Share

Ternoda sebelum Malam Pertama
Ternoda sebelum Malam Pertama
Author: Wafa Farha

Prolog

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2022-05-15 06:24:51

❤️

❤️

❤️

Seseorang tiba-tiba mendorong tubuhku melesak kembali masuk ke kamar mandi. Napas hangatnya membuat sesak. Bau busuk alkohol yang dulu sangat kusuka, menusuk penciuman hingga mendorong sesuatu dalam perut ingin keluar. Mual. Aku sangat mual. 

"Fay!" 

Mataku melebar sempurna, lelaki yang sudah kulupakan keberadaannya kini berdiri di depan  dan berbuat kurang ajar. 

Ke mana semua orang? 

Kenapa pria ini bisa masuk ke kamar? 

"Bah! Bu! Mas Indra! Tolong Lian!" Aku berteriak sekuat tenaga. Berharap satu dari mereka datang dan menolong. Tidak ada suara sesiapa. Rumah ini sangat sepi. Ya Tuhan, aku baru ingat tadi pagi Ibu bilang akan ke rumah Bude dengan Abah. Karena perjalanan lumayan jauh,  tidak mungkin mereka berboncengan, Mas Indra pasti menyetir mobil untuk mereka. 

"Diam Jalang!" seru Fay meremas mulutku hingga rasa sakit dan perih menyusul kemudian. 

"Tidak! Kamu mau apa di sini?" Ya Tuhan aku sangat takut. Apa yang akan pria ini lakukan? Handuk yang terlilit bahkan tak menutupi dengan benar.

"Heh!" Fay memiringkan senyum. "Kamu sudah tau aku akan datang rupanya." Matanya melotot memandangiku dari atas hingga bawah. "Jika aku tak bisa memilikimu setidaknya biarkan aku yang merasakannya pertama kali."

"Tidak, Fay. Aku akan menikah! Lepaskan kumohon!" 

Aku meronta sekuat yang kubisa sampai memohon-mohon padanya sambil menangis. 

'Ibu, Abah ... aku takut.'

Upayaku gagal, pria itu sedang tidak waras karena di bawah pengaruh alkohol. 

Tubuh ini tak bisa bergerak karena sudah terkunci olehnya. Air mata semakin deras seiring perbuatan kotor yang Fay lakukan. 

______

Suara-suara obrolan terdengar dari arah depan, tak lama menyusul suara derit pintu terbuka. Keluargaku sudah datang. 

"Li!" Ibu memanggilku. "Li!" Suara itu makin mendekat, karena tak ada jawaban. 

"Li kamu kenapa?" Ibu bertanya sembari menghambur ke arahku. Ia mulai panik melihat anaknya menangis lebih keras karena kedatangannya. 

Apa yang terjadi antara aku dan ibu, memancing Abah dan Mas Indra turut masuk ke kamar. 

"Kamu kenapa Li?" Abah juga bingung melihat keadaan anaknya. Lidahku masih kelu, merasa jijik pada tubuh sendiri yang kotor. 

"Katakan, Li. Jangan buat Ibu dan Abah bingung." Ibu mulai mendesak. 

Sekilas kulihat Mas Indra bergerak ke luar kamar seperti mencari sesuatu. Tak lama ia kembali. "Bah,  ada yang mendobrak pintu belakang!" seru Mas Indra. Pintu itu pasti Fay yang mendobraknya. Lelaki keparat yang nekad merenggut kehormatanku. 

Aku tidak akan memaafkanmu, Fay! Tidak akan! 

"Apa ada maling? Apa kamu dilukai?" Ibu yang sudah duduk di hadapan, memegang dua pundakku. 

"Jawab Li, jawab!" teriaknya lagi.

Apa yang harus kukatakan? Aku terlampau takut. Semua akan menghancurkan masa depan. Bagaimana dengan rencana pernikahan bersama pria bernama Ubaidillah anak Kiai dari Pesantren Darul Falah?  Tidak semua gadis punya kesempatan bisa menikah dengan pria sebaik dia. 

Aku takut, jika jujur dua keluarga akan membatalkan pernikahan ini. 

____________

Lelaki yang sudah menikahiku panik mencari sesuatu. Seperti orang kesurupan. Ia bolak-balik sprei yang sudah berantakan karena malam pertama kami jadi semakin berantakan. Sementara aku menarik selimut menutupi tubuh. 

"Ada apa, Gus?"

"Mana? Ke mana nodanya?" Ia bertanya tanpa melihat ke arah istrinya. 

Gawat, apa dia akan tahu bahwa aku tak perawan lagi? Bagaimana menjelaskannya?

Sampai bosan ia tak menemukan apa yang  dicari, Gus Bed beralih padaku. Ia manatap lekat-lekat sampai kulihat dua manik mata hitam miliknya. 

"Dek, katakan padaku sejujurnya. Kenapa tak ada bercak darah? Bukankah saat lamaran kamu bilang, kamu masih perawan?" Suara itu menekan dengan wajah yang mulai merah padam. 

Allahu ... aku takut.

Ini kah yang dimaksud ujian hijrah? Aku memang pernah jadi pecandu narkoba. Tapi aku bukan seorang pelacur atau pun pezina, dan kini haruskah hidup bertahan dengan kebohongan dan menjadi noda dalam pesantren?

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Pernikahan Alhesa

    Administrasi sudah selesai dilaksanakan oleh Alhesa. Ketika kembali ke kamar dilihatnya semua barang bawaan sudah bersih tidak ada, faqih begitu tangkas dan cekatan akan hal ini, lalu abi dan uminya sudah siap untuk kembali ke pesantrennya.Faqih membantu membopong abinya dari samping dan umi menggandengan tangan alhesa dari belakang. Jika hal ini dilihat orang mereka seperti sudah menjadi keluarga asli. Dimana menantu bersama sang mertua laki-laki dan putrinya bersama sang ibu dari belakang.Sesampainya di mobil kyai ubed yang duduk disamping faqih banyak berbincang mengenai perhelatan politik yang sedang terjadi. Dirinya bersama umi berbincang mengenai model gamis yang saat ini sedang tren. Sudah sangat seperti keluarga yang menyatu dari mereka.Sesampainya dirumah para santri sudah berjejer di sepanjang jalan untuk menyambut sang guru yang sudah sehat. Iringan hadroh dan sholawat saling bersahutan, di saat itu juga kyai ubed menitikan air mata karena pesantren yang selama ini dilind

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Faqih juga Melamar

    “Baiiklah kyai, saya memahami semua itu. Tapi saya sebagai laki-laki yang sudah sangat jatuh hati dengan putri kyai berusaha untuk mencoba bisa mempersunting putri kyai. Alasan saya mempersuntingmu bukan hanya sekedar paras yang memang cantik, tapi perilaku, kepribadian dan kecerdasannya yang membuat saya luluh untuk jatuh hati yang pertama kalinya. Karena selama ini saya belum pernah merasakan yang namanya jatuh hati kepada wanita. Apapun hasilnya nanti, saya sudah menyiapkan diri dengan segala kemungkinan. Jika kyai berkenan al hess saya sunting saya akan berjanji membuat dirinya bahagia, aman dan nyaman seumur hidup. Tapi sebaliknya jika Alhesa sendiri yang sudah memiliki tambatan hati, dirinya merasa bahagia bersama orang tersebut maka saya akan menerimanya. Bagi saya kebahagiaan Alhesa yang terpenting bagi saya.” Ujarnya kepada nabinya.“Baiklah, saya ucapkan terimakasih atas niat baikmu dan saya juga yakin kamu memang orang yang baik,amanah, dan bisa bertanggung jawab. Tapi kam

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Alex yang Melamar

    Alhesa kembali terbangun dan merasakan sakit dikepalanya. Dirinya diam sejenak dan meratapi apa yang sedang terjadi padanya. Dirinya tidak menyangka akan menerima mimpi yang sangat aneh baginya. Seolah-olah mimpi itu sangat nyata adanya. Lal dilihat jam yang berada di dinding kamarnya, dirinya melihat waktu sedang menunjukkan pukul empat dini hari. Akhirnya dirinya menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil dan sekalian mengambil air wudhu.Dilaksanakannya sholat malam dan diri nya terlihat sangat khusuk di setiap rakaatnya. Selain itu dirinya mengucapkan dzikir di setiap untaian tasbih yang terjadi putranya. Dirinya memohon petunjuk mengenai permasalahan yang sedang dihadapinya. Tapi sebelum itu dirinya memanjatkan rasa syukur akhirnya dirinya dan keluarganya bisa hidup tenang tanpa ada rasa takut dan penuh tekanan dari para penjahat yang selma ni menegurnya. Sang nabi juga sudah kembali normal dan umi puns sangat bahagia dengan keadaan nabi yang sekarang.“berilah hamba jodoh yang

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Bantuan Bude

    Sesampainya di kamar Alhesa, dirinya langsung mandi dan menyalakan shower air hangatnya. Dipakaikan sabun yang memberikan aroma terapi yang menenangkan isi kepalanya yang sedang berkecamuk. Dirinya harus bagaimana agar perjodohan itu tidak terjadi. Jujur dalam waktu yang diluar duanya saat ini ada laki-laki yang mendekat tanpa terduga.Alex yang begitu berkharisma dan entah mengapa dirinya begitu nyaman saat bercerita dengannya. Bukan tangisan yang biasanya dirinya sembunyikan dikeluarkan seketika kepadanya.Tapi saat ditelusuri kepada alex, hantianya hanya sebatas berteman seperti biasa. Tidak ada rasa jatuh hati sedikitpun, dirinya merasa nyaman dan aman menjadi teman alex. Lalu laki-laki yang ditemuinya hari ini adalah ustadz faqih yaitu laki-laki yang membuatnya cukup berdebar hatinya sejak pertama kali masuk ke ruangan tdi. Entah mengapa rasa aman dan terlindungi langsung terkuak saat melihatnya. Apalagi tadi terjadi sedikit obrolan yang membuatnya cukup untuk semkai penasaran den

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Perjodohan Lagi

    “anakku Alhesa ini dirinya masih senang berpetualang dan mencari wawasan. Entah kapan dirinya memikirkan pesantren dan nasib keturunanku.”“y amlaah baik tp kyai, dirinya begitu demi membangun pesantren sang ayah untuk menjadi lebih baik lagi dan inovatif. Karena kau dengar kalau Alhesa juga menulis banyak buku dan aksi sosialnya membela pernikahan untuk tidak buru-buru. Harus matang secara spiritual, sosial dan finansial. Bukan begitu nak?” Tanya sang kyai kepada Alhesa.“hee betul kyai!” Jawabnya kepada sang kiai.Setelah semuanya terasa nyaman, dan tenang sang kyai yang undur diri dan berkata sesuatu yang membuat Alhesa mengerutkan keningnya. “nanti ku tunggu jawabanmu terhadap Alhesa ya!” Sambil bersalaman dan cipika-cipiki layaknya tradisi para kyai yang demikian. Alhesa hanya mampu diam dan berpura-pura tidak tahu akan hal yang membuat hatinya tidak enak hati.Semuanya berpamitan termasuk dengan faqih yang tadi cukup berbincang dengannya dan bisa nyambung dengan pemikirannya me

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Bertemu Faqih

    Korean melihat Alhesa sudah merasa sedih dirinya tidak ingin melanjutkan perbincangan mengenai perjodohan tersebut. Lalu dialihkannya topic mengenai masa depannya itu, dan tak lama kemudian datanglah pesanan mereka berdua. Alhesa juga memesankan bungkusan nasi kepada umminya agar mati usai makan dirinya tidak usah menunggu lama lagi.“ayuk makan” ujar Alhesa yang melihat alex terlihat melamun.Suasana makna pun tras ahneing. Alhesa terbiasa untuk tidak bicara saat makan, selain itu alex juga tidak ingin membuat suaan aman tidak nayamanapalagi Alhesa makan dengans edikit menahan gerak karena luka yang ada di lengannya.Setelah selesai makan bersama. Akses menuju ke kasir untuk membayar semua tagihannya, alex yang berada disampingnya membantu membawakan nasi bungkus untuk sang ummi.Setelah menyelesaikan pembayaran alex pamit ke para temannya untuk mengantarkan Alhesa kembali. Sebenarnya Alhesa menolak untuk diantarkan, tapi alex berkata kalau dirinya tidak tega dan tidak enak dengan ky

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status