"Para Ayah tersenyum haru, menggelengkan kepala melihat keajaiban Tuhan.Rasya dan Aurora hanya saling menatap. Kepingan-kepingan masa lalu itu akhirnya jatuh ke tempatnya, membentuk gambar yang utuh.Gadis kecil manis dengan pita biru.Anak laki-laki baik hati dengan gantungan kunci robot.Pandangan pertama yang tak bernama itu. Ternyata... adalah satu sama lain."Jadi..." bisik Aurora, air mata haru mulai menggenang di matanya. "Selama ini..."Rasya tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menarik istrinya ke dalam pelukan yang sangat erat, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aurora."Selama ini," balas Rasya, suaranya serak karena perasaan yang membuncah. "Itu selalu kamu, Aurora. Selalu kamu."Cerita mereka bukan lagi tentang perjodohan paksa, tapi tentang takdir yang akhirnya menemukan jalan pulangnya.Sebuah lingkaran sempurna yang dimulai di taman rumah sakit enam be

  • Terjerat Takdir Cinta Sang Pangeran Aetherion   103.

    Rasya, yang baru saja selesai membantu para ayah memanggang daging, datang menghampiri mereka sambil membawa minuman. Ia hanya tersenyum melihat interaksi itu dan dengan santai merangkul pinggang Aurora dari samping. "Jangan ganggu istriku, Gal," peringatnya pada Galaxy dengan nada jenaka namun protektif. Saat malam semakin larut dan semua orang sudah selesai makan, Rasya mengetuk gelasnya dengan sendok pelan. Ting ting ting. Semua orang menoleh. "Aku tidak pandai berpidato informal," mulainya, matanya menatap satu per satu wajah orang-orang yang paling ia sayangi. "Tapi malam ini, aku hanya ingin bilang terima kasih." Rasya menatap kedua pasang orang tua. "Terima kasih sudah 'memaksa' kami bertemu, meskipun awalnya kami berdua sangat keras kepala." Lalu, menatap Galaxy dan Naina. "Terima kasih sudah menjadi pilar kekuatan untuk Aurora." Dan terakhir, ia menatap A

  • Terjerat Takdir Cinta Sang Pangeran Aetherion   102.

    Rumah yang sebulan lalu kosong melompong dan bergema, kini telah terisi sepenuhnya.Aroma lilin aromaterapi bercampur dengan aroma masakan rumahan yang menggugah selera memenuhi udara. Di ruang tengah, sofa custom yang dipilih Aurora sudah tertata rapi, dihiasi bantal-bantal yang lembut. Lukisan abstrak minimalis tergantung pas di dinding utama, memberikan nyawa pada ruangan itu.Hari ini, mereka menggelar acara syukuran kecil-kecilan. Hanya keluarga inti, dan sahabat terbaik Aurora. Naina.Suara tawa dan obrolan ramai terdengar hingga ke teras.Di ruang tamu, Miranda sedang berdiri berkacak pinggang—bukan marah, tapi sedang mengagumi chandelier modern berbentuk ranting kristal yang menggantung di plafon tinggi."Oke, Mama mengakui," ucap Miranda dramatis, menoleh pada Aurora yang sedang menata piring di meja makan."Kenapa, Ma?" tanya Aurora tersenyum."Ternyata kamu benar. Desainer Italia kenalan Mama itu mungkin bakal bikin rumah ini terlalu kaku kayak lobi hotel," aku Miranda juj

  • Terjerat Takdir Cinta Sang Pangeran Aetherion   101.

    Aurora mengangguk semangat. "Banget. Mungkin karena makannya di rumah sendiri, bareng suami."​Rasya tersenyum, menatap sekeliling ruangan. Dinding Ivory Mist pilihan Aurora memantulkan cahaya lampu dengan hangat. Rumah ini benar-benar punya jiwa. Jiwa Aurora.​"Terima kasih udah capek-capek ngurus ini semua," ucap Rasya tulus. "Padahal kamu lagi sibuk persiapan launching."​"Aku nggak capek kok," jawab Aurora, menyandarkan kepalanya di bahu Rasya. "Justru ini terapi. Di sini... aku cuma mikirin apa yang bikin kita nyaman."​Keheningan turun sejenak, hanya diisi oleh suara hujan yang menghantam jendela-jendela kaca besar tanpa tirai. Udara dingin dari lantai marmer mulai merambat naik, kontras dengan kehangatan tubuh mereka yang berdekatan.​"Dingin?" tanya Rasya pelan. Ia sudah melepas jas kerjanya, menyisakan kemeja putih yang kancing teratasnya terbuka.​"Sedikit," jawab Aurora, merapatkan tubuhnya.​Rasya tidak menja

  • Terjerat Takdir Cinta Sang Pangeran Aetherion   100. Metamorfosis

    Pada akhirnya, demi menenangkan hati Miranda yang histeris membayangkan anak dan menantu kesayangannya tidur di lantai, Aurora dan Rasya sepakat untuk tinggal sementara di penthouse Rasya. Selama satu bulan berikutnya, hidup mereka terbagi di antara dua dunia yang kontras. Pukul delapan pagi hingga lima sore, mereka adalah profesional. Aurora sibuk di butiknya, memimpin tim produksi untuk launching musim depan, dan debut paris dengan tangan besi. Sementara Rasya sibuk di menara gading Aetherion, mengendalikan harga saham dan rapat direksi. Namun, begitu jarum jam menyentuh angka lima sore, transformasi terjadi. Mobil sedan Rasya akan berhenti tepat di depan lobi butik Aurora. Sang Pangeran akan melonggarkan dasinya, menggulung lengan kemejanya, dan menjemput Tuan Putri. Tujuan mereka bukan pulang untuk istirahat, melainkan menuju rumah baru mereka yang kosong itu. Rumah itu menjadi proyek "sampingan" Aurora yang paling menyenangkan. Dan Rasya? Ia menepati janjinya. Rasya ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status