Share

BAB 10 : Menahan Emosi

Dadanya sakit, tetapi sebisa mungkin Yesha tidak menunjukkan emosi apapun pada raut wajahnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuhnya bergetar karena menahan emosi. Walau ia tidak sudi untuk berbicara dan mendengar suara laki-laki itu, tetapi saat ini ia tidak memiliki pilihan lain selain meladeni pria di hadapannya. Bagaimanapun saat ini ia bukan berada di tubuhnya sendiri, melainkan di tubuh orang lain.

“Ya, kebetulan sekali,” ucapnya dengan senyum kecil menghiasi wajahnya, tetapi di dalam hati merutuki kesialannya hari ini karena bertemu dengan Arian.

Ya, pria di hadapannya ini adalah Arian Rahandika, kekasihnya di kehidupan sebelumnya. Pria berengsek yang telah mengkhianatinya.

“Kak Yesha, bisakah kita mengobrol sebentar?” ajak Arian penuh harap.

“Maaf, Arian, aku tidak bisa.” Yesha menolak cepat.

“Hanya sebentar saja, Kak.”

“Maaf, Arian, tetapi sebentar lagi Raka pulang sekolah dan aku harus menjemput Raka.”

“Kak, tolong bantu aku berbaikan dengan Vania. Sudah empat har
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isha Aziz
menarik , ngak bosan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status