Home / Romansa / Ternyata Bosku Mantanku / Bab 112. Bima Tidak Lagi Iri

Share

Bab 112. Bima Tidak Lagi Iri

Author: SecretAK
last update Last Updated: 2025-05-25 02:18:13

Bintang menatap hangat cake pemberian dari Della. Beberapa menit lalu, ibu Bara itu sudah pamit pulang, tak bisa berlama-lama karena ingin menyiapkan makanan untuk ayah Bara yang sedang berada di luar. Tentu saja dia sangat bahagia mendengar ibu Bara begitu mencintai ayah Bara. Dia bisa melihat jelas ibu Bara begitu tulus pada ayah Bara.

Bintang menganggap bahwa semua orang berhak diberikan kesempatan. Apalagi di sini ibu Bara tidak berselingkuh. Meski tindakan ibu Bara salah, tetapi dia memaklumi bahwa cinta ibu Bara teramat besar pada Bara, hingga melakukan tindakan seperti itu.

“Apa kamu mau memakan cake itu?” tanya Bara yang kini masuk ke dalam rumah. Pria tampan itu sejak tadi bersembunyi, agar ibunya tak tahu dirinya sudah pulang. Bukan tanpa alasan, dia masih belum ingin bicara dengan ibunya.

Bintang mengalihkan pandangannya, ke sumber suara itu. “Bara? Kamu sudah pulang?” jawabnya yang tak mentangka Bara sudah pulang.

Bara menunduk, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Bintan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 117. Menyiapkan yang Terbaik Untuk Bintang

    Bara membawa pulang Bintang dan Bima ke rumah orang tuanya. Pria tampan itu sengaja membawa Bintang dan Bima ke rumah orang tuanya, karena dia ingin membahas tentang pengobatan Bintang di New Yor sekaligus membahas segala rencananya.Saat tiba di rumah orang tua Bara, hal yang dilakukan Galih dan Della kini langsung memberikan pelukan pada Bima. Kedua orang tua Bara tampak jelas begitu mencintai Bima. Bahkan Della yang dulu menolak Bima mati-matian sekarang menunjukkan jelas kasih sayang pada Bima.“Bara, kamu ajak Bintang ke kamar. Biar Papa dan Mama yang jaga Bima,” ucap Galih hangat seraya menggendong Bima.Bara mengangguk, mengucapkan terima kasih pada sang ayah, lalu dia membawa Bintang ke kamar. Meski belum menikah, tapi Bara tetap tidur di kamar yang sama dengan Bintang. Alasan pertama adalah karena kondisi Bintang yang belum bisa berjalan dengan baik, lalu alasan kedua karena memang sebelumnya Bara dan Bintang pernah tidur bersama saat mereka menjadi sepasang kekasih. Jadi, be

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 116. Ingin Seluruh Dunia Tahu

    Pagi itu, suasana dikediaman keluarga Bara sangat hangat. Pelayan sibuk menyajikan menu sarapan lezat dibantu oleh Della dan Bintang. Meski Bintang duduk di kursi roda, tak membuatnya lemah. Terlihat jelas Bintang begitu senang bisa membantu Della dan para pelayan.“Bintang, biarkan aku saja,” ucap Della lembut pada Bintang.Bintang tersenyum. “Nggak apa-apa. Hanya meletakan makanan ke atas meja, aku bisa. Terima kasih sudah mencemaskanku.”Della menatap hangat Bintang, penuh dengan rasa syukur. Wanita paruh baya itu menyadari betapa baik sifatnya Bintang. Rasa bersalah selalu ada di dalam hati, tetapi dia sadar bahwa dirinya tak bisa terus menerus terbelenggu dalam rasa bersalah. Pun hal yang dia syukuri adalah Bintang telah memaafkan dirinya, membuatnya merasa bisa hidup jauh lebih baik.“Mama, Grandma, Bima sudah lapar,” kata Bima dengan riang seraya masuk ke dalam ruang makan, bersama dengan Bara dan Galih.Ya, Bintang dan Bima diajak Bara untuk menginap di rumah keluarganya. Kema

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 115. Kebaikan Akan Selalu Menang

    Mobil mewah yang dilajukan Bara memasuki kediaman keluarganya. Para penjaga langsung menundukkan kepala sopan, di kala mobil Bara masuk ke dalam. Gerbang besar sudah terbuka, dan kini mobil Bara terparkir sempurna area parkir khusus.Rumah orang tua Bara sangat mewah. Mobil yang menampung di area parkir mampu menampung puluhan mobil. Hal itu yang membuat kediaman orang tua Bara memiliki banyak penjaga. Meski berada di komplek elit, tetapi memiliki penjaga adalah suatu keharusan.“Papa, ini rumah Grandpa dan Grandma?” tanya Bima polos pada Bara yang mengajaknya turun dari mobil.Bara mengangguk. “Ya, ini rumah Grandpa dan Grandma.”Bima mengerjapkan mata, dan menatap banyak sekali mobil bagus di tempat parkir. “Grandpa dan Grandma sangat kaya. Rumah ini besar dan mobil banyak. Bima kagum sekali.”Bara tersenyum seraya membelai pipi bulat Bima. “Nanti kalau Bima sudah bisa mengendarai mobil, Papa akan belikan mobil yang Bima mau.”“Papa janji?” tanya Bima sambil mendongak, menatap Bara.

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 114. Memberikan Penjelasan Pada Bima

    {Bara, datang ke rumah. Ada hal penting yang ingin Papa sampaikan. Ajak Bima juga. Tapi, Papa mohon kamu dan Bintang memberikan pengertian pada Bima tentang mamamu.}Bara terdiam membaca pesan dari ayahnya. Pria tampan itu menatap serius pesan singkat yang tertulis dari sang ayah. Dia sangat mengenal ayahnya yang tak suka berbasa-badi. Jika ayahnya mengatakan ingin bertemu dan ingin menyampaikan sesuatu, maka hal tersebut adalah hal penting.“Bara? Kamu sedang apa?” Bintang masuk ke dalam kamar seraya menggerakkan tombol di kursi rodanya, mendekat ke arah Bima. Ya, sebenarnya dia bisa berjalan, tetapi karena luka bakar yang dideritanya cukup parah, membuatnya masih belum bisa berjalan normal. Namun, meski demikian, Bara memberikan kursi roda yang terbaik, hingga membuatnya mudah untuk beraktivitas, walaupun masih duduk di kursi roda.Bara mengalihkan pandangannya, menatap Bintang yang mendekat. “Papaku mengirimkan pesan. Dia ingin aku mengajakmu dan Bima ke rumah. Dia bilang ada hal p

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 113. Mengikhlaskan Apa Yang Memang Bukan Menjadi Milik Kita

    “Aku tadi bertemu Mario.” Bara mengatakan ini di kala dirinya dan Bintang berbaring di ranjang. Mereka sudah berada di dalam kamar, setelah tadi sudah makan malam bersama Bima. Namun, sebelum masuk ke kamar mereka, tentu mereka menemani Bima lebih dulu di kamar.“Kamu ketemu Mario?” ulang Bintang memastikan, seraya menoleh menatap Bara yang berbaring di sampingnya. Tampak dia mengerutkan kening, menatap bingung Bara. Yang dia tahu hari ini Bara berangkat lebih pagi ke kantor. Dia tak tahu sama sekali tentang Bara yang bertemu Mario.“Ya, aku bertemu Mario,” jawab Bara seraya membawa Bintang, masuk ke dalam pelukannya. Pria tampan itu mengecupi puncak kepala wanita yang begitu dia cintai dengan penuh kelembutan. Tadinya dia tak ingin bercerita, tetapi, dia tak tenang jika belum menceritakan hari ini pada Bintang.Bintang terdiam sejenak, lalu mendongak dari dalam pelukan Bara. “Kamu kasih tahu Mario kalau aku tinggal sama kamu?” tanyanya pelan, dan memastikan.Bara membelai lembut pipi

  • Ternyata Bosku Mantanku   Bab 112. Bima Tidak Lagi Iri

    Bintang menatap hangat cake pemberian dari Della. Beberapa menit lalu, ibu Bara itu sudah pamit pulang, tak bisa berlama-lama karena ingin menyiapkan makanan untuk ayah Bara yang sedang berada di luar. Tentu saja dia sangat bahagia mendengar ibu Bara begitu mencintai ayah Bara. Dia bisa melihat jelas ibu Bara begitu tulus pada ayah Bara.Bintang menganggap bahwa semua orang berhak diberikan kesempatan. Apalagi di sini ibu Bara tidak berselingkuh. Meski tindakan ibu Bara salah, tetapi dia memaklumi bahwa cinta ibu Bara teramat besar pada Bara, hingga melakukan tindakan seperti itu. “Apa kamu mau memakan cake itu?” tanya Bara yang kini masuk ke dalam rumah. Pria tampan itu sejak tadi bersembunyi, agar ibunya tak tahu dirinya sudah pulang. Bukan tanpa alasan, dia masih belum ingin bicara dengan ibunya.Bintang mengalihkan pandangannya, ke sumber suara itu. “Bara? Kamu sudah pulang?” jawabnya yang tak mentangka Bara sudah pulang.Bara menunduk, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Bintan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status