Share

Bab 13

Author: Yuki Norin
Rafatar sedikit tertegun. Pada detik berikutnya, wajahnya kembali menampakkan ekspresi seolah-olah sudah tahu segalanya. "Mama, jangan cemburu sama Bibi Sierra lagi. Sebenarnya Mama juga bisa jadi sahabat Bibi Sierra."

"Kita semua akrab sama Bibi Sierra, cuma Mama saja yang nggak bisa akur sama dia. Mama nggak kepikiran kalau mungkin masalahnya ada di Mama sendiri?"

Alyssa memilih untuk mengabaikan ucapannya dan hanya menatap Rafatar dengan datar. "Ada beberapa hal yang nggak ingin kuulangi sampai tiga kali. Turun."

Rafatar menatap Alyssa, terdiam dua sampai tiga detik. Kemudian, dia tertawa kecil dan langsung melompat turun dari mobil. "Mama, semoga Mama nggak nyesal perlakuin aku kayak gini. Mulai sekarang kalau Mama mau aku naik mobil Mama lagi, aku nggak bakal mau!"

Alyssa sama sekali tidak menoleh padanya. Setelah menggendong Ziona naik ke mobil, dia masuk ke kursi kemudi dan langsung melaju pergi.

Ziona menatap bayangan Rafatar yang semakin mengecil lewat kaca spion. "Mama, Mama benar-benar nggak mau Kakak lagi?"

"Mama cuma punya satu anak perempuan dan itu kamu."

Ziona masih terlalu kecil, tidak benar-benar mengerti maksud ucapan Alyssa. Yang dia tahu hanya satu hal: kali ini ibunya benar-benar marah besar pada Rafatar.

....

Sesampainya di hotel, Alyssa kembali fokus mempersiapkan kompetisi. Kompetisi ini sangat penting baginya. Ini adalah titik balik dalam hidupnya.

Ziona adalah anak yang pintar. Bahkan ketika ada PR dari TK, Alyssa tidak perlu repot membimbing. Ingatannya luar biasa. Meskipun belum mengerti arti sesuatu, cukup sekali membaca dia sudah bisa menghafal.

Karena itu, Alyssa jarang mengkhawatirkannya. Sebaliknya, yang paling sering menyita perhatian Alyssa adalah Rafatar. Selalu ditemani belajar, selalu dibuatkan makanan baru karena dia pilih-pilih soal makan.

Namun, lima tahun ketulusan hatinya dibalas dengan rasa tidak tahu diri.

Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu. Alyssa bangkit dan membukanya. Seketika, Erina menerjang masuk dan memeluknya erat. "Sayang! Aku kangen kamu!"

Alyssa tersenyum sambil mendorongnya sedikit. "Kok kamu ke sini?"

"Aku dengar kamu mau cerai sama Daniel, makanya khusus datang buat rayain." Erina menunjuk sekotak minuman keras di pintu. "Malam ini, kita harus mabuk bareng!"

Kemudian, dia menunduk dan berbisik, "Zizi sudah tidur, 'kan? Jangan sampai dia kebangun."

"Sudah tidur."

Erina pun mengangkat kotak minuman itu masuk.

"Eh, kamu sudah lihat status Xander belum?" tanya Erina. "Hari ini Daniel jadi pendamping Sierra di lintasan balap. Seluruh penonton bersorak, bilang mereka pasangan yang serasi."

Keluarga Erina memang berada di kalangan bisnis elite, hampir semua orang kelas atas ada di lingkaran mereka.

Dia mendengus sinis. "Menurutku mereka itu kayak pelacur yang ketemu anjing! Cocok banget."

Erina menunjukkan foto ke Alyssa. Di dalam foto itu, Sierra memakai pakaian balap ketat. Di belakangnya ada mobil sport kuning yang jelas sudah dimodifikasi. Di sisinya berdiri Daniel, juga dalam pakaian balap. Tubuhnya tegap dan tinggi, wajah angkuhnya kini punya sisi liar yang berbeda.

Alyssa menatap foto itu dengan senyuman miris. Enam tahun pernikahan, dia belum pernah melihat sisi Daniel seperti ini.

Hari ini katanya tidak ada waktu untuk menjemput Rafatar. Ternyata sibuk ikut Sierra balapan.

Erina menunjuk foto mereka. "Lihat, sampah ketemu sampah. Kamu kalau naik lintasan, mereka langsung jadi remah-remah!"

Sebelum menikah dengan Daniel, Alyssa adalah ratu kecepatan di arena balap profesional. Namun, sejak menjadi murid Suryo, dia mulai mengalihkan fokus dan perlahan meninggalkan dunia balap.

Alyssa hanya tersenyum tipis. "Apa perlu bertanding sama mereka?"

"Ya, memang nggak perlu. Lagian, orang sama anjing jalannya beda, kalian nggak di lintasan yang sama."

Mulut Erina memang selalu tajam. Alyssa tertawa kecil. "Bukannya mau minum? Sini, aku temani."

....

Rafatar menunggu di sekolah sampai lewat pukul 9 malam. Akhirnya, Daniel dan Sierra datang menjemput.

Mereka sama sekali tidak menyangka Alyssa benar-benar tega meninggalkan Rafatar di sekolah. Kalau bukan karena guru menelepon untuk mengingatkan, mereka bahkan tidak tahu Rafatar masih menahan lapar di sekolah.

"Kak Alyssa keterlaluan ya? Sekesal apa pun, nggak boleh melampiaskan ke anak. Anak umur empat, lima tahun ngerti apa sih?" Sierra mengerutkan kening.

Rafatar memeluk Sierra dengan wajah sedih. "Bibi Sierra paling baik sama aku. Bibi harus bela aku ya."

Daniel mengerutkan kening dan langsung menelepon Alyssa. Namun, baru berdering beberapa detik, telepon sudah diputus.

Alyssa tahu persis apa isi telepon itu, tidak lain hanya menuntut alasan kenapa dia tidak menjemput Rafatar.

Telepon ditolak, wajah Daniel semakin dingin. Sesampainya di Vila Harbor, Daniel menoleh pada Sierra. "Minggu depan sudah kompetisi. Jangan sampai teralihkan urusan orang lain."

Sierra tentu paham siapa yang dimaksud dengan orang lain. "Aku tahu," jawabnya. "Aku cuma kasihan sama Rafatar ...."

"Aku akan cari waktu untuk bicara jelas dengannya," ucap Daniel.

....

Selama periode itu, Alyssa tidak sekali pun menjawab telepon dari Daniel, juga tidak membaca pesan darinya.

Kompetisi ISSDC terbagi menjadi babak awal, regional, final nasional, semifinal global, dan grand final global. Di babak awal, setiap tim wajib beranggotakan 12 orang.

Alyssa sibuk membentuk tim, kembali menghubungi rekan-rekan lamanya. Kerja sama mereka masih sama solidnya seperti dulu.

Tak terasa, hari kompetisi tiba. Suasana arena begitu meriah. Bagi tim Alyssa, babak awal terasa mudah.

Namun, di pintu masuk, dia bertemu rombongan Daniel dan Sierra. Xander juga melihat Alyssa. Dia pun tersenyum sinis.

"Wah, tamu istimewa. Dulu kerjaannya cuma cuci piring dan masak di rumah, sekarang setiap hari nongol di depan kami. Cari perhatian ya? Kamu ngerti apa sih untuk acara beginian?"

Alyssa yang memang salah satu inti tim, datang lebih dulu untuk standby di arena. Tidak disangka, dia malah bertemu mereka.

Daniel menoleh pada Alyssa. "Ikut aku masuk."

Alyssa tidak memahami maksudnya.

"Di acara formal begini jangan sembarangan, nanti bikin malu Keluarga Arthadika."

Alyssa tertawa dingin. "Aku sama Keluarga Arthadika punya hubungan apa?"

Dia berbalik dan pergi dengan senyuman sinis, langsung masuk ke arena.

"Dia sakit jiwa ya? Kenapa tiba-tiba begitu?" Xander mengerutkan kening. "Aku dengar dia sudah kabur dari rumah beberapa hari. Ini kompetisi yang ramai. Mungkin dia datang buat cari kerjaan. Dia malu ketemu kita, makanya kabur."

Sierra melirik Daniel. "Walaupun istrimu kadang keterlaluan, kamu juga nggak perlu sampai blokir kartu banknya, 'kan?"

Kemudian, dia tersenyum dan berkata lagi, "Istrimu kelihatan lembut banget. Aku suka. Kalau kamu sudah nggak sayang lagi, biar aku yang pelihara dia."

Daniel pun menanggapi dengan datar, "Terserah."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ros
Tunghu tanggal main nya aja, daniel, xander sm sierra, tanoa kalian ketahui, Allysa bs menang….. Kok ga nyadar2 ya su daniel, kalo allysa sdh minta cerai. Dan ga mau tau urusan mu. GR amat sih daniel, tetep perlakukan allysa kaya sampah.
goodnovel comment avatar
Tri Niati
bagus cerita'y
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 247

    Alyssa menyilangkan kedua tangannya di dada, lalu perlahan mengangkat kepala dan menatapnya dengan tatapan mengejek. "Katakan saja terus terang, kamu cuma takut kesayanganmu bakal kalah, 'kan?"Begitu ucapannya selesai, dia langsung berbalik dan pergi tanpa ragu sedikit pun.....Begitu tiba di kantor SkyNine Tech, Evans menghampiri dengan wajah serius. Dia meletakkan tablet di meja kerja Alyssa. Tampilan layarnya menunjukkan halaman berita. "Ada masalah."Alyssa tertegun sejenak. "Masalah apa?"Dia segera mengambil tablet itu dan membacanya. Ternyata perusahaan mitra yang mereka ajak makan malam kemarin, setelah berpesta sampai larut malam dan tampak sudah sepakat bekerja sama, justru langsung menandatangani kontrak dengan Meganova begitu meninggalkan tempat pertemuan.Padahal saat makan malam, pihak mitra memberi kesan sangat tertarik bekerja sama. Lagi pula, proyek yang sedang mereka garap adalah proyek besar, langsung terkait dengan kerja sama pemerintah dan melibatkan perusahaan b

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 246

    Malam terasa panjang dan sulit dilewati. Rasa rindu seorang anak pada kasih sayang ayahnya selalu menjadi luka yang tak bisa disembuhkan oleh seorang ibu.Meskipun Alyssa sudah berkali-kali berkata kepada Ziona dengan nada tegas bahwa mulai sekarang mereka tidak akan punya hubungan apa pun lagi dengan Daniel, hati seorang anak kecil tidak mungkin bisa melepaskan semudah itu.Daniel tetaplah ayahnya. Kenapa dia tidak boleh memanggilnya "Papa"?Sejak kecil Ziona sudah tumbuh dengan pemahaman yang tertanam dalam-dalam tentang siapa ayahnya. Kalau sekarang Alyssa mengatakan bahwa Daniel bukan ayah kandungnya, Ziona pasti akan terluka.Sama seperti saat ini, ketika dia terlihat seolah-olah sudah menerima kenyataan bahwa mereka pindah keluar dari rumah itu, di dalam hatinya dia tetap sedih setiap kali melihat keluarga itu pergi berlibur bersama.Mungkin di pikirannya, Ziona bertanya-tanya, kenapa ayahnya selalu menyayangi Rafatar, tetapi tidak pernah sayang padanya dan ibunya?Perasaan seper

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 245

    "Mm." Evans mengusap pelipisnya yang berdenyut sakit. "Ada urusan mendadak, jadi sudah pergi."Tangan Alyssa yang memegang sup pereda alkohol menegang sedikit. Tatapannya tampak agak kosong, pikirannya berantakan. Dia berusaha keras menenangkan diri agar tetap sadar."Jadi ... soal kerja samanya gimana? Pihak sana tertarik nggak?"Evans mengangguk. "Sepertinya hampir pasti. Besok aku bakal datang langsung ke kantor mereka lagi."Hari ini Alyssa minum jauh lebih banyak dari biasanya. Seluruh tubuhnya terasa tidak nyaman. Dia seolah-olah kehabisan tenaga, bahkan kepala pun terasa berat.Evans memanggil sopir pengganti dan memastikan Alyssa diantar pulang dengan selamat. Saat dia tiba di rumah, waktu baru menunjukkan pukul 8.30 malam.Ziona melihat ibunya pulang dengan tubuh yang berbau alkohol kuat dan wajah yang tampak menahan sakit. Kata-kata yang ingin dia ucapkan langsung tertelan kembali di tenggorokannya.Ziona buru-buru mendekat. "Mama ...," katanya pelan sambil berdiri di sisi so

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 244

    Mendengar itu, Sierra tersenyum. "Mana mungkin mereka nggak datang? Kesempatan kayak begini seharusnya mereka berebut buat hadir.""Bagaimanapun juga, EraNet itu pemain papan atas di industri. Sekadar datang buat tukar pengetahuan dan diskusi teknologi saja sudah cukup bikin mereka belajar lama."Sebelumnya, bukankah mereka hampir ikut semua konferensi industri? Toh tujuannya hanya untuk menambah ilmu dan mencari peluang. Sekarang acara sebagus ini sudah diatur dengan sempurna. Kalau tidak datang, rasanya tidak masuk akal."Mereka bilang ada urusan mendadak," ucap Daniel secara singkat dan tegas.Sierra dan Xander sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut dengan tingkatan yang berbeda."Nggak datang?" Xander hampir tidak percaya. "Dengan alasan apa? Sok banget? Gara-gara tanda tangan perjanjian taruhan itu, terus ngambek dan sengaja nggak datang?"Sierra melirik Daniel. Wajah pria itu tenang dan dingin, seolah-olah sama sekali tidak peduli apakah mereka datang atau tidak. Namun, Daniel s

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 243

    Evans sangat memahami rasa jengkel yang tersembunyi di hati Alyssa.Baru saja mereka saling berebut kendali atas satu proyek pemerintah, hingga akhirnya harus menandatangani perjanjian taruhan. Hubungan kedua pihak jelas jauh dari kata bersahabat.Alyssa tidak menjawab, hanya menoleh ke arah Edric dan bertanya, "Jam berapa? Nanti kami akan datang.""Jam 6 malam," jawab Edric, lalu dia beranjak pergi.Begitu dia pergi, Alyssa mengembuskan napas panjang.Evans yang memegang kemudi dengan satu tangan, berkata dengan nada berat, "Baru saja tanda tangan perjanjian taruhan dan suasananya sudah nggak enak, malah mengundang makan malam? Maksudnya apa?"Seolah-olah Daniel ingin menunjukkan kelapangan hatinya, seolah-olah proyek itu memang milik mereka.Pergi atau tidak, rasanya sama-sama bikin muak. Daniel memang selalu bertindak berlebihan."Orang bilang sekali jadi suami istri, seumur hidup tetap ada rasa," ucap Evans lirih. "Tapi dia ke kamu ...."Sama sekali tidak ada sedikit pun belas kasi

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 242

    Wajah pria itu tampak tenang. Entah sejak kapan dia datang, entah berapa banyak yang sempat dia dengar.Sierra sempat tertegun sejenak. "Daniel."Tatapan gelap Daniel tak menampakkan emosi apa pun. "Ada apa?"Reaksinya datar, seolah-olah tak mendengar percakapan barusan. Sekalipun dia mendengarnya, apa masalahnya? Toh tidak ada yang salah dengan percakapan mereka tadi.Sierra menekan bibirnya, menarik napas dalam-dalam. "Sekarang Alyssa punya SkyNine di belakang, jadi sikapnya keras. Kita sudah nggak bisa menyinggungnya lagi."Daniel menyelipkan satu tangan ke saku celana, memiringkan kepala sedikit. Bibirnya pun terangkat samar. "Untuk apa menyinggung dia?"Sierra terdiam. Saat menatap mata pria itu, dia tiba-tiba mengerti sesuatu. Benar juga, dengan posisi Alyssa sekarang, dia memang belum pantas menjadi lawan mereka."Yuk," kata Daniel.Kegembiraan melintas di wajah Sierra. Dia mengira Daniel kebetulan melewati toilet, tetapi ternyata datang untuk menjemputnya?Keduanya berjalan kel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status